21 f.
Pengambilan contoh tanaman Dalam hal pengambilan contoh tanaman penting sekali diperhatikan umur
tanaman dan cara pengambilannya. Umur pengambilan contoh tanah sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman
seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara pengambilan contoh tanaman yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya.
E. Penanaman Pada Media Tanpa Tanah
Salah satu teknik penanaman tanpa tanah adalah hidroponik. Hidroponik dalm kajian bahasa berasal dari kata hydro yang berarti air atau ponos yang artinya daya
atau kerja. Jadi hidroponik memiliki pengertian teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman yang dilakukan
tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya
pupuk bagi tanaman. Di manapun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap tumbuh dengan baik apabila nutrisi hara yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam
konteeks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut unsur hara tersebut sehinnga kemudian dapat diserap oleh
tanaman. Dari pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, dimana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi hara
tanaman itu sendri.
22 Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral antara 5,5-6,5. Selain itu
media harus dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman yaitu:
1. Media untuk persemaian atau pembibitan Untuk persemaian dapat digunakan media pasir halus dan arang sekam. Pasir
halus sering digunakan karena mudah diperoleh namun kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah
campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk kelapa. 2. Media untuk tanaman dewasa
Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai yaitu pasir agak kasar dan arang sekam. Media yang ideal adalah arang sekam.
Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu
dan sebagainya yang dapat hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaanya hanya dapat untuk dua
kali pemakaian.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 – Maret 2011. Ekstraksi dan analisis kimia ekstrak kompos kulit nanas sedangkan analisis serapan hara
dilakukan di Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung. Penanaman dan aplikasi ekstrak kulit nanas dilakukan di rumah kaca Universitas Lampung.
B. Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain shaker, pipet, corong, erlenmeyer, timbangan, botol air mineral ukuran 1.500 ml, gelas ukur, kertas
label, dan pot untuk penanaman ukuran 1 kg.
Bahan yang digunakan adalah: limbah kulit nanas sebagai bahan baku kompos, ekstrak kompos kulit nanas, aquades, larutan asam sitrat C
6
H
8
O
7
2, larutan asam asetat CH
3
COOH 0,01N, unsur hara Mangan MnSO
4
. 7H
2
O 2,37 ppm, Seng ZnSO
4
. H
2
O 11,15 ppm, Besi Fe chelates 36,45 ppm, Boron Na
2
B
4
O
7
. 10H
2
O 0,25 dan Tembaga CuSO
4 .
5H
2
O 0,03 ppm, bibit sawi, kertas saring, tisue, serta bahan kimia untuk analisis kimia ekstrak kompos kulit nanas.