51
Tabel 2.12
Perkiraan Ukuran Maksimum Agregat
Dengan menggunakan HRWR, kekuatan tekan beton antara 62 sampai 82 dapat dicapai dengan menggunakan ukuran agregat yang lebih besar dari ukuran nominal agregat kasar yang
dianjurkan sampai 2,5 cm.
3. Langkah 3: Menentukan Kadar Optimum Agregat Kasar
Kadar optimum agregat kasar tergantung pada ukuran maksimumnya. Kadar optimum agregat kasar yang dianjurkan, dinyatakan sebagai fraksi dari
berat kering satuan DRUW = dry-rodded unit weight, ditunjukkan pada Tabel 2.13 sebagai fungsi dari ukuran nominal maksimum.
Tabel 2.13
Volume Agregat Kasar yang dianjurkan per Unit Volume Beton
Kadar agregat kasar optimum untuk ukuran nominal maksimum dari agregat dengan menggunakan pasir dengan nilai modulus kehalusan 2,5 sampai 3,2
Ukuran nominal maksimum, cm 1
1,3 2
2,5 Volume
fraksi dari berat kering agregat kasar oven-dry rodded
0,63 0,68
0,72 0,75
Volume berdasarkan kondisi agregat kering oven-dry rodded seperti dijelaskan dalam ASTM C 29 untuk berat satuan agregat.
Kekuatan beton yang diinginkan Mpa
Perkiraan Ukuran Maksimum Agregat Kasar
cm
62 62
2 sampai 2,5 1 sampai 1,3
52 Setelah kadar optimum agregat kasar dipilih dari Tabel 2.13 berat
kering oven-dry unit weight agregat kasar per m
3
beton dapat dihitung dengan persamaan :
Berat Kering Agregat OD = x DRUW x DRUW
2.5
Dalam perencanaan campuran beton dengan kekuatan normal, kadar optimum agregat kasar diberikan sebagai suatu fungsi dari ukuran maksimum
agregat kasar dan modulus kehalusan agregat halus. Akan tetapi, campuran beton mutu tinggi biasanya mempunyai kadar bahan semen yang tinggi, dan
dengan demikian tidak tergantung pada kehadiran agregat halus untuk menambah partikel halus demi kelicinan dan kepadatan beton segar. Oleh
karena itu, untuk nilai yang diberikan dalam Tabel 2.13 dianjurkan untuk menggunakan pasir dengan nilai modulus kehalusan 2,5 sampai 3,2.
4. Langkah 4: Estimasi Air Campuran dan Kadar Udara
Jumlah air per unit volume beton yang dibutuhkan untuk menghasilkan slump yang disyaratkan tergantung pada ukuran maksimum
agregat kasar, bentuk partikel, dan gradasi agregat, jumlah semen, dan tipe water reducing admixture
yang digunakan. Jika HRWR yang digunakan, kadar air dalam admixture biasanya dikalkulasi sebagai bahan dari Wc+p. Tabel 2.14
memberikan estimasi air campuran yang diperlukan untuk menghasilkan beton mutu tinggi yang dibuat dengan ukuran maksimum agregat 1 cm sampai 2,5
cm sebelum adanya penambahan admixture kimia. Juga diberikan
53 korespondensihubungan nilai kandungan udara yang terperangkap. Jumlah air
campuran tersebut adalah maksimum untuk agregat dengan bentuk yang baik, bersih, agregat kasar bersiku angular, gradasi baik dalam batas ASTM C 33.
Karena bentuk partikel dan tekstur permukaan agregat halus dapat mempengaruhi kadar rongga kosongnya void content, persyaratan air
campuran mungkin berbeda dengan nilai yang diberikan. Nilai air campuran yang diberikan pada Tabel 2.14 dapat digunakan
jika agregat halus yang digunakan mempunyai voids content 35. Voids content
agregat halus dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Void Content, V, = x 100
2.6
Bila agregat halus dengan void content tidak sama dengan 35 yang digunakan, penyesuaian harus dibuat terhadap kadar air campuran yang
dianjurkan. Penyesuaian air ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Koreksi Air Pencampur, kgm
3
= V - 35 x 4,74 2.7
Penggunaan persamaan 2.6 menghasilkan koreksi air campuran sebesar 4,74 kgm
3
untuk setiap penyimpangan void content dari 35.
54
Tabel 2.14
Estimasi Pertama Air Campuran yang dibutuhkan dan Kadar Udara Beton Segar Berdasarkan Penggunaan Pasir dengan 35 Voids
Slump, cm. Campuran Air kgm
3
Ukuran Maksimum Agregat Kasar cm
1 1,3
2 2,5
2,5 sampai 5 5 sampai 7,5
7,5 sampai 10 184
190 196
175 184
190 170
175 181
166 172
178 Udara yang Terperangkap
3 2,5
2,5 2,0
2 1,5
1,5 1,0
Nilai yang diberikan harus disesuaikan untuk pasir dengan voids ≠ 35 dengan menggunakan persamaan 4-3.
Untuk campuran yang diberi tambahan HRWR.
5. Langkah 5: Menentukan Wc+p