Peneliti Instrumen Angket Gaya Belajar Instrumen Tes Penalaran Matematis

4.6.1 Peneliti

Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan instrumen utama. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan membuat kesimpulan. Menurut Nasution sebagaimana dikutip oleh Sugiyono 2010: 307, peneliti sebagai instrumen utama memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1. peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan 2. peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan 3. tiap situasi merupakan keseluruhan 4. suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata 5. peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh 6. hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan 7. dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diperhatikan.

4.6.2 Instrumen Angket Gaya Belajar

Dalam meneliti karakter siswa yang terbentuk dibutuhkan instrumen untuk penelitian kualitatif. Instrumen dalam penelitian kualitatif utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas maka akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara Sugiyono, 2010: 307. Angket ini disusun berdasarkan kisi-kisi dan indikator yang merujuk teori gaya belajar menurut Deporter Hernacki.

4.6.3 Instrumen Tes Penalaran Matematis

Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok Arikunto, 2006: 150. Instrumen tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tes penalaran matematis yang berupa tes uraian untuk mengetahui sejauh mana kemampuan penalaran matematis siswa. Penyusunan kisi-kisi tes disesuaikan dengan Kompetensi Dasar dan indikator kemampuan penalaran matematis. Setelah perangkat instrumen tersusun, kemudian diujicobakan terlebih dahulu pada kelompok uji coba yaitu kelompok di luar kelompok subjek penelitian. Dengan soal yang sama dan tenggang waktu yang cukup untuk diuji apakah butir-butir soal tersebut valid dan dapat digunakan. Setelah dilakukan uji coba, dilakukan analisis terhadap validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda butir soal. Soal yang diberikan pada kelas subjek adalah soal-soal yang telah diperbaiki dengan melihat hasil uji coba sebelumnya. 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Arikunto, 2006: 168. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Rumus yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } Keterangan : : Koefisien korelasi skor butir soal dan skor total. : Banyaknya subjek. : Banyaknya butir soal. : Jumlah skor total. : Jumlah perkalian skor butir dengan skor total. : Jumlah kuadrat skor butir soal. : Jumlah kuadrat skor total. Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel product moment dengan , jika maka butir soal tersebut valid. 2. Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data Arikunto, 2006: 168. Reliabilitas instrumen dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0 dan 1, misalnya angket atau soal bentuk uraian. ∑ Dengan ∑ ∑ Keterangan : : Reliabilitas instrumen yang dicari : Banyaknya butir soal : Jumlah siswa : Skor tiap butir soal : Nomor butir soal ∑ : Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal : Varians total Perhitungan reliabilitas akan sempurna jika hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel product moment. Jika maka soal tersebut reliabel. 3. Daya Pembeda Analisis daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan soal tersebut dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Signifikansi daya pembeda tes berbentuk uraian ditentukan dengan menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut. ̅̅̅ ̅̅̅ √∑ ∑ Keterangan : = daya pembeda ̅̅̅ = rata-rata kelompok atas ̅̅̅ = rata-rata kelompok bawah ∑ Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas ∑ = Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah Jika ℎ � � �� dengan derajat kebebasan = n – 1 + n – 2 dengan taraf signifikan 5 maka daya pembeda soal tersebut signifikan. Arifin, 2012 :141 4. Tingkat Kesukaran Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,0 sampai 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soalnya mudah. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Teknik perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian adalah dengan menghitung berapa persen peserta tes yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus passing grade untuk tiap-tiap item. Rumus yang digunakan adalah: Arifin, 2012 : 135. Interpretasi nilai tingkat kesukaran itemnya dapat digunakan tolak ukur sebagai berikut. 1 Jika jumlah testi yang gagal ≤ 27, termasuk mudah. 2 Jika 27 jumlah testi yang gagal ≤ 72, termasuk sedang. 3 Jika jumlah testi yang gagal 72, termasuk sukar. 4 Batas lulus ideal adalah 6 untuk skala 0-10.

4.6.4 Instrumen Pedoman Wawancara