Produk Mudharabah TINJAUAN TEORITIS

12 usaha dibagi dalam bentuk prosentase nisbah sesuai kesepakatan, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola, apabila kerugian itu diakibatkan oleh kelalaian si pengelola maka si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. 5 Secara etimologi menurut beberapa pengertian mudharabah : a. Menurut M. Syafi’I Antonio al-mudharabah berasal dari kata adh- dharb artinya memukul atau lebih tepatnya proses seorang memukul kakinya dalam perjalanan usaha. 6 b. Menurut Muhammad mudharabah atau disebut juga muqarradhah secara bahasa berarti bepergian untuk urusan dagang. 7 Menurut istilah syara’ mudharabah berarti akad antara dua pihak untuk bekerjasama dalam usaha perdagangan dimana salah satu pihak memberikan kepada pihak lain sebagai modal usaha dan keuntungan dari usaha itu akan dibagi diantara mereka berdua sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 8 Ada banyak definisi yang dikemukakan oleh ulama fiqih dan para praktisi ekonomi islam yang pada intinya terdapat kesamaan subtansi. Adapun definisi-definisi itu diantaranya: 5 M. Syafi’I Antonio, Bank Syaria’ah Wacana Ulana dan Cendekiawan, Jakarta: Gema Insani, Tazkia Cendekia, 1999, h. 135 6 M. Syafi’I Antonio, Bank Syaria’ah,Jakarta: Gema Insani, Tazkia Cendekia, 1999, h. 171 7 Muhammad, Manajemen pembiayaan Mudharabah, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h. 47 8 Sayyid Sabiq, Fiqh Al-Sunnah, Beirut: Dar al-fikr, 1983, jilid 3, h. 212 13 Menurut Ibnu Rusyd dalam kitab bidayah al-Mujtahid Wa Nihaya al-Muqtasid, mudharabah ialah jika penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atasanya keuntungan dalam jumlah tertentu, dinar atau dirham. 9 Sedangkan mudharabah menurut Abdurrahman Al-Jaziri di dalam kitabnya Al- Fiqhu ‘Ala Al-Mazahib Al-Arba’ah adalah ungkapan terhadap pemberian harta dari seseorang kepad orng lain sebagai modal usaha dimana keuntungan yang diperoleh akan ditanggung oleh pemilik modal. 10 2. Rukun dan Syarat Mudharabah Rukun dalam akad mudharabah adalah : a. Pelaku pemilik modal maupun pelaksana usaha b. Objek mudharabah modal dan kerja c. Persetujuan kedua belah pihak ijab-qabul d. Nisbah keuntungan Berikut di bawah ini dijelaskan bagaimana rukun-rukun mudharabah: a. Pelaku. Rukun dalam akad mudharabah sama dengan rukun dalam akad jual-beli ditambah satu faktor tambahan, yakni nisbah keuntungan. Faktor pertama pelaku kiranya sudah cukup jelas. Dalam akad mudharabah, harus ada minimal dua pelaku. Pihak pertama bertindak sebagai pemilik modal shohibul maal, sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha mudharib atau ‘amil. Tanpa kedua pelaku ini, maka akad mudharabah tidak ada. 11 Pada rukun pertama ini, keduanya disyaratkan memiliki kompetensi jaiz al- 9 Ibnu Rusyd, Bidayah al-mujtahid,Beirut: Dar al-fikr, 1995, Juz 2, h. 172 10 Helmi Karim, Fiqh Muamalah, Jakarta: IIT Indonesia, 2003, cet 1, h. 176 11 Adiwarman Karim, Ekonomi Islam Kajian Kontenporer, Jakarta: Gema Insani Press, 2006, h. 181 14 tasharruf, dalam pengertian mereka berdua baligh, berakal, rasyid normal dan tidak dilarang beraktivitas pada hartanya. b. Objek. Faktor kedua objek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku. Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai objek mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai subjek mudharabah. Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai mata uangnya. Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keterampilan, selling skill, management skill, dll. Tanpa dua objek ini, akad mudharabah pun tidak akan ada. Ada empat syarat modal yang harus dipenuhi, yaitu : a modal harus berupa alat tukar atau satuan mata uang al-naqd atau barang yang ditetapkan nilainya ketika akad, b modal yang diserahkan harus jelas diketahui, dan c modal diserahkan kepada pihak pengelola, dan pengelola menerimanya langsung, dan d dapat beraktifitas dengan modal tersebut. 12 Para fuqaha sebenarnya tidak memperbolehkan modal mudharabah berbentuk barang.Ia harus uang tunai karena barang tidak dapat dipastikan taksiran harganya dan mengakibatkan ketidakpastian gharar besarnya modal mudharabah.Namun para ulama mahzab hanafi membolehkannya dan nilai barang yang dijadikan setoran modal harus disepakati pada saat akad oleh mudharin dan shahibul mal. 13 12 Khalid syamhudi, rukun mudharabah, artikel diakses pada 28 Maret 2009 dari http:www.almanhaj.or.id20090328 13 Ibnu qudamah, Al-Mughni, vol.5, h. 15 15 c. Persetujuan. Faktor ketiga, yakni persetujuan kedua belah pihak, merupakan konsekuensi dari prinsip an-taraddin minkum sama-sama rela. Disini kedua belah pihak harus sama-sama rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah. Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mendistribusikan dana, sementara si pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja. d. Nisbah keuntungan. Faktor yang keempat yakni nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah, yang tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang bermudharabah.Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya. Sedangkan shahibul mal mendapatkan imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah keuntungan inilah yang akan mencegah terjadinya perselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara pembagian keuntungan. Pembagian keuntungan untuk berdua, tidak boleh hanya satu pihak saja jadi keuntungan harus diketahui secara jelas. 14 Demikian rukun-rukun yang harus dipenuhi dalam kerjasama mudharabah, yang semestinya dilakukan dan dipahami secara bersama-sama oleh masing-masing pihak. Sehingga terbangunlah muamalah yang kuat shahih dan terhindar dari sifat merugikan pihak lain. Sedangkan syarat-syarat sah mudharabah berhubungan dengan rukun-rukun mudharabah itu sendiri. 14 Adiwarman Karim, Ekonomi Islam Kajian Kontenporer, h. 182 16 3. Jenis-jenis Mudharabah a. Mudharabah al-Muthlaqah mudharabah bebas atau yang dalam bahasa inggrisnya dikenal sebagai Unrestricted Invesment Account URIA. Adalah sistem mudharabah yang dalam hal ini, pemilik modal shahibul mal atau investor menyerahkan modal kepada dengan siapa pengelola bertransaksi. Jenis ini memberikan kebebasan kepada mudharib pengelola modal unruk melakukan apa saja yang dipandang dapat mewujudkan kemaslahatan. b. Mudharabh al-Muqayyadah mudharabah terbatas yang dalam bahasa inggris disebut Restricted Invesment Account RIA. Dalam hal ini pemilik modal investor menyerahkan modal kepada pengelola dan menentukan jenis usaha, gtempat, waktu, ataupun pihak-pihak yang dibolehkan bertransaksi dengan mudharib. 15

C. Manfaat Mudharabah

Manfaat Mudharabah 1. BMT akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabahmitra meningkat. 2. BMT tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabahmitra pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatanhasil usaha BMT sehingga BMT tidak akan pernah mengalami negative spread. 3. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cast flowarus kas usaha nasabahmitra sehingga tidak memberatkan mitra. 4. BMT akan lebih selektif dan hati-hati prudent mencari usaha yang benar- 15 Khalid syamhudi, rukun mudharabah, http:www.almanhaj.or.id20090328 17 benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkert dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. 5. Prinsip bagi hasil dalam al-mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerima pembiayaan nasabahmitra satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan mitra, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.