Karakteristik Informan Implementasi Hak Cipta Dalam Pemanfaatan Koleksi Digital Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

4.2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Pustakawan yang ada di Perpustakaan UHN Medan . Informan yang berhasil diwawancarai berjumlah 4 orang. Pada proses wawancara informan ketiga, mulai ditemukan data yang selalu sama dan berulang-ulang. Namun penulis tetap meneruskan menggali informasi dari informan lain dengan harapan dapat menemukan informasi yang baru. Berikut adalah daftar karakteristik informan: Tabel 1 : Daftar Karakteristik Informan Kode Informan Informan Lokasi Wawancara I 1 Kepala Perpustakaan UHN Medan Ruang Kepala Perpustakaan I 2 Bagian Pengolahan Database Perpustakaan Ruang Pengolahan Database I 3 Bagian Pengadaan Ruang Pengadaan I 4 Bagian Referensi Ruang baca Informan pertama I 1 adalah informan yang berhasil diwawancarai dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu, begitu juga dengan I 2 , I 3 ,dan I 4 , kemudian penlis meminta waktunya untuk bersedia diwawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukan wawancara. I 1 diwawancara di ruangan kerja. Proses bertemunya penulis dengan I 1 adalah dimulai pada tahap perizinan melakukan penelitian dan wawancara terlebih dahulu pada bagian tata usaha kemudian tata usaha menyarankan agar langsung menemui Kepala Perpustakaan untuk menanyakan apakah diberikan izin untuk melakukan penelitian di Perpustakaan tersebut. Setelah mendapat izin dari kepala perpustakaan kemudian penulis melapor kembali kepada bagian tata usaha Perpustakaan UHN Medan. Setelah semua surat perizinan dan syarat-syarat melakukan penelitian dan wawancara terpenuhi, penulis bertanya langsung kepada ke-4 informan kapan proses wawancara dapat dilakukan , dari ke-4 informan didapat jawaban yaitu 2 Juli sampai dengan 7 Juli 2014, dengan waktu dan lokasi Universitas Sumatera Utara dikondisikan. Wawancara dengan seluruh informan tersebut barlangsung secara informal dan mendalam depth interview, disamping itu pelaksanaan wawancara dilakukan secara substantif., artinya tidak diharuskan pada suatu tempat. Suasana dan kondisi wawancara bersifat latar alamiah, artinya kondisi dan suasana yang apa adanya yang tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Pelaksanaan wawancara dilakukan pada pagi hari dan siang tepatnya berada di ruangan kerja masing-masing. Adapun bahasa yang digunakan selama wawancara adalah bahasa informal, meskipun penulis kadang-kadang menggunakan istilah bidang ilmu perpustakaan. Bahasa informal tersebut digunakan tujuan untuk memancing percakapan awal kepada informal tersebut. Percakapan berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan. Wawancara dilakukan berulang jika penulis merasa masih perlu penambahan atau kurang jelas dari wawancara sebelumnya.

4.3 Kategori