Sifat-sifat Kimia Semen Portland

28 untuk memperoleh gambaran dari perkembangan kekutan semen portland yang sedang diuji. Tabel 2.4 Kekuatan Tekan Beton Relatif sesuai dengan Pengaruh Jenis Semen yang Digunakan Jenis Semen Portland Kekuatan Tekan, dari Semen Portland Jenis I 1 Hari 3 Hari 7 Hari 28 Hari I. Biasa 100 100 100 100 II. Modified diubah 80 85 90 100 III. Kekuatan awal tinggi 190 120 110 100 IV. Panas hidrasi rendah 55 55 75 100 V. Tahan terhadap sulfat 65 75 85 100 Sumber : Teknologi Bahan II, P. E. D. C.

2. Sifat-sifat Kimia Semen Portland

a. Senyawa Kimia Secara garis besar ada empat senyawa kimia utama yang menyusun semen portland yaitu: - Trikalsium Silikat C 3 S - Dikalsium Silikat C 2 S - Trikalsium Aluminat C 3 A - Tetrakalsium Aluminoferrit C 4 AF 29 Tabel 2.5 Karakteristik Senyawa Penyusun Semen Portland Nilai Trikalsium Silikat 3CaO.SiO 2 atau C 3 S Dikalsium Silikat 2CaO.SiO 2 atau C 2 S Trikalsium Aluminat 4CaO.Al 2 O 3 atau C 3 A Tetrakalsium Aluminoferfrit 4CaO.Al 2 O 3 F e 2 O 3 Penyemenan Baik Baik Buruk Buruk Kecepatan Reaksi Sedang Lambat Cepat Lambat Pelepasan Panas Hidrasi Sedang Sedikit Banyak Sedikit Sumber : Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi, 2004 b. Kesegaran Semen Pengujian kehilangan berat akibat pembakaran dilakukan pada semen dengan suhu 900-1000 ºC. Kehilangan berat ini terjadi karena kelembaban yang menyebabkan rehidrasi dan karbonisasi dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang menguap. Kehilangan berat semen ini merupakan ukuran dari kesegaran semen. Dalam keadaan normal akan terjadi kehilangan berat sekitar 2 batas maksimum 4. c. Sisa yang Tidak Larut Sisa bahan yang tidak habis bereaksi adalah sisa bahan tidak aktif yang terdapat pada semen. Semakin sedikit sisa bahan ini, semakin baik kualitas semen. Jumlah maksimum tidak larut yang dipersyaratkan adalah 0,85. 30 d. Panas Hidrasi Semen Proses hidrasi terjadi dengan arah kedalam dan keluar. Maksudnya, hasil mengendap di bagian luar, semen yang bagian dalamnya terhidrasi secara bertahap akan terhidrasi sehingga volumenya mengecil susut. Selama proses hidrasi berlangsung, akan keluar panas yang dinamakan panas hidrasi. Pasta semen yang telah mengeras memiliki struktur berpori dengan ukuran yang sangat kecil dan bervariasi. Setelah proses hidrasi berlangsung, endapan pada permukaan butiran semen akan menyebabkan difusi air ke bagian dalam yang belum terhidrasi semakin sulit. e. Kekuatan Pasta Semen dan Faktor Air Semen Banyaknya air yang dipakai selama proses hidrasi akan mempengaruhi karakteristik kekuatan beton jadi. Pada dasarnya jumlah air yang dibutuhkan untuk proses hidrasi tersebut adalah sekitar 25 dari berat semen. Jika air yang digunakan kurang dari 25, maka kelecekan atau kemudahan dalam mengerjakan tidak akan tercapai. Beton yang memiliki workability didefenisikan sebagai beton yang dapat dengan mudah dikerjakan atau dituangkan ke dalam cetakan dan dapat dengan mudah dibentuk. Kekuatan beton akan turun jika air yang ditambahkan ke dalam campuran semakin banyak. Karena itu penambahan air harus dilakukan sedikit demi sedikit sampai nilai maksimum yang tercantum dalam rencana tercapai. Faktor Air Semen FAS atau Water Cement Ratio WCR adalah berat air dibagi dengan berat semen. FAS yang rendah menyebabkan air yang berada di antara bagian-bagian semen sedikit dan jarak antar butiran-butiran semen menjadi pendek. 31 2.4.Air Air diperlukan pada pembuatan beton untuk proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton. Air yang banyak mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam, minyak, gula atau bahan kimia yang lainnya, bila dipakai dalam dalam campuran beton akan menurunkan kualitas beton, bahkan dapat mengubah sifat-sifat beton yang dihasilkan. Tri Mulyono, 2004. Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, zat organis atau bahan lainnya yang dapat merusak beton atau tulangan. Sebaiknya dipakai air tawar yang dapat diminum. Air yang diperlukan dipengaruhi factor-faktor dibawah ini Nugraha P.,2007 : - Ukuran agregat maksimum : diameter membesar  kebutuhan air menurun begitu pula jumlah mortar yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit. - Bentuk butir : bentuk bulat  kebutuhan air menurun batu pecah perlu lebih banyak air. - Gradasi agregat : gradasi baik  kebutuhan air menurun untuk kelecakan yang sama. - Kotoran dalam agreat : makin banyak slit, tanah liat dan lumpur, kebutuhan air meningkat. - Jumlah agregat halus dibandingkan dengan agregat kasar, atau hk : agregat halus lebih sedikit  kebutuhan air menurun. Air yang dipakai dalam pembuatan beton pra-tekan dan beton yang akan ditanami logam aluminium termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat tidak boleh 32 mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan ACI 318-89: 2-2. Untuk perlindungan terhadap korosi, konsentrasi ion klorida maksimum yang terdapat dalam beton yang telah mengeras pada umur 28 hari yang dihasilkan dari bahan campuran termasuk air, agregat, bahan bersemen dan bahan campuran tambahan tidak boleh melampaui nilai batas yang telah ditentukan. Tabel 2.6 Batas Maksimum Ion Klorida Jenis Beton Batas Beton pra-tekan 0,06 Beton bertulang yang selamanya berhubungan dengan klorida 0,15 Beton betulang yang selamanya kering atau terlindung dari basah 1,00 Konstruksi beton bertulang lainnya 0,30 Sumber : Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton, Yogyakarta: Andi, 2004 Tabel 2.7 Ketentuan Minimum untuk Beton Kedap Air Jenis Beton Kondisi Lingkungan Berhubungan dengan Faktor Air Semen Maksimum Kadar Semen Minimum kgm 3 40 mm 20 mm Beton Bertulang Air Tawar Air PayauAir Laut 0,50 0,45 260 320 290 360 Beton Pra- Tekan Air Tawar Air PayauAir Laut 0,50 0,45 300 320 300 360 Sumber : Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton, Yogyakarta: Andi, 2004 33

2.5. Bahan Tambah