Langkah 1: Langkah 2: Menentukan Ukuran Agregat Kasar Maksimum Langkah 3: Menentukan Kadar Agregat Kasar Optimum Langkah 4: Estimasi Kadar Air Pencampuran dan Kadar Udara Langkah 5: Menentukan Wc+p

151 Dalam perhitungan ini, nilai-nilai yang perlu diketahui sebelum perhitungan yaitu: Kuat tekan yang disyaratkan f’c= 50 MPa pada umur 28 hari. Pasir yang digunakan pasir alam, dengan karakteristik sebagai berikut: modulus kehalusan = 2,510; berat jenis pasir kering = 2,363; kapasitas absorpsi = 2,987; berat isi padat kering oven = 1677,929 kgm 3 . Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah, ukuran maksimum agregat dibatasi 20 mm dengan karakteristik sebagai berikut: Berat jenis relatif kering oven = 2,596; kapasitas absorpsi= 0,847, berat isi padat kering oven = 1504,467 kgm 3 . Bahan tambah untuk mempermudah pengerjaan dipakai superplasticizer dengan jumlah dosis yang sama untuk setiap variasi yaitu sebesar 2 dari berat semen. Semen yang dipakai adalah semen Portland Type I dengan berat jenis = 3,05. Bahan tambah pengganti sebahagian semen dipakai silica fume dengan kadar 5- 20. Silica fume yang digunakan memiliki berat jenis = 2,495.

10. Langkah 1:

Menentukan Slump dan Kekuatan yang diinginkan. Karena HRWR digunakan, beton didesain berdasarkan slump antara 25-50 mm sebelum penambahan superplasticizer. Dengan Menggunakan persamaan f’ cr = maka nilai kuat tekan rata- rata fcr’ dapat ditentukan. fcr’ = = 66,28 Mpa pada umur 28 hari 152

11. Langkah 2: Menentukan Ukuran Agregat Kasar Maksimum

Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan 66,28 MPa 62 MPa, maka digunakan agregat kasar batu pecah dengan ukuran maksimum 20 mm.

12. Langkah 3: Menentukan Kadar Agregat Kasar Optimum

Karena ukuran agregat kasar maksimum 20 mm, maka dari Tabel 2.12 didapat fraksi berat kering agregat kasar optimum = 0,72. Nilai DRUW Dry- Rodded Unir Weight atau berat isi kering oven agregat kasar adalah 1468 kgm 3 . Berat Kering Agregat OD = DRUW x DRUW Berat Kering Agregat OD = 0,72 x 1440,90 kgm 3 Berat Kering Agregat OD = 1037 kgm 3

13. Langkah 4: Estimasi Kadar Air Pencampuran dan Kadar Udara

Berdasarkan pada slump awal sebesar 25-50 mm dan ukuran maksimum agregat kasar 20 mm, dari tabel 2.13 didapat estimasi pertama kebutuhan air yaitu 170 kgm 3 dan kandungan udara terperangkap, untuk campuran yang menggunakan superplasticizer adalah 2. Dengan menggunakan persamaan 2.10, voids content pasir yang digunakan adalah: V = 1 - x 100 = 33,80 Penyesuaian air campuran, dihitung dengan menggunakan persamaan 2.11 adalah: Koreksi air campuran = 33,80 – 35 x 4,74 = -5,71 kgm 3 153 Maka, total air campuran yang diperlukan per m 3 beton = 164,29 kg. Air campuran yang diperlukan itu termasuk retarding admixture, tetapi tidak termasuk air dalam HRWR. 14. Langkah 5: Menentukan Wc+p Lihat Tabel 4.3.5 b untuk beton yang dibuat dengan menggunakan superplasticizer dan ukuran maksimum agregat 20 mm, dan yang mempunyai kekuatan tekan rata-rata yang ditargetkan untuk kondisi laboratorium fcr’ sebesar 66.28 Mpa pada umur 28 hari. Harus dicatat bahwa kekuatan tekan yang ditabelkan dalam Tabel 2.14 dan Tabel 2.15 adalah kekuatan tekan rata-rata yang diperlukan di lapangan. Oleh karena itu nilai kekuatan yang dipakai dalam tabel adalah: 0,90 x 66,28 = 59.65 Mpa Maka nilai Wc+p yang digunakan yaitu 0,35.

15. Langkah 6: Menghitung Kadar Bahan Semen