pengembangan sistem informasi pembiayaan mudharabah (studi kasus: KSU BMT-UMJ)

(1)

i Oleh:

Heni Ratriningrum NIM: 106093003089

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:

Heni Ratriningrum NIM: 106093003089

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

JAKARTA 2011 M / 1432 H


(3)

iii Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Heni Ratriningrum 106093003089

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Bayu Waspodo, MM Qurrotul „Aini, M.T

NIP. 19740812 200801 1 001 NIP. 19730325 200901 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008


(4)

iv

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada program studi Sistem Informasi.

Jakarta, Maret 2011 Tim Penguji,

Penguji I Penguji II

Ditdit Nugeraha Utama, MM,. M.Com Zainul Arham, M.Si

NIP. 19741129 200801 1 006 NIP. 19740730 200710 1 002

Pembimbing I Pembimbing II

Bayu Waspodo, MM Qurrotul „Aini, M.T

NIP. 19740812 200801 1 001 NIP. 19730325 200901 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Prodi Sistem Informasi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Nur Aeni Hidayah, MMSI


(5)

v

menyelenggarakan aktivitas usaha dengan basis ekonomi syariah (umumnya simpan–pinjam/pembiayaan). Salah satu bentuk kegiatan penyaluran dana di KSU BMT-UMJ ialah pembiayaan mudharabah yang membantu mitra dalam mengembangkan usahanya. Dalam melakukan permohonan pembiayaan, KSU BMT-UMJ masih menggunakan formulir atau dengan tulis tangan. Sedangkan mitra yang ingin mengajukan permohonan pembiayaan mulai bertambah banyak. Dengan memanfaatkan teknologi komputer khususnya dalam penggunaan internet secara online, pengembangan sistem ini bertujuan untuk membantu meningkatkan pelayanan yang dilakukan oleh KSU BMT-UMJ dalam mengelola data dan memberikan informasi yang dibutuhkan mitra. Oleh karena itu pengembangan sistem ini dibuat dengan berbasis web untuk memudahkan pihak KSU BMT-UMJ dalam mengelola data-data yang dibutuhkan dalam menjalankan proses bisnisnya dan mempermudah mitra dalam mengajukan permohonan pembiayaan. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengembangan sistem OOAD (Object Oriented Analysis Design) oleh Booch, dengan bahasa pemodelan UML (Unified Modelling language). Selain itu tools yang digunakan dalam perancangan sistem ini adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP

(PHP Hypertext Processor) dan untuk proses penyimpanan data digunakan

dengan database MySQL. Pembiayaan mudharabah ini diuji menggunkan metode pengujian perangkat lunak dengan pendekatan black box testing dan menghasilkan hasil yang sesuai. Hasil dari penelitian ini dibangun untuk membantu kinerja pada KSU BMT-UMJ dalam memberikan informasi yang dibutuhkan mitra serta meningkatkan pelayanan terhadap mitra.

Keyword: KSU BMT-UMJ, pengembangan sistem informasi pembiayaan

mudharabah, OOAD, UML, PHP, MySQL.

V Bab + xix Halaman + 160 Halaman + Daftar Pustaka + Lampiran, 2011 Buku Acuan (21, 1999 - 2009)


(6)

vi MANAPUN.

Jakarta, Maret 2011

Heni Ratriningrum 106093003089


(7)

vii

menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengembangan Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah (Studi Kasus: KSU BMT-UMJ) dengan baik. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, beserta sahabat dan keluarga beliau.

Walaupun tidak ada terjadi kendala yang berarti dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan dan menghargai adanya kritik dan saran yang berguna dari pembaca. Dengan mengucap kalimat hamdallah peneliti akhiri, semoga ridho Allah SWT selalu menyertai sehingga apa yang tertulis dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Banyaknya dukungan serta dorongan motivasi dari berbagai pihak yang telah mendampingi peneliti menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI. selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Zainul Arham, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Bayu Waspodo, MM. selaku dosen pembimbing I dan Ibu Qurratul ’Aini, MT. selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan, arahan tentang penulisan skripsi yang baik dan selalu meluangkan waktu untuk dapat bertukar pikiran serta memberikan pemikiran dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.


(8)

viii

memberikan saya izin untuk penelitian di KSU BMT-UMJ.

7. Bapak Muhktiar dan seluruh karyawan KSU BMT-UMJ yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu saya untuk melakukan penelitian dan memberikan data-data yang saya butuhkan untuk penelitian di KSU BMT-UMJ.

8. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, ayahanda Lasdan Haryono dan Ibunda Sawiningsih yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu mendoakan, serta memberikan dukungan moril dan materil kepada peneliti.

9. Semua kakak saya (Mba Ning & Mas Much, Mas Heru & Mba Nur, Mas Endro & Mba Tini, Mba Atik & Mas Sidiq, Mas Didik & Mba Mar, Mba Nunuk & Mas Budi, Mba Anis & Mas Adhi serta Mba Lilis & Mas Muflih) dan keponakan-keponakan tersayang (Nana, Sita, alfan, Dinul, Hakim, Rohmah, Hida, Gibran, Alvin, Haris, Nurul, Tasya, Faiz, Wildan, Daffa, Iqbal dan Nauroh) serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moril serta doanya kepada peneliti. 10.Buat seorang yang telah banyak membantu peneliti dan selalu

menemani dalam penyelesaian skripsi ini (a2q), atas semua dukungan dan bantuannya.

11.Sahabat-sahabat seperjuanganku dibangku kuliah (Eka, Desi, Ali, Fathur, Iqbal, Anggi, Hilda, Yunda, Yoyo dan Sonhaji) yang selalu memberikan semangat dan doa kepada peneliti serta semua teman-temanku di Jurusan Sistem Informasi 2006.

12.Sahabat-sahabatku (Dede, Iis, Rahma, Angga dan Diana) dan anak-anak Kost (Santi, Tya, Lilis, Sarah, Zulfa dan Isma), yang selalu


(9)

ix

kepada semua pihak apabila sewaktu menjalankan penelitian ini ada hal-hal yang kurang berkenan dari pihak saya.

Akhir kata peneliti berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan semua yang membaca.

Jakarta , Maret 2011

Heni Ratriningrum 106093003089


(10)

x

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR SIMBOL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xxi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Tujuan ... 5

1.4.2 Manfaat ... 6

1.5 Metode Penelitian ... 7

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 7

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem ... 7

1.8 Sistematika Penulisan ... 8


(11)

xi

2.1.4 Model Umum Sebuah Sistem ... 13

2.1.5 Kualitas Informasi ... 13

2.1.6 Komponen Sistem Informasi ... 14

2.1.7 Implementasi Sistem ... 15

2.2 Konsep Dasar Pembiayaan ... 15

2.2.1 Definisi Pembiayaan ... 15

2.2.2 Prinsip-prinsip Pembiayaan ... 16

2.2.3 Rukun dan Syarat Pembiayaan ... 16

2.2.4 Resiko Pembiayaan... 18

2.3 Konsep Dasar Mudharabah ... 19

2.3.1 Definisi Mudharabah ... 19

2.3.2 Landasan Syariah ... 20

2.3.3 Manfaat Mudharabah ... 21

2.3.4 Resiko Mudharabah ... 22

2.4 Konsep Dasar Pembiayaan Mudharabah ... 23

2.4.1 Ketentuan Hukum Pembiayaan Mudharabah ... 23


(12)

xii

2.5.3 Proses dalam OOAD ... 26

2.6 Tools Perancangan Sistem Berorientasi Objek dengan UML (Unified Modelling Language) ... 32

2.6.1 Definisi UML ... 32

2.6.2 Diagram dan Teknik Pemodelan UML ... 33

2.6.2.1 Diagram Struktur ... 33

2.6.2.2 Diagram Perilaku ... 34

2.7 Black Box Testing ... 36

2.8 PHP ... 37

2.9 MySQL ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 39

3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 41

3.3 Kerangka Penelitian ... 43

BAB IV PEMBAHASAN PENGEMBANGAN SISTEM ... 44

4.1 Inception ... 44

4.1.1 Profil KSU BMT-UMJ ... 44

1. Sejarah Pendirian KSU BMT-UMJ ... 44


(13)

xiii

4.1.5 Determining Misision Use case (Tujuan Use Case) ... 55

4.2 Elaboration ... 58

4.2.1 Analysis and Design Model ... 59

4.2.1.1 Menentukan Diagram Use Case Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah ... 59

4.2.1.2 ActivityDiagram ... 67

4.2.1.3 ClassDiagram ... 83

4.2.1.4 Sequence Diagram ... 94

4.2.1.5 StatechartDiagram ... 104

4.2.1.6 User Interface ... 128

4.3 Construction ... 142

4.3.1 Logical View ... 142

4.3.2 Implementation ... 143

4.4 Transition... 143

4.4.1 Test ... 143

4.4.2 Deployment ... 147


(14)

(15)

xv

1 Use Case Diagram

Use Case Participant

2 Class Diagram

Class

Datatype

Interface Generalization

3 Sequence Diagram

Participant

Simpel Message Synchronous Asynchronous

4 Activity Diagram Titik Awal

Titik Akhir Activity Pilihan untuk mengambil keputusan Fork


(16)

xvi

<no receive action> Tanda

Penerimaan

5 Component Diagram

Component

Interface

6 Deployment Diagram Node1

Node

Comunicates

7 State Diagram Initial State

State1 State

Transition

Fork Decision Final State


(17)

xvii

Gambar 2.1 Skema Mudharabah ... 22

Gambar 2.2 Aktivitas OOAD ... 26

Gambar 2.3 Proses Makro ... 29

Gambar 2.4 Proses Mikro ... 30

Gambar 2.5 Aktifitas Proses Mikro ... 31

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ... 43

Gambar 4.1 Struktur Organisasi KSU BMT-UMJ ... 45

Gambar 4.2 Rich Picture Sistem yang sedang berjalan ... 47

Gambar 4.3 Batasan Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah ... 54

Gambar 4.4 Use CaseDiagram ... 59

Gambar 4.5 Activity Diagram Registrasi ... 68

Gambar 4.6 Activity Diagram Login ... 69

Gambar 4.7 Activity Diagram Manajemen Mitra ... 71

Gambar 4.8 Activity Diagram Manajemen Permohonan Pembiayaan... 72

Gambar 4.9 Activity Diagram Manajemen Survey ... 74

Gambar 4.10 Activity Diagram Manajemen Rekening ... 76

Gambar 4.11 Activity Diagram Manajemen Transaksi Pembiayaan ... 78

Gambar 4.12 Activity Diagram Manajemen Angsuran ... 80


(18)

xviii

Gambar 4.17 Sequence Diagram Login ... 96

Gambar 4.18 Sequence Diagram Manajemen Mitra... 97

Gambar 4.19 Sequence Diagram Manajemen Permohonan Pembiayaan ... 98

Gambar 4.20 Sequence Diagram Manajemen Survey... 99

Gambar 4.21 Sequence Diagram Manajemen Rekening ... 100

Gambar 4.22 Sequence Diagram Manajemen Transaksi Pembiayaan ... 101

Gambar 4.23 Sequence Diagram Manajemen Angsuran ... 102

Gambar 4.24 Sequence Diagram Manajemen User ... 103

Gambar 4.25 Sequence Diagram Logout ... 104

Gambar 4.26 Statechart Diagram Registrasi ... 105

Gambar 4.27 Statechart DiagramLogin ... 107

Gambar 4.28 Statechart Diagram Manajemen Mitra ... 109

Gambar 4.29 Statechart Diagram Manajemen Permohonan Pembiayaan ... 111

Gambar 4.30 Statechart Diagram Manajemen Survey ... 114

Gambar 4.31 Statechart Diagram Manajemen Rekening ... 116

Gambar 4.32 Statechart Diagram Manajemen Transaksi Pembiayaan ... 119

Gambar 4.33 Statechart Diagram Manajemen Angsuran... 122

Gambar 4.34 Statechart Diagram Manajemen User ... 125


(19)

xix

Gambar 4.40 Tampilan Profil ... 130

Gambar 4.41 Tampilan Halaman Utama Calon Mitra ... 130

Gambar 4.42 Tampilan Register ... 131

Gambar 4.43 Tampilan Halaman Utama Sistem... 131

Gambar 4.44 TampilanUtama Mitra ... 132

Gambar 4.45 Tampilan Isi Formulir ... 132

Gambar 4.46 Tampilan Ganti Password ... 133

Gambar 4.47 Tampilan Muqaddimah CS ... 133

Gambar 4.48 Tampilan Data Mitra ... 134

Gambar 4.49 TampilanFormulir Mitra ... 134

Gambar 4.50 Tampilan File Pembiayaan... 135

Gambar 4.51 Tampilan Muqaddimah AO ... 135

Gambar 4.52 Tampilan Survey ... 136

Gambar 4.53 Tampilan Form Persetujuan Penolakan ... 136

Gambar 4.54 Tampilan Muqaddimah Admin Pembiayaan... 137

Gambar 4.55 Tampilan Transaksi Pembiayaan ... 137

Gambar 4.56 Tampilan Form Akad ... 138

Gambar 4.57 Tampilan Input Rekening Mitra ... 138


(20)

xx

Gambar 4.63 Tampilan Bukti Angsuran ... 141

Gambar 4.64 Tampilan Kartu Angsuran ... 142

Gambar 4.65 Logical View Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah ... 142


(21)

xxi

Mudharabah ... 55

Tabel 4.2 Daftar Diagram Use Case ... 56

Tabel 4.3 Spesifikasi naratif untuk use case“Register” ... 60

Tabel 4.4 Spesifikasi naratif untuk use caseLogin” ... 61

Tabel 4.5 Spesifikasi naratif untuk use case“Manajemen Mitra” ... 62

Tabel 4.6 Spesifikasi naratif untuk use case“Manajemen PermohonanPembiayaan” ... 63

Tabel 4.7 Spesifikasi naratif untuk use case“Manajemen Survey” ... 64

Tabel 4.8 Spesifikasi naratif untuk use case“Manajemen Rekening Mitra” ... 64

Tabel 4.9 Spesifikasi naratif untuk use case “Manajemen Transaksi Pembiayaan”... 65

Tabel 4.10 Spesifikasi naratif untuk use case“Manajemen Angsuran” ... 65

Tabel 4.11 Spesifikasi naratif untuk use case“Manajemen User” ... 66

Tabel 4.12 Spesifikasi naratif untuk use caseLogout” ... 67

Tabel 4.13 Spesifikasi database User ... 85

Tabel 4.14 Spesifikasi database Formulir ... 85

Tabel 4.15 Spesifikasi database survey ... 88

Tabel 4.16 Spesifikasi database Mitra ... 90

Tabel 4.17 Spesifikasi database Rekening ... 91


(22)

xxii

Tabel 4.23 Statechart Diagram Manajemen Permohonan Pembiayaan ... 112 Tabel 4.25 Statechart Diagram Manajemen Survey ... 115 Tabel 4.26 Statechart Diagram Manajemen Rekening ... 117 Tabel 4.27 Statechart Diagram Manajemen Transaksi Pembiayaan ... 120 Tabel 4.28 Statechart Diagram Manajemen Angsuran ... 123 Tabel 4.29 Statechart Diagram Manajemen User ... 126 Tabel 4.30 Statechart Diagram Logout ... 127 Tabel 4.31 Black Box Testing... 144 DAFTAR PUSTAKA ... 149 LAMPIRAN ... 151


(23)

1

Penelitian mengenai pembiayaan mudharabah sudah banyak dilakukan terutama pada jurusan perbankan syariah. Penelitian ini dapat dilakukan di lembaga keuangan syariah, contoh dari penelitian pembiayaan konvesional antara lain: penelitian mengenai pengkajian pemusatan pengembangan koperasi bidang pembiayaan pada tingkat kabupaten/kota (DBPPWI-UI, 2004), penelitian lain mengenai perjanjian pembiayaan sebagai transaksi berjaminan (kajian terhadap akta perjanjian pembiayaan di koperasi UIN Malang) (Jundiani, 2006), selain itu juga terdapat penelitian mengenai pembiayaan KPR rumah yang terdapat di Perbankan Syariah (Haris, 2007) dan pembiayaan sistem kredit yang diberikan bagi usaha tani pada tingkat pedesaan (Supriatna, 2009). Dari penelitian-penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa pembiayaan pada lembaga konvensional hanya memiliki transaksi dengan bunga saja, dibandingkan dengan lembaga pembiayaan syariah yang menyebut transaksinya dengan sebutan bagi hasil karena bunga di perbankan syariah termasuk riba.

Salah satu lembaga keuangan yang berbasis syariah yaitu BMT, BMT (Baitul

Maal wat Tamwil) merupakan lembaga atau organisasi yang menyelenggarakan

aktivitas usaha dengan basis ekonomi syariah (umumnya simpan– pinjam/pembiayaan). Salah satunya ialah KSU BMT-UMJ yang berlokasi di Ciputat, berdirinya KSU BMT-UMJ ini diawali dengan rapat pembentukan oleh


(24)

36 orang (dosen sivitas akademika UMJ) sekitar awal bulan April 2008. Selanjutnya, Akta Pendirian KSU BMT-UMJ dengan nomor 69 diterbitkan tgl. 14 April 2008 oleh Notaris yang ditunjuk Kementerian Koperasi dan UKM, H. Rizul Sudarmadi, SH. Setelah itu, Kementerian Koperasi dan UKM, tanggal 6 Juni 2008 mengesahkan Akta Pendirian dan sekaligus memberikan nomor badan hukum: 770/BH/Meneg/I/VI/2008.

Perkembangan mitra di KSU BMT-UMJ ini sangat berkembang pesat dari tahun ke tahun. Mitra yang melakukan pembiayaan pada tahun 2008 ke 2009 terdapat kenaikan 60% dan dari tahun 2009 ke 2010 naik 98%. Data perkembangan berikut dapat dilihat dari grafik berikut:

Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Mitra

Sedangkan untuk aktivitas bisnisnya juga terjadi peningkatan. Peningkatan ini terlihat dari perkembangan transaksi sejak tahun 2008 hingga 2010. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar Rp.248.150.000,00, tahun 2009 peningkatan mencapai Rp.927.819.000,00 dan pada tahun 2010 peningkatan mencapai angka


(25)

tertinggi yaitu Rp.1.145.742.672. Gambaran grafik tentang peningkatan aktivitas bisnis dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 1.2 Grafik Aktivitas Bisnis

KSU BMT-UMJ menyediakan berbagai macam produk syariah, salah satu bentuk produk syariah yang ditawarkan adalah pembiayaan dengan prinsip

mudharabah yaitu akad antara dua pihak untuk bekerja sama dalam usaha

perdagangan di mana salah satu pihak memberikan dana kepada pihak lain sebagai modal usaha dan keuntungan dari usaha itu akan dibagi di antara mereka berdua sesuai perjanjian yang telah disepakati (Karim, 2002). Sistem informasi pembiayaan mudharabah adalah sistem informasi yang mencakup kerjasama anatara shahibul maal dengan mudharib untuk mencapai tujuan yang sama.

Salah satu program yang sedang berjalan saat ini adalah sistem pembiayaan

mudharabah. Kegiatan yang ada dalam KSU BMT-UMJ sebagian telah

terkomputerisasi tetapi hanya menggunakan microsoft excel sedangkan dalam pembiayaan mudharabah masih bersifat manual dalam permohonan pembiayaan, yang masih menggunakan formulir atau tulis tangan. Dengan jumlah karyawan


(26)

yang sedikit dan mitra yang semakin banyak, membuat kecepatan dalam melayani mitra kurang maksimal.

Keadaan ini mendorong suatu usaha untuk merancang sistem informasi pembiayaan mudharabah. Hal ini pula yang menjadi latar belakang untuk melakukan penelitian dalam skripsi ini yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah pada Koperasi Serba Usaha BMT-UMJ”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, maka permasalahan yang terdapat pada sistem yang sedang berjalan dari KSU BMT-UMJ, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak adanya SDM pada bidang IT

2. Kurangnya perangkat komputer dalam mendukung proses bisnis pembiayaan mudharabah

3. Pendaftaran permohonan pembiayaan masih manual

Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, maka masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan sistem informasi pembiayaan

mudharabah berbasis web?

2. Bagaimana mempermudah mitra dalam mengajukan permohonan pembiayaan mudharabah dengan berbasis web.


(27)

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah diatas batasan masalahnya ialah:

1. Sistem ini dibatasi pada proses pendaftaran calon mitra, pencatatan permohonan pembiayaan, proses transaksi pembiayaan atau pencairan dana, cetak kartu angsuran dan sampai pembayaran angsuran.

2. Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap implementasi menguji sistem tidak sampai pada tahap penerapan pada KSU BMT-UMJ.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem informasi pembiayaan mudharabah pada KSU BMT-UMJ. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini antara lain menghasilkan:

1. Rancangan sistem informasi pembiayaan mudharabah yang menyediakan data dan informasi bagi calon mitra atau mitra sesuai dengan kebutuhannya.

2. Rancangan sistem informasi pembiayaan mudharabah yang menyediakan proses pembiayaan, mulai dari proses permohonan sampai pembayaran angsuran secara lengkap, terotomatisasi dan sesuai dengan kebutuhan mitra. 3. Mengembangkan sistem informasi pembiayaan mudharabah berbasis web.


(28)

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan di antaranya ialah: 1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan untuk menerapkan ilmu-ilmu yang pernah didapatkan selama kuliah, serta untuk mengetahui dan memahami dari proses-proses yang dilakukan dalam sistem informasi pembiayaan

mudharabah yang akan diterapkan pada KSU BMT-UMJ tersebut.

2. Bagi Universitas

Untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang sistem informasi khususnya pada konsentrasi Sistem Informasi Bisnis Syariah (SIBIS) dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi KSU BMT-UMJ

a. Dengan menggunakan sistem informasi pembiayaan

mudharabah berbasis web pengolahan data dan informasi lebih

terstruktur karena telah memiliki database yang terintegrasi. b. Dengan adanya sistem informasi pembiayaan mudharabah

berbasis web memudahkan KSU BMT-UMJ dalam

penginputan dan penyimpanan data mudharabah.

4. Bagi Mitra

a. Mempermudah dalam proses pendaftaran maupun transaksi yang akan dilakukan.


(29)

b. Dapat mengetahui informasi apa saja yang dilakukan oleh pihak KSU BMT-UMJ, yang berhubungan dengan diterima atau ditolaknya permohonan pembiayaan.

1.5Metode Penelitian

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yaitu melalui studi lapangan (yang terdiri dari observasi dan wawancara) dan studi pustaka (Jogiyanto, 2008).

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan ialah metode OOAD

(Object Oriented Analysis and Design). Tahap-tahap pada metode OOAD ini

adalah sebagai berikut (Booch et al, 2007).

1) Inception

Pada tahapan awal ini ialah membangun dan memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan sistem, membuat sebuah kesepakatan dengan

customer mengenai apa yang akan dibangun, secara pasti dapat mengetahui

kendala yang terjadi dan memastikan lingkup lingkungan pembangunan sistem yang akan dibangun.

2) Elaboration

Pada tahapan ini akan dibangun rancangan sistem yang akan dibuat. Seluruh kebutuhan customer digambarkan melalui desain diagram.


(30)

3) Construction

Pada tahapan ini merupakan tahapan pembangunan atau pembuatan

coding serta pengujian sistem yang akan dibuat.

4) Transition

Pada tahapan ini sistem telah selesai dibuat dan akan siap diberikan kepada end user. Pada tahapan ini juga akan digambarkan arsitektur perangkat-perangkat yang digunakan.

1.6Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, pembahasan yang peneliti sajikan terbagi dalam lima bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas secara kesuluruhan mengenai penulisan laporan. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat dan tujuan penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan pengembangan sisteminformasi pembiayaan mudharabah.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penulisan laporan. Metode yang digunakan antara lain metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. Pada metode pengumpulan data digunakan metode observasi,


(31)

wawancara dan studi pustaka. Sedangkan metode pengembangan sistem, peneliti menggunakan metode pengembangan OOAD

(Object Oriented Analysis And Design).

BAB IV PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Bab ini berisi tentang analisa perancangan sistem yang sedang berjalan dan bagaimana merancang sistem yang terotomatisasi pada sistem informasi pembiayaan mudharabah.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya dan juga berisi saran-saran perbaikan.


(32)

10

Pengembangan sistem adalah proses untuk mengembangkan dan menentukan spesifikasi kebutuhan dan bagaimana sistem dapat membantu menyelesaikan suatu permasalahan dan proses untuk pembuatan sistem atau mengembangkan yang sudah ada (Nugroho, 2005). Adapun bagian dari pengembangan sebagai berikut:

2.1.1 Analisis Sistem

Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang berjalan ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi segala permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Pada tahap ini dilakukan penelaahan dengan melakukan wawancara, pengamatan dan penelitian terhadap sistem yang berjalan dan menentukan tujuan dari sistem. Informasi yang didapat dari hasil pengamatan dan penelitian terhadap sistem yang berjalan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan perancangan dan pembangunan sistem yang baru atau menyempurnakan sistem yang berjalan. Tahap ini merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan pada tahap berikutnya (Pranata, 2004).


(33)

Setelah tahap analisa dilakukan, maka tahap berikutnya yaitu tahap perancangan sistem. Pada tahap ini sistem analis membuat suatu rancangan sistem yang baru dengan cara menyempurnakan sistem yang berjalan atau merancang sistem yang baru apabila belum ada sistem yang berjalan. Di sini sistem analis membuat sistem yang berjalan dengan terlebih dahulu membuat diagram aliran data, kamus data dan masukan serta keluaran dari sistem (Nugroho, 2005).

2.1.3 Karakteristik Sistem

Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, pengolah dan sasaran atau tujuan (Ladjamudin, 2005). Berikut ini akan dipaparkan beberapa karakteristik dari Sistem, antara lain.

1. Sistem Memiliki Komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut


(34)

perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka Sistem Akuntansi adalah subsistemnya. 2. Sistem Memiliki Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Sistem Memiliki Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Sistem Memiliki Penghubung Sistem (interface)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.

5. Sistem Memiliki Masukan Sistem (Input)

Merupakan energi (sumber daya) yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi (sumber daya) yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi (sumber daya) yang diproses untuk didapatkan keluaran dari sistem. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program adalah maintainance input

yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal


(35)

Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Output dapat berupa masukan untuk subsistem yang lain.

7. Sistem Memiliki Pengolah Sistem (Process)

Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

8. Sistem Memiliki Sasaran Sistem

Suatu sistem harus mempunyai tujuan dan sasaran, jika tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

2.1.4 Model Umum Sebuah Sistem

Model umum sebuah sistem terdiri dari masukan, pengolah dan keluaran. Ini tentu saja sangat disederhanakan karena sebuah sistem mungkin memiliki beberapa masukan dan keluaran (Mark, 2000).

2.1.5 Kualitas Informasi

Kualitas Informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal yaitu (Ladjamudin, 2005);

1. Informasi harus tepat, akurat

Dalam hal ini, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan jelas mencerminkan maksudnya, informasi dikatakan akurat jika seluruh kebutuhan informasi terpenuhi dan tepat tersampaikan pada user akhir (end user).


(36)

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.

3. Informasi harus relevan

Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi tiap-tiap informasi bagi orang yang satu dengan orang yang lainnya itu berbeda. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukan relevansi kejadian masa lalu, hari ini dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan serta dibuktikan oleh siapa saja.

2.1.6 Komponen Sistem Informasi

Kita dapat mengilustrasikan 5 komponen dalam sistem informasi seperti dilihat dibawah ini (O’Brien, 2006). Komponen sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Sumber daya manusia (pemakai akhir dan pakar SI)

2. Hardware (mesin dan media)

3. Software (program dan prosedur).

4. Data (dasar data dan pengetahuan)


(37)

Selama perancangan sistem dilakukan, kita mengembangkan model perancangan dengan menambah rincian implementasi, misalnya: merestrukturisasi sistem dengan alasan efisiensi, memperbaiki struktur data internal dan algoritma untuk mengimplementasikan fungsi pada sistem dan mengemasnya ke dalam modul-modul fisik ke modul analisis dengan memperhatikan strategi yang telah mapan selama perancangan sistem (Nugroho, 2005).

2.2 Konsep Dasar Pembiayaan 2.2.1 Definisi Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2002).

Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana (Muhamad, 2001).

Selain itu pembiayaan juga dapat berarti bentuk penyaluran dana

(financing) kepada anggota koperasi syariah dengan menggunakan sistem bagi


(38)

adalah dana yang disediakan bank atau LSM untuk digunakan sebagai modal bagi mitra dalam menjalankan dan memperluas usahanya, sesuai dengan permohonan yang diajukannya kepada bank atau LSM.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Pembiayaan

Agar sesuai dengan aturan dan norma Islam, lima unsur keagamaan yang ditekankan dalam banyak literatur, harus diterapkan dalam perilaku investasi, yaitu (Lewis & Algound, 2007):

a) Tidak ada transaksi keuangan berbasis bunga (riba). b) Pengenalan pajak religious atau pemberian sedekah, zakat.

c) Pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan hukum Islam (haram).

d) Penghindaran aktivitas ekonomi yang melibatkan maysir (judi) dan

gharar (transaksi yang tidak jelas).

e) Penyediaan takaful (asuransi Islam).

2.2.3 Rukun dan Syarat Pembiayaan

Berikut ini adalah rukun dan syarat pembiayaan:

1. Penyedia dana (sahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus cakap hukum.


(39)

menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad).

b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.

c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.

3. Modal ialah sejumlah uang dan atau aset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut:

a. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.

b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada waktu akad.

c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad.

4. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi:

a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak.

b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan


(40)

kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari

mudharabah dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian

apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran kesepakatan.

5. Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai pertimbangan

(muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana. Hal-hal yang harus

diperhatikan, sebagai berikut:

a. Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.

b. Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan

mudharabah, yaitu keuntungan.

c. Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syari’ah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu.

2.2.4 Resiko Pembiayaan

1. Dalam memberikan pembiayaan perlu ditekankan analisa pembiayaan yang cermat dengan memperlakukan prinsip kehati-hatian.


(41)

dikontrol melalui kartu pembiayaan setiap bulannya oleh bagian pembiayaan maupun manager.

3. Pengikatan agunan dilakukan secara nota riil setelah diadakan taksasi agunan dengan melihat NJOP bagi anggota pembiayaan yang menyerahkan jaminan dalam bentuk SHM (Sertifikat Hak Milik) atau harga pasaran bagi BPKB kendaraan mobil maupun motor setelah dibuktikan kebenarannya nomor mesin dengan BPKB-nya.

2.3 Konsep dasar Mudharabah 2.3.1 Definisi Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dhard, berarti memukul atau berjalan.

Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha (Antonio, 2001).

Mudharabah adalah akad antara dua pihak untuk bekerja sama dalam usaha

perdagangan dimana salah satu pihak memberikan dana kepada pihak lain sebagai modal usaha dan keuntungan dari usaha itu akan dibagi diantara mereka berdua sesuai perjanjian yang telah disepakati (Karim, 2002).

Pengertian lain mengenai mudharabah ialah bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana pemilik modal (shahibul mal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian keuntungan. Bentuk ini menegaskan bentuk kerjasama dalam paduan kontribusi 100 % modal shahibul mal dan keahlian dari mudharib (Amalia et.al. 2007).


(42)

pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan.

2.3.2 Landasan Syariah

Pembahasan mengenai mudharabah juga tercantum dalam alquran dan hadist, penjabarannya adalah sebagai berikut:

1. Al-Quran a.

“…dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT…” (Al-Muzzammil: 20).

b.

“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT…” (A l-Jumu’ah: 10).

c.

“Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia (rizki hasil perdagangan) dari Tuhanmu…” (Al -Baqarah: 198).


(43)

mudharabah, yang secara bekerjasama mencari rezeki yang ditebarkan Allah SWT di muka bumi.

2. Al-Hadits

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasanya, Sayidina Abbas jikalau memberikan dana kemitraan usahanya secara Mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya menyalahi peraturan maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikannya-lah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah pun memperkenankannya (HR Thabrani).

2.3.3 Manfaat Mudharabah

1. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.

2. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.

3. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

4. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.


(44)

Skema Mudharabah Proyek Usaha Pembagian Keuntungan Modal KSU BMT-UMJ (Shahibul Maal) Mitra

(Mudharib)

Perjanjian Bagi Hasil Modal 100% Keahlian/ Ketrampilan Nisbah Y % Nisbah X % Pengambilan Modal Pokok

tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

2.3.4 Resiko Mudharabah

Resiko yang terdapat dalam mudharabah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan, relatif tinggi. Diantaranya:

a. Side streaming, nasabah menggunakan data itu bukan seperti yang

disebut dalam kontrak.

b. Lalai dan kesalahan yang disengaja.

c. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur. Secara umum, aplikasi mudharabah dapat digambarkan dalam skema berikut ini.

Gambar 2.1 Skema Mudharabah


(45)

Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara koperasi syariah sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan anggota penerima pembiayaan sebagai pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha dengan

nisbah pembagian hasil (keuntungan atau kerugian) menurut kesepakatan di muka

(Buchori, 2009).

Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.

2.4.1 Ketentuan Hukum Pembiayaan Mudharabah

1. Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.

2. Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di masa depan yang belum tentu terjadi.

3. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran kesepakatan.

4. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.


(46)

Tabel 2.1 Jurnal Pembiayaan

No Peneliti Bidang Metode Tahun

1 Iljas A Perbankan Syariah Pembiayaan bagi hasil 2004

2 DBPPWI-UI Pengembangan Koperasi bidang Pembiayaan pada tingkat Kabupaten/Kota

Berbagai jenis pembiayaan 2006

3 Jundiani Pembiayaan pada

Koperasi UIN Malang

Akta perjanjian pembiayaan 2006

4 Haris H Perbankan Syariah Pembiayaan kepemilikan rumah 2007

5 Suherman M,

Christiana C

PT. BRI (Persero) Cabang Banjar Unit Banjar

Peranan sistem informasi kredit dalam menunjang

pemberian kredit usaha

2008

6 Kusumaningsih E, Tyas WP

Penyediaan RS / RSS di Semarang

Pembiayaan KPR 2008

7 Supriatna A Mikro Usaha Tani di tingkat pedesaan

Pembiayaan sistem kredit 2009

2.5 Pengembangan Sistem dengan Metodologi Berorientasi OOAD (Object Oriented Analysis and Design)

2.5.1 Konsep Dasar OOAD

OOAD merupakan sekumpulan petunjuk umum yang mengarah kepada aktivitas analisis dan perancangan. Untuk membuat metode kita menjadi lebih berguna, kita merancangnya hingga terdapat penyesuaian, perkembangan dan substitusi bagian dapat dengan mudah diimplementasikan (Mathiassen, 2001).


(47)

(syarat/keperluan yang harus dipenuhi suatu sistem) dari sudut pandang kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui dalam ruang lingkup permasalahan. Sedangkan Object-Oriented Design adalah metode untuk mengarahkan arsitektur

software yang didasarkan pada manipulasi objek-objek sistem atau subsistem

(Suhendar dan Gunadi, 2002).

Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa OOAD merupakan suatu metode yang berisi sekumpulan petunjuk umum dalam pengembangan

software yang mengarah pada aktivitas analisis dan perancangan berorientasi

obyek.

2.5.2 Aktivitas Utama dalam OOAD

Aktifitas utama dalam OOAD ialah sebagai berikut (Booch et al, 2007):

1. Inception

Pada tahapan awal ini ialah membangun dan memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan sistem, membuat sebuah kesepakatan dengan customer mengenai apa yang akan dibangun, secara pasti dapat mengetahui kendala yang terjadi dan memastikan lingkup lingkungan pembangunan sistem yang akan dibangun.

2. Elaboration

Pada tahapan ini akan dibangun rancangan sistem yang akan dibuat. Seluruh kebutuhan customer digambarkan melalui desain diagram.


(48)

Pada tahapan ini merupakan tahapan pembangunan atau pembuatan coding

serta pengujian sistem yang akan dibuat.

4. Transition

Pada tahapan ini sistem telah selesai dibuat dan akan siap diberikan kepada

end user. Pada tahapan ini juga akan digambarkan arsitektur

perangkat-perangkat yang digunakan. Aktifitas dalam OOAD akan digambarkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Aktivitas OOAD (Sumber: Booch et al. 2007)

2.5.3 Proses dalam OOAD 1. Macro Prosess

Proses makro merupakan penjelasan keseluruhan proses dari siklus hidup pengembangan sistem yang menyediakan sebuah kerangka kerja untuk proses mikro, proses mikro itu sendiri terdapat pada tahap analisis dan desain. Tahapan dalam proses makro adalah sebagai berikut:


(49)

Pada tahap requirement menjelaskan tentang bagaimana membuat dan menjaga sebuah perjanjian kerjasama dengan

customer dan stakeholder mengenai apa yang harus dilakukan pada

pembuatan sistem, misalnya kebutuhan-kebutuhan dari suatu sistem seperti fungsi-fungsi apa saja yang akan digunakan oleh sistem, fitur-fitur apa saja yang akan dipakai dalam pembuatan sistem, siapa saja user yang terlibat atau yang memakai sistem tersebut dan lain sebagainya. Selain itu, tahapan ini juga mendefinisikan batasan-batasan dari suatu sistem yang akan dibuat. b. Analysis and Design

Tahapan ini menjelaskan bagaimana mengkonversi kebutuhan-kebutuhan sistem yang telah dibuat sebelumnya menjadi sebuah bentuk rancangan sistem. Yang mana rancangan tersebut disajikan sebagai spesifikasi dari implementasi sistem dalam memilih lingkungan penerapannya. Selain itu, tahapan analisis dan desain juga mencakup dalam mengembangkan sebuah arsitektur/bentuk rancangan yang kokoh untuk sebuah sistem dan menetapkan mekanisme umum yang harus digunakan oleh elemen-elemen yang berbeda dari sistem.

c. Implementation

Setelah membuat suatu kebutuhan sistem, menganalisa dan merancang sistem yang akan dibuat. Kemudian pada tahap ini


(50)

rancangan dengan sistem, maksudnya adalah mengimplementasikan rancangan tersebut dalam sebuah sistem atau program dalam bentuk coding program. Selain itu juga menghasilkan sebuah sistem yang sudah dapat dijalankan.

d. Test

Tes/pengujian dilakukan untuk meyakinkan bahwa sistem telah sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya (kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah menerapkan yang sewajarnya). Memvalidasi fungsi sistem yang telah konkrit kemudian didemonstrasikan bahwa produk software tersebut sesuai dengan kebutuhan dan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. e. Deployment

Meyakinkan bahwa produk software tersebut (termasuk implementasi dan pengujian) telah tersedia untuk end user atau sudah dapat digunakan oleh pengguna akhir.

Proses makro memiliki aktivitas-aktivitas pendukung di dalam pembuatan software-nya yang mencakup Project Management,

Configuration and Change Management dan Environment.

Penjelasan mengenai aktivitas pendukung tersebut adalah sebagai berikut:


(51)

Project Manajement dilakukan untuk mengelola proyek pengembangan software, meliputi perencanaan, staffing dan monitoring proyek serta mengatur resiko yang mungkin terjadi.

2. Configuration and Change Management

Mengidentifikasi konfigurasi setiap item, mengontrol perubahan pada setiap item dan mengatur konfigurasi pada setiap item.

3. Environment

Menyediakan sebuah lingkungan pengembangan software, meliputi proses keduanya (project management,

configuration dan change management) dan alat-alat yang

mendukung tim pengembang software. Jadi pada

environment, perusahaan menyediakan sebuah lingkungan

untuk pengembangan sebuah software serta menyediakan alat-alat apa saja yang dibutuhkan oleh pengembang

software dalam mengerjakan proyeknya.

Gambar 2.3 adalah Gambaran dari setiap tahapan dalam proses makro

Gambar 2.3 Tahapan dan Aktivitas Proses Makro (Sumber: Booch et al. 2007).


(52)

Pada proses mikro ini, meliputi proses analysis and design (proses mikro) dengan melihat aktivitas apa yang dilaksanakan dan mengerjakan produk apa yang dihasilkan. Proses mikro merupakan bagian dari proses makro seperti yang terdapat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Proses Mikro (Sumber: Booch et al. 2007)

Pada analisis terfokus pada behavior (perilaku) bukan form (bentuk).

Dalam analisis mencari model dunia dengan mengidentifikasi unsur-unsur yang membentuk kosa-kata yang berasal dari problem domain dan mendeskripsikan

roles, responsibilities and collaborations. Sedangkan pada desain diciptakan

unsur-unsur yang menyediakan behavior dari unsur analisis yang diperlukan. Produk utama dari proses mikro ialah:

1. The architecture description, menjelaskan arsitektur sistem, termasuk

deskripsi mekanisme umum. Uraian tersebut meliputi arsitektural aspek penting dari analisis/desain model.

2. The analysis/design model, mencakup analisis dan elemen desain

solusi perangkat lunak dan organisasi mereka, serta realisasi yang menjelaskan bagaimana kebutuhan perilaku sistem yang diwujudkan dalam hal elemen-elemen.


(53)

pada Gambar 2.5. Aktivitas yang terdapat pada proses mikro ialah:

a. Identify the elements

Menemukan elemen-elemen yang akan dikerjakan.

b. Define the collaborations between the elements

Mendeskripsikan bagaimana mengidentifikasi kerjasama antara elemen untuk menyediakan kebutuhan tingkah laku sistem.

c. Define the relationships between the element

Mendefinisikan hubungan antar elemen untuk mendukung kerjasama antar elemen.

d. Define the semantics of the elements

Membangun behavior dan attributes dari pengidentifikasian elemen. Menyiapkan elemen untuk level abstraksi selanjutnya.

Gambar 2.5 Aktivitas Proses Mikro (Sumber: Booch et al. 2007)

Berikut ini adalah seperangkat pandangan sederhana yang dapat digunakan untuk menjelaskan software arsitektur. Satu set pandangan ini pertama kali


(54)

view.

1. Requirements View (menggunakan Use Case View)

2. Logical View

3. Implementation View

4. Process View

5. Deployment View

2.6 Tools Perancangan Sistem Berorientasi Obyek dengan UML

Tools atau alat bantu yang sering digunakan oleh para pengembang dalam

merancang sistem informasi berorientasi obyek adalah UML (Unified Modelling

Language).

2.6.1 Definisi UML

UML (Unified Modelling Language) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini dikarenakan UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).

Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa untuk

menentukan, visualisasi, konstruksi dan mendokumentasikan artifacts dari sistem


(55)

atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa software. Artifact dapat berupa model, deskripsi atau software.

2.6.2 Diagram dan Teknik Pemodelan UML 2.6.2.1 Diagram Struktur

Diagram ini memvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan mendokumentasikan aspek static dari sistem. Diagram struktur di UML terdiri atas (Hariyanto, 2004):

1. Diagram Kelas (Class diagram)

Diagram ini menunjukkan sekumpulan kelas, interface dan kolaborasi dan keterhubungannya. Diagram kelas merupakan diagram paling umum dipakai di semua pemodelan berorientasi objek. Pemodelan kelas menunjukkan kelas yang ada di sistem dan hubungan antar kelas-kelas itu, atribut-atribut dan operasi-operasi di kelas-kelas.

2. Diagram Objek (Object diagram)

Kegunaan diagram objek adalah mendeskripsikan bagaimana kumpulan objek tertentu saling berhubungan. Diagram objek adalah diagram instan (instance diagram) yang mendeskripsikan instan-instan kelas. Diagram instan (instance diagram) berguna untuk dokumentasi skenario serta kasus pengujian (test cases) dan mendiskusikan contoh-contoh instanisasi diagram kelas.


(56)

Diagram komponen menunjukkan organisasi dan kebergantungan diantara sekumpulan komponen.

4. Diagram Deployment (Deployment diagram)

Diagram deployment digunakan untuk memodelkan aspek fisik dari sistem berorientasi objek, yaitu memodelkan konfigurasi node-node

pengolahan waktu jalan dan komponen-komponen yang tinggal di node-node itu.

2.6.2.2 Diagram Perilaku

Diagram ini untuk memvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan mendokumentasikan aspek dinamis dari sistem. Diagram perilaku di UML terdiri dari (Hariyanto, 2004):

1. Diagram Use case (Use case diagram)

Diagram use case (use case diagram) merupakan salah satu diagram untuk memodelkan aspek perilaku sistem. Use case adalah interaksi antara aktor eksternal dan sistem, hasil yang dapat diamati oleh aktor, berorientasi pada tujuan, dideskripsikan di diagram use case dan teks. Diagram use case melibatkan:

a. Sistem yaitu sesuatu hendak kita bangun.

b. Actor, entitas-entitas luar yang berkomunikasi dengan sistem.

c. Use case adalah fungsionalitas yang dipersepsi oleh actor.


(57)

Untuk dapat membuat statechart kita dapat dibantu dengan terlebih dulu menggambarkan urutan kejadian (event trace diagram) suatu kegiatan (skenario). Urutan kejadian ini digambarkan dengan diagram sekuen (diagram lacak kejadian). Diagram sekuen mendeskripsikan komunikasi diantara objek-objek, meliputi pesan-pesan yang ada dan urutan pesan tersebut muncul.

Diagram sekuen digunakan untuk:

a. Overview perilaku sistem.

b. Menunjukkan objek-objek yang diperlukan.

c. Mendokumentasikan scenario dari suatu diagram use case.

d. Memeriksa jalur-jalur pengaksesan. 3. Diagram Kolaborasi (Collaboration diagram)

Diagram kolaborasi mendefinisikan peran-peran yang dimainkan ketika satu tugas dilakukan. Peran-peran dimainkan oleh instan-instan yang berinteraksi. Diagram kolaborasi menyatakan komunikasi diantara objek-objek yang menunjukan pesan-pesan yang ada, urutan pesan dan hubungan antar objek-objek.

4. Diagram Statechart (Statechart diagram)

Statechart mendeskripsikan objek berupa state-state yang

dimilikinya, kejadian-kejadian yang dapat berlangsung beserta transisi yang terjadi.


(58)

Diagram aktivitas adalah diagram flowchart yang diperluas yang menunjukan aliran kendali satu aktivitas ke aktivitas lain. Aktivitas adalah eksekusi non-anatomik yang berlangsung distate machine. Diagram aktivitas mendeskripsikan aksi-aksi dan hasilnya. Diagram aktivitas berupa operasi-operasi dan aktivitas-aktivitas diuse case.

2.7 Black Box Testing

Konsep kotak hitam digunakan untuk merepresentasikan sistem yang cara kerja di dalamnya tidak tersedia untuk diinspeksi. Di dalam kotak hitam, item-item yang diuji dianggap “gelap” karena logiknya tidak diketahui, yang diketahui hanya apa yang masuk dan apa yang keluar dari kotak hitam (Hariyanto, 2004).

Pada black box testing, kasus-kasus pengujian berdasarkan pada spesifikasi

sistem. Rencana pengujian dapat dimulai sedini mungkin di proses pengembangan perangkat lunak (Hariyanto, 2004).

Teknik pengujian konvensional yang termasuk “black box” adalah sebagai

berikut:

1.Graph-based testing

2.Equivalence partitioning

3.Comparison testing

4.Orthogonal array testing.

Pada black box testing, kita mencoba beragam masukan dan memeriksa keluaran yang dihasilkan. Kita dapat mempelajari apa yang dilakukan kotak, tapi


(59)

2004).

Teknik black box testing juga dapat digunakan untuk pengujian berbasis skenario, dimana isi dalam sistem mungkin tidak tersedia untuk diinspeksi tapi masukan dan keluaran yang diidentifikasikan dengan use case dan informasi analisis yang lain (Hariyanto, 2004).

2.8 PHP

PHP yang merupakan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor ditulis dengan menggunakan bahasa C dan diciptakan oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1994. PHP digunakan sebagai bahasa script server-side.

Banyak kelebihan-kelebihan yang terdapat pada PHP ini, diantaranya ialah (Paranginanginan, 2006):

1. PHP difokuskan pada pembuatan script server-side, yang bisa melakukan apa saja yang dapat dilakukan CGI, seperti mengumpulkan data, menghasilkan isi halaman web dinamis dan kemampuan mengirim serta menerima cookies, bahkan lebih daripada kemampuan CGI.

2. Dapat digunakan pada semua sistem operasi, antara lain LINUX, UNIX, Microsoft Windows, Mac OS X, RISC OS.

3. Mendukung banyak web server, seperti Apache, Microsoft Internet Information Server (MIIS), Personal Web Server (PWS), audium, Xitami dan masih banyak lainnya.


(60)

kemampuan untuk mengolah keluaran gambar, file PDF dan movie flash. 5. Mendukung banyak database.

2.9 MySQL

MySQL ialah multi user database yang menggunakan bahasa Sructure Query

Language (SQL). MySQL mampu menyimpan data lebih dari 40 database, 10.000

tabel dan sekitar 7.000.000 baris, totalnya kurang lebih 100 Gbyte data. MySQL merupakan software sistem manajemen database (Database Management sistem

DBMS) yang sangat populer di dalam pemrograman berbasis web, terutama dilingkungan Linux dengan menggunakan script PHP.

MySQL memiliki lisensi open source GNU General Public Lisence (GPL) ataupun lisensi komersial non GPL. MySQL menjadi popular untuk digunakan dimungkinkan karena kemudahan untuk digunakan, cepat secara kinerja query dan mencukupi untuk kebutuhan database di perusahaan-perusahaan dalam skala menengah kecil (Sidik, 2005).


(61)

39

dan informasi melalui beberapa cara, metode-metode yang dilakukan untuk mendapatkan data antara lain:

3.1Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti di dalam skripsi ini diantaranya yaitu:

3.1.1 Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti ialah dengan melihat langsung proses seorang mitra untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada KSU BMT-UMJ, observasi ini dilakukan pada tanggal 08 Oktober 2010 pada KSU BMT-UMJ yang berlokasi di jalan Kh Ahmad Dahlan komplek kampus UMJ Ciputat.

Untuk mengajukan permohonan pembiayaan, mitra tidak bisa langsung mendapatkannya karena setelah mereka mengajukan, mereka harus memenuhi persyaratan. Jika persyaratan itu lengkap dan mitra menyetujui untuk di survey maka pihak KSU BMT-UMJ melakukan survey, setelah mensurvey kemudian pihak KSU BMT-UMJ mengadakan rapat komite yang diadakan oleh pengurus dan pengawas KSU BMT-UMJ. Jika pembiayaan disetujui pihak KSU BMT-UMJ memberi konfirmasi kepada mitra untuk menetapkan jadwal realisasi, perjanjian kerja sama


(62)

merapikan dokumen permohonan pembiayaan. 3.1.2 Wawancara

Pada tahapan ini, untuk mendapatkan data dilakukan dengan wawancara kepada pihak yang bersangkutan yaitu melalui Ibu Romiyah sebagai staf pembiayaan KSU BMT-UMJ, melalui wawancara ini didapatkan data mengenai profil KSU BMT-UMJ dan struktur organisasi. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 08 Oktober 2010.

Wawancara yang kedua dilakukan pada tanggal 10 November 2010. Pada wawancara kali ini, didapatkan data-data mengenai prosedur sistem berjalan dalam permohonan pembiayaan mudharabah, seperti cara-cara atau persyaratan apa saja yang harus dipenuhi mitra untuk mendapatkan suatu pembiayaan. Hasil dari wawancara-wawancara yang dilakukan akan dilampirkan pada laporan ini.

3.1.3 Studi Kepustakaan (Library Research)

Di dalam studi kepustakaan ini, ada beberapa buku referensi yang peneliti dapatkan. Peneliti membaca dan mempelajari berbagai buku yang berkaitan dengan sistem informasi pembiayaan mudharabah serta buku mengenai pengembangan sistem berorientasi objek yaitu OOAD (Object Oriented Analysis and Design) serta

UML tools yang digunakan untuk mendesain sistem dan buku-buku yang berkaitan

dengan pemograman PHP dan MySQL. Selain melalui buku, penulis juga mengunjungi website-website yang terkait.


(63)

Untuk menyelesaikan penelitian ini, metode pengembangan yang dilakukan ialah dengan menggunakan perancangan berbasis objek OOAD dengan pendekatan Booch, tahapan-tahapan yang dilaluinya yaitu:

1. Inception

a. Profil KSU BMT-UMJ

Pada tahapan ini dijelaskan mengenai latar belakang, visi misi dan struktur organisasi KSU BMT-UMJ.

b. Analisa Sistem Berjalan

Pada tahapan ini dijelaskan proses kegiatan operasional yang sedang berjalan pada KSU BMT-UMJ dengan menggunakan rich picture untuk memperjelas sistem yang sedang berjalan dan menemukan kelemahan-kelemahan pada sistem berjalan.

c. Requirments SistemInformasiPembiayaan Mudharabah

Pada tahapan ini digambarkan mengenai kebutuhan-kebutuhan untuk pengembangan sistem informasi pembiayaan mudharabah. Mulai dari visi pembuatan sistem, kebutuhan fungsional, kebutuhan non fungsional dan kebutuhan user.

d. Defining The Boundaries of The Problem (Batasan Masalah)

Pada tahapan ini akan dijelaskan mengenai gambaran batasan interaksi antara sistem informasi pembiayaan Mudharabah dan aktor yang berkaitan.

e. Determining Mission Use Case (Tujuan Use Case)

Pada tahapan ini akan dijelaskan mengenai tujuan use case dengan menjelaskan kebutuhan-kebutuhan use case dan aktor-aktor yang terlibat.


(64)

a. Analysis and design

Pada tahapan ini digambarkan sistem yang diajukan melalui desain pemodelan, diagram yang digunakan yaitu use case diagram, activity diagram, class diagram,

sequence diagram dan statechart diagram serta user interface.

3. Construction

a. Logical view

Pada tahapan ini akan digambarkan diagram komponen yang akan menampilkan komponen pada sistem dan keterhubungan antar komponen tersebut.

b. Implementation

Setelah rancangan sistem selesai dibuat, tahapan selanjutnya ialah dengan mengimplementasikan rancangan diagram yang telah dibuat dalam bentuk sistem jadi. Tahapan ini dilakukan coding program dan bahasa pemograman yang digunakan adalah PHP.

4. Transition a. Test

Setelah sistem selesai, maka dilakukanlah tahapan ini yaitu pengujian sistem dengan menggunakan black box untuk mengetahui apakah sistem telah sesuai dengan yang diinginkan.

b. Deployment

Pada tahapan ini dilakukan sebuah uji coba sistem yang telah diverifikasi sebelumnya melalui pengujian black box. Dari uji coba tersebut menghasilkan sebuah


(65)

adalah deployment diagram.

3.3Kerangka Penelitian

Observasi

Wawancara

Studi Kepustakaan

Inception

Construction Elaboration

Transition

Test (Black Box) Implementation (Coding

Program)

Analysis & Design models (Use Case, activity digram, Class Diagram, sequence diagram, statechart diagram), design user

interface Visi, Requirements System, constrain

system, Spesifikasi use case

Deployment (Deployment Diagram)

Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Rich Picture Start

Pengumpulan Data Metodologi Penelitian sistem Informasi (Jogiyanto,2008)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design)

(Booch, et al. 2007) Pengembangan Sistem

Informasi

End


(66)

44

Pada tahapan awal ini ialah membangun dan memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan sistem, membuat sebuah kesepakatan dengan customer mengenai apa yang akan dibangun, secara pasti dapat mengetahui kendala yang terjadi dan memastikan lingkup lingkungan pembangunan sistem yang akan dibangun.

4.1.1 Profil KSU BMT-UMJ

1. Sejarah Pendirian KSU BMT-UMJ

Berdirinya KSU BMT-UMJ ini diawali dengan rapat pembentukan oleh 36 orang (dosen sivitas akademika UMJ) sekitar awal bulan April 2008. Selanjutnya, Akta Pendirian KSU BMT-UMJ dengan nomor 69 diterbitkan tgl. 14 April 2008 oleh Notaris yang ditunjuk Kementerian Koperasi dan UKM, H. Rizul Sudarmadi, SH. Setelah itu, Kementerian Koperasi dan UKM, tanggal 6 Juni 2008 mengesahkan Akta Pendirian dan sekaligus memberikan nomor badan hukum: 770/BH/Meneg/.I/VI/2008.

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, modal KSU BMT-UMJ terdiri atas modal sendiri dan modal luar. Modal sendiri terbagi atas simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, donasi dan hibah. Modal luar atau modal pinjaman berasal dari anggota, anggota luar biasa, calon anggota, koperasi lain, lembaga keuangan (bank dan non bank) dan sumber-sumber lain yang sah.


(67)

Visi dan Misi KSU BMT-UMJ adalah sebagai berikut: 1) Visi

Membangun koperasi serba usaha terkemuka, modern dan Islami dalam mengembangkan ekonomi rakyat.

2) Misi

1. Meningkatkan kualitas sumber daya insani yang bermartabat dan mandiri.

2. Memperjuangkan peningkatan harkat sosial ekonomi anggota dan karyawan koperasi serta masyarakat.

3. Mengelola portofolio bisnis anggota dengan semangat kekeluargaan dan berdaya saing.

4. Menjadi media efektif dalam membangun silaturrahmi sesama anggota KSU BMT-UMJ dan para pihak yang terkait.

3. Struktur Organisasi

Direktur

Teller

Marketing Manajer

Admin Pembiayaan

RAT

Ketua Pengawas &

Pembina

Akuntansi Sektor Riil

Account Officer Customer

Service


(68)

KSU BMT-UMJ merupakan lembaga/organisasi yang menyelenggarakan aktivitas usaha dengan basis ekonomi syariah (umumnya simpan– pinjam/pembiayaan). Salah satu pembiayaan yang dimilikinya ialah pembiayaan

mudharabah, pembiayaan ini merupakan bentuk kerjasama antara pihak shohibul

mal (KSU BMT-UMJ) dan mudharib (mitra). Dalam transaksinya modal tersebut seutuhnya disediakan oleh KSU BMT-UMJ dan mitra hanya memberikan modal keahlian.

Proses bisnis dari sistem yang berjalan saat ini di KSU BMT-UMJ ialah saat seorang calon mitra datang ke KSU BMT-UMJ untuk mendapatkan pembiayaan. Untuk dapat melakukan permohonan pembiayaan harus memenuhi persyaratannya terlebih dahulu yang terdapat pada formulir pembiayaan, syarat-syaratnya antara lain fotocopy KTP atau identitas diri, fotocopy kartu keluarga, akte nikah, surat persetujuan penjamin, foto (3x4) dan data penjamin. Jika pinjaman yang diajukan kurang dari Rp 2.000.000,00 tetapi jika lebih dari itu harus memberikan jaminan berupa BPKB atau sertifikat tanah. Mitra dapat memberikan syarat-syarat tersebut kepada staf atau admin pembiayaan.

Setelah syarat itu dipenuhi, pihak KSU BMT-UMJ melakukan pertimbangan dengan melihat kelayakan usaha yang dimiliki calon mitra tersebut. Setelah pihak KSU BMT-UMJ menyetujui pembiayaan yang diajukan oleh mitra, kemudian KSU BMT-UMJ mengkonfirmasi melalui telepon untuk mensurvey. Jika selama 3x telepon tidak diangkat maka proses mensurvey dibatalkan oleh KSU BMT-UMJ. Jika telepon diangkat, survey akan dilakukan dan jika layak


(69)

BMT-UMJ memberi konfirmasi pada mitra untuk mendapatkan dana dan melakukan perjanjian kerja sama. Pembiayaan dapat dicairkan di staf pembiayaan dan diberikan kepada mitra. Setelah itu mitra harus membayar angsuran pembiayaan yang waktunya telah ditentukan sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan. Jika angsuran yang dibayarkan melawati batas jatuh tempo maka akan dikenakan denda. Dan jika tidak ada denda data akan disimpan dalam arsip angsuran mitra. Proses bisnis mengenai pembiayaan seperti yang telah dijelaskan ditunjukkan pada rich picture. Gambar 4.2

Calon Mitra Formulir pembiayaan 1.isi formulir pembiayaan

Staff pembiayaan 2. formulir yang telah diisi

$

Tempat usaha 4. survey tempat usaha

Rapat komite

5. hasil survey

6. melakukan rapat komite

Mitra 7. memberi hasil rapat dan dokumen mitra

8. menyetujui pembiayaan

9. konfirmasi akad dan pencairan dana

3. konfirmasi survey tempat usaha

10. Pembayaran Angsuran

11. Validasi angsuran Denda/

Tidak 13. simpan angsuran mitra

12. Hitung denda

13. konfirmsi denda Angsuran


(70)

dihadapi oleh pihak KSU BMT-UMJ, antara lain:

1. Banyaknya minat mitra untuk melakukan permohonan pembiayaan, sehingga menyulitkan KSU BMT-UMJ untuk menentukan mitra mana yang layak untuk diberikan pembiyaan tersebut.

2. Semakin banyak mitra yang melakukan pembiayaan, menyulitkan KSU BMT-UMJ untuk menyimpan data mitra yang telah terdaftar.

3. Banyaknya aktifitas transaksi pada KSU BMT-UMJ, khususnya pada transaksi pembiayaan mudharabah yang menyebabkan terjadinya penumpukkan file-file bukti transksi yang telah dilakukan.

4. Lambatnya kinerja perusahaan karena tidak adanya proses kerja yang lebih efektif dan efisien.

4.1.3 Requirements Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah

Sistem informasi pembiayaan mudharabah merupakan sistem yang akan membantu proses kerja para karyawan KSU BMT-UMJ di dalam beberapa proses yang dilakukan oleh para mitra dalam permohonan pembiayaan. Berikut adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh sistem yang akan dirancang:

1. Visi Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah

Visi dalam membangun sistem informasi pembiayaan mudharabah

ini adalah menyediakan sebuah sistem informasi yang dapat mempermudah kinerja perusahaan sebagai peningkatan layanan terhadap mitra.


(71)

Kebutuhan fungsional atau functional requirement adalah deskripsi dari aktivitas-aktivitas dan layanan yang harus disediakan oleh sistem (Ladjamudin, 2005). Maksudnya adalah dalam suatu sistem memiliki kebutuhan sama halnya dengan user, dimana kebutuhan suatu sistem itu tentunya akan mendukung daripada pengguna atau user sistem tersebut. Dalam sebuah sistem terdapat program yang akan membantu user dalam memecahkan masalahnya.

Kebutuhan-kebutuhan fungsional sistem informasi pembiayaan

mudharabah antara lain:

a. Input

Masukan yang terdapat dalam sistem yaitu:

1. Id dan Password (untuk Mitra, Customer service, Account

officer, Admin, administrator dan Teller).

2. Registrasi 3. Calon Mitra 4. Mitra

5. Formulir Pembiayaan 6. Transaksi Pembiayaan 7. Rekening Mitra

8. Data Survey


(72)

Proses

Proses yang terdapat dalam sistem antara lain: 1. Proses register

2. Prosesmelihat profil KSU BMT-UMJ 3. Proses melihat persyaratan pembiayaan

4. Proses melihat, input, edit, delete, detail data mitra 5. Proses melihat cara pembayaran

6. Proses input, delete, edit, detail formulir pembiayaan 7. Proses ganti username dan password

8. Proses melihat, edit, delete, detail, cetak data survey

9. Proses melihat, edit, delete, cetak data rekening mitra 10.Proses melihat, cetak, edit, detail, delete data angsuran 11.Proses melihat, cetak, edit, detail, delete data transaksi

pembiayaan.

12.Log In bagi user yang telah memiliki account.

13.Proses Log Out. c. Output

keluaran dari sistem antara lain: 1. Laporan data mitra.

2. Laporan permohonan pembiayaan. 3. Laporan hasil survey mitra

4. Laporan rekening mitra 5. Laporan transaksi pembiayaan


(73)

d. Database

Database yang diusulkan pada sistem ini terdapat 7 tabel, antara

lain:

1. Tabel Mitra

2. Tabel Permohonan Pembiayaan 3. Tabel Survey

4. Tabel Rekening

5. Tabel Transaksi Pembiayaan 6. Tabel Angsuran

7. Tabel User

3. Non Functional Requirements (Kebutuhan Non Fungsional)

Non functional requirement atau kebutuhan non-fungsional

adalah deskripsi dari fitur-fitur, karakteristik dan batasan-batasan yang lain yang mendefinisikan sistem yang memuaskan (Ladjamudin, 2005).

Kebutuhan non fungsional pada sistem informasi pembiayaan

mudharabah sebagai berikut:

a. Hak Akses. Pada sistem ini hak akses diatur oleh administrator. Administrator dapat mengatur setiap user yang dapat memasuki sistem.

b. Sistem ini dapat digunakan pada operating sistem hampir pada seluruh OS (Operating system).


(74)

sistem minimal dengan spesifikasi berikut, yaitu PC minimal Pentium II, memori dengan kapasitas minimal 512 MB,

hardisk minimal 100 GB dan printer.

d. User Interface. Tampilan yang dirancang harus user friendly

(mudah dimengerti), sehingga user dapat mudah mengerti untuk menjalankan setiap proses yang tersedia di dalam sistem.

4. Kebutuhan User 1) Calon Mitra

Dalam sistem pembiayaan mudharabah ini, calon mitra dapat melakukanlihat profil dan registrasi.

2) Mitra

Dalam sistem pembiayaan mudharabah ini, mitra dapat melakukan lihat profil, isi formulir, cara pembayaran dan ganti

password.

3) Customer Service (CS)

Dalam sistem pembiayaan mudharabah ini, customer

service dapat melakukan lihat mitra, verifikasi data mitra,


(75)

Dalam sistem pembiayaan mudharabah ini, acount officer

dapat melakukan input form survey, otorisasi survey dan cetak surat persetujuan penolakan.

5) Admin Pembiayaan

Dalam sistem pembiayaan mudharabah ini, admin pembiayaan dapat melakukan input transaksi pembiayaan, Input

rekening mitra, lihat angsuran mitra, cetak form akad dan cetak rekening mitra.

6) Teller

Dalam sistem pembiayaan mudharabah ini, teller dapat melakukan lihat rekening mitra, input angsuran mitra dan membuat kartu angsuran.

7) Administrator

Dalam sistem pembiayaan mudharabah ini, administrator dapat melakukan input data user, input data modul, input profil, lihat data calon mitra, lihat transaksi, lihat formulir mitra, lihat

survey, lihat rekening mitra, lihat angsuran mitra dan lihat


(76)

Calon mitra

CS

Mitra

AO

Teller Admin Pembiayaan

Administrator

Sistem Informasi Pembiayaan

Mudharabah

Pada tahapan ini akan ditampilkan desain yang menggambarkan batasan sistem untuk sistem informasi pembiayaan mudharabah. Gambarannya dapat dilihat pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 Batasan Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah

Di dalam diagram inidijelaskan mengenai lingkungan sistem tanpa fungsi-fungsi dari sistem itu sendiri. Actors merupakan eksternal entity yang berinteraksi langsung dengan sistem.

Dalam diagram tersebut terlihat bahwa user yang termasuk di dalamnya adalah calon mitra, mitra, cs, ao, teller, admin dan administrator. Calon mitra, mitra, cs, ao, teller dan admin dapat mengoperasikan sistem, memperoleh dan memberi data/informasi dari dan kepada sistem. Sedangkan administrator, dengan adanya fungsi-fungsi tertentu dapat melakukan perubahan-perubahan sistem sesuai dengan kebutuhan user.


(1)

elseif ($r[aktif]=='N'){

echo "<tr><td>Aktif</td> <td> <input type=radio name='aktif' value='Y'>Ya

<input type=radio name='aktif' value='N' checked>Tidak</td></tr>";

}

echo "<tr><td colspan=2 align=center><input type=submit value=Update>

<input type=button value=Batal onclick=self.history.back()></td></tr> </table></form>";

break;

case "detailmember":

$edit=mysql_query("SELECT * FROM member WHERE id_member='$_GET[id]'");

$r=mysql_fetch_array($edit); echo "<h2>Detail Member</h2> <form name='edit' method=POST action=./aksi.php?module=member&act=update> <input type=hidden name=id

value='$r[id_member]'> <table>

<tr><td colspan=2><img src='../foto_upload/$r[gambar]' width=250 height=200 border=0></td></tr>

<tr><td>Nama Member</td> <td> $r[username]</td></tr>

<tr><td><b>Nama Lengkap</b></td> <td> <b> $r[nama_lengkap]</b></td></tr>

<tr><td><b>No. KTP</b></td> <td> <b> $r[ktp]</b></td></tr>

<tr><td>E-mail</td> <td> $r[email]</td></tr>

<tr><td>Alamat</td> <td> $r[alamat]</td></tr>

<tr><td>Telepon</td> <td> $r[telp]</td></tr> <tr><td>TTL</td> <td> $r[tempat] / $r[tanggal]</td></tr>";

echo "<tr><td colspan=2 align=center><input type=button value=Back

onclick=self.history.back()></td></tr>

</table></form>"; break;

case "hasilcari":

echo "<h2>Hasil Pencarian";

// menghilangkan spasi di kiri dan kanannya $kata = trim($_POST[kata]);

// pisahkan kata per kalimat lalu hitung jumlah kata $pisah_kata = explode(" ",$kata);

$jml_katakan = (integer)count($pisah_kata); $jml_kata = $jml_katakan-1;

$cari = "SELECT * FROM member WHERE " ; for ($i=0; $i<=$jml_kata; $i++){

$cari .= "nama_lengkap LIKE '%$pisah_kata[$i]%'";

if ($i < $jml_kata ){ $cari .= " OR "; }

}

$cari .= " ORDER BY nama_lengkap DESC LIMIT 7";

$hasil = mysql_query($cari); $ketemu = mysql_num_rows($hasil); if ($ketemu > 0){

$p = new Paging; $batas = 5;

$posisi = $p->cariPosisi($batas);

$tampil=mysql_query("SELECT * FROM member ORDER BY id_member DESC LIMIT

$posisi_,$batas_"); $no = $posisi_+1;

while ($r=mysql_fetch_array($hasil)){ echo "<p>Ditemukan <b>$ketemu</b> Nama Member dengan Nama <font style='background-color:#00FFFF'><b>$kata</b></font> : </p>";


(2)

<tr><td colspan=2><img src='../foto_upload/$r[gambar]' width=250 height=200 border=0></td></tr>

<tr><td>Nama Member</td> <td> $r[username]</td></tr>

<tr><td><b>Nama Lengkap</b></td> <td> <b> $r[nama_lengkap]</b></td></tr>

<tr><td><b>No. KTP</b></td> <td> <b> $r[ktp]</b></td></tr>

<tr><td>E-mail</td> <td> $r[email]</td></tr>

<tr><td>Alamat</td> <td> $r[alamat]</td></tr>

<tr><td>Telepon</td> <td> $r[telp]</td></tr> <tr><td>TTL</td> <td> $r[tempat] / $r[tanggal]</td></tr>";

$no++; } echo "</table>"; }

else{

echo "Tidak ditemukan Nama nasabah dengan Nama <b>$kata</b>";

}

echo "<input type=button value=Back onclick=self.history.back()>"; break;

} ?>


(3)

2. Tampilan Program

1. Tampilan Utama Sistem

2. Tampilan Data Mitra

3. Tampilan Registrasi Mitra

4. Tampilan Login

5. tampilan Form Formulir Mitra


(4)

7. Tampilan Form Transaksi Pembiayaan

8. Tampilan Form Rekening Mitra

9. Tampilan Form Angsuran

10. Tampilan Form Manajemen User

11. Tampilan Form Persyaratan

Pembiayaan


(5)

13. Tampilan Menu Profil

14. Tampilan File Pembiayaan Mitra

15. Tampilan Form Persetujuan Penolakan

16. Tampilan Form Akad


(6)

18. Tampilan Form Data Konfirmasi

19. Tampilan Kartu Angsuran

20. Tampilan Bukti Angsuran