II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Baku Kulit Nanas dan Pengomposannya
Nanas berasal dari Brasil. Di Indonesia, nanas ditanam di kebun-kebun, pekarangan, dan tempat-tempat lain yang cukup mendapat sinar matahari pada
ketinggian 1-1300 m dpl. Klasifikasi ilmiah nanas adalah:
Kerajaan : Plantae
Ordo : Poales
Family : Bromeliaceae
Genus : Ananas
Species : A. Comosus
Nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Herba tahunan atau dua tahunan, tinggi 50-150 cm, terdapat tunas merayap pada bagian
pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Helaian daun bentuk pedang, tebal, liat, panjang 80-120
cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri tempel yang membengkok ke atas, sisi bawah bersisik putih, berwarna hijau atau hijau
kemerahan. Bunga majemuk tersusun dalam bulir yang sangat rapat, letaknya terminal dan bertangkai panjang. Buahnya buah buni majemuk, bulat panjang,
berdaging, berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning. Buah nanas rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya kecil, seringkali tidak jadi. Buahnya
selain di makan secara langsung, bisa juga diawetkan dengan cara direbus dan
8 diberi gula, dibuat selai, atau dibuat sirop. Buah nanas juga dapat digunakan untuk
memberi citarasa asam manis, sekaligus sebagai pengempuk daging. Daunnya yang berserat dapat dibuat benang ataupun tali. Tanaman buah nanas dapat
diperbanyak dengan mahkota, tunas batang, atau tunas ketiak daunnya.
Buah nanas mengandung vitamin A dan C, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa gula tebu, dan enzim bromelain. Bromelain
berkhasiat antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan set kanker, menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas
fibrinolitik. Kandungan seratnya dapat mempermudah buang air besar pada penderita sembelit konstipasi. Daun mengandung kalsium oksalat dan pectic
substances Rosyidah, 2010.
Berdasarkan kandungan nutriennya, ternyata kulit buah nanas mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Menurut Wijana, dkk 1991 kulit nanas
mengandung 81,72 air; 20,87 serat kasar; 17,53 karbohidrat; 4,41 protein dan 13,65 gula reduksi. Mengingat kandungan karbohidrat, gula, dan protein
yang cukup tinggi, maka kulit nanas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk melalui proses pengomposan. Selain itu, kulit nanas
diperkirakan mengandung senyawa alkaloid.
Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan. Fungsi alkaloid sendiri dalam tumbuhan
sejauh ini belum diketahui secara pasti, beberapa ahli pernah mengungkapkan bahwa alkaloid diperkirakan sebagai pelindung tumbuhan dari serangan hama dan
9 penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk mempertahankan
keseimbangan ion Mustikawati, 2006.
Beberapa pendapat mengenai kemungkinan peran alkaloid dalam tumbuhan sebagai berikut:
1. Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat dalam hewan salah satu pendapat yang dikemukan pertama kali, sekarang tidak
dianut lagi. 2. Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tandon penyimpanan nitrogen
meskipun banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun sangat kekurangan nitrogen.
3. Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan parasit atau pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti yang
mendukung fungsi ini tidak dikemukakan, mungkin merupakan konsep yang direka-reka dan bersifat ‘manusia sentris’.
4. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi struktur, beberapa
alkaloid menyerupai
pengatur tumbuh.
Beberapa alkaloid
merangasang perkecambahan yang lainnya menghambat. 5. Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar bersifat
basa, dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan.
Salah satu pemanfaatan limbah organik adalah dengan cara dibuat pupuk kompos. Pupuk kompos adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses pengomposan.
Pupuk kompos sangat baik untuk menambah unsur hara tanah sehingga dapat
10 menambah kesuburan tanah, dapat memperbaiki struktur tanah menjadi gembur,
mempertinggi kemampuan menahan air dalam tanah, memperbaiki drainase dan tata ruang udara tanah, dan mempertinggi daya ikat tanah terhadap unsur hara
tanaman sehingga memberikan kesuburan pada tanaman.
Pengomposan yang diterapkan pada penelitian ini adalah pengomposan secara aerobik. Sebanyak 300 kg limbah industri kulit nanas dimasukkan ke dalam
kantong plastik yang dilubangi. Sebelum pengomposan ditambahkan starter inokulan EM4 dengan dosis 250 ml per 7 liter air dalam tiap 75 kg bahan baku
kompos dan starter pupuk NPK Phonska 15-15-15 dengan dosis 1 kg per 75kg bahan baku kompos. Kelembaban bahan yang dikomposkan dipertahankan pada
kondisi sedang. Bahan baku kompos diaduk secara berkala dan dibiarkan selama 2-3 bulan sampai membusuk menjadi kompos.
B. Pengekstrak