Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara di Rw.02 Kompleks Taman rempoa Indah. Tahun 2010

(1)

KANKER PAYUDARA DI RW.02 KOMPLEKS TAMAN

REMPOA INDAH

TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Ratna Eka Puspita Sari

NIM : 107103002412

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1431 H


(2)

ii

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 30 September 2010


(3)

iii

REMPOA INDAH

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas

Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Ratna Eka Puspita Sari

NIM: 107103002412

Pembimbing

dr. Fika Ekayanti, M. Med. Ed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(4)

(5)

v

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan nikmat yang diberikan sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu penulisan laporan penelitian ini, seperti:

1. Prof. Dr.MK. Tadjudin, SpAnd. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

2. DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter

3. dr. Fika Ekayanti, M. Med. Ed selaku dosen pembimbing penulisan skripsi yang selalu siap menyempatkan waktu dan tenaganya untuk membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini, kami mohon maaf jika kami sering merepotkan dokter dan mengganggu waktu istirahat dokter.

4. dr. Afrimal Safaruddin, SpB (K) Onk sebagai dosen penguji hasil penulisan skripsi yang berusaha menjadikan sidang skripsi bukan suatu hal yang menakutkan, akan tetapi suatu pembelajaran untuk pengalaman penting dalam

membuat suatu penelitian dan memotivasi kami untuk terus maju, ”terima kasih dok atas saran dan masukannya”.

5. Para dosen yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya, semoga ilmu kami yang kami peroleh bernanfaat.

6. Direktorat jenderal PK-PONTREN Departemen Agama yang telah memberikan kesempatan dan mempercayakan kepada saya untuk menjadi salah satu penerima beasiswa santri berprestasi di PSPD UIN Syarif Hidayatullah.

7. Teman-teman riset yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan penelitian ini, terima kasih teman-teman kalian luar biasa.

8. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan do’a dan dukungannya, terutama

ibuku yang tak pernah lelah berjuang dan mengirimkan do’anya untukku.

9. Teman-teman sejawatku tercinta di PSPD UIN Syarif Hidayatullah terutama angkatan 2007, semoga kita lulus bersama dan di waktu yang sama.


(6)

vi

do’anya. Tak lepas berkat bimbingan dan do’a tulus dari guru-guruku tercinta dapat mengantarkan saya menjadi lebih baik.

11. Teman dan Sahabat-sahabatku tercinta alumni MA. Al’Imaroh periode 2004-2007 serta adik-adik di kosan Bu Nur, terima kasih atas do’a dan dukungan kalian, canda dan tawa kalian senantiasa menghiasi hari-hariku. Semoga persahabatan kita selalu dalam ridho-Nya dan tetap istiqomah di jalan-Nya.

Akhir kata, kami berharap laporan penelitian ini dapat berguna bagi para pembaca umumnya, khususnya bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ciputat, 30 September 2010


(7)

vii

Ratna Eka Puspita Sari. Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara di Rw.02 Kompleks Taman rempoa Indah. Tahun 2010

Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma dan saat ini di Indonesia kanker payudara menempati urutan ke dua jenis kanker tersering setelah kanker leher rahim. Tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku dan menghasilkan banyak perubahan, termasuk pengetahuan di bidang kesehatan.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang faktor risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah. Metode yang digunakan peneliti adalah Analitik Observasional dan dilakukan dengan disain cross sectional.. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner berbentuk multiple choice. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang kanker payudara di Rw.02 Kompleks taman Rempoa Indah, teknik analisis yang digunakan adalah dengan uji hipotesis Chi-square tes. menggunakan spearman’s rank pada tingkat kepercayaan 95%. Dari hasil analisis statistik diperoleh nilai probabilitas p= 0,192 yang berarti nilainya p> 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang tidak menjamin tinggi pengetahuannya tentang faktor risiko kanker payudara.

Kata kunci: Faktor Risiko Kanker Payudara, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan


(8)

viii

Ratna Eka Puspita Sari. Faculty of Medicine State Islamic University Syarif Hidayatullah. The Relationship Between The Level of Education with The Knowledge of Women About The Risk Factor of The Breast Cancer in Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah. 2010

Breast cancer (Carcinoma mammae) is a disease of malignant neoplasms arising from the parenchyma, it’s the most prevalence cancer of woman and the second cancer after cervix cancer found in Indonesia. There are many of the risk factors that increase the incidence of the breast cancer. The level of education can influence the attitude and knowledge about the health. The purpose of this research is to know how the relationship between the level of education with the knowledge of women about the risk factor of the breast cancer in Rw.02 Kompleks Rempoa Indah. The method was observational analytic with design cross sectional study that have held in September 2010. The samples were women which age about 15-55 years old who was lived at Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah. Data were collected from the questionnaire test. Data were analyzed by bivariat analysis with Chi-Square Test. From the results obtained by statistical analysis of the value of probability p = 0.192, which means that its value p> 0.05. In conclusion, there is no significant relationship between level of education with the knowledge of women in Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah. The higher one's education level does not guarantee a high knowledge of risk factors for breast cancer.


(9)

ix

Halaman

LEMBAR KEASLIAN KARYA ……… ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... iii

LEMBAR PENGESAHAN ……… iv

KATA PENGANTAR ……… v

ABSTRAK …………..……… vi

DAFTAR ISI ………..………. ix

DAFTAR TABEL ….……….. xi

DAFTAR GAMBAR ……….. xii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xiii

DAFTAR ARTI SINGKATAN ……….. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...………... 1

1.2 Rumusan Masalah ..………... 4

1.3 Hipotesis ………. 4

1.4 Tujuan Penelitian ……….... 4

1.4.1 Tujuan Umum ……….... 4

1.4.2 Tujuan Khusus …….……….. 4

1.5 Manfaat Penelitian .………. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan ……….. 6

2.1.1 Pengertian Pengetahuan ...……….. 6

2.2 Anatomi Payudara ………... 11

2.2.1 Definisi Payudara ………... 11

2.2.2 Anatomi dan Fisiologi Payudara .……….. 12

2.3 Kanker Payudara ……...……….. 14

2.3.1 Definisi Kanker Payudara ……….. 14

2.3.2 Epidemiologi Kanker Payudara ………. 14

2.3.3 Gejala Klinis Kanker Payudara ………. 15

2.3.4 Perjalanan Penyakit Kanker Payudara ….……….. 16

2.3.5 Faktor Risiko Kanker Payudara ………. 22

2.3.6 Risiko Dini Kanker Payudara …..……….. 25

2.3.7 Konsep Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Individu ……… 26

2.4 Kerangka Konsep ……..………. 27


(10)

x

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ……….……… 31

3.3 Kerangka Operasional Penelitian .……….. 32

3.4 Populasi dan Sampel ..………. 33

3.5 Kriteria Penelitian ..………. 35

3.6 Instrumen Penelitian ..………. 36

3.7 Teknik Pengumpulan Data ………. 36

3.8 Teknik Pengolahan Data .……… 36

3.9 Teknik Analisis Data ..……… 37

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ..………. 39

4.2 Pembahasan ………. 42

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ..………... 46

5.2 Saran …….……….. 46

5.2.1 Bagi Peneliti .………... 47

5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan ………... 47

5.2.3 Bagi Masyarakat ...………... 47

DAFTAR PUSTAKA ………. 48

LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI ……… 50

LAMPIRAN HASIL ANALISA SPSS 16.0 FOR WINDOWS………... 51

LAMPIRAN INFORMED CONSENT MENJADI RESPONDEN ….. 57


(11)

xi

No. Judul Halaman

2.2 Faktor Risiko dan Insidens untuk Kanker Payudara 23

2.3 Definisi Operasional 29

3.1 Distribusi Sampel Setiap Rt di Wilayah Rw.02 35 yang Akan Diteliti Tahun 2010

4.4 Distribusi Hubungan Tingkat Pendidikan dengan 40 Tingkat Pengetahuan di RW.02 Kompleks Taman

Rempoa Indah

4.5 Distribusi Pertanyaan Dalam Kuesioner yang 41 Di Jawab Oleh Responden


(12)

xii

No. Judul Halaman

2.1 Anatomi Payudara Normal 11

2.2 Anatomi Payudara 12

2.3 Kerangka Konsep Penelitian 27

3.1 Kerangka Operasional Penelitian 32

4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 39 Di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan 40 Di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah


(13)

xiii

No. Judul Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti 50 2 Hasil Analisa SPSS 16.o for Windows 51 3 Informed Consent Responden 57


(14)

xiv

RW : Rukun Warga

FKUI : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

UINSH : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah CFR : Case Fatality Rate

ICD : International Classification of Disease DCIS : Ductal Carcinoma In Situ

LCIS : Lobular Carcinoma In Situ KGB : Kelenjar Getah Bening WHO : World Health Organisation


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara merupakan salah satu tumor ganas paling sering ditemukan pada wanita, kanker payudara pada pria hanya sekitar 1% dari sekian banyak kasus kanker payudara. Di Eropa Barat, Amerika Utara dan negara maju lain, insiden kanker payudara menempati posisi pertama dari kanker yang sering menjangkiti kaum wanita. RRC walaupun tergolong negara berinsiden rendah, tapi insidennya menunjukkan tren meningkat jelas, di Beijing, Shanghai, Tianjin, dan kota besar lain insiden kanker payudara telah melonjak menempati posisi pertama dari berbagai kanker wanita. Menurut statistik, setiap tahun di RRC terdapat 40.000 lebih wanita meninggal karenanya, maka kanker payudara telah menjadi salah satu penyakit serius yang mengancam negara kita. (Desen, Wan. 2008)

Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker leher rahim di Indonesia. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut. Data dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab sakit menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8.


(16)

Berdasarkan hasil penelitian dari Simanjuntak T.M (1977) yang telah melakukan penelitiannya di bagian bedah FKUI/RSCM periode 1971-1973, menemukan beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah diterima secara luas oleh kalangan pakar kanker (oncologist) di dunia adalah sebagai berikut: 1. Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih

besar untuk mendapatkan kanker payudara dan resiko ini akan bertambah samapi umur 50 tahun.

2. Wanita yang tidak menikah resikonya 2-4 kali ebih tinggi daripada wanita yang menikah dan mempunyai anak.

3. Wanita yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun resikonya 2 kali lebih besar.

4. Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya kurang dari 12 tahun resikonya 1,7 – 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun.

5. Wanita yang mengalami masa menopousenya terlambat lebih dari 55 tahun, resikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi.

6. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma atau tumor jinak payudara, resikonya 3-9 kali lebih besar.

7. Wanita dengan kanker pada payudara kontralateral, resikonya 3-9 kali lebih besar.

8. Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3-4 kali lebih besar.

9. Wanita yang mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, resikonya 2-3 kali lebih tinggi.

10. Wanitapuan, dengan riwayat keluarga ada yang menderita kaner payudara pada ibu, saudara perempuan, adik/kakak, resikonya 2-3 kali lebih tinggi.


(17)

Di tengah masyarakat kita yang belum sepenuhnya mengerti tentang faktor risiko kanker payudara tersebut di atas yang dapat meningkatkan angka kejadian kanker payudara, oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang bagaimanakah tingkat pengetahuan wanita usia 15-55 tahun di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa Indah. Mengingat saat ini kanker payudara telah menduduki urutan ke-2 jenis kanker tersering pada wanita setelah kanker serviks.

Status social ekonomi, walaupun tidak secara langsung berhubungan dengan terjadinya kanker payudara namun dapat mempengaruhi penderita kanker payudara, karena berdasarkan tinjauan pustaka dan studi epidemiolgi status sosioekonomi menengah ke atas merupakan salah satu factor risiko untuk terjadinya insidens kanker payudara(Price, SA. 2006). Begitu pula dengan tingkat pengetahuannya, biasanya seseorang dengan tingkat social ekonomi yang lebih tinggi memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dimana tingkat pendidikan sering sekali dihubungkan dengan tingkat penghetahuan individu. Status sosio-ekonomi di kawasan Kompleks Taman Rempoa Indah sebagian besar adalah berada pada tingkat sosio-ekonomi menengah ke atas, dan sebagian kecil berada pada tingkat sosioekonomi rendah dan menengah ke bawah. Hal tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak informasi yang di dapat sehingga semakin tinggi pengetahuannya (Notoatmodjo, 2001). Individu yang mempunyai banyak pengetahuan cenderung bersikap dan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya.

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan anatara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang kanker payudara dan factor risikonya di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.


(18)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut, yaitu Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diambil hipotesis bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang kanker payudara dan faktor risikonya di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.

1.4. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah terhadap faktor risiko penyakit kanker payudara.

2. Tujuan Khusus

 Penelitian ini dilakukan sebagai syarat lulus untuk pre-klinik dan untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran.

 Mengetahui tingkat pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah terhadap pengertian dan penyebab kanker payudara.


(19)

 Mengetahui tingkat pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah terhadap beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian kanker payudara.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:

 Dasar dalam melaksanakan program-program peningkatan pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah tentang penyakit kanker payudara dan fakto risikonya.

 Masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta  Pembelajaran bagi peneliti tentang tahap-tahap dalam penyusunan tugas

skripsi, dan tambahan pengetahuan tentang hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang faktor risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

 Syarat dalam memenuhi tugas skripsi dan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran (S. Ked)


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bahasan bab ini akan menampilkan penjelesan mengenai definisi pengetahuan, anatomi dan fisiologi payudara, pengertian kanker payudara, epidemiologi kanker payudara, penyebab kanker peyudara, gejala klinis, gambaran patologi, perjalanan penyakit (patogenesis), dan faktor resiko kanker payudara.

2.1 Konsep Pengetahuan a. Pengetahuan

Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna karena mempunyai cita, rasa dan karsa. Manusia memiliki kehendak untuk mengatahui segala sesuatu yang ada disekitarnya untuk itu manusia selalu mencari jalan untuk memperoleh pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2002 : 94) bahwa pengetahun merupakan hasil tahu dan nilai terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi pada penglihatan, pendengaran, penerimaan, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Dari pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang yang merupakan hasil dari tahu setelah orang itu melakukan penginderaan


(21)

terhadap suatu obyek tertentu dan kemudian diproyeksikan oleh orang tersebut menjadi suatu gambaran, presepsi, pengamatan, konsep dan fakta.

b. Konsep Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002 : 122) pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang diberikan / materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam penggunaan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain.


(22)

4. Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam sesuatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan.

5. Sintesis (Shyntetis)

Sintetis menunjukan suatu kemampuan atau melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagain kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintetis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

2.1.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Lukman (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

a) Umur

Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan


(23)

pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir. Masa menopause merupakan masa peralihan dari masa haid sampai masa berhentinya haid, berlangsung antara usia 30-46 tahun (Depkes, 2007)

.

b) Pendidikan

Tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru (SDKI, 1997). Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah mengambil keputusan dan bertindak.

Menurut Notoadmojo (1997) pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Wied Hary (1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya.

c) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari artinya makin cocok jenis pekerjaan yang diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh (Hurlock, 1998).


(24)

d) Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan (Khayan, 1997 : 34). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.

e) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada cara berfikir seseorang. (Nasution, 1999)

f) Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.

g) Media Informasi

Menurut Wied Hary (1996) informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.


(25)

h) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.(Notoatmodjo, 1997)

2. 2 Anatomi dan Fisiologi Payudara 2.2.1 Definisi Payudara

Payudara atau mammae adalah struktur kulit yang dimodifikasi, bergranular pada bagina anterior toraks, pada perempuan mengandung unsur yang mensekresi susu untuk makanan bayi. Mammae atau glandula mammaria pada wanita merupakan kelenjar tubuloalveolar kompleks yang terdiri dari 15 sampai 25 lobus yang berjalan radikal ke arah puting susu dan dipisahkan oleh jaringan ikat dan lemak, setiap lobus mempunyai duktus ekskretorius (lactiferous) yang bermuara pada putting susu. Tiap lobus dibagi lagi menjadi lobules, dengan duktus alveolaris dan alveoli menjadi bagian sekresi dari kelenjar. (Hartanto, 2005)


(26)

2.2.2 Anatomi dan Fisiologi Payudara

Struktur histologi kelenjar payudara bervariasi sesuai dengan jenis kelamin, usia, dan status fisiologisnya. Setiap kelenjar payudara terdiri atas 15-25 lobus dari jenis tubuloalveolar kompleks, yang berfungsi mensekresi air susu bagi neonatus. Setiap lobus, yang dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat padat dan banyak jaringan lemak, sesungguhnya merupakan suatu kelenjar tersendiri dengan duktus ekskretorius laktiferusnya sendiri. Duktus ini, dengan panjang 2-4,5 cm, bermuara pada papilla mammae, yang memiliki 15-25 muara, masing-masing berdiameter 0,5 mm.( Carneiro, 2007.)

Gambar 2.2 Anatomi Payudara (Carneiro, 2007)

Sebelum pubertas, kelenjar mammae terdiri atas sinus laktiferus dan beberapa cabang sinus ini, yakni duktus laktiferus. Pada gadis selama pubertas, payudara membesar dan membentuk putting susu yang mencolok. Pada anak laki-laki, kelenjar mammae tetap datar. Pembesaran payudara selama pubertas terjadi akibat penimbunan jaringan lemak dan jaringan ikat, dengan meningkatnya pertumbuhan dan percabangan duktus laktiferus akibat bertambahnya jumlah estrogen ovarium.

Struktur khas kelenjar -lobus-pada wanita dewasa berkembang pada duktus ujung terkecil. Sebuah lobus terdiri atas sejumlah duktus yang bermuara ke dalam satu duktus terminal. Setiap lobus terdapat dalam jaringan ikat longgar. Suatu jaringan ikat yang kurang padat dan kurang


(27)

banyak mengandung sel, memisahkan lobus-lobus. Dekat dengan muara papilla mammae, Duktus laktiferus menjadi lebar dan menjadi sinus laktiferus. Sinus laktiferus dilapisi epitel selapis gepeng pada muara luarnya. Epitel ini berubah menjadi epitel berlapis silindris atau berlapis kuboid. Lapisan duktus laktiferus dan duktus terminal merupakan epitel selapis kuboid dan dibungkus sel mioepitel yang berhimpitan. Jaringan ikat yang mengelilingi alveoli mengandung banyak sel limfosit dan sel plasma. Populasi sel plasma bertambah nyata menjelang akhir kehamilan, sel ini berfungsi menyekresi immunoglobulin (IgA sekretorik) yang memberikan kekebalan pasif pada neonatus.(Carneiro, 2007)

Struktur histology kelenjar ini mengalami sedikit perubahan selama siklus menstrulasi, misalnya proliferasi sel duktus di sekitar masa ovulasi. Perubahan ini bertepatan saat ketika kadar estrogen yang beredar mencapai puncaknya. Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase pra-menstrulasi menambah besar payudara.( Carneiro, 2007).

Papilla mammae (puting susu) berbentuk kerucut dan warnanya mungkin merah muda, coklat muda, atau coklat tua. Bagian luar papilla ini, ditutupi epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk yang berhubungan langsung dengan kulit didekatnya. Kulit disekitar puting susu membentuk areola mammae. Warna areola menjadi gelap selama kehamilan, akibat akumulasi melanin setempat. Setelah melahirkan, areola menjadi putih kembali namun jarang mencapai warna aslinya. Epitel puting susu berada di atas selapis jaringan ikat yang banyak mengandung serabut otot polos. Serabut-serabut ini tersusun melingkari duktus laktiferus yang lebih dalam dan tersusun sejajar terhadap duktus ini di tempat masuknya duktus pada puting susu. Puting susu ini banyak di persarafi oleh ujung saraf sensorik.( Carneiro, 2007)


(28)

2. 3 Kanker Payudara

2.3.1 Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara disebut juga dengan carcinoma mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ganas ini dapat berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, jaringan lemak maupun jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun berbahaya. Kanker ini juga termasuk dalam catatan WHO di masukkan kedalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.( Suryaningsih, 2009)

2.3.2 Epidemiologi Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang terdapat pada wanita dan masih merupakan masalah kesehatan pada wanita, karena selain merupakan salah satu penyakit keganasan kedua terbanyak juga sering menyebabkan kematian. Kanker payudara berasal dari parenkim atau dari stroma mamma. Penyakit ini oleh WHO dimasukkan dalam international classification of disease (ICD) dengan nomor kode 174 (Tjahyadi, dkk. 1986).

Insidens kanker payudara bervariasi pada setiap negara. Di Indonesia, insidens kanker payudar ada 22,2/100.000 setiap tahunnya. Di amerika insidensnya paling tinggi yaitu 71,7/100.000, di Autralia 55,6/100.000, dan di jepang insidensnya rendah yaitu 12,1/100.000 (Tjindarbumi dkk, 1995).

Umur merupakan faktor penting yang ikut menentukan insidens atau frekuensi kanker payudara. Di indonesia frekuensi kanker payudara yang tertinggi ditemukan pada umur wanita yang produktif yaitu 40-49


(29)

tahun dan tersering adalah pada usia 40 tahun ke atas (Ramli, 1995). Di Amerika frekuensi kanker payudara tertinggi ditemukan pada umur 40-50 tahun. Umur rata-rata penderita kanker payudara yang ditemukan di jakarta ialah 46 tahun, di Surabaya 47 tahun dan di Bombay India 53 tahun. Umur termuda penderita kanker payudara di surabaya ialah 14 tahun yang tertua 91 tahun (Sukardja, 1998).

Beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah diterima secara luas oleh kalangan oncologist di dunia adalah.

a. Umur lebih tua dari 39 tahun (cancer age)

b. Anak pertama lahir setelah usia 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar c. Tidak menikah (mullipara) mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggi

daripada wanita yang menikah dan punya anak.

d. Menarche (haid pertama) kurang dari 12 tahun mempunyai risiko 1,7 – 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche datang pada usia normal yaitu lebih dari 12 tahun.

e. Menopause datang terlambat (lebih dari 55 tahun) risikonya 2,5 – 5 kali lebih tinggi.

f. Pernah operasi tumor jinak payudara risikonya 2,5 kali lebih tinggi.

2.3.3. Gejala Klinis

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa benjolan pada payudara, erosi atau eksema puting susu, atau berupa perdarahan pada puting susu. Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada


(30)

kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada putting susu. Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi edema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d’orange), menjadi mengkerut atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk dan mudah berdarah. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh. (Handoyo, 1990)

2.3.4 Perjalanan Penyakit

2.3.4.1 Tahap-tahap perkembangan sel normal menjadi sel kanker Sejarah perkembangan tumor ganas dibagi dalam empat fase: perubahan yang besar pada sel target (transformasi), pertumbuhan sel yang bertransformasi tadi, invasi local dan metastasis ke seluruh tubuh. Inilah karakteristik perbedaan antara tumor jinak dan tumor ganas.

2.3.4.2 Diferensiasi dan anaplasia

Diferensiasi adalah sel neoplastik yang bila dibandngkan dengan sel normal berbeda secara fungsional dan morfologi, disebut anaplasia bila sel tersebut sudah sangat berbeda dengan sel normalnya.


(31)

1. Pleomorfisme. Sel ditemukan beberapa kali lebih besar dari sel tetangganya dan kadang beberapa sel juga kadang-kadang lebih kecil 2. Morfologi inti sel yang abnormal. Nucleus membesar dan hiperkromatik

sehingga rasio terhadap sitoplasma menjadi 1:1.Terdapat anak inti yang besar di dalam inti.

3. Mitosis. Menggambarkan aktivitas sel dalam membelah diri, biarpun adanya mitosis tidak dapat menggambarkan bahwa sel tersebut telah ganas apa tidak tetapi ada perubahan yang morfologi yang menggambarkan sel ganas apa tidak seperti atipik, mitosis aneh yang meproduksi tripolar atau quadripolar spindle.

4. Perubahan lain. Terbentuknya sel-sel tumor raksasa yang mempunyai inti yang sangat besar atau mempunyai beberapa inti sel. Di bagian tengah sel tumor tersebut biasanya mengalami nekrosis karena tidak mendapat suplai darah yang adekuat.

2.3.4.3 Kecepatan pertumbuhan sel

Kecepatan pertumbuhan sel biasanya ditandai dengan 3 factor utama: pertumbuhan sel dua kali lebih cepat dari normal, fraksi sel tumor yang berada di kolam replikasi, dan kecepatan dimana sel tumor bertumpuk. Umumnya, kecepatan pertumbuhan sel tumor sangat berkorelasi dengan tingkat diferensiasi mereka dan tumor ganas biasanya tumbuh lebih cepat dari tumor jinak. Biasanya sel tumor terhenti di fase G0 atau G1.

2.3.4.4 Invasi lokal

Semua tumor jinak tumbuh lambat dan biasanya local karena dia tidak mempunyai kemapuan untuk infiltrasi, invasi atau metastasis. Mereka membentuk kapsula fibrosa yang memisahkannya dari jaringan host. Biarpun dilindungi oleh jaringan kapsul tetapi dapat terjadi


(32)

hemangioma (neoplasma yang terbentuk dari pembuluh darah yang terbentuk di sekitar tumor) biasanya manifestasinya terlihat di kulit.

Pertumbuhan kanker bersamaan dengan infiltrasi yang progresif, invasi, dan penghancuran jaringan sekitar. Umumnya tumor ganas sangat tidak bisa membatasi geraknya dalam menyerang sel yang sehat. Pelan-pelan tumor yang ganas tersebut tumbuh mendekati jaringan kapsul dan mendorong menuju jaringan yang sehat. Pemerikaan histology massa kapsul menunjukkan barisan sel yang penetrasi dan infiltrasi ke sel yang terdekat membentuk struktur yang tidak teratur seperti kepiting yang menggambarkan sel kanker.

2.3.4.5 Metastasis

Adalah penyebaran tumor ganas menuju ke rongga-rongga tubuh, pembuluh darah dan saluran limfatik akibat sifat invasive dari tumor ganas tersebut.

1. Penyebaran ke rongga-rongga dan permukaan tubuh

Terjadi ketika tumor ganas menyerang tempat-tempat rongga tubuh yang natural. Biasanya menyerang ke kavitas peritoneal, tetapi kavitas yang lain seperti pleural, pericardial, subarachnoid, dan persendian dapat juga terkena penyebaran dari tumor ganas.

2. Penyebaran limfatik

Penyebaran melalui limfatik adalah jalan yang paling sering ditempuh oleh tumor ganas. Pada kanker payudara melakukan pemeriksaan kelenjar limfatik aksilla sangat penting untuk mengetahui progresifitas tumor dan perencanaan tata laksana

3. Penyebaran hematogen

Arteri dengan dinding yang lebih tebal dari vena lebih kuat dari penetrasi yang dilakukan oleh tumor ganas, tumor ganas yang melewati kapiler pulmoner atau arteri pulmoner dapat meningkatkan risiko terjadinya emboli. Paru-paru dan liver


(33)

merupakan yang apling lsering terkena metastasis akibat persebaran hematogen.

Seperti kanker lainnya, penyebab kanker payudara masih belum diketahui. Namun, hasil penelitian mengidentifikasi bahwa terdapat diantaranya 3 faktor yang tampaknya penting dalam peningkatan risiko kanker payudara yaitu; 1) perubahan genetic, 2) pengaruh hormon, 3) factor lingkungan.

1) Perubahan Genetik

Perubahan genetic juga berperan dalam timbulnya kanker payudara sporadic. Seperti pada sebagian besar kanker lainnya, mutasi yang mempengaruhi protoonkogen dan gen penekan tumor di epitel payudara ikut serta dalam proses transformasi onkogenik. Di antara berbagai mutasi tersebut, yang paling banyak dipelajari adalah ekspresi berlebihan protoonkogen ERBB2 (HER2/NEU), yang diketahui mengalami amplifikasi hampir 30% kanker payudara. Gen ini adalah anggota dari family reseptorfaktor pertumbuhan epidermis, dan ekspresi berlebihannya berkaitan dengan prognosis yang buruk. (Kumar, 2007)

Underwood (2006) mengatakan bahwa hasil penelitian lain juga menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai 85%. Hal yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya memainkan peranan penting.

2) Pengaruh Hormon

Kelebihan estrogen endogen, atau yang lebih tepat ketdakseimbangan hormone, jelas berperan penting. Banyak factor risiko yang telah disebutkan ; usia subur yang lama, nuliparitas, dan


(34)

usia lanjut saat memiliki anak pertama mengisyaratkan peningkatan pajanan ke kadar estrogen yang tinggi saat daur haid .

Estrogen merangsang pembentukan factor pertumbuhan oleh sel epitel payudara normal dan oleh sel kanker. Dihipotesiskan bahwa reseptor estrogen dan progesterone yang secara normalterdapat di epitel payudara, mungkin berinteraksi dengan promoter pertumbuhan, seperti Transforming growth factor α (berkaitan dengan factor pertumbuhan epitel), platelet derived growth factor, dan factor pertumbuhan fibroblast yang dikeluarkan oleh sel kanker payudara, untuk menciptakan suatu mekanisme autokrin perkembangan tumor. (Kumar, 2007)

3) Faktor Lingkungan

Pengaruh lingkungan diisyaratkan oleh insidensi kanker payudara yang berbeda-beda dalam kelompok yang secara genetis homogen dan perbedaan geografik dalam prevalensi. faktor lingkungan lain yang penting adalah iradiasi dan estrogen eksogen. (Kumar, 2007)

2.3.4.6 Penyebaran Kanker Payudara.

Akhirnya, terjadi penyebaran melalui saluran limf dan darah. Metastasis ke kelenjar getah bening ditemukan pada sekitar 40% kanker yang bermanifestasi sebagai massa yang dapat dipalpasi,

tetapi pada kurang dari 15% kasus yang ditemukan dengan

mamografi. Lesi yang terletak di tengah atau kuadran luar biasanya mula-mula menyebar ke kelenjar aksila. Tumor yang terletak di

kuadran dalam sering mengenai kelenjar getah bening di sepanjang

arteria mamaria interna. Kelenjar supraklavikula kadang-kadang menjadi tempat utama penyebaran, tetapi kelenjar ini baru terkena hanya setelah kelenjar aksilaris dan mamaria interna terkena. Akhirnya, terjadi penyebaran ke tempat yang lebih distal, dengan kelainan metastatik di hampir semua organ atau jaringan di tubuh.


(35)

Lokasi yang disukai adalah pam, tulang, hati, dan kelenjar serta (yang lebih jarang) otak, limpa, dan hipofisis. Namun, tidak ada tempat yang dapat lolos. Metastasis mungkin timbul bertahun-tahun setelah lesi primer tampaknya telah terkontrol oleh terapi, kadang-kadang 15 tahun kemudian.

Penentuan Stadium Kanker Payudara. Faktor prognostik terpenting untuk kanker payudara adalah ukuran tumor primer, metastasis ke kelenjar getah bening, dan adanya lesi di tempat jauh. Faktor prognostik lokal yang buruk adalah invasi ke dinding dada, ulserasi kulit, dan gambaran klinis karsinoma peradangan. Gambaran ini digunakan untuk mengklasifikasikan perempuan ke dalam kelompok prognostik demi kepentingan pengobatan, konseling, dan uji klinis. Sistem penentuan stadium yang tersering digunakan telah dirancang oleh American Joint Committee on Cancer Staging dan International Union Against Cancer, seperti terlihat berikut ini. Harapan hidup 5 tahun untuk perempuan berkisar dari 92% untuk penyakit stadium a hingga 13% untuk penyakit stadium IV.

American Joint Committee on Cancer Staging of Breast Carcinoma

Stadium 0 : DCIS (termasuk penyakit Paget pada puting payudara) dan LCIS

Stadium I : Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang serta kelenjar getah bening negatif

Stadium IIA : Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai metastasis ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif lebih dari 2 cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening negatif

Stadium IIIA : Karsinoma invasif berukuran garis tengah lebih dari 2 cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening positif atau karsinoma invasif berukuran lebih dari 5 cmtanpa keterlibatan kelenjar getah bening


(36)

Stadium IlIA : Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar getah bening terfiksasi (yaitu invasi ekstranodus yang meluas di antara kelenjar getah bening atau menginvasi ke dalam struktur lain) atau karsinoma berukuran garis tengah lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi

Stadium IIIB : Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada, karsinoma yang menginvasi kulit, karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap karsinoma dengan metastasis ke kelenjar getah bening mamaria intema ipsilateral

Stadium IIIC : Karsinoma invasive ukuran berapapun dengan

kelenjar getah bening terfiksasi dan supraklavikuler homolateral, tanpa metastasis ke tempat jauh.

Stadium IV : Metastasis ke tempat jauh.

2.3.5 Faktor Risiko Kanker Payudara

Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan namun terdapat beberapa factor resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan dan genetic (Tabel 2.2). factor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan resiko kanker payudara adalah tempat tinggal di Negara berkembang bagian barat, keadaan sosioekonomi yang rendah, ras, riwayat penyakit payudara proliferative, awitan dini menarke, terlambatnya kelahiran anak pertama, menopause yang terlambat, keadaan nulipara, terapi hormone eksogen, terpajan radiasi, dan faktor-faktor makanan (obesitas dan asupan alcohol yang tinggi). (Price, SA. 2006 vol2)


(37)

Tabel 2.2 Faktor Risiko dan Insidens untuk Kanker Payudara

Faktor Risiko Insidens Tinggi Insidens Rendah Usia Usia 30-50 tahun Menurun saat menopause Lokasi

geografis

Eropa barat dan amerika utara: lebih dari 6-10 kali keturunan amerika, perempuan afrika-ameria sebelum usia 40 tahun

Jepang, sebagian besar Asia, Afrika

Perempuan kaukasian sebelum usia 40 tahun. Status

sosioekonomi

Kelompok sosioekonomi menengah ke atas

Kelompok sosioekonomi rendah

Status perkawinan

Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudara

Perempuan yang menikah

Paritas Nullipara

Kelahiran pertama setelah usia 30 tahun

Multipara (menurun dengan setiap kelahiran)

Paritas tinggi (4 atau lebih kelahiran)

Riwayat menstruasi

Abortus spontan sebelum kelahiran pertama

Menarke usia dini

Menopause lambat setelah usia 50 tahun

Kelahiran pertama sebelum usia 20 tahun, penurunan risiko setiap tahun kelambatan


(38)

sebelum usia 45 tahun Riwayat

keluarga

Keluarga perempuan tingkat pertama (keluarga maternal atau paternal ) dengan kanker payudara: 2-3 kali lebih besar terkena kanker payudara.

Ibu dan saudara perempuan, atau 2 saudara perempuan terkena kanker payudara: 6 kali lebih besar terkena kanker payudara Bentuk tubuh Obesitas (setiap penambahan 10

kg): 80% lebih besar terkena kanker payudara

Penyakit payudara lain

Hyperplasia duktus dan lobulus dengan atipia: 8 kali lebih besar terkena kanker payudara

Terpajan radiasi

Peningkatan risiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda dan anak-anak, bermanifestasi setelah usia 30 tahun; periode laten minimum: 10-15 tahun Kanker

primer kedua

Dengan kanker ovarium primer; risiko kanker payudara 3-4 kali lebih besar.


(39)

2.3.6 Resiko Dini Kanker Payudara

Tjindarbumi D (2003) menyatakan bahwa epidemiologi dari kanker payudara telah diselidiki lebih mendalam pada binatang dan manusia daripada penyakit kanker lainnya. Penelitian genetik dari penyakit ini telah berulanag kali menunjukkan suatu kenaikan 2 atau 3 kali lipat dalam resiko mendapatkan kanker payudara yang “site spesific” yang berhubungan dengan keluarga kanker payudara tingkat 1. Resiko ini menunjukkan jelas suatu kenaikkan, bila permulaan dari penyakit kanker payudara terjadi pada masa menopause atau bila terjadi bilateral.

Selanjutnya Tjindarbumi D. (2003) menyatakan bahwa kanker payudara dapat juga ditemukan pada keluarga yang mempunyai hubungan dengan penyakit kanker lainnya, termasuk kanker dari:

a. Kanker saluran pencernaan (Gastrointestinal cancer)

b. Kanker indung telur dan rahim (ovarium and endometrium cancer) c. Tumor-tumor otak (Brain cncer)

d. Kanker darah (leukimia) e. Sarkoma

Berdasarkan hasil penelitian dari Simanjuntak T.M (1977) yang telah melakukan penelitiannya di bagian bedah FKUI/RSCM periode 1971-1973, menemukan beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah diterima secara luas oleh kalangan pakar kanker (oncologist) di dunia adalah sebagai berikut:


(40)

11. Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara dan resiko ini akan bertambah samapi umur 50 tahun.

12. Wanita yang tidak menikah resikonya 2-4 kali ebih tinggi daripada wanita yang menikah dan mempunyai anak.

13. Wanita yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun resikonya 2 kali lebih besar.

14. Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya kurang dari 12 tahun resikonya 1,7 – 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun. 15. Wanita yang mengalami masa menopousenya terlambat lebih dari 55

tahun, resikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi.

16. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma atau tumor jinak payudara, resikonya 3-9 kali lebih besar.

17. Wanita dengan kanker pada payudara kontralateral, resikonya 3-9 kali lebih besar.

18. Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3-4 kali lebih besar.

19. Wanita yang mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, resikonya 2-3 kali lebih tinggi.

20. Wanitapuan, dengan riwayat keluarga ada yang menderita kaner payudara pada ibu, saudara perempuan, adik/kakak, resikonya 2-3 kali lebih tinggi.


(41)

21. Wanita yang memakai kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak akan meningkatkan resiko untuk mendapatkan kanker payudara 11 kali lebih tinggi.

2.4 Konsep Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Individu

Status social ekonomi, walaupun tidak secara langsung berhubungan dengan terjadinya kanker payudara namun dapat mempengaruhi penderita kanker payudara, karena berdasarkan tinjauan pustaka dan studi epidemiolgi status sosioekonomi menengah ke atas merupakan salah satu factor risiko untuk terjadinya insidens kanker payudara(Price, SA. 2006). Begitu pula dengan tingkat pengetahuannya, biasanya seseorang dengan tingkat social ekonomi yang lebih tinggi memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dimana tingkat pendidikan sering sekali dihubungkan dengan tingkat penghetahuan individu. Individu yang mempunyai banyak pengetahuan cenderung bersikap dan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya. Begitu juga halnya dengan perilaku kesehatan terutama dalam menanggapi penyakit tersebut. Berbeda dengan mereka yang status social ekonominya menengah ke bawah, biasanya mereka lebih sering mengabaikan status kesehatannya.

Menurut Rosentoc (1974) dalam Notoatmodjo (1993) seseorang akan melakukan pencegahan terhadap suatu penyakit jika ia benar-benar merasa terancam oleh penyakit tersebut. Jika tidak maka ia tidak akan melakukan apa-apa. Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan


(42)

informasi yang banyak tentang suatu penyakit tertentu akan melakukan tindakan yang positif dalam menanggapi kesehatannya seperti cepatnya mencari pengobatan dan mengobati penyakitnya sesuai dengan metode kesehatan yang berlaku.

2.5 Kerangka Konsep

Dari studi literature, pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang kanker payudara dan factor-faktor yang mempengaruhinya dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Akan tetapi karena keterbatasan peneliti baik dalam dana, tenaga, maupun waktu, maka peneliti membatasi penelittian hanya pada tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa Indah seperti dipaparkan:

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan:

Kata yang dicetak tebal  variabel yang diteliti

Pengetahuan Wanita Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara Umur

Pendidikan Pekerjaan Intelegensi Sosial-Budaya Media Informasi Pengalaman


(43)

2. 6 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variable dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian. (Setiadi, 2007)

Tabel.2.3 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara Ukur

Alat Ukur Skala Hasil ukur 1. Pengetahu

an tentang kanker payudara Jumlah jawaban responden yang benar terhadap 10 pertanyaan mengenai pengertian, dan factor risiko dari kanker payudara

Menjawab pertanyaan

Kuesioner Ordinal Jawaban Benar nilai= 3 Jawaban Mendeka ti Benar/ra gu-ragu nilai= 2 Jawaban salah nilai= 1 Rendah: 76-100%


(44)

Sedang: 55-75% Tinggi: < 55%

2. Pendidika n Tingkatan sekolah formal yang dicapaiseseoran g berdasarkan pengakuan responden

1. Dasar (SD, SLTP) 2. Menenga

h (SMA) 3. Tinggi

(Akadem i, S1)

Kuesioner Ordinal 1. Dasar (SD,SL TP) 2. Menen

gah (SMA) 3. Tinggi

(Akade mi, S1)

3. Faktor risiko kanker payudara Factor internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan angka kejadian kanker payudara - - - -


(45)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 Disain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik Observasional dengan menggunakan desain cross sectional melalui kuisioner yang diberikan untuk meneliti tingkat pengetahuan wanita tentang kanker payudara dan factor risikonya di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah. Dimana metode penelitian deskriptif adalah metode penilitian terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu, dimana informasi yang disediakan biasanya berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi (Setiadi, 2007:131).

3. 2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa Indah sedangkan waktu penelitiannya dilakukan pada bulan September 2010.


(46)

3. 3 Kerangka Operasional Penelitian (Frame Work)

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Penelitian

Penentuan Populasi Penentuan sampel dengan

ktiteria inklusi Sampling

Pengumpulan data:

 Membagikan Questionare kepada responden

 Meminta responden untuk menjawab pertanyaan pada lembar Questionare

Pengolahan dan analisa data:

 Editing

 Koding

 Sorting

 Entry data

 Cleaning

 Penyajian data

Laporan awal

Seminar hasil


(47)

3.4 Populasi dan Sampel Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1998:57).

Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah semua wanita 15-55 tahun yang tinggal di Kompleks Taman Rempoa Indah, dengan jumlah populasi 357 orang.

Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 1998:57). Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah semua wanita yang berusia 15-55 tahun yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik sample Random sampling, untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut :

n = Z2 .p.q L2

n : Jumlah sampel

Z : Tingkat Kemaknaan (1.96) P : Keadaan yang akan dicari = 0.50 q : 100%-p = 100%-50% = 50% = 0.50


(48)

n = Z2 .p.q L2

= (1,96)2 x 0,5 x 0,5 (0,1)2 = 96,04 = 96 sampel

Jumlah sampel di atas perlu dikoreksi terhadap jumlah populasi yang ada untuk menjaga adanya kemungkinan responden yang tidak berhasil ditemui, maka jumlah responden ditambah menjadi 100 orang untuk mengindari adanya data yang kurang valid.

Dari 100 responden yang didapat dialokasikan dalam 2 lokal dengan menggunakan rumus (Sugiono, 1997) :

nh = NH n N Keterangan :

nh : sampel terpilih

N : total sampel yang terpilih NH : jumlah warga terpilih n : total sampel


(49)

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Setiap Rt di Wilayah Rw.02 yang Akan Diteliti Tahun 2010

No. Data Jumlah Warga

Wanita

Jumlah sampel

1. Rt. 06 209 orang 59 orang

2. Rt. 07 148 orang 41orang

Jumlah 357 orang 100 orang

3.5 Kriteria Penelitian

Kriteria responden yang layak untuk diteliti: a) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk diteliti. Criteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Wanita usia 15-55 tahun yang tinggal di Kompleks Taman Rempoa Indah

2. Bisa membaca dan menulis

3. Bersedia untuk menjadi responden 4. Kooperatif

b) Kriteria Ekslusi

1. Wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks taman Rempoa Indah yang tidak bersedia menjadi responden dengan berbagai alasan.

2. Wanita usia di bawah 15 tahun yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.

3. Wanita usia di atas 55 tahun yang tinggal di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa Indah

4. Wanita usia 15-55 tahun yang memenuhi kriteria inklusi namun tidak menjawab 50% pertanyaan dalam kuesioner atau memberikan lebih dari satu jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner.


(50)

5. Besar Sampel

Sehubungan dengan keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti, sehingga tidak memungkinkan mengambil semua populasi terjangkau. Oleh karena itu peneliti mengambil sampel dalam penelitian ini 100 orang.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode (Arikunto, 1998). Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan keusioner sebagai instrument penelitian. Pada jenis pengukuran ini peneliti melakukan pengumpulan data secara formal kepada subyek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan dapat diaujukan secara langsung atau disampaikan secara lisan oleh peneliti dari daftar pertanyaan yang sudah ditulis (Nursalam, 2003).

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulam data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yang diberikan langsung kepada responden. Pada jenis pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis.

3.8 Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah secara manual melalui beberapa tahap, yaitu: a. Pengkodean (coding)

Memberi kode jawaban atau hasil pernyataan pada lembar kuesioner. b. Pengolahan data (editing)

Isian lembaran kuesioner diteliti kembali c. Pemasukan data (entry)

Data yang telah di coding kemudian dimasukkan ke dalam tabel. d. Pembersihan data (cleaning)


(51)

3.9 Teknik Analisa Data

Selanjutnya setelah data diolah maka dilakukan analisis data yaitu dengan analisis Deskriptif Univariabel dengan menggunakan distribusi frekuensi terhadap hasil kuesioner dan dijadikan dalam bentuk tabel atau grafik.

3.9.1 Untuk pengetahuan

Untuk variabel pengetahuan peneliti mebaginya ke dalam 3 kategori yaitu; rendah (< 55% mampu menjawab pertanyaan dengan benar), sedang (55-75% mampu menjawab pertanyaan dengan benar), dan tinggi (76-100% mampu menjawab pertanyaan dengan benar). Pengolahan data untuk tingkat pengetahuan peneliti menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

Pemberian skor 3 untuk setiap jawaban yang benar dan pemberian skor 2 untuk jawaban yang mendekati benar atau ragu-ragu dan skor 1 untuk jawaban yang salah.

3.9.2 Untuk Pendidikan

Untuk tingkat pendidikan peneliti mengkategorikan variabel ini menjadi 3 kategori yaitu Dasar (SD, SMP), Menengah (SMA) dan Tinggi (S1). Pengolahan data untuk variable pendidikan peneliti menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.


(52)

3.9.3 Uji Hipotesis

Pada penelitian ini data hasil penelitian diolah menggunakan rumus Chi-Square Test untuk pengujian hipotesis, karena pada penelitian ini peneliti mengkategorikan kedua variable tersebut menjadi 3 kategori yaitu rendah sedang tinggi. Uji hipotesis dengan Chi Square test ini dioperasikan dengan menggunakan SPSS for windows versi 16.0.


(53)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita tentang kanker payudara dan factor risikonya di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa Indah Ciputat Tangerang. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada bulan September tahun 2010.

4.1. Hasil Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan membahas distribusi dari 100 responden yang meliputi tingkat pendidikan, dan tingkat pengetahuan, persentase pertanyaan dalam kuisioner yang dijawab benar dan salah, serta hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan wanita tentang factor risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.

Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RW.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Tingkat Pendidikan

Dari gambar 4.1 di atas, diketahui responden yang berpendidikan dasar (SD dan SMP) adalah berjumlah 18 orang atau 18 %, yang berpendidikan


(54)

menengah sejumlah 46 atau 46%, dan yang berpendidikan tinggi sejumlah 36 orang atau 36%.

Gambar 4.2 Dirtribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di RW.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Tingkat Pengetahuan

Dari gambar 4.2 di atas, diketahui bahwa tidak ada responden dengan tingkat pengetahuan rendah, responden dengan tingkat pendidikan sedang berjumlah 29 orang atau 29%, responden dengan tingkat pengetahuan tinggi berjumlah 71 orang atau 71%.

Tabel 4.4 Distribusi Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan di RW.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Tingkat pendidikan

Pengetahuan Total OR

95 % CI

P value Rendah Sedang Tinggi

N % N % N % N %

Dasar 0 0 8 44.4 10 55.6 18 100 - 0.192 Menengah 0 0 10 21.7 36 78.3 46 100

Tinggi 0 11 10.6 25 69.4 36 100 TOTAL 0 0 29 29.0 71 71.0 100 100


(55)

Dari tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa tidak ada responden berpendidikan dasar yang berpengetahuan rendah, responden berpendidikan dasar dengan berpengetahuan sedang berjumlah 8 orang atau 44%, responden berpendidikan dasar dengan tingkat pengetahuan tinggi berjumlah 10 orang atau 55.6%. dari data di atas juga dapat di ketahui bahwa tidak ada responden berpendidikan menengah dengan tingkat pengetahuan rendah, responden berpendidikan menengah dengan tingkat pengetahuan sedang berjumlah 10 orang atau 21.7%, responden berpendidikan menengah dengan tingkat pengetahuan tinggi berjumlah 36 orang atau 78.3%. Tidak terdapat responden berpendidikan tinggi dengan tingkat pengetahuan rendah, responden berpendidikan tinggi dengan tingkat pengetahuan sedang berjumlah 11 orang atau 10.6%, responden berpendidikan tinggi dengan tingkat pendidikan tinggi berjumlah 25 orang atau 69.4%.

Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai probabilitas 0.192 artinya,

pada α 5% tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan.

Tabel 4.5 Distribusi Pertanyaan Dalam Kuesioner yang Di Jawab Oleh Responden

No. Soal

Benar Mendekati

benar/ragu-ragu

Salah TOTAL

N % N % N % N %

1. 61 61.0 31 31.0 8 8.0 100 100

2. 62 62.0 22 22.0 16 16.0 100 100

3. 55 55.0 37 37.0 8 8.0 100 100

4. 34 34.0 25 25.0 39 39.0 100 100

5. 46 46.0 33 33.0 21 21.0 100 100

6. 29 29.0 45 45.0 26 26.0 100 100

7. 35 35.0 46 46.0 18 18.0 100 100

8. 66 66.0 25 25.0 15 15.0 100 100

9. 51 51.0 32 32.0 17 17.0 100 100


(56)

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa dari kuesioner yang telah diberikan untuk pertanyaan pertama tentang pengertian kanker terdapat 21 atau 21% responden yang menjawab benar, 14 atau 14% responden yang menjawab mendekati benar/ragu-ragu, dan 65 atau 65% responden yang menjawab salah. Pertanyaan kedua tentang usia tersering yang terkena kanker payudara terdapat 62 atau 62% responden yang menjawab benar, 22 atau 22% responden yang menjawab mendekati benar, dan 16 atau 16% responden yang menjawab salah. Untuk prtanyaan ketiga tentang etiologi tersering kanker payudara terdapat 55 atau 55% responden yang menjawab benar, 37 atau 37% responden yang menjawab mendekati benar, dan 8 atau 8% responden yang menjawab salah. Pertanyaan keempat sampai pertanyaan kedelapan tentang pengetahuan responden tentang factor risiko kanker payudara rata-rata 25% responden menjawab dengan ragu-ragu. Pertanyaan kesembilan tentang pengaruh kanker payudara terhadap berat badan terdapat 66 atau 66% responden menjawab dengan benar, 25 atau 25% menjawab mendekati benar, dan 9 atau 9% responden menjawab salah. Pertanyaan kesepuluh terdapat 20 atau 20% responden menjawab benar, 14 atau 14% responden menjawab ragu-ragu, dan 66 atau 66% responden menjawab salah.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas tentang Hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita tentang kanker payudara dan factor risikonya di Rw.02 di Kompleks Taman Rempoa Indah pada Tahun 2010, dimana dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik Observasional dengan menggunakan disain cross sectional melalui uji kuesioner yang diberikan kepada wanita usia 15-55 tahun di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah. Dengan jumlah populasi sebanyak 357 orang, didapatkan jumlah sampel sebanyak 100 orang dengan metode pengambilan teknik random sampling,


(57)

peneliti akan menguraikan tingkat pengetahuan wanita usia 15-55 tahun di Kompeks Taman Rempoa Indah dan kaitannya dengan tingkat pendidikan.

4.2.1 Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Factor Risikonya

Dari hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan yaitu pengetahuan tentang kanker payudara dan factor risikonya yang telah dilakukan peneliti di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah didapatkan data bahwa responden yang berpengetahuan tinggi sejumlah 71 orang atau 71%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar warga Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah khususnya wanita telah mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan kanker payudara dan faktor yang dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya kanker payudara pada seseorang

Menurut Notoatmodjo (2003) dan Nursalam (2001), pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu, yang pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikannya semakin banyak pula informasi yang diterimanya maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya, Hal tersebut merupakan domain untuk terbentuknya sikap seseorang, pengetahuan yang baik akan berdampak dengan sikap yang baik atau positif.

4.3 Identifikasi Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan wanita tentang kanker payudara dan factor risikonya yang dilakukan di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa Indah berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan bahwa dari 100 responden yang diteliti kelompok responden yang berpengetahuan tinggi berasal dari tingkat pendidikan menengah yaitu sebesar 36 orang atau 78.4% (Diagram. 4.3). Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok responden yang berpengetahuan tinggi sebagian besar mempunyai tingkat pendidikan menengah. Sedang kelompok responden dengan tingkat pendidikan tinggi dengan


(58)

pengetahuan tinggi hanya berjumlah 25 orang atau 69.4%, hasil menunjukkan lebih rendah dibanding kelompok responden dengan tingkat pendidikan menengah dengan pengetahuan tinggi.

Menurut Nursalam (2001) bahwa semakin tinggi tigkat pendidikan seseorang maka semakin banyak informasi yang diterimanya, maka akan semakin tinggi tingkat pengetahuannya. Sehingga seseorang dengan tingkat pendidikan lebih tinggi akan berpengetahuan lebih baik dibanding mereka dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Melalui uji hipotesis dengan chi-square test melalui pogram SPSS for windows versi 16.0 didapatkan hasil nilai probabilitas sebesar 0.192 antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita Rw.02 di Kompleks Taman Rempoa Indah, nilai probabilitas tersebut menggambarkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan wanita tentang factor risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman rempoa Indah.

Hasil penelitian yang dilakukan pada wanita di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa Indah tentang Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara berbeda dengan teori yang ada bahwa ternyata didapatkan hasil tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan seseorang, berbeda pula dengan hasil penelitian yang hampir serupa yang telah dilakukan oleh Nanik Widiawaty (2005) tentang Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan wanita Tentang Kanker Payudara Di Dukuh Ngambak Lipuro Bekonang Sukoharjo adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan wanita tentang kanker payudara di Dukuh Ngambak Lipuro Bekonang Sukoharjo. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan landasan teori dan hasil penelitian yang hampir serupa sebelumnya karena berdasarkan teori Lukman (2006) terdapat banyak factor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan diantaranya pekerjaan dan media informasi bukan hanya tingkat pendidikan saja. Seseorang yang bekerja dengan profesi tertentu akan tinggi tingkat pengetahuannya tentang segala hal yang berkaitan dengan profesinya, dan tidak menjamin seseorang tersebut akan mengetahui banyak hal


(59)

di luar profesinya. Sama halnya pengetahuan tentang dunia kesehatan dan kedokteran, bagi mereka yang tidak bergelut di dunia kesehatan atau tidak berprofesi sebagai tenaga kesehatan mereka dapat disebut sebagai orang awam dalam dunia kesehatan yang tidak sepenuhnya mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan termasuk tentang kanker payudara dan factor risikonya. Oleh karena itu, factor pekerjaan juga memegang peranan penting dalam mengukur tingkat pengetahuan seseorang tidak hanya tingkat pendidikan saja.

Begitu pula dengan media informasi, Menurut Wied Hary (1996) informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Maka tidak menutup kemungkinan wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah dengan tingkat pendidikan menengah memiliki pengetahuan tinggi tentang factor risiko kanker payudara lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan wanita dengan tingkat pendidikan tinggi berpengetahuan tinggi tentang factor risiko kanker payudara.

Oleh karena itu, hasil penelitian ini yang berupa tidak adanya hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang factor risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah dapat dipertanggung jawabkan mengapa tidak sesuai dengan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, karena berdasarkan teori Lukman (2006) yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa selain tingkat pendidikan terdapat banyak factor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, dimana dalam penelitian ini yang sangat berkaitan menurut peneliti adalah pekerjaan dan media informasi.


(60)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Wanita Tentang Kanker Payudara dan Faktor Risikonya di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah Tahun 2010 terhadap 100 responden dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. 46% wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah memiliki tingkat pendidikan menengah.

2. 71% wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang Faktor Risiko Kanker Payudara.

3. 78.3% wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah dengan tingkat pendidikan menengah memiliki pengetahuan tinggi terhadap faktor risiko kanker payudara .

4. Presentase wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah dengan tingkat pendidikan tinggi dan berpengetahuan tinggi terhadap factor risiko kanker payudara (69.4%) lebih rendah dibanding wanita dengan tingkat pendidikan menengah berpengetahuan tinggi (78.3%). 5. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dan

pengetahuan wanita tentang factor risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah, karena menurut Lukman (2006) selain tingkat pendidikan terdapat factor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang diantaranya adalah pekerjaan dan media informasi.


(61)

5.2Saran

5.2.1 Bagi Peneliti

Peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut untuk mencari bagaimanakah hubungan antara pekerjaan dengan pengetahuan wanita tentang factor risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.

5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan khususnya kami sebagai mahasiswa kedokteran agar termotivasi untuk berperan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara dan factor risikonya, karena mengingat saat ini kanker payudara telah menduduki urutan ke-2 dari kanker tersering yang terjadi pada wanita. Salah satu caranya dapat melalui kegiatan penyuluhan.

5.2.3 Bagi Masyarakat

Bagi responden yaitu wanita usia 15-55 tahun yang tinggal di Kompleks Taman Rempoa Indah khusunya bagi mereka dengan pengetahuan sedang agar lebih termotivasi untuk menggali informasi lebih tentang kanker payudara dan factor risikonya dari berbagai sumber baik itu dari media massa seperti TV, radio, koran dan majalah ataupun dari berbagai program penyuluhan.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi V , Rineka Cipta, Jakarta, 2002, p 25, 37

Arthur, CG. John, EH: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, EGC, Jakarta, 2007, p 365-8

CDC.Risk Factor of The Breast Cancer. Last Revised On September 17th 2010 diunduh dari:

http://www.cancer.org/Cancer/BreastCancer/DetailedGuide/breast-cancer-risk-factors. diakses pada: 19 September 2010

CDC. Causes and Risk factor For The Breast Cancer. Last Revised On August 20th 2010, diunduh dari:

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://w ww.cancer.org/Cancer/BreastCancer/DetailedGuide/breast-cancer-risk-factors. Diaksespada: 02 September 2010

Desen, Wan: Buku Ajar Onkologi Klinis, edisi 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2008, p 366-72

EMEDICINE. Breast cancer. Cited december 2010 diunduh dari ; http://emedicine.medscape.com/article/263733-overview. diakses pada : 18 agustus 2010

Garcia, Closas: Breast Cancer Risk and Risk Factor, diunduh dari: http://info.cancerresearchuk.org/cancerstats/types/breast/riskfactors/, diakses pada: 20 September 2010

Hartanto, Huriawati: Kamus Kedokteran Dorlan, EGC, Jakart, 2005.

Junquera LC,Carneiro J:.Histologi Dasar Teks dan Atlas, Edisi 10, EGC, Jakarta, 2007, p447-50

King, Judy: Breast Cancer Answer, The Career Press, USA, 2004, p 13-19

Kumar,V. Abbas: Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease, 7th edition. Elseviers Saunders, China, 2006, p 75

Medicine Net: Breast Cancer, Disease and Conditions. 2010. Diunduh dari: http://www.medicinenet.com/breast_cancer/article.htm diakses pada: 02 September 2010


(63)

NCCN. Clinical Practice Guideline in Oncology. Breast Cancer, v.2. 2008, diunduh dari; http:// www.nccn.org.id. Taken: 06 October 2010

Notoatmodjo, S: Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, p 32, 65

Notoatmodjo, S: Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, p 27

Nursalam, S: Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, CV. Sagung Seto, Jakarta, 2001, p 32, 113

Prawirohardjo, S: Ilmu Kandungan, Edisi. 2, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2008, p486

Price, SA: Patofisiologi konsep klinis proses-proses perjalanan penyakit, edisi 6, Volume 2, EGC, Jakarta, 2006, p 1303

Ramli, M: Deteksi Dini Kanker, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2002, p34 Sjamsuhidajat, Wim de Jong: Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, EGC, Jakarta,

1997, p542-7.


(64)

Lampiran No.1 Daftar Riwayatt Hidup Peneliti

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Ratna Eka Puspita Sari Tempat, Tgl Lahir : Bekasi, 05 Agustus 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jln. Raya Setu, Rawa Banteng Rt. 05/01 Des. Mekarwangi, Kec. Cikarang Barat – Bekasi 17520 Email : ekauin@yahoo.co.id

Contact person : 085284072460

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Mekarwangi 01 (1996-2002)

2. MTs Al’imaroh (2002-2004)

3. MA Al’imaroh (2004-2007)


(65)

Lampiran No. 2 Hasil Analisa SPSS

RECODE PENDIDIKAN ('SD'='1') ('SMP'='2') ('SMA'='3') ('PT'='4'). EXECUTE.

RECODE PENDIDIKAN (3=2) (4=3) (1 thru 2=1) INTO PENDIDIKAN1. EXECUTE.

FREQUENCIES VARIABLES=PENDIDIKAN1

/ORDER=ANALYSIS.

PENDIDIKAN1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid DASAR 18 18.0 18.0 18.0

MENENGAH 46 46.0 46.0 64.0

TINGGI 36 36.0 36.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=SKOR1

/ORDER=ANALYSIS.

SKOR1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SEDANG 29 29.0 29.0 29.0

TINGGI 71 71.0 71.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

CROSSTABS

/TABLES=PENDIDIKAN1 BY SKOR1 /FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND CELL.


(66)

(Lanjutan)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENDIDIKAN1 * SKOR1 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

PENDIDIKAN1 * SKOR1 Crosstabulation

SKOR1

Total SEDANG TINGGI

PENDIDIKAN1 DASAR Count 8 10 18

% within PENDIDIKAN1 44.4% 55.6% 100.0%

MENENGAH Count 10 36 46

% within PENDIDIKAN1 21.7% 78.3% 100.0%

TINGGI Count 11 25 36

% within PENDIDIKAN1 30.6% 69.4% 100.0%

Total Count 29 71 100

% within PENDIDIKAN1 29.0% 71.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 3.305a 2 .192

Likelihood Ratio 3.214 2 .200

Linear-by-Linear Association .467 1 .494

N of Valid Cases 100

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.22.


(1)

soal7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 1.0 1.0 1.0

salah 18 18.0 18.0 19.0

mendekati benar/ragu-ragu 46 46.0 46.0 65.0

benar 35 35.0 35.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 15 15.0 15.0 15.0

mendekati benar/ragu-ragu 25 25.0 25.0 40.0

benar 60 60.0 60.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 17 17.0 17.0 17.0

mendekati benar/ragu-ragu 32 32.0 32.0 49.0

benar 51 51.0 51.0 100.0


(2)

(Lanjutan)

soal10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 1.0 1.0 1.0

salah 65 65.0 65.0 66.0

mendekati benar/ragu-ragu 14 14.0 14.0 80.0

benar 20 20.0 20.0 100.0


(3)

No. formulir :

LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN MENGISI KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA DI KOMPLEKS TAMAN REMPOA INDAH Rw.02 TENTANG FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA, PEMERIKSAAN DINI SERTA TANDA DAN GEJALANYA.

Bersamaan lembar pernyataan ini, kami mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Pendidikan Dokter), sedang melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita di kompleks taman rempoa indah Rw.02 tentang factor risiko kanker payudara , pemeriksaan dini, tanda dan gejalanya.

Untuk mendapatkan data penelitian ini, kami mengharapkan kesediaannya dalam menjawab pertanyaan/kuisioner di bawah ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman Anda. Semua yang tercantum akan tertulis dalam kuesioner ini dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Atas kesediaan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Ciputat, September 2010


(4)

(Lanjutan)

IDENTITAS RESPONDEN

Nama

Umur

Alamat

Status Pernikahan

Jumlah anak

Pendidikan 1. Tidak pernah

sekolah

3. Tamat SD

4. Tamat SMP

4. Tamat SMU

5. Tamat Perguruan Tinggi

6. ...

Pekerjaan 1. Ibu rumah tangga

2. Karyawan

3. Guru/Dosen

4. Bidan/petugas kesehatan

5. Wiraswasta

6. ...

Pengahasilan keluarga/bulan

1. Di bawah Rp. 500.000

2. Rp 1- 2 Juta

3. Rp 2- 5 Juta

4. Rp 5-10 juta

5. Di atas Rp 10 juta

6. ...

Pengahasilan keluarga/bulan

1. Suami

2. Istri

3. Anggota keluaraga lain


(5)

A. Pengertian dan penyebab kanker Payudara

1. Pengertian kanker adalah..

a. Tumbuhnya sel-sel abnormal pada jaringan organ tertentu yang tidak terkendali

b. Tumbuhnya sel-sel abnormal pada jaringan organ tertentu c. Sel-sel abnormal akan berhenti tumbuh dengan sendirinya

2. Menurut anda, bagaimana kanker payudara ini dapat terjadi? a. Faktor Keturunan

b. Adanya Pengaruh Hormon (zat tertentu dalam tubuh) c. Tertular oleh penderita lain

B. Faktor-faktor yang mendukung terjadinya peningkatan resiko terkena kanker payudara.

3. Apakah ibu sudah tahu tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan kanker

payudara? a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

4. Pada usia berapakah kanker payudara biasa terjadi? a. Usia > 30 Tahun

b. Usia < 20 Tahun c. Usia Lanjut


(6)

5. Apakah memiliki keluarga yang menderita/pernah menderita kanker

payudara dapat menjadi faktor yang menimbulkan kanker payudara? a. Ya

b. Tidak c. Ragu-ragu

6. Apakah wanita yang mendapat haid pertama pada usia muda (di bawah 10 tahun) dapat menjadi faktor yang menimbulkan kanker payudara?

a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

7. Apakah wanita yang tidak memiliki anak/ anak pertama lahir sesudah usia 30 tahun memiliki resiko terkena kanker payudara yang lebih tinggi? a. Ya

b. Tidak c. Ragu-ragu

8. Golongan usia manakah yang tersering menderita kanker payudara? a. Menengah (antara 30-50 tahun )

b. Muda (di bawah 30 tahun) c. Tua (di atas 50 tahun)

9. Menurut anda, apakah kanker payudara dapat mempengaruhi berat badan? a. Iya, berat badan menurun

b. Iya, berat badan meningkat c. Tidak mempengaruhi berat badan

10.Status sosial ekonomi manakah yang lebih sering terkena penyakit kanker payudara?

a. Sosial ekonomi menengah ke atas b. Sosial ekonomi menengah ke bawah c. Semua golongan

ATAS PERHATIAN DAN KERJASAMANYA KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan tentang SADARI dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Siswi Madrasah Aliyah Swasta Persatuan Amal Bakti 2 Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

9 99 98

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Faktor Risiko Serta Penanganan Awal Diare Akut Pada Anak di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

1 41 79

Pengetahuan tentang Pengobatan Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara di Hope Clinic Medan

10 124 67

Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat (Wanita) Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2010

0 46 65

Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010

0 6 107

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Masyarakat Usia 20-45 Tahun Terhadap Penanganan Kanker Payudara Di Kompleks Taman Rempoa Indah RT 07/RW 02

0 23 56

hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita usia 15-55 Tahun tentang tanda dan gejala kanker payudara di kompleks Rempoa Indah RW 02 pada bulan September 2010

0 14 64

Hubungan usia dengan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan faktor risikonya di kompleks Taman Rempoa Indah rw 02 pada bulan September Tahun 2010

0 6 52

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN SIKAP TERHADAP PERIKSA Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dengan Sikap Terhadap Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Produktif Di Desa Kalibening.

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TINGKAT RISIKO TERKENA KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Pada WANITA DEWASA DINI

0 0 123