Ketuntasan Belajar Penelitian yang Revelan

9. Lebih suka musik daripada seni. 10. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada dilihat. 11. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar. 12. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat visualisasi, seperti memotong bagian-bagian sehingga sesuai satu sama lain. 13. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya. 14. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.

3.4.3 Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik mengandalkan kepada sentuhan seperti gerak dan emosi untuk dapat mengingat suatu informasi. Menurut DePorter Henacky 2000: 117, ciri-ciri orang yang mempunyai gaya belajar kinestetik sebagai berikut. 1. Berbicara dengan perlahan 2. Menanggapi perhatian fisik 3. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka 4. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang. 5. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak. 6. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar. 7. Belajar melalui manipulasi dan praktek 8. Meghafal dengan cara berjalan dan melihat. 9. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca. 10. Banyak menggunakan isyarat tubuh 11. Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama 12. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu. 13. Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot dengan mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca. 14. Ingin melakukan segala sesuatu.

3.5 Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar adalah pencapaian suatu tingkat penguasaan minimal dalam tujuan pembelajaran pada setiap satuan pelajaran. Ketuntasan belajar dapat dilihat dari membandingkan nilai ulangan harian peserta didik melalui tes dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. KKM di SMP Negeri 2 Batang kelas VIII pada mata pelajaran matematika adalah 70. Indikator ketuntasan belajar pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Ketuntasan Belajar Individual Dalam penelitian ini, ketuntasan belajar individual ditandai dengan pencapaian nilai tes penalaran matematis sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal. 2 Ketuntasan Belajar Klasikal Dalam penelitian ini, suatu kelas dikatakan telah mencapai ketuntasan belajar klasikal jika banyaknya siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar individu sekurang-kurangnya adalah 75.

3.6 Tinjauan Materi Prisma

3.6.1 Standar Kompetensi

5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian- bagiannya, serta menentukan ukurannya.

3.6.2 Kompetensi Dasar

5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat limas serta bagian-bagiannya. 5.2 Membuat jaring-jaring limas. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume limas.

3.7 Penelitian yang Revelan

1. Zaenab 2015 dengan penelitiannya “Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Melalui Pendekatan Problem Posing di Kelas X IPA 1 SMA Negeri 9 Malang” diperoleh bahwa kemampuan penalaran siswa melalui pendekatan Problem Posing telah mencapai 6 dari 7 indikator penalaran Problem Posing dengan baik. Indikator yang belum terpenuhi tersebut adalah siswa menyajikan pernyataan matematika dalam bentuk diagram. Data kemampuan penalaran siswa ini diperoleh melalui analisis terhadap hasil tes yang telah dilakukan siswa. 2. Kusmaryono 2013 dengan penelitiannya “Analisis Kemampuan Penalaran Matematika pada Model Pembelajaran Numbered Heads Together dengan Pendekatan Snowball Throwing Terhadap Siswa SMP” diperoleh bahwa pembelajaran model Numbered Heads Together dengan pendekatan Snowball Throwing dapat melatih kemampuan penalaran siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan penalaran siswa secara klasikal mencapai 76,01. 3. Zainol 2011 dalam penelitian yang berjudul “learning Styles and Overall Academic Achievement in a Spesific Educational System ” diperoleh bahwa siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda dari tujuh gaya belajar utama yaitu auditorial, visual, reflektif, analitik, global, kinestetik, dan gaya belajar kelompok. Gaya belajar memberikan dampak pada prestasi secara keseluruhan. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti ingin menganalisis kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII ditinjau dari gaya belajar siswa meliputi gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik dalam Problem Based Learning PBL.

3.8 Kerangka Berfikir