20
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh perkembangan kerambah apung, jumlah kapal boat,
penggarapan lahan, perkembangan jumlah hotelterhadap kerusakan lingkungan ?
2. Apakah ada pengaruh kerusakan lingkungan terhadap pendapatan masyarakat?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh perkembangan kerambah apung, jumlah
kapal boat, penggarapan lahan, perkembangan jumlah hotel berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan
2. Untuk mengetahui pengaruh kerusakan lingkungan terhadap pendapatan masyarakat.
1.4 Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Manfaat
1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, terutama bagi mahasiswa
Universitas Sumatera Utara
21
Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
2. Sebagai masukan bagi kalangan akademisi dan peneliti yang tertarik membahas kondisi lingkungan hidup.
3. Sebagai tambahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang mengambil bahan yang sama di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
22
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Degradasi Lingkungan 2.1.1. Pengertian Degradasi Lingkungan
Degradasi lingkungan dapat diartikan sebagai penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsinya
secara baik komponen-komponen lingkungan sebagaimana mestinya. Degradasi lingkungan pada dasarnya disebabkan oleh adanya intervensi atau campur tangan
manusia yang berlebihan terhadap keberadaan lingkungan secara alamiah. Degradasi lingkungan yang dibahas dalam modul ini lebih difokuskan pada degradasi fungsi
lahan dan tanah secara umum sebagai akibat intervensi manusia dalam proses pembangunan. Degradasi lingkungan dapat terjadi akibat pemanfaatan lahan dan
masuknya bahan-bahan pencemar berbentuk padat dan cair ke lingkungan yang mana bahan-bahan ini bukan merupakan bagian dari komponen lingkungan asli. Degradasi
lingkungan dapat pula terjadi akibat proses eksploitasi terhadap lahan dan tanah, seperti yang terjadi pada proses penambangan timah, emas, batu bara, dan lain
sebagainya. Secara alami tanah hanya akan mengalami pencemaran apabila terjadi erosi, namun pencemaran alami ini selalu diimbangi oleh proses pelapukan produk
alami dan pembentukan tanah yang baru. Sebagaimana halnya air yang memiliki kualitas air maka tanah pun demikian, kualitas tanah di satu tempat dengan tanah di
tempat lain belum tentu sama.
Universitas Sumatera Utara
23
Perbedaan kualitas tanah pada umumnya dinilai dari kondisi lapisan humus hasil pelapukan dan pembusukan sisa-sisa tanaman di bagian permukaan tanah.
Semakin beragam organisme hidup yang terdapat di permukaan tanah, semakin berkualitas tanah tersebut. Degradasi lingkungan yang sering dijumpai antara lain:
1. Degradasi lingkungan akibat pertambangan 2. Degradasi lingkungan akibat industri
3. Degradasi lingkungan akibat pertanian 4. Degradasi lingkungan akibat pembangunan pemukiman
2.2Pertanian
Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi khususnya negara-negara dunia ke tiga termasuk Indonesia, sebab sebagian
penduduknya hidup dari sektor pertanian. Sektor pertanian yang relatif lebih ‘labour intensive’ memungkinkan menjadi pemasok tenaga kerja ke sektor modern. Di
samping itu sektor pertanian bisa menjadi sumber modal bagi sektor modern Sukanto: 1998; 65.
2.2.1. Klasifikasi Sektor Pertanian
Adapun pembagian bidang-bidang pertanian adalah sebagai berikut : 1. Pertanian rakyat atau disebut pertanian dalam arti sempit.
2. Perkebunan termasuk di dalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar 3. Kehutanan
4. Peternakan
Universitas Sumatera Utara
24
5. Perikanan dalam perikanan dikenal lebih lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan laut Mubyarto: 1989; 15.
Namun disini penulis hanya membahas atau menitikberatkan pada pertanian dan perkebunan saja. Dalam arti sempit pertanian diartikan sebagai
pertanian rakyat yaitu usaha pertanian dimana diproduksi bahan makanan seperti : padi dan palawija, terdiri dari jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang
kedelai dan kacang hijau, dan tanaman holtikultura sepeti : sayur-sayuran dan buah- buahan. Kelompok sayur-sayuran terdiri dari bawang merah, bawanag putih, bawang
daun, kentang, kubis, sawi, wortel, lobak, kacang merah, kacang panjang, tomat, cabe, ketimun, labu siam, kangkung, kol bunga, bayam, terung. Kelompok buah-
buahan terdir dari alpukat, mangga, jeruk, rambutan, durian, salak, pisang, nenas, manggis, nangka, sirsak, dan belimbing.
2.2.2. Syarat-Syarat Pembangunan Pertanian
Menurut Musher Mubayarto: 1989; 195, pembangunan pertanian memiliki syarat mutlak dan syarat pelancar dalam kegiatannya. Syarat mutlak
pembangunan pertanian adalah : 1. adanya pasar untukk hasil-hasil usaha tani
2. teknologi yang semakin berkembang 3. tersedianya bahan-bahan dan alat produksi secara lokal
4. adanya perangsang produksi bagi petani, dan 5. tersedianya pengangkutan yang lancar dan berkelanjutan.
Universitas Sumatera Utara
25
Dan syarat-syarat pelancarnya adalah : 1. pendidikan pembangunan
2. kredit produksi 3. kegiatan gotong royong petani
4. perbaikan dan perluasan lahan pertanian 5. perencanaan nasional pembangunan pertanian.
2.2.3. Hubungan Pertanian Dengan Pertumbuhan Ekonomi Dan Lingkungan Hidup.
Berbicara masalah pembanguna ekonomi, khususnya di dunia ke tiga orang tidak akan lepas dari masalah pertanian. Sedangkan berbicara masalah
pertanian kita tidak bisa lepas dari lahan sebab pertanian ada dan tumbuh karena tersedianya lahan meskipun saat ini telah dirintis pertanian tanpa lahan denga
teknologi dan sejenisnya, namun paling tidak sampai beberapa dekade lahan untuk pertanian masih dibutuhkan mengingat mahalnya teknologi tersebut.
Pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia, terkhusus di Sumatera Utara. Apabila pembangunan pertanian berhasil,
maka pertumbuhan ekonomi juga akan merasakan imbasnya. Pembangunan pertanian pada hakikatnya adalah pendayagunaan sumber daya pertanian secara optimal dalam
rangka pencapaian tujuan pembangunan, yaitu membangun sumber daya manusia aparatur profesional, petani mandiri dan kelembagaan pertanian yang kokoh,
meningkatkan sumber daya pertanian secara berkelanjutan, memantapkan ketahanan dan keamanan pangan, meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian,
Universitas Sumatera Utara
26
menumbuhkembangkan usaha pertanian yang akan memacu aktivitas ekonomi pedesaan, serta membangun sistem manajemen pembangunan pertanian yang
berpihak kepada petani Sukanto: 1998; 65 Dalam hubungannya dengan lingkungan, jumlah penduduk yang semakin
banyak menilmbulkan tuntutan kebutuhan manusia yang semakin bertambah. Untuk menjaga keberlangsungan hidupnya manusia butuh pangan. Untuk memenuhi
kebutuhan pangan perlu dicetak perladangan dan persawahan baru dengan jalan membuka hutan Lubis dikutip dari Ritonga: 2003; 100.
Sementara dalam menjalankan aktivitas pertanian, limbah dapat saja muncul. Untuk memperoleh hasil atau produksi biasanya sebelum ditanami tanah dilolah
terlebih dahulu seperti dibajak atau dicangkul. Praktik pengolahan tanah seperti ini biasanya menghasilkan limbah berupa partikel-partikel sedimen yang ketika sawah
atau lahan pertanian tersebut diairi, ikut terbawa ke perairan umum. Demikian pula untuk mempercepat pertumbuhan tanaman dan mencegah serangan hama, tanaman
tersebut diberi pupuk dan penyemprotan dengan pestisida. Sementara, penggunaan pupuk dan pestisida tidak akan terpakai secara keseluruha. Sisanya akan terbuang ke
lingkungan bersama-sama dengan partikel melalui saluran irigasi, mencapai sungai dan selanjutnya ke laut. Zat-zat sisa ini yang cenderung menjadi racun bagi biota lain
dan merusak keseimbangan lingkungan Supriharyono: 2007; 146.
Universitas Sumatera Utara
27
2.3 Keramba Jaring Apung