Teori Treatment Kebijakan Hukum Pidana Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Penodaan Agama

3. Teori Treatment

Treatment sebagai tujuan pemidanaan dikemukakan oleh aliran positif yang berpendapat bahwa pemidanaan sangat pantas diarahkan kepada pelaku kejahatan, bukan pada perbuatannya. Namun pemidanaan yang dimaksudkan dalam teori ini adalah untuk memberi tindakan perawatan treatment dan perbaikan rehabilitation kepada pelaku kejahatan sebagai pengganti dari penghukuman. Argument aliran ini didasarkan pada alasan bahwa pelaku kejahatan adalah orang yang sakit sehingga membutuhkan tindakan perawatan treatment dan perbaikan rehabilitation 97 Perbuatan seseorang tidak bias hanya dilihat dari aspek yuridis semata terlepas dari orang yang melakukannya. Perbuatan seseorang itu harus dilihat secara konkrit bahwa dalam kenyataannya perbuatan seseorang itu dipengaruhi oleh watak pribadinya, faktor-faktor biologis, maupun faktor-faktor lingkungan. Bentuk pertanggungjawaban si pembuat lebih bersifat tindakan treatment untuk melindungi kepentingan masyarakat. 98 Menurut Toby, perbaikan terhadap pelaku kejahatan merupakan gelombang besar dari gerakan konformis yang dipengaruhi oleh tuntutan humanism dan menggunakan pendekatan keilmuan dalam ilmu pemidanaan yang lebih konstruktif daripada penghukuman. Sebagian besar dari argument paham ini adalah penentangan terhadap pemenjaraan dan bentuk-bentuk lain dari pemidanaan dalam kepustakaan penjara singkat yang dinyatakan secara tegas 97 Mahmud Mulyadi, Op.Cit, hlm. 79. 98 Ibid, hlm. 81. Universitas Sumatera Utara bahwa pemidanaan punishment bertentangan dengan perbaikan rehabilitation. 99 Herbert L.Packer, mengajukan suatu varian yang berdasarkan aliran klasik yang disebut sebagai Behavioralisme. Aliran ini bertujuan untuk menyelamatkan eksistensi Hukum Pidana saat ini. Pokok-pokok pikiran yang melandasi aliran ini sebagai berikut : 100 1. Kehendak bebas free will adalah ilusi, karena tingkah laku manusia ditentukan oleh kekuatan-kekuatan yang terkandung di dalam kekuatan diri seseorang untuk mengubahnya; 2. Tanggung jawab moral juga merupakan ilusi, karena dosa tidak dapat dibebankan kepada suatu tingkah laku yang memang dibentuk; 3. Tingkah laku manusia seharusnya dipelajari secara ilmiah dan dikendalikan; 4. Fungsi hukum pidana seharusnya secara sederhana dan murni membawa seseorang ke dalam suatu proses pengubahan kepribadian tingkah laku mereka yang telah melakukan suatu kejahatan sehingga mereka tidak akan melakukannya lagi di masa mendatang.

4. Teori Social Defence