65
2.10. Kuat Tekan Beton
Kuat tekan mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur . semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang
dihasilkan. Kekuatan tekan beton dapat mencapai 1000 kgcm
2
atau lebih, bergantung pada jenis campuran, sifat-sifat agregat, serta cara perawatan dari beton tersebut.
Kekuatann beton normal berkisar 200 kgcm
2
sampai 500 kgcm
2
. nilai kuat tekan beton diperoleh melalui pengujian tekan menggunakan mesin uji dengan cara
memberikan beban tekan secara bertingkat dengan kecepatan pembebanan tertentu. Beban maksimum diperoleh saat benda uji pecah. Beban tersebut dibagi d ngan luas
penampang benda uji merpakan nilai kuat tekan beton yang dinyatakan dalam kgcm
2
atau MPa. Tata cara pengujian yang umum dipakai adalah standar ASTM C 39 atau menurut yang disyaratkan PBI 1989.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan kuat tekan beton adalah:
f’c =
2.8 Keterangan:
f’c = Kuat tekan beton yang diisyaratkan MPa P = Beban maksimum kN
A = Luas penampang benda uji cm
2
66 Sedangkan rumus untuk mencari kuat tekan rata-rata, standar deviasi dan kuat
tekan karakteristik adalah sebagai berikut:
f’c rata-rata =
2.9
S =
√
∑
2.10
f’cr = f’c rata-rata + 1,64 x S 2.11
Keterangan: f’c rata-rata
= Kuat tekan beton rata-rata MPa S
= Standar deviasi MPa f’cr
= Kuat tekan beton karakteristik MPa
Kuat tekan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1.
Pengaruh mutu semen portland. 2.
Pengaruh dari perbandingan adukan beton. 3.
Pengaruh air untuk membuat adukan 4.
Pengaruh umur beton. 5.
Pengaruh waktu pencampuran. 6.
Pengaruh perawatan. 7.
Pengaruh bahan campuran tambahan.
67
Tabel 2.17 Perbandingan Kuat Tekan Beton pada Berbagai Umur
2.11. Porositas Beton
Porositas dapat didefinisikan sebagai perbandingan volume poripori volume yang ditempati oleh fluida terhadap volume total beton. Porositas beton merupakan
pori-pori beton yang terbentuk akibat gelembung udara yang tidak bisa keluar dari pasta beton, hal ini menyebabkan beton keropos dan kekuatannya berkurang. Untuk
itu, dalam pembuatannya harus sangat diperhatikan proses pemadatannya untuk menghasilkan beton yang tidak keropos.
Porositas penting diteliti terutama pada bangunan tepi pantai dan bangunan yang bersinggungan dengan tanah. Air garam yang mengandung sulfat dan klorida
dapat mendesak pori-pori beton sehingga beton pecah menjadi serpihan-serpihan lepas yang dapat mengurangi kekuatan beton itu sendiri. Peningkatan porositas
diduga berhubungan dengan penurunan kekuatan beton pasca bakar. Porositas suatu bahan pada umumnya dinyatakan sebagai porositas terbuka
yakni porositas yang rongganya masih memiliki akses ke permukaan luar, walaupun rongga tersebut ada ditengah-tengah padatan.
Porositas pada suatu material dinyatakan dalam persen rongga fraksi volume dari suatu rongga yang ada dalam material tersebut. Besarnya porositas pada
68 suatu material bervariasi mulai dari 0 sampai dengan 90 tergantung dari jenis
dan aplikasi material tersebut. Porositas ini dapat dihitung dengan persamaan :
2.12
Dimana : P
= Porositas m
b
= Massa basah benda uji setelah direndam gr m
k
= Massa kering sampel setelah direndam gr V
b
= Volume benda uji cm
3
2.12. Hasil Penelitian yang Pernah Dilakukan