4 berat semen. Dengan menggunakan Sikament NN Type F maka jumlah
penggunaan air dapat dikurangi ±12 dari kebutuhan air sebelumnya. 6.
Dalam penelitian ini menggunakan benda uji kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm.
7. Suhu pembakaran yang akan dilakukan 500°C, 750°C, dan 1000°C.
8. Lama waktu pembakaran adalah 2 jam, 4 jam, dan 6 jam
1.5. Hasil Penelitian yang Pernah Dilakukan
1. As’at Pujianto, Tri Retno Y.S. Putro, dan Oktania Ariska
Peningkatan kekuatan beton adalah salah satu faktor utama yang diharapkan pada teknologi beton. Sejak lebih dari 20 tahun beton mutu tinggi dengan kuat tekan
berkisar antara 50 MPa sampai dengan 140 MPa telah digunakan di negara-negara maju pada konstruksi bangunan tingkat tinggi dan jembatan berbentang panjang atau
bangunan didalam lingkungan yang agresif. Namun di Indonesia kuat tekan beton mutu tinggi yang dapat dicapai maksimum baru sebesar 60 MPa. Sifat beton akan
mengalami penurunan kekuatan akibat adanya bahan tambah semen, agregat, dan adanya pori-pori. Pengurangan factor air semen fas dan penambahan admixture
pozzolanic seperti silicafume sering digunakan untuk memodifikasi komposisi beton dan mengurangi pori-pori. Pengurangan fas mengakibatkan menurunnya porositas
beton dan pori-pori, namun kelecakan beton juga akan berkurang sehingga sulit dikerjakan. Agar mudah dikerjakan maka perlu digunakan superplastisizer. Hasil
menunjukkan bahwa superplasticizer dengan dosis lebih dari 2 terhadap pasta semen tidak meningkatkan kelecakan pasta. Oleh karena itu semua benda uji
digunakan superplastisizer dengan dosis sekitar 2 terhadap berat semen. Pengujian
5 awal memperlihatkan adanya kelecakan yang sangat tinggi pada beton segar dan
mendapatkan kuat tekan yang lebih baik dengan silicfume sebesar 10 terhadap berat beton.
2.
I
rma Aswani Ahmad, Nur Anny Suryaningsih Taufieq, Abdul Hamid Aras
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kuat tekan setelah terbakar dan model hubungan antara temperatur dan kuat tekan beton. Benda uji
yang digunakan berbentuk kubus ukuran 15cm x 15cm x 15cm. Pemanasan dilakukan dalam oven pada temperatur 200°C - 600°C dengan interval kenaikan
50°C. Analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan beton rata-rata menurun dengan
adanya kenaikan temperatur. Beton yang telah dipanasi pada temperatur 200°C, 400°C dan 600°C, kuat tekan rata-ratanya berturut-turut sebesar 85,83, 58,40 dan
35,08 dari beton normal. Model regresi yang dihasilkan jika berbentuk regresi linier persamaannya adalah y = -0,2802x + 248,79 dengan nilai R2= 0,8539.
Sedangkan model regresi berbentuk regresi polinomial derajat 2 persamaannya adalah y = 10-4x2
– 0,3402x + 255,65 dengan nilai R2= 0,8576.
3. Trisni Bayuasri, Himawan Indarto, dan Antonius