Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif

(1)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

RECREATION SPORT CLUB

ARSITEKTUR REKREATIF

LAPORAN PERANCANGAN

TGA-490 STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN 2008/2009

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh

AULIA ARIF GUNAWAN

030406028

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

RECREATION SPORT CLUB

ARSITEKTUR REKREATIF

Oleh

AULIA ARIF GUNAWAN

030406028

Medan, 25 Maret 2009

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto H, MT

USU

Ir. Basaria Talarosha, MT.

Pembimbing I

Amy Marisa, ST, MT.

Pembimbing II


(3)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR

Nama

: AULIA ARIF GUNAWAN

Nim

: 030406028

Judul Proyek Tugas Akhir

: Recreation Sport Club

Tema Proyek Tugas Akhir

: Arsitektur Rekreatif

Rekapitulasi Nilai

Nilai Akhir

Dengan Huruf

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No

Status

Waktu

Pengumpulan

Paraf

Pemb. I

Paraf

Pemb II

Koord

TKA-490

1

LULUS

LANGSUNG

2

LULUS

MELENGKAPI

3

PERBAIKAN

TANPA SIDANG

4

PERBAIKAN

DENGAN SIDANG

5

TIDAK LULUS

Medan, 25 Maret 2009

Ketua Departemen

Koordinator TGA-490

Ir. Dwi Lindarto H, MT Ir. Dwi Lindarto H, MT

NIP.132206820 NIP. 132206820

A

B

+


(4)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……….……… iv

DAFTAR GAMBAR………vii

DAFTAR TABEL………. ix

DAFTAR BAGAN………... x

KATA PENGANTAR………. xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang………..……… 1

1.2 Tujuan………..……….. 4

1.3 Masalah Perancangan………...……….. 4

1.4 Pendekatan Masalalah………...………. 4

1.5 Batasan & Lingkup Perencanaan ………..……… 4

1.6 Asumsi-asumsi………..……… 5

1.7 Kerangka Berfikir………..………… 5

1.8 Sistematika Penyusunan Laporan………...……….. 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK……….. 8

2.1 Uraian Singkat Judul……… 8

2.1.1 Pengertian……… 8

2.2 Tinjauan Umum……….………… 9

2.2.1 Jenis Kegiatan Olahraga……… 9

2.2.2 Tujuan Olahraga Rekreasi……….…..…….. 9

2.2.3 Klasifikasi Klub Olahraga………..….……… 9

2.2.4 Klasifikasi Sarana Olahraga Rekreasi………. 10

2.3 Tinjauan Fungsi………...………. 10

2.3.1 Program Olahraga Rekreasi……….………. 10

2.3.2 Persyaratan Kebutuhan Ruang………. 10

2.4 Lokasi Proyek………...……….... 22

2.4.1 Pemilihan Lokasi……….……… 22

2.4.2 Analisa Pemilihan Lokasi………... 23


(5)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

2.4.2.b Penilaian Lokasi……….…... 24

2.4.2.c Penetapan Lokasi……….…... 25

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis……… 26

2.5.1 The Sport Club Of Novi... 26

2.5.2 Sun Bernardino Recreational Sports Department………..……… 30

BAB III ELABORASI TEMA………. 34

3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema………...…… 34

3.2 Interpretasi Tema……… 34

3.2.1 Pengertian……….…... 34

3.2.2 Fungsi Rekreasi……….….. 35

3.2.3 Tujuan Rekreasi……….……….… 35

3.2.4 Jenis-Jenis Rekreasi……….………..… 36

3.2.5 Persyaratan dan Fasilitas Rekreasi……….…. 37

3.2.6 Penciptaan Suasana Rekreatif………... 38

3.3 Keterkaitan Tema dengan Judul………... 39

3.4 Studi Banding Tema Sejenis………. 39

3.4.1 Bladium-Alameda’s Family Health Club……….. 39

BAB IV ANALISA……….. 48

4.1 Analisa Lingkungan Tapak………..……….……….. 48

4.1.1 Kondisi Eksisting Lahan……….………..……….. 48

4.1.2 Batas dan Ukuran Tapak………...……… 49

4.1.3 Analisa Pencapaian Menuju Site…..……….……….. 50

4.1.4 Sarana dan Prasarana…..……….……… 51

4.1.5 Analisa Sirkulasi………..……….…………... 52

4.1.5.a. Kendaraan Bermotor………...………... 52

4.1.5.b. Pejalan Kaki………..………... 53

4.1.6 Analisa View……….……… 54

4.1.6.a. View dari Dalam ke Luar………..………..… 54

4.1.6.b. View dari Luar ke Dalam………..…..………… 55

4.1.7 Analisa Vegetasi………...……… 55

4.1.8 Analisa Kebisingan………...……… 56

4.1.9 Bentuk………..……. 56

4.1.10 Ruang……… 57


(6)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

BAB V KONSEP PERANCANGAN………..….. 67

5.1 Konsep Perancangan Tapak ………..……….. 67

5.1.1 Penzoningan……….……….….. 67

5.1.2 Tata Ruang Luar………….………...…. 68

5.1.3 Pencapaian dan Entrance……….. 69

5.1.4 Sirkulasi ……….……….. 70

5.2 Konsep Perancangan Bangunan…..………. 71

5.2.1 Organisasi Ruang…..………. 71

5.2.2 Gubahan Massa……….…. 73

5.2.3 Struktur………...………. 74

LAMPIRAN...………..………. 75


(7)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Area Cardovascular Training……….. 26

Gambar 2.2 Area Weight Training………... 26

Gambar 2.3 Area Latihan Berkelompok………... 26

Gambar 2.4 Lapangan Tenis Indoor……….……… 27

Gambar 2.5 Lapangan Tenis Outdoor……….……… 27

Gambar 2.6 Geladak yang Dilengkapi dengan kursi………. 27

Gambar 2.7 Kolam Renang 8 Jalur……….. 27

Gambar 2.8 Water Park……….………..………... 27

Gambar 2.9 Water Park……….……… 27

Gambar 2.10 Gymnastic Center……….. ……… 28

Gambar 2.11 Studo Dansa…………... ……… 28

Gambar 2.12 Martial Arts Center…...……….. ……… 28

Gambar 2.13 Studio Yoga……….. ………...… 28

Gambar 2.14 Studio Pilates……….. ……… 29

Gambar 2.15 Kids Center………….. ………...……… 29

Gambar 2.16 Ruang Loker……….. ………...… 29

Gambar 2.17 Ruang Massage……….. ………....…… 29

Gambar 2.18 Cafe……….. ………...… 30

Gambar 2.19 Sun Bernardino Recreational Sports Department……… 30

Gambar 2.20 Student Recreation and Fitness Center……… 31

Gambar 2.21 Ruang Peralatan Dan Loker………... 31

Gambar 2.22 Sarana Olahraga Air…….. ………...………… 31

Gambar 2.23 Arena Panjat Dinding………….. ……… 32

Gambar 2.24 Olahraga Outdoor………….. ………...…… 32

Gambar 2.25 Intramural Sport………….. ………...…… 32

Gambar 3.1 Lapangan Basket………... 39

Gambar 3.2 Ruang Latihan dan Pemanasan………...…... 40

Gambar 3.3 Ring Tinju………... 40

Gambar 3.4 Ruang Perawatan Anak... 40

Gambar 3.5 Area Mesin Kardio………...………... 41

Gambar 3.6 Area Strength Machines………... 41

Gambar 3.7 Area Stretching………...………... 41

Gambar 3.8 Ruang Latihan Berkelompok………..………... 41

Gambar 3.9 Tempat Penyimpanan Peralatan Lathan………..………... 41


(8)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Gambar 3.11 Player Box………...…... 42

Gambar 3.12 Pusat Aktivitas Anak………...…………... 42

Gambar 3.13 Lapangan Lacrosse... 43

Gambar 3.14 Lapangan Sepak Bola Anak………... 43

Gambar 3.15 Lobby………... 44

Gambar 3.16 Studio Mind and Body………..………... 44

Gambar 3.17 Areana Panjat Tebing………....………... 45

Gambar 3.18 Studio RPM Spin………...………... 45

Gambar 3.19 Lapangan Sepak Bola………...………... 46

Gambar 3.20 Speed School………...……... 46

Gambar 3.21 Lapangan Bola Voli………...………... 46

Gambar 3.22 Sport Bar... 47

Gambar 4.1. Peta Kotamadya Medan………...………. 48

Gambar 4.2. Peta Lokasi Site………...………... 48

Gambar 4.3. Foto Eksisting Site………..………. 48

Gambar 4.4. Batas-batas Site……….………. 49

Gambar 4.5. Pencapaian menuju site……….... 50

Gambar 4.6. Kantor Pemko Medan………. 51

Gambar 4.7. Restaurant ACC……….………. 51

Gambar 4.8. Sirkulasi Kendaraan Bermotor………..……… 52

Gambar 4.9. Sirkulasi Pedestrian………..……….. 53

Gambar 4.10. View dari dalam ke luar……… 54

Gambar 4.11. View dari luar ke dalam……… 55

Gambar 4.12. Analisa Vegetasi....……… 55


(9)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melakukan olahraga seminggu yang lalu menurut daerah tempat tinggal

dan jenis kelamin (Tahun 2000). ……….…… 2

Tabel 1.1 Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melakukan olahraga seminggu yang lalu menurut daerah tempat tinggal dan jenis kelamin (Tahun 2000). ……….……… 2

Tabel 2.1 Potensi Pengembangan Kota Medan ………...……….…22

Tabel 2.2 Kriteria Pemilihan Lokasi...….. 23

Tabel 2.3 Analisa Pemilihan Lokasi……….… 24

Tabel 4.1 Kriteria bentuk massa tunggal dan bentuk massa majemuk……….…… 56

Tabel 4.2 Bentuk dasar massa bangunan……….……. 57

Tabel 4.3 Analisa Kegiatan…...………..……58


(10)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1. Kerangka Berfikir Perencanaan Recreation Sport Club………..……... 6

Bagan 4.1. Jaringan Elektrikal……….. 64

Bagan 4.2. Jaringan Air Kotor………... 64

Bagan 4.3. Jaringan air bersih……….. 65

Bagan 4.4. Jaringan air buangan………. 66


(11)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Proses panjang yang penuh suka dan duka dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak akan bisa dilalui tanpa dukungan do’a dan semangat dari kedua orang tua ,kakak dan adik saya ( I love u all…). Tugas akhir ini saya perjuangkan untuk Ibunda tercinta ( Daryati Lubis) dan Ayah ( Eddyzar Batubara ) yang selalu memberikan doa dan nasehat kepada saya, karena kalian saya ada.

Saya juga mengucapkan terima kasih yang terdalam kepada :

 Ibu Ir. Basaria Talarosha, MT sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat berarti pada Tugas Akhir saya dan membuka pikiran saya. Terima kasih juga atas kesediaannya membimbing saya dengan sabar, memberi dorongan serta nasehat yang selalu memacu saya.

• Ibu Amy Marisa, ST, MT sebagai Dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan saran dan masukan yang sangat berguna terhadap Tugas Akhir saya. Dan tentunya terima kasih atas kesabaran yang ibu berikan dalam membimbing saya.

• Bapak Ir. Dwi Lindarto H,MT selaku koordinator Tugas Akhir sekaligus sebagai Ketua Departeman Arsitektur USU, yang telah mengkoordinir para peserta Tugas Akhir semester ini.

• Untuk para dosen penguji : Pak Rudolf, Pak Vinky dan Pak Imam atas nasehat dan masukannya.

• Bapak H. Syamsuar & Keluarga, yang banyak membantu dan memberikan nasehat kepada saya.

• Bapak Ir. T. Azhari Soelaiman & Keluarga, yang juga banyak memberikan dukungan serta bantuan kepada saya, teristimewa untuk yang paling saya sayangi, Pocut Indira yang selalu mendukung dan membantu dengan tulus dan ikhlas. • Teman – teman seperjuangan Tugas Akhir ( vanal, gaga, derajat, becek, rocky,

fuad, tondang, adam bahmid, husna, nova, ica, serta teman-teman stambuk 04 ). Sukses untuk semua..

• Teman – teman 03, nazri ( makasih zri 3d ma bantuannya..), riza ’ayam’ ( ntah apa pun yg dibantuinnya..?? ), yuyun & b’sahat ( yang rela pagi2 buta mencari bola utk maket), erich, josep, max, opung kurniawan ( lanjutkan perjuangan mu nak..) • Semua penghuni ANARKOTIG terima kasih atas 4 tahun ini.


(12)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

• Teman – teman warkop ( cukup banyak kenangan disana....).

• Teman – teman kost pembangunan ( terima kasih atas tempat dan waktunya, maaf karena selalu buat rumah berantakan...).

• Semua pihak yang mensukseskan Tugas akhir ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah swt, oleh karena itu saya menerima dengan tangan terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kebaikan di kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Medan, 25 Maret 2009


(13)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kualitas manusia secara keseluruhan ditentukan oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu kualitas fisik dan non-fisik. Keterkaitan antara kedua faktor tersebut antara lain dinyatakan dalam sebuah pemeo klasik, ”Mensana in Corpore Sano” yang artinya adalah ”Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat ”. Kualitas fisik seseorang pada umumnya diukur dari status atau derajat kesehatannya. Pada umumnya kualitas fisik atau kualitas seseorang akan sangat mempengaruhi tingkat produktivitasnya. Seseorang yang dalam keadaan sehat pada umumnya mampu melakukan segala aktivitas secara optimal. Sebaliknya, seseorang yang dalam keadaan sakit atau kurang sehat pada umumnya kurang mampu melakukan aktivitas secara normal.

Tingkat atau derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang cukup berpengaruh adalah perilaku hidup sehat yang mencakup segala upaya atau tindakan preventif untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. Salah satu upaya preventif yang cukup murah untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan adalah dengan melakukan olahraga.

Banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa olahraga itu memberi keuntungan bagi pelakunya, bahkan modal yang ditanamkan dalam bentuk waktu untuk berolahraga akan dikembalikan, bahkan dengan laba yang tinggi yakni: umur yang lebih panjang, kesehatan yang lebih baik, hidup yang lebih bergairah dan kebahagiaan yang berkesinambungan.

Umumnya semua orang mengetahui bahwa olahraga adalah mutlak perlu untuk kesehatan kita. Banyak orang mengkambinghitamkan waktu dalam berolahraga, dan pada umumnya masyarakat sulit untuk meluangkan waktunya hanya untuk melakukan olahraga saja, meskpun mereka sadar bahwa itu perlu untuk kesehatan mereka.

Hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) 2000 menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga masih sangat rendah. Seperti yang disajikan pada tabel 1.1, hanya sekitar 22,6 % penduduk Indonesia berumur 10 tahun keatas yang masih turut berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, sementara sebanyak 77,4 % penduduk lainnya sama sekali tidak pernah terlibat. Tabel ini juga menunjukkan bahwa tingkat partisipasi penduduk di daerah perkotaan dalam kegiatan olahraga tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di daerah perdesaan.


(14)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Tingkat partisipasi penduduk perkotaan dalam kegiatan olahraga mencapai sekitar 28,7 %, sedangkan untuk penduduk di daerah perdesaan hanya mencapai sebesar 18 %.

Tabel 1.1 Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melakukan olahraga seminggu yang lalu menurut daerah tempat tinggal dan jenis kelamin (Tahun 2000).

Jenis Kelamin Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

(1) (2) (3) (4)

Laki – Laki 34,6 21,7 27,2

Perempuan 22,9 14,3 18,0

Laki-Laki + Perempuan 28,7 18,0 22,6

Sumber: BPS, Susenas 2000

Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Tabel 1.2 memperlihatkan penduduk 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga menurut jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tujuan melakukan olahraga. Dari tabel tersebut terlihat bahwa mayoritas penduduk berolahraga dengan tujuan menjaga kesehatan (meningkatkan/ menjaga stamina tubuh agar tetap sehat). Penduduk yang berpendidikan tamat SD yang melakukan olahraga sebagai upaya untuk menjaga kesehatan persentasenya paling rendah yaitu sebesar 48,7%. Sedangkan persentase paling tinggi berasal dari kalangan sarjana atau yang lebih tinggi yaitu mencapai sebesar 85,6%.

Tabel 1.2 juga menunujukkan bahwa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, persentase penduduk yang melakukan olahraga yang bertujuan menjaga kesehatan semakin meningkat. Hal ini, mengindikasikan bahwa, makin tinggi jenjang pendididkan yang ditamatkan seseorang, makn tinggi kesadaran dan minat untuk hidup sehat melalui olahraga. Penduduk yang melakukan olahraga untuk tujuan prestasi, baik untuk meningkatkan prestasi, maupun kemahiran berolahraga, ternyata masih sangat sedikit, yaitu kurang dari 10%. Motivasi mereka melakukan kegiatan olahraga sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi makin menurun seiring dengan makin meningkatnya pendidikan mereka.

Tabel 1.2 Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga seminggu yang lalu menurut tujuan olahraga dan jenjang pendidikan yang ditamatkan (Tahun 2000).

Pendidikan Menjaga kesehatan Prestasi Lainnya

Tidak/ belum pernah 66,1 4,8 29,1

Tidak/ belum tamat SD 48,7 8,3 43

SD 54,3 7,7 38

SLTP 59 6,9 34,1

SMU 81,2 1,8 17

Sarjana 85,6 0,6 13,9

Sumber: BPS, Susenas 2000

Tabel 1.2 diatas menunjukkan persentase terbesar penduduk 10 tahun keatas yang melakukan olahraga adalah untuk menjaga kesehatan. Untuk itu maka perlu


(15)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

ditelaah kemungkinan untuk merencanakan sarana olahraga rekreasi dimana tujuan dari olahraga rekreasi adalah untuk menjaga kesehatan, kebugaran dan kegembiraan, serta menempatkan beberapa fasilitas pendukung agar kegiatan berolahraga dapat dilakukan dengan menyenangkan tanpa merasa terbebani untuk dijalankan.

Medan yang merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia dengan perkembangan pembangunan yang pesat, hal ini sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat kota medan, baik dari segi ekonomi maupun tingkat social masyarakatnya. Pertumbuhan penduduk kota medan yang relatif tinggi mengakibatkan bertambahnya aktivitas masyarakatnya, sehingga meningkat pula kebutuhan masyarakat akan fasiltas pendukung yang memiliki peran penting dalam perkembangan kota.

Kehidupan di kota besar, seperti Medan yang penuh dengan aktivitas dan rutinitas dapat menimbulkan kejenuhan dan tekanan mental pada masyarakatnya. Hal ini juga menyebabkan keterbatasan waktu luang mereka untuk bersantai guna melepas kejenuhan akan rutinitas yang dijalankan setiap harinya. Dalam kondisi seperti inilah mereka membutuhkan suatu sarana untuk mendapatkan perubahan suasana yang dapat menjadi suatu terapi untuk memulihkan dan menyegarkan kembali jiwa dan raga mereka.

Kehidupan kota besar dengan kompleksitas yang tinggi menyebabkan manusia harus mempunyai vitalitas extra dalam menghadapi dan menjalankan pekerjaan. Karena adanya keseragaman jenis pekerjaan yang menuntut spesialisasi dan penanganan secara profesional, sehingga masyarakat dituntut untuk berpacu dan bersaing dengan mobilitas yang tinggi.

Bila kondisi tersebut dihadapi secara rutin dapat menimbulkan kejenuhan dan keletihan. Hal-hal seperti inilah yang mendorong mereka untuk mencari perubahan suasana yang dapat memberikan kesegaran dan mengembalikan semangat kerja. Suasana ini dapat ditemukan dengan melakukan kegiatan yang berifat rekreasi, yang dilakukan berdasarkan kesenangan dan hobi.

Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan berolahraga secara teratur, yang dapat menghindarkan kita dari penyakit, lebih fit dan segar. Aktivitas berolahraga secara teratur tidak lagi dianggap sebagai gaya hidup, akan tetapi sudah merupakan suatu kebutuhan. Kegiataan rekreasi dalam bentuk olahraga dapat memulihkan tenaga dan meningkatkan semangat setelah kelelahan dari rutinitas dan kegiatan yang dilakukan.

1.2 TUJUAN


(16)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Merencanakan dan merancang suatu sarana yang dapat menjadi pusat untuk fasilitas-fasilitas olahraga, yaitu olahraga rekreasi. Dimana sarana yang disediakan pada umumnya adalah untuk mencari hiburan, bersantai sambil berolahraga serta bersosialisasi.

1.3 MASALAH PERANCANGAN

Adapun rumusan masalah dalam perencanaan Recreation Sport Club ini adalah: 1. Bagaimana menciptakan suasana rekreasi pada sarana olahraga.

2. Bagaimana pengolahan ruang yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi dengan jenis kegiatan yang berbeda, misalnya :

o Ruang olahraga indoor o Ruang olahraga outdoor o Restoran

o Playground

3. Bagaimana merencanakan sirkulasi yang baik didalam bangunan maupun diluar bangunan.

1.4 PENDEKATAN MASALAH

Adapun pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah :

 Studi pustaka dan studi literature yang berkaitan dengan kasus maupun judul yang diangkat dalam proyek ini.

 Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis yang dapat memberikan poin-poin permasalahan yang harus dipecahkan maupun kelebihan dari proyek sejenis yang dapat menjadi masukan dalam perancangan.

 Studi lapangan mencakup survey dan wawancara dengan instansi yang terkait sehubungan dengan kasus proyek.

 Sintesis, yaitu menggabungkan hasil analisa untuk memperoleh ide perancangan yang akan diterapkan.

1.5 BATASAN & LINGKUP PERENCANAAN

Adapun batasan perencanaan proyek ini adalah bangunan sebagai sarana untuk kegiatan olahraga, khususnya olahraga rekreasi yang bersifat harian dan merupakan jenis olahraga rekreasi darat dalam lingkup perkotaan.


(17)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Dengan pertimbangan bahwa kasus proyek bersifat fiktif, maka dibutuhkan asumsi-asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan proyek, diantaranya :

1. Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik swasta dengan penekanan sebagai fungsi bangunan olahraga.

2. Kondisi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan layak untuk didirikan bangunan dengan peruntukkan lahan sesuai dengan RUTRK Kotamadya Medan. 3. Perkembangan dunia olahraga Indonesia semakin meningkat.

1.7 KERANGKA BERPIKIR

Dalam sub bab ini akan dibahas mengenai rangkuman dari keseluruhan isi laporan tugas akhir ini. Dengan melihat kerangka berfikir, dapat diketahui apa yang ingin dituangkan oleh penulis dalam laporan proyek tugas akhir ini yang nantinya akan digunakan dalam perancangan bangunan Recreation Sport Club ini.

Proses ini dimulai dari timbulnya gagasan/ ide untuk merencanakan bangunan, menentukan tema sebagai dasar pendekatan perancangan bangunan, penetapan lokasi yang sesuai dengan kriteria yang cocok dengan fungsi bangunan, kemudian melakukan analisa-analisa yang berhubungan dengan perencanaan bangunan, untuk memperkuat perencanaan sarana ini dilakukanlah berbagai tinjauan teori dari berbagai sumber, setelah itu dibuatlah konsep-konsep yang didasari oleh analisa-analisa yang telah dilakukan sebelumnya untuk merencanakan desain skematik. Dan pada akhirnya konsep-konsep tersebut dituangkan ke dalam suatu gambar perancangan yang menjadi proses akhir dari proyek ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka berfikir di bawah ini:


(18)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

1.8 SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN

Gambar 1.1. Kerangka Berfikir Perencanaan Recreation Sport Club

Ide/Gagasan : Recreation Sport Club Tema Perancangan :

Rekreatif

Pengumpulan Data Survey Lokasi :  Pemilihan lahan yang

sesuai

 Kondisi lahan yang ada

Survey Literatur :  Data RUTRK  Data Arsitek

 Ruang dalam Arsitektur  Kamus umum

Inggris-Indonesia, dll.

Analisa

Analisa Fisik : Analisa Non Fisik :

• Lokasi • Kebutuhan Ruang • Kondisi

• Peraturan • Pemakai • Orientasi

• Pencapaian • Prasarana

• Karakter lingkungan

Design Skematik Konsep

Konsep Dasar :  Konsep R. Luar  Konsep R. Dalam  Gubahan Bentuk  Konsep Struktur

Konsep Lanjutan :  Sistem Air Bersih  Sistem Air Kotor  Sistem Drainase  Mekanikal & Elektrikal  Transportasi Vertikal

Final Design Latar Belakang :

 Kebutuhan manusia akan olahraga.

 Olahraga rekreasi untuk menjaga kesehatan, kebugaran dan kegembiraan.

Tujuan :

Merencanakan dan merancang suatu sarana yang dapat menjadi pusat untuk fasilitas-fasilitas olahraga, yaitu olahraga rekreasi. Dimana sarana yang disediakan pada umumnya adalah untuk mencari hiburan, bersantai sambil berolahraga serta bersosialisasi.

Masalah :  Urban (kota)

 Tipologi Bangunan Olahraga  Struktur

 Gaya Bangunan  Utilitas


(19)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Pada sub bab ini, akan dibahas mengenai isi dari laporan Tugas Akhir ini yang terdiri dari beberapa bab, yaitu:

1. BAB I PENDAHULUAN: Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan, lingkup, batasan, asumsi-asumsi, dan sistematika laporan.

2. BAB II DESKRIPSI PROYEK: Berisi tentang pengertian Recreation Sport Club, lokasi, tinjauan fungsi, dan studi banding terhadap kasus proyek sejenis.

3. BAB III ELABORASI TEMA: Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sejenis.

4. BAB IV ANALISA PERANCANGAN: Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, dan hubungan antar ruang.

5. BAB V KONSEP PERANCANGAN: Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema lingkungan kajian.

6. BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR: Berisi gambar-gambar dan foto-foto hasil perancangan akhir.


(20)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

DESKRIPSI PROYEK

2.1 URAIAN SINGKAT JUDUL 2.1.1 PENGERTIAN

Adapun judul dari proyek tugas akhir ini adalah “Recreation Sport Club”. Yang menjadi kata kunci dari judul ini adalah :

Recreation Sport = Olahraga Rekreasi :

- Olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan

Club = Klub :

- Perkumpulan/ persatuan orang-orang yang memiliki minat yang sama terhadap suatu kegiatan yang biasanya bertujuan sosial, maupun rekreasi dengan didukung kerjasama serta dengan mengadakan pertemuan berkala

- Perkumpulan orang-orang dari berbagai tujuan dengan minat yang umumnya sama, seperti olahraga, seni, politik, atau alasan sosial (menurut Fact Index, The

Mitchell Beazley Joy of knowledge Library).

Menurut Webster’s Third New International Dictionary, Klub adalah:

1. Pertemuan sosial atau acara berkumpul dimana pengeluaran yang ada ditanggung bersama.

2. Berkumpulnya beberapa orang dengan tujuan sosial maupun, rekreasi yang semuanya merupakan anggota dari perkumpulan tersebut.

3. Berkumpulnya beberapa orang yang berpartisipasi dalam suatu rencana dimana ada persetujuan untuk secara teratur membayar iuran demi untuk beberapa keuntungan.

4. Kegiatan komersil yang menyediakan makanan, minuman, musik, dansa, dan hiburan lainnya.

5. Suatu olah raga tertentu.

Recreation Sport Club adalah suatu sarana yang mewadahi orang-orang yang memiliki minat yang sama terhadap suatu kegiatan olahraga, khususnya olahraga rekreasi yang bertujuan untuk memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani, dan kegembiraan serta membangun hubungan sosial yang bersifat keanggotan dengan membayar iuran sebagai biaya administrasi.

2.2 TINJAUAN UMUM


(21)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

1. Berdasarkan ruang lingkup olahraga :

a. Olah raga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, kebugaran dan kegembiraan.

b. Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan.

c. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

2. Berdasarkan lokasi: a. Indoor Sport b. Outdoor Sport

2.2.2 TUJUAN OLAHRAGA REKREASI

Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Olahraga rekreasi bertujuan untuk :

1. Memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani, dan kegembiraan 2. Membangun hubungan sosial

3. Melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional

2.2.3 KLASIFIKASI KLUB OLAHRAGA

1. Berdasarkan fungsi, dibagi 3 bagian yaitu : a. Berdasarkan dominasi kegiatan :

i. Olahraga dan rekreasi

ii. Leisure / passive recretion activities iii. Bisnis

b. Berdasarkan kepemilikan : i. Perkumpulan Olahraga

ii. Pihak berwenang / pemerintah iii. Pihak swasta


(22)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

iv. Pihak instansi / perusahaan c. Berdasarkan jenis keanggotaan :

i. Private ii. Publik

2. Berdasarkan bentuk dan ruang dibagi 4 bagian yaitu : a. Berdasarkan gubahan massa

i. Terdiri dari beberapa massa tunggal ii. Berupa bangunan tunggal

iii. Bagian dari suatu bangunan b. Berdasarkan karakteristik lahan

i. Di pinggir pantai / danau

ii. Di daerah pegunungan / perbukitan iii. Di daerah lahan datar

iv. Di pusat kota c. Berdasarkan Lokasi

i. Di pusat bisnis ii. Di pedesaan iii. Di pinggir kota

3. Berdasarkan citra / image, dibagi 2 bagian yaitu ;

a. Berdasarkan keterkaitan dengan masa lalu / sejarah i. Merujuk pada sejarah masa lalu

ii. Tidak merujuk pada sejarah masa lalu b. Berdasarkan keterkaitan dengan lingkungan

i. Kontekstual dengan lingkungan sekitarnya ii. Monumental

2.2.4 KLASIFIKASI SARANA OLAHRAGA REKREASI

Klasifikasi sarana olahraga rekreatif: 1. Berdasarkan sifat ruang :

- Dilakukan di luar bangunan

- Dilakukan di dalam bangunan 2. Berdasarkan kelompok usia pemakai :

- Untuk anak-anak : area bermain anak

- Untuk dewasa : gedung olahraga, lapangan olahraga 3. Berdasarkan jenis penggunaannya :


(23)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

- Rekreasi komunal (multi used) terdiri dari bermacam-macam aktifitas yang dapat dilakukan dalam kompleks.

- Rekreasi tunggal (single used), terdiri dari satu macam kegiatan utama.

- Sarana pelengkap (servis used), untuk melayani rekreasi di luar bangunan. 4. Berdasarkan fungsinya mengimbangi waktu kerja dan istirahat :

- Rekreasi harian

- Rekreasi mingguan

- Rekreasi liburan

5. Berdasarkan ruang lingkup :

- Lingkup perumahan

- Lingkup wilayah, terdiri dari beberapa fasilitas rekreasi dengan lingkup perumahan

- Lingkup perkotaan, untuk pemakai umum dalam kota

- Lingkup daerah regional, terletak di dalam atau di luar kota dan melayani beberapa daerah sekitarnya

- Lingkup nasional, sifatnya nasional dan mempunyai karakter tersendiri

- Lingkup internasional, melayani seluruh dunia

6. Berdasarkan keterkaitan pemakai dikaitkan dengan lokasi :

- Rekreasi darat, seperti : berkuda, atletik, hiking, kemping

- Rekreasi air atau bahari, seperti : memancing, renang, power boating, bersampan

- Rekreasi udara, seperti : terjun payung dan olahraga udara lainnya 7. Berdasarkan aktifitas/kegiatan :

- Big muscle activities : rekreasi yang memerlukan tenaga atau fisik.

- Social activities : rekreasi yang bertujuan sosial, seperti : bercakap-cakap, jalan-jalan bersama, melibatkan interaksi sosial sebagai kegiatan utama.

- Physical recreation : memerlukan usaha atau kegiatan fisik sebagai kegiatan

utama.

- Cognitive recreation : melibatkan kebudayaan, pendidikan, dan kreatifitas.

- Environment-related recreation : rekreasi yang memanfaatkan potensi alam

dalam kegiatannya, seperti olahraga arung jeram.

- Rhythms and music : rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan musik yang

memberikan kesenangan, persahabatan, seperti bernyanyi dan berdansa.

- Hand intellect : rekreasi yang mengembangkan keterampilan tangan dan


(24)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

- Creative play : rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya khayal akan

sesuatu yang bukan sesungguhnya, misalnya : membuat bangunan dari pasir.

- Nature learning : rekreasi di alam terbuka (berkemah dan mendaki gunung)

- Mental : rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas masyarakat yang

berisfat mendidik, misalnya : berdebat, berdiskusi, dan lain-lain.

- Collecting : mengumpulkan benda-benda sebagai hobi, masuk ke dalam

kelompok sosial tertentu atau memilih salah satu cara kehidupan yang khusus.

- Service activities : sebagian orang tertentu merupakan kesenangan tersendiri

jika melakukan pelayanan kegiatan umum, misalnya : sebagai juri, guru, dan lain-lain.

- Shopping activities : sebagian orang berbelanja menjadi aktifitas rekreasi

yang merupakan suatu kesenangan. Antara lain : kesempatan untuk memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.

- Relaxation : rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan dan

kelelahan mental dan fisik untuk mencapai kesenangan dan kesegaran, misalnya ; menikmati pemandangan alam, duduk di taman, dan lain-lain.

- Solitude : menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari dengan

beristirahat di tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota, ke gunung.

2.3 TINJAUAN FUNGSI

2.3.1 PROGRAM OLAHRAGA REKREASI

Menurut Charles A. Bucker dalam ’Management of Physical Education and Sport Program’ olahraga rekreasi yang sukses ditawarkan oleh berbagai club olahraga rekreasi di seluruh negara, dikelompokkan atas tiga bagian, yaitu :

1. Kegiatan Individu.

Olahraga rekreasi yang dilakukan secara personal, yaitu : aerobik, archery, badminton, ballroom dance, biliard, bowling, curling, golf, bersepeda, gymnastic, bola tangan, karate, judo, orienteering, squash, paddle tennis, physical fitness,

racquetball, rock climbing, rodeo, rope climbing, scuba diving, shooting, shuffleboard, skiing, snowboarding, tai chi, track and field, tumbling, weight training, wrestling, berenang, tenis meja, tenis lapangan.


(25)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Yaitu; backpacking, camping, canoeing, cycling, dance, figure skating, fishing,

hiking, horseback riding, hostelling, ice skating, in-line skating, kayaking, mountain biking, rifle, roller skating, rowing, sailing.

3. Kegiatan Olahraga Tim.

Olahraga rekreasi yang dilakukan secara berkelompok/ tim, yaitu ; baseball,

basketball, broomball, field hockey, flag football, gymnastic, ice hockey, lacrosse, roller hockey, rugby, soccer, softball, speed ball, swimming, team handball, touch football, track and field, volleyball, water polo.

2.3.2 PERSYARATAN KEBUTUHAN RUANG REKREASI

Menurut buku Time Saver Standard For Building Type, Perencanaan dan Persyaratan Kebutuhan Ruang Fasilitas Rekreasi, yaitu:

a. Pusat Rekreasi

Bangunan rekreasi harus fungsional untuk menempatkan berbagai macam program aktivitas yang dapat memenuhi semua kebutuhan orang. Bangunan rekreasi harus dapat menyediakan suasana yang aman, sehat, dan atraktif dimana setiap orang dapat melakukan kesenangannya. Area rekreasi membutuhkan beberapa tipe struktur yang dapat memenuhi program-program kebutuhan dan menyatukannya secara estetika.

b. Perencanaan

Perencanaan dan desain sebuah bangunan rekreasi membutuhkan pendekatan yang logis dan tepat. Penggabungan yang tepat terhadap sasaran perencanaan akan menjamin pemanfaatan maksimal sebuah bangunan. Rencana persiapan dan pemeriksaan ulang yang berkelanjutan dari desain fungsional sebuah bangunan sebelum ke tahap konstruksi harus dipertimbangkan syarat-syarat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

• Sudahkah diputuskan kegunaan yang paling efektif dari keseluruhan area. Dan apakah itu menggunakan semua sumber alami?

• Apakah desain menyediakan kegunaan yang fleksibel dan untuk pengembangan dimasa yang akan datang?

• Apakah desain denah memiliki akses yang dekat dan sirkulasi antara fasilitas di dalam bangunan?

• Apakah desain denah memilki kemudahan dalam pengawasan dan administrasi bangunan?


(26)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

• Sudahkah ruangan individual ditempatkan dan didisain untuk mendukung kegunaan yang beragam dalam batas aman?

• Sudahkah bangunan didisain untuk menjamin kesempatan yang akan digunakan seluruh anggota komunitas termasuk orang tua dan orang cacat?

• Apakah disain meliputi kualitas estetis yang dapat diterima dan berhubungan secara harmonis dengan sekitarnya?

• Apakah disain bangunan sesuai dengan biaya dalam konstruksi dan perawatan? • Apakah disain dan konstruksi bangunan menjamin penggabungan fungsi dengan

agency publik ataupun privat lainnya?

c. Klasifikasi Bangunan Rekreasi

Tumbuh dalam bidang dan kompleksitas dari program yang menghasilkan sebuah kebutuhan pada bangunan yang akan menyediakan fasilitas yang diadaptasi untuk aktivitas rekreasi yang beragam. Hal ini dapat dikelompokkan oleh fungsi kemudian dikategorikan berdasarkan ukuran.

Fungsi standard untuk menetapkan ukuran yang dibutuhkan oleh bangunan rekreasi biasanya berdasarkan rasio berapa kaki² dari sebuah populasi. Hal ini akan ditetapkan dengan menyediakan 1-2 kaki² / orang yang dilayani.

Sebagai contoh, jika sebuah bangunan melayani 8000 orang, maka seharusnya rata-rata bangunan sekitar 12000 kaki². Ukuran perbandingan ini dapat bervariasi sesuai kota tempat bangunan ini dibangun untuk mengakomodasi semua penduduk.

d. Tipe-Tipe Bangunan Rekreasi

• Bangunan Rekreasi Tipe 1

Bangunan rekreasi tipe 1 ini biasanya dibangun di area pinggir kota yang lebih besar dari pusat metropolitan. Walaupun banyak kota-kota yang lebih kecil (30000 atau kurang dari 30000 penduduk) telah menyediakan fasilitas untuk melayani keseluruhan komunitas. Bangunan tipe ini memiliki luas 20000 kaki² atau lebih yang memiliki fasilitas sebagai berikut :

- R. Serbaguna

- R. Bermain - Gymnasium

- R. Shower dan Loker - R. administrasi - R. Staff


(27)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

- R. Istirahat - Dapur

- Lounge dan lobby

- Gudang yang besar/ R. Penyimpanan.

• Bangunan Rekreasi Tipe 2

Bangunan rekreasi tipe 2 merupakan yang biasa digunakan dalam kota dan berbagai komunitas. Menurut ahli rekreasi tipe ini merupakan tipe bangunan rekreasi yang paling efisien yang didisain untuk menampung area yang berpopulasi rata-rata 8000 orang.

Tipe bangunan rekreasi ini memiliki luas 10000 – 20000 kaki² dan memiliki fasilitas yang sama dengan struktur tipe 1.

• Bangunan Rekreasi Tipe 3

Tipe bangunan ini digunakan oleh banyak komunitas untuk memenuhi kebutuhan area yang berpopulasi lebih kecil dan biasanya memiliki fasilitas sebagai berikut :

- Hall sosial atau gymnasium

- R. Shower / R. Ganti - R. Club

- R. Penyimpanan yang cukup - Lobby dan lounge

- Kantor - Restoran - Dapur

• Hall sosial - Gymnasium

Dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum dari Hall sosial - Gymnasium, fasilitas ini biasanya digunakan untuk aktivitas sosial yang beragam seperti dansa, perjamuan besar, dan olahraga roller skate, dan ditambah olahraga basket, dan bentuk olahraga atletik lainnya.

Ukuran ruang untuk fasilitas ini setidaknya 27,5 x 30,5 m² (90 x 100 kaki²), dengan tinggi ruang minimum± 6 – 7 m (22 kaki). Dan diperbolehkan terdapat lapangan basket seluas ± 15 x 25 m² ( 50 x 84 kaki²). Di ruangan ini dapat ditempatkan 7 deretan kursi bertingkat untuk kursi penonton (tribun) di salah satu sisi ruangan. Tempat duduknya dapat menampung penonton kira-kira sebanyak 325 orang.


(28)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Ketentuan harus dibuat untuk sistem ventilasi mekanikal. Lis kayu harus disediakan sebagai pelindung dinding dari kerusakan yang diletakkan setinggi ± 4 m (12 kaki) dari lantai. Jika ruangan ini memiliki jendela, harus diletakkan di atas lis kayu dan memiliki pelindung untuk kacanya. Sebaiknya ruangan ini tidak diberi jendela. Ruangan ini lebih baik tidak berjendela karena hanya memiliki nilai fungsional yang rendah. Jika perlu menggunakan jendela harus diletakkan di sisi utara, atau di kedua sisi yaitu di sisi utara dan selatan, jangan diletakkan di sisi timur – barat.

Lantai kayu biasa digunakan untuk fungsi ini. Cork Spring Clip atau tipe lain dari pemuaian sambungan harus dipasang di keempat sisi. Jika perlengkapan gantung digunakan di ruangan ini dan dinding pelengkap untuk tali dan rantai kontrol ditambahkan pada dinding pelengkap ini setidaknya ± 2 m (7 kaki) di atas level lantai dan harus diceruk.

Ruangan harus dilengkapi dengan stainless steel atau alumunium yang mudah dibawa dan hand rail yang mudah dipindahkan diletakkan di semua permukaan dinding dan juga di sepanjang lipatan tempat duduk penonton (tribun) bagian depan untuk pegangan bagi orang-orang yang bermain Roller Skate.

Apabila memungkinkan, perabot noncontact sebaiknya digunakan. Karakteristik desain perabot juga aman digunakan oleh orang yang memiliki cacat fisik.

• Bangunan Rekreasi Masyarakat (himpunan)

Fungsi sebuah bangunan rekreasi masyarakat diluar tujuan primer dari melayani lingkungan tunggal. Ini di desain untuk menawarkan program yang lebih beragam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bangunan masyarakat biasanya lebih besar dari pada bangunan lingkungan dan biasanya berlokasi di daerah rekreasi utama, seperti Taman Umum, atau Taman Bermain.

Seperti yang telah ditetapkan sebelumnya, bangunan rekreasi masyarakat beragam dalam desain dan fungsi. Tetapi, pada umumnya berisi fasilitas-fasilitas yang telah disebutkan pada halaman sebelumnya.

• Ruang Serbaguna

Ruang serbaguna harus di desain untuk menampung aktivitas seperti, pertemuan besar, rekreasi sosial, permainan, dansa, drama, latihan orkestra, konser, dan perjamuan.

Area ini memiliki luas sekitar ± 600-900 m² (2000-3000 kaki²). Ruangan ini harus berbentuk persegi panjang dengan lebar minimum ± 12 m (40 kaki). Tinggi minimum langit-langit ± 4,8 m (16 kaki).


(29)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

• Ruang Ganti dan Ruang Loker

Ruangan untuk berganti pakaian penting dan harus dekat dengan Hall Sosial-Gymnasium. Berikut ini ada dua perencanaan yang berlaku untuk mengecek (memeriksa) pakaian perorangan, yaitu:

1. Kegunaan Ruang Loker dengan Loker Besi.

2. Kegunaan Ruang Ganti dengan sebuah Ruang Pemeriksa untuk memeriksa pakaian di keranjang kawat atau tas nylon.

Jika loker digunakan berhubungan dengan olah raga outdoor, Ruang Loker diletakkan agar pemain memiliki akses untuk mereka tanpa harus melewati seluruh Gedung.

Persyaratan yang dianjurkan untuk ruang loker pada bangunan rekreasi masyarakat. Untuk pria dan anak laki-laki: 200 Loker untuk wanita dan anak perempuan: 150 Loker. Penempatan loker harus sesuai dengan persyaratan ruang untuk orang-orang yang memiliki cacat fisik.

Lantai ruang loker harus berhubungan dengan pipa saluran utama atau saluran pembuangan untuk pembersihan dan pencucian. Pertemuan antara dinding dan lantai harus dipasang miring. Di ruang loker wanita , kamar ganti harus di sediakan dengan perbandingan 10% dari jumlah keseluruhan loker. Pengering rambut dan dispenser sabun cair yang tidak mudah rusak juga direkomendasikan.

Kegunaan keranjang kawat berlapis seng atau tas nilon/ plastik adalah pilihan lainnya. Sistem ini akan menampung jumlah yang sama dari pengguna sekitar 1¼ dari ruangan yang dibutuhkan untuk loker besi. Walaupun begitu tidak ada penghematan kebutuhan ruang untuk berpakain (berganti pakaian).

Jika memungkinkan, ruang ganti harus diletakkan untuk melayani gymnasium sekaligus kolam renang.

• Ruang Shower (ruang pancuran)

Ukuran ruang shower bergantung pada luas fasilitas dan jumlah orang yang dilayani pada waktu yang bersamaan. Ventilasi yang cukup harus menjadi

pertimbangan yang utama.

Untuk fasilitas pria, disarankan memiliki kira-kira tersedia 12 buah pancuran dan berjarak ± 2,1 m (4 kaki) dan ± 1,8 m (6 kaki) di atas level lantai. Untuk wanita dan anak perempuan disarankan minimal ada 6 buah pancuran bersama, 3 ruang pancuran perorangan dan ruang ganti. Pancuran harus berjarak ± 1,4 m (4,5 kaki) di atas level lantai. Disediakan pula dispenser sabun cair yang tidak mudah rusak dan pengering rambut di loker ruang wanita.


(30)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Untuk mengakomodasi orang yang memiliki cacat fisik, 2 tempat duduk berbentuk L yang diberi tirai harus diletakkan di sudut yang berlawanan dari tiap pancuran bersama untuk memfasilitasi orang-orang yang memiliki cacat fisik yang kidal maupun yang menggunakan tangan kanan.

Pada konstruksi lantai ruang pancuran, terdapat saluran pembuangan sedalam 10 cm (4 inch) dan dengan lebar 20-25 cm (8-10 inch) diletakkan di sekeliling ruang pancuran,

Bagian terbesar dari lantai ruang pancuran, diletakkan di atas area penekanan. Harus dialirkan ke arah saluran pancuran. Ubin keramik

carborundum-impregnated atau sejenisnya akan menghasilkan permukaan lantai yang tidak

licin.

Temperatur air yang disalurkan ke pancuran harus 120°F diatur oleh ruang pengatur pusat, lebih baik dari pada pengaturan tempratur oleh perorangan. Kepala pancuran harus tahan terhadap pengrusakan.

• Ruang Klub

Pengalaman mengindikasi keinginan terhadap penyediaan minimal 500 kaki untuk luas per ruang klub.

Untuk bangunan rekreasi masyarakat, setidaknya 3-5 ruang klub harus disediakan untuk kegunaan yang beragam. Setidaknya terdapat 1 ruang klub yang besar dan harus diletakkan berhubungan dengan dapur.

Jendela di ruang klub dan lounge ditempatkan yang tinggi pada dinding. Sehingga tidak akan cepat rusak. Dan disediakan pula ruangan untuk perabotan, papan pengumuman, pegboard dan papan kapur, dan pameran. Gunakanlah tipe kaca jendela yang tidak mudah pecah. Sebuah rel kursi atau lis kayu untuk mencegah kerusakan dinding harus dipasang setinggi ± 1 m (3 kaki) dari level lantai, jika memungkinkan gunakanlah perabotan yang noncontact.

Lounge and Lobby

Lobby bangunan rekreasi masyarakat adalah ruang yang berada tak jauh dari

pintu masuk. Lounge harus terbuka dari lobby, dan jika memungkinkan, harus dekat dengan kantor pusat dan ruang serbaguna dan/ atau Hall social – Gymnasium. Lounge dan Lobby sering digabungkan menjadi satu ruangan. Jika digabungkan, sebaiknya ukuran ruang Lobby – Lounge adalah ± 55-75 m² (600-800 kaki²)


(31)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Fasilitas ini harus terang, menarik, dan terdapat dinding yang tinggi, air keran untuk minum dan tempat piala, serta papan pengumuman. Ruang yang sesuai harus memiliki telepon umum. Ketentuan juga harus dibuat untuk aquarium dan tanaman hidup dan bunga-bungaan. Ruang yang cukup, tempat istirahat yang nyaman, sambungan air dan listrik untuk mesin penjual otomatis harus termasuk di dalamnya.

Kantor, ruang klub, ruang bermain, dan toilet biasanya berdekatan dengan lobby-lounge.

• Ruang Permainan

Ruang permainan berukuran ± 9 x 19,5 m² (30 x 64 kaki²), didesain untuk permainan yang beraneka ragam, termasuk billiard dan tennis meja. Dalam merencanakan ruangan ini, ruang penyimpanan yang cukup harus disediakan untuk barang-barang yang beragam dari perlengkapan dan perlengkapan permainan yang akan digunakan. Ruangan ini harus dekat dengan kantor supervisor. Ruang ini juga harus memiliki pendekatan akustik yang bagus.

Pemilihan material lantai harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena sirkulasi yang padat lazim terjadi di ruangan ini. Jendela harus diletakkan di dinding yang tinggi untuk mengurangi resiko kaca pecah. Rel kursi atau lis kayu untuk mencegah kerusakan dinding dipasang setinggi ± 1 m di atas lantai. Jika memungkinkan perabotan noncontact sebaiknya digunakan.

Ruang Direktur (Pimpinan)

Sebuah ruang kantor disarankan kira-kira seluas 11 m² (120 kaki²) dengan cukup ruang untuk jendela agar dapat melakukan pengawasan yang maksimum ke lobby, lounge, ruang klub, dan Hall Sosial – Gymnasium. Setidaknya 3 dinding harus memiliki jendela. Jika ada jendela yang berhubungan dengan Hall Sosial – Gymnasium, penggunaan tipe kaca yang anti pecah lebih baik.

Sering di rekomendasikan ada ruang pancuran yang berdampingan dengan ruang ganti dengan permukaan lantai tidak kurang dari 9 m² (100 kaki²). Unit ini harus berisi pancuran, toilet, lavatory, lemari pakaian, dan lemari P3K.

Ruang direktur harus memiliki sebuah lemari penyimpanan dengan pintu yang dilengkapi alarm anti maling untuk menyimpan barang-barang dan peralatan berharga.


(32)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Toilet (Rest Room)

Fasilitas toilet yang di desain untuk melayani area indoor maupun outdoor. Ketetapan harus dibuat untuk akses langsung dari eksterior bangunan yang berbatasan dengan area aktivitas.

Rest Room harus termasuk unit serbaguna dengan kombinasi dispenser sabun dan handuk otomatis, cermin, dan rak, dan kombinasi dispenser kertas (tissue) dan handuk dan bak sampah. Unit-unit ini harus diletakkan di dinding. Cermin harus berbingkai besi dan harus ditanam ke dinding sehingga tidak dapat dilepaskan. Dispenser sabun lebih baik ditanam di dinding lavatory.

Tempat duduk di ruang ganti harus tipe permanen dan tertancap di lantai sehingga letaknya tidak dapat dipindah-pindah. Perlengkapan toilet harus tergantung untuk kemudahan pembersihan dinding. Di rest room juga harus tersedia perlengkapan toilet yang tingginya dapat dijangkau oleh anak-anak maupun orang yang memiliki cacat fisik. Lavatory harus terbuat dari besi yang dilapisi dengan cat halus atau material yang tidak mudah rusak lainnya.

Katup penyiram WC menggunakan katup 24 inch yang diletakkan ± 1 m (3 kaki) dari lantai. Katup otomatis untuk keran air pada pancuran dan lavatory dianjurkan untuk menghemat penggunaan air. Selang air karet harus dipasang di setiap rest room dan/atau ruang pancuran, dengan tinggi yang sesuai sehingga ember dapat diletakkan di bawahnya.

• Dapur

Unit dapur kecil lebih disukai. Jika ada makan atau perjamuan besar yang harus disajikan, Ketetapan harus dibuat untuk dapur modern yang berukuran besar yang disesuaikan dengan peraturan kesehatan lokal dan memiliki lantai yang bebas barang dan perabot minimal lebarnya ± 1,37 m (54 inch)

Dapur harus diletakkan dekat dengan ruang klub dan hall sosial – gymnasium. Sehingga dapur siap digunakan untuk perkumpulan kecil di ruang klub dan untuk perkumpulan perjamuan besar di hall social – gymnasium. Dapur biasanya diletakkan dekat di antara dua ruang klub.

Ruang penyimpanan yang cukup, ruang lemari (cabinet), saluran keluar untuk listrik yang digunakan untuk lemari es, kompor, alat pencuci piring. Kipas exhaust juga harus dipasang.


(33)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

• Area Penyimpanan

Satu dari masalah yang sering terjadi adalah kurangnya ruang penyimpanan yang cukup untuk peralatan, pemeliharaan, untuk tujuan penjagaan.

• Ruang penyimpanan Peralatan

Ketetapan harus dibuat untuk menyimpan peralatan. Harus ada bukaan dengan lebar 1,83 m (6 kaki) Dengan pintu geser di antara Hall social – gymnasium dan ruang penyimpanan. Ini akan menjadi jalan lintas untuk peralatan yang besar. Dan tidak ada pintu yang levelnya ditinggikan.

Ukuran minimum dari ruang penyimpanan kira-kira 23 m² (250 kaki² ). Ketetapan harus dibuat untuk ruang penyimpanan untuk bola pompa, alat pemukul, bola softball, dan lain-lain, baik di lemari yang berbeda atau di lemari khusus. Peti penyimpanan, rak, yang sesuai sangat dianjurkan.

• Ruang penyimpanan alat pemeliharaan

Ada beragam ukuran untuk ruangan ini, bergantung pada ruang outdoor yang bersebelahan dengan ruangan ini dan ukuran bangunan. Ruangan ini biasanya diletakkan di lantai dasar berbatasan dengan area outdoor. Pintu masuk bagian luar harus disediakan pintu yang anti pencuri untuk menjaga peralatan perawatan yang disimpan di dalamnya. Fasilitas ini biasa digunakan sebagai ruang utama untuk menyimpan semua peralatan untuk perawatan outdoor. Ruangan ini harus memiliki dasar yang cukup dan dinding luar.Lemari penyimpanan harus disediakan untuk peralatan dan persediaan.Ruang ini juga harus berisi air panas dan dingin, bak cuci, WC, dan lemari pakaian. Lantai terbuat dari beton yang berhubungan dengan saluran pembuangan utama. Sambungan dinding dan lantai harus dimiringkan.

• Ruang penyimpanan alat penjagaan

Lemari persediaan dilengkapi dengan bak cuci dan ruang untuk pel, ember, sapu, dan persediaan alat kebersihan harus diletakkan di satu tempat di setiap lantai.

• Bangunan rekreasi untuk lingkungan

Bangunan ini meliputi banyak cirri-ciri bangunan rekreasi untuk masyarakat, seperti yang telah dibicarakan sebelumnya. Bangunan ini biasanya diperuntukkan untuk melayani jumlah masyarakat yang lebih kecil. Ukuran


(34)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

fasilitas sama seperti klasifikasi bangunan rekreasi tipe 3 (di bawah 930 m²/ 10000 kaki²) atau bangunan rekreasi tipe 2 (930 - 1860 m²/ 10000 - 20000 kaki²) Di semua kasus, bangunan harus didesain untuk kemudahan penambahan ruang.

2.4 LOKASI PROYEK 2.4.1 Pemilihan Lokasi

Pemilihan Lokasi untuk sarana Recreation Sport Club ini berdasarkan pada fungsi bangunan ini sendiri tetapi tetap memperhatikan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan kota. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu :

TABEL 2.1. Potensi Pengembangan Kota Medan

W P P

KECAMATAN PUSAT

PENGEMBANGAN PERUNTUKAN WILAYAH PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN A Medan Belawan Medan Marelan Medan Labuhan Belawan Pelabuhan Industri Permukiman Rekreasi Maritim

Jalan, baru, jaringan air minum, septic

tank, saran pendidikan dan permukiman.

B Medan Deli Tanjung Mulia

Perkantoran Perdagangan Rekreasi Indoor Permukiman

Jalan, baru, jaringan

air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan. C Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Area Medan Denai Medan Amplas Aksara Permukiman Perdagangan Rekreasi Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan. D Medan Johor Medan Baru Medan Kota Medan Maimoon Medan Polonia Pusat Kota CBD Pusat Pemerintahan Hutan Kota Pusat Pendidikan Perkantoran Rekreasi Indoor Permukiman Perumahan permanen, pembuangan sampah, sarana pendidikan. E Medan Barat Medan Helvetia Medan Petisah Sei Sikambing Permukiman Perkantoran Perdagangan Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah


(35)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Medan Sunggal Medan Selayang Medan Tuntungan

Konservasi Rekreasi Lapangan Golf Hutan Kota

permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.

Sumber : RUTRK Kota Medan.

Berdasarkan hasil tinjauan fungsi, Recreation Sport Club :

1. Menurut fungsinya mengimbangi waktu kerja dan istirahat termasuk ke dalam Olahraga Rekreasi Harian

2. Menurut ruang lingkupnya termasuk ke dalam Lingkup Perkotaan yaitu untuk pemakai umum dalam kota.

3. Menurut lokasinya termasuk kedalam klub olahraga yang berada Di Pinggir Kota

Dari kesimpulan diatas, kriteria pemilihan lokasi Recreation Sport Club yaitu :

TABEL 2.2. Kriteria Pemilihan Lokasi

No Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota Berada di kawasan yang mendukung kegiatan yang dilakukan, dekat dengan pusat pendidikan dan pemukiman penduduk.

2. Pencapaian lokasi Merupakan olahraga rekreasi yang

bersifat harian, sehingga pemilihan lokasi sebaiknya tidak jauh dari perkotaan, dan mudah dicapai.

3. Area pelayanan Merupakan olahraga rekreasi dengan

ruang lingkup perkotaan.

4. Persyaratan lain Tanah milik pemerintah atau pribadi. Tersedia jaringan utilitas

Ukuran lahan yang mencukupi baik untuk bangunan dan parkir.

2.4.2 Analisa Pemilihan lokasi

Pada pembahasan berikut akan dibahas mengenai alternatif lokasi, penilaian terhadap lokasi dan melakukan penetapan terhadap lokasi yang sesuai dengan proyek.

2.4.2.a Alternatif lokasi

Alternatif lokasi untuk proyek ini adalah : Alternatif 1

Lokasi berada di Jl. Letjen Jamin Ginting, dengan luas lahan ± 5,5 Ha, terletak di kawasan Kecamatan Medan Tuntungan.


(36)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Alternatif 2

Lokasi berada di Jl. Karya Jasa dengan luas lahan ± 3,6 Ha, terletak di kawasan Kecamatan Medan Johor.

Alternatif 3.

Lokasi berada di Jl. Pinang Baris, dengan luas lahan ± 3,3 Ha, terletak di Kecamatan Medan Sunggal.

2.4.2.b Penilaian lokasi

Penilaian terhadap lokasi didasarkan pada kriteria-kriteria pemilihan lokasi sehingga didapatkan lokasi yang tepat.

Tabel 2.3. Analisa Pemilihan Lokasi

Kriteria Lokasi

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Pencapaian ke Lokasi

(5)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

(5)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

(5)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum Jangkauan terhadap Struktur kota (3)

Berada jauh dengan pusat kota dengan kepadatan

penduduk sedang dan merupakan daerah

(5)

Berada dekat dengan pusat kota dengan tingkat kepadatan penduduk sedang dan merupakan daerah

(4)

Berada jauh dengan pusat kota dengan kepadatan penduduk

sedang dan merupakan daerah


(37)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

pengembangan perdagangan, komersil dan rekreasi pengembangan perdagangan dan rekreasi perdagangan, komersil dan rekreasi Fungsi Pendukung sekitar lokasi (5) Permukiman penduduk , hotel, penginapan

(losmen), hutan kota

(5) Permukiman,Perkant oran, sekolah, akademik, dan universitas. (4) Perumahan, sekolah, terminal dan hotel.

Fungsi eksisting (4) Perumahan penduduk (5) Lahan kosong (5) Lahan kosong Pengenalan Entrance (4)  Mudah

 Berada pada sisi Jl. Jamin Ginting

(5)  Mudah  Dekat dengan

persimpangan jalan  Berada di dekat

Asrama Haji Medan.

(4)

- Mudah

- Dekat dengan persimpangan

- Dekat dengan Terminal Bus Pinang Baris

Total Nilai 21 25 22

Perinngkat 3 1 2

Keterangan :

5 : Baik sekali 3 : Cukup 1 : Kurang sekali

4 : Baik 2 : Kurang

2.4.2.c Penetapan Lokasi

Berdasarkan penilaian secara umum untuk lokasi site ternyata yang memiliki nilai paling banyak yaitu lokasi alternatif 2 yaitu di Jl. Karya Jasa yang terletak di kawasan Kec. Medan Johor.


(38)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Gbr. 2.2. Area Weight training

Gbr. 2.3. Area latihan berkelompok 2.5 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS

2.5.1. THE SPORT CLUB OF NOVI

Sebuah klub olahraga mewah seluas 130.000 kaki² menggabungkan aktivitas olahraga untuk seluruh keluarga di bawah satu atap. Sport Club of Novi, melayani ratusan pelanggan di Daerah Novi, Northville, dan daerah sekitarnya.

Program-program olahraga dan fasilitas yang tersedia di Sport Club of Novi, antara lain:

1. Cardiovascular Training

Ruang ini terletak di area seluas 3.500 kaki², setiap peralatan kardionya masing-masing memiliki TV berlayar datar, pemutar DVD, pemutar CD. Setiap pengunjung memiliki sistem hiburan pribadi.

2. Weight Training

Klub olahraga ini menyediakan area seluas 5000 kaki² untuk meletakkan alat-alat latihan berat terbaru ditambah ruangan untuk melakukan pemanasan (stretching).

Para pemula maupun ahli akan diterima oleh para staff yang ramah dan berpengalaman.

3. Latihan berkelompok

Ruangan studio seni untuk latihan berkelompok terletak di area seluas 1600 kaki² dengan lantai kayu dan peralatan audio terbaru. Setiap anggota memiliki akses untuk peralatan terbaik di semua kelas.

4. Lapangan Tenis

Sport Club of Novi memiliki 12 lapangan tenis. 8 lapangan tenis indoor permanen dan 4 lapangan tenis indoor temporer ketika musim dingin dan outdoor di saat musim panas. Keduabelas lapangan tenis ini dilapisi oleh medium speed hard

surface.


(39)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

5. Olahraga air

Sport Club of Novi memiliki kolam renang 8 jalur sejauh 25 meter yang tersedia pada saat musim dingin maupun musim panas.

Mereka juga memiliki 2 kolam renang tambahan yang tersedia hanya pada saat musim panas. Kolam renang yang satu dipergunakan untuk latihan dengan kedalaman 18 inci – 3 kaki dan kolam renang lainnya adalah water park dengan kedalaman air 12 inci.

Area ini memiliki luas 20.000 kaki², yang dilengkapi dengan geladak dengan kursi-kursi berpayung.

6. Arcade

Klub olahraga ini memperkenalkan sebuah desain pelayanan baru untuk menjaga anak-anak sekarang tetap sehat dan aktif. Arcade Video fitnes seluas 800 kaki ² ini adalah tiket untuk anak anda agar keluar dari dunia komputer atau tanpa pelatih. Anak-anak berumur 8 tahun ke atas dapat bertanding Satu sama lain di

dunia video terkini sambil mendapatkan keuntungan jangka panjang dari berolahraga.

7. Gymnastics Center

Klub olahraga ini menawarkan gymnastics center seluas 8000 kaki² dengan peralatan yang lengkap untuk tiap siswa.

Gbr. 2.5. Lapangan tenis

outdoor

Gbr. 2.4. Lapangan tenis

indoor

Gbr. 2.6. geladak yang dilengkapi dengan

kursi-kursi berpayung

Gbr. 2.7. Kolam renang

dengan 8 jalur Gbr. 2.8. Water park


(40)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Gbr. 2.10. Gymnastic Center 8. Studio Dansa

Dance center di klub olahraga ini terdiri atas 4 studio dengan luas total 3000 kaki². Setiap studio dilengkapi dengan lantai kayu, system stereo berkualitas, palang untuk pemanasan (stretching), dan cermin-cermin yang lebar dan panjang.

9. Bela diri

Klub olahraga ini menawarkan sebuah pusat seni beladiri dengan lantai kayu dengan pengesat latihan yang didesin dengan aman.

Tersedia juga kicking bags, punching bags, dan semua alat-alat yang dibutuhkan untuk belajar seni beladiri.

10. Yoga

Studio untuk yoga memiliki area seluas 800 kaki². Studio yoga ini dilengkapi dengan lantai kayu yang memiliki pemanas, pengatur iklim lingkungan sekitar, dan konstruksi kedap suara.

Gbr. 2.11. Studio Dansa

Gbr. 2.12. Martial arts center


(41)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Gbr. 2.15. Kids Center 11. Pilates

Klub olahraga ini memiliki program pilates yang terbesar dibandingkan klub-klub kesehatan lainnya. Terletak di area seluas 750 kaki². Studio pilates ini memiliki peralatan-peralatan terbaru.

12. Kids center

Kids Center ini memiliki peralatan yang aman dan menghibur bgi setiap anak.

Aktivitas yang ada di sini antara lain struktur memanjat indoor, pusat komputer, permainan video TV, kesenian dan kerajinan tangan, dan mainan yang berlimpah.

Di sini juga tersedia penitipan untuk bayi. Memberi makan dan mengganti pakaian bayi berumur dua bulan, ketika ibunya sedang melakukan olahraga ataupun massage

13. Ruang loker, whirlpool, dan sauna

Klub olahraga ini menawarkan dua ruang loker cantik yang luas didesin untuk melayani setiap pelanggan. Ruangan ini aman dan nyaman dengan meja yang terbuat dari granit, dan ruang shower dari bahan marmer, loker kayu berukuran besar, dan TV berlayar lebar.

Ruang loker untuk orang dewasa dilengkapi dengan ruang steam perorangan, sauna kering, dan whirlpool untuk wanita maupun pria. Ruang loker untuk anak-anak diletakkan terpisah.

Semua ruang loker menyediakan handuk, pancuran, dan loker perorangan.

14. Ruang massage

Di klub ini juga terdapat ruang pijat yang dilayani oleh terapis pijat bersertifikat. Ruangan ini sangat privat dan kedap suara.

Gbr. 2.14. Studio Pilates

Gbr. 2.16. Ruang loker


(42)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Gbr. 2.18. Cafe

Gbr. 2.19. Sun Bernardino Recreational Sports Depertment

15. Café

Sebelum ataupun sesudah berolahraga manjakan diri anda dengan secangkir kopi gratis atau nikmati beragam minuman dan camilan di area duduk yang nyaman.

16. Sistem Keamanan

Klub ini menggunakan system keamanan dengan menggunakan kartu identitas (ID card) untuk memasuki area fitness untuk orang dewasa dan ruang loker. Masukkan kartu identitas ke dalam reader dan tekan enter. Pengunjung tidak akan bisa memasuki area ini tanpa menggunakan kartu.

2.5.2 SUN BERNARDINO RECREATIONAL SPORTS DEPARTMENT

Tujuan Departemen Olahraga Rekreasi adalah untuk menyediakan suatu program dan fasilitas olahraga yang beragam, menyenangkan dan aman, serta memenuhi berbagai jenis kebutuhan di California State University San Bernardino (CSUSB), dengan menciptakan sebuah lingkungan sosial yang sehat, untuk meningkatkan kualitas hidup dan pengalaman yang mendidik.

Perencanaan Departemen Olahraga Rekreasi adalah untuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas olahraga dalam lingkungan universitas yang dikelola oleh Divisi Kemahasiswaan. Departemen ini juga berusaha untuk mendorong seseorang dalam pembangunan keahlian (profesional) melalui rekreasi terbuka, fitness center, acara-acara intramural, program-program instruksi maupun olahraga air.

Departemen ini menawarkan kesempatan untuk meningkatkan kebugaran fisik, belajar kemampuan baru,dan turut serta dalam kompetisi olahraga yang bersahabat, memperluas pengetahuan dasar, dan untuk bersantai. Departemen ini menerima semua mahasiswa CSUSB yang mau mendaftar, staff, pengajar, dan alumni tanpa memperhatikan usia, jenis kelamin, pengalaman, dan kemampuan.

Student Recreation and Fitness Center merupakan salah satu fasilitas olahraga

yang ada di California State University San Bernardino dengan tujuan memenuhi kebutuhan akan sebuah fasilitas untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran mahasiswa, serta membangun hubungan sosial antar mahasiswa, staff, pengajar,


(43)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Gbr. 2.20. Student Recreation and Fitness Center

Gbr. 2.21. Ruang Peralatan dan Loker

Gbr. 2.22. Sarana olahraga air bahkan alumni. Sejak CSUSB yang merupakan sebuah kampus bagi mahasiswa yang bekerja, mereka merasa penting sekali untuk membangkitkan semangat kampus dengan fasilitas ini. Mahasiswa memenangkan proyek ini dengan melakukan voting untuk menambah dana mereka dalam membiayai konstruksi dan operasional bangunan. Fasilitasnya telah melampaui harapan mahasiswa dan administrator, dengan finishing yang tahan lama,

terbuka, dan desain yang menarik. Sambutan yang hangat dari mahasiswa secara terus menerus pada kampus terhadap fasilitas dan kebutuhan sehari-hari telah bertambah lebih dari 500 persen sejak pembukaannya. Hak untuk kesuksesan fasilitas, mereka mengantisipasi kebutuhan untuk pengembangan di masa yang akan datang dalam waktu dekat ini. Bangunan didesain untuk kemudahan pengembangan.

SRFC mencirikan sebuah ruang fitness dengan mesin-mesin cardio dan alat-alat berat, sebuah studio aerobik dan tari. Sebuah studio serbaguna, gymnasium serbaguna, panjat dinding, dan sebuah pusat kesehatan, sauna, ruang loker, kantor administrasi, penyewaan perlengkapan, dan fasilitas laundry.

Fasilitas Olahraga Lainnya : o Olahraga Air


(44)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Gbr. 2.23. Arena panjat dinding

Gbr. 2.24. Olahraga Outdoor

Gbr. 2.25. Intramural Sport (kompetisi dalam Club) o Panjat Dinding

o Olahraga Outdoor

o Intramural (kompetisi dalam klub)

Arsitektural: Tantangan yang pertama kali terjadi di proyek ini adalah pemilihan site.

Komite memilih untuk menempatkan struktur baru ini di lapangan tenis yang lama, meletakkannya di dekat pohon-pohon pinus dan berbatasan dengan sebuah tempat parkir yang telah ada, hal ini menghemat tempat, waktu, dan uang. Site ini juga dekat dengan lapangan bermain yang sudah ada dan fasilitas atletik lainnya, sesuai dengan

master plan kampus.

Dalam rangka untuk memaksimalkan fleksibilitas dan meminimalkan dampak struktural, bangunan didesain dengan balok kayu yang dilapisi span glu dan dengan sistem struktur

deep span metal deck, mengurangi pengeluaran terbesar. Tambahan, ruang sosialisasi

diciptakan dalam bentuk sebuah ruang galeri dengan sirkulasi yang lama, tapi elegan dengan lantai blok dari kayu. Galeri ini berhubungan langsung dengan berbagai fungsi bangunan, menyediakan sebuah pemandangan sebaik bentuknya, berhubungan dengan


(45)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

semua area-area publik. Galeri ini juga memudahkan staff untuk mengawasi area aktivitas (publik).

Penyelesaian interior dan estetika eksterior: bentuk dan material bangunan

didisain agar sesuai dengan lingkungan alami kampus San Bernardino, begitu juga dengan bangunan-bangunan kampus lainnya. Langit-langit yang tinggi dan cahaya alami yang berlimpah dari lobby utama menarik pengguna untuk masuk ke dalam fasilitas terbuka. Panjat dinding dan ruang kardio saling berhadapan dan menciptakan sebuah rasa bermasyarakat dibawah naungan balok kayu. Area resepsionist cukup luas untuk mengakomodasi sekelompok besar yang masuk dan keluar pada saat yang bersamaan melalui titik kontrol utama.

Vegetasi alami; pohon-pohon pinus tua yang mengelilingi bangunan memberikan

pemandangan yang indah di antara pepohonan.

Berikut ini langkah-langkah yang diambil untuk pusat rekreasi ini:

1. Lokasi dan penempatan bangunan dipilih secara khusus untuk disesuaikan dengan iklim dan lingkungan alami ( tidak ada pohon yang ditebang )

2. Pemilihan material bangunan dipertimbangkan untuk tingkat penggunaan yang tinggi dengan tingkat perawatan yang rendah selama masa aktif bangunan. 3. Area kaca utama didisain dengan ‘fritted’ glass – yang membelokkan cahaya

matahari daripada menembuskannya ke dinding pelindung. Hal ini menghasilkan ruangan yang dingin pada waktu siang hingga sore hari.

4. Bila memungkinkan lingkungan lebih baik diciptakan melalui pemilihan produk melalui penelitian dan penggunaan.

5. Staff dan orang-orang yang mendaur ulang terus didukung.

6. Disain yang hemat energi menggunakan sensor, cahaya siang hari, lampu neon, dan sistem pengaturan bangunan yang pintar, membuat bangunan beroperasi dengan penggunaan energi yang sedikit.


(46)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN TEMA

Pada dasarnya pemilihan tema Rekreatif adalah untuk menampilkan suatu karakter bangunan yang berfungsi sebagai sebuah sarana olahraga dan wadah bersosialisasi masyarakat yang ingin berekreasi dengan melakukan olahraga.

Tema ini diharapkan dapat mendukung fungsi sarana olahraga rekreasi dalam memenuhi tujuan pengunjung untuk mendapatkan kesenangan dan kesehatan melalui olahraga, sehingga tercipta daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan dapat memberikan suatu kesan yang berhubungan dengan karakter rekreatif dari fungsi bangunan sebagai sarana olahraga rekreasi.

3.2. INTERPRETASI TEMA 3.2.1 PENGERTIAN

Tema dapat dijadikan sebagai mesin untuk menghasilkan produk yaitu rancangan itu sendiri.

Dalam sebuah tulisan Gunawan Tjahjono-seorang pendidik arsitektur menyebutkan :

“….tema amat membantu mewujudkan suatu sasaran untuk diukur oleh pengamat. Dengan mengajukan tema perancangan, perancang akan mencoba mendekati angan-angannya. Dalam keadaan demikian dia lebih mudah menemukan sosok kuat yang meyakinkan dalam pernyataan rancangan.”

Rekreatif merupakan kata sifat yang berasal dari kata dasar rekreasi, dan rekreasi ini mempunyai banyak arti antara lain:

Rekreasi berasal dari kata latin, ‘creature’ yang berarti ‘mencipta’ dan kemudian diberi awalan ‘re-‘, sehingga artinya menjadi: pemulihan daya cipta atau penyegaran daya cipta. Kegiatan rekreasi biasanya dilakukan pada waktu senggang (leasure time). Leasure berasal dari kata latin ‘licere’ yang berarti diperkenankan menikmati saat-saat yang bebas dari kegiatan rutin/ rutinitas (menurut Seminar Arsitektur FT. Arsitektur UNPAR, Sarana Dalam Lingkungan Urban).

• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rekreasi adalah: - Penyegaran badan dan pikiran


(47)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

Rekreasi, dari bahasa latin, re-creare, yang secara harfiah berarti ’membuat ulang’, adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi ( menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas).

Unsur-unsur penting dari rekreasi itu sendiri adalah; • Penyegaran fisik dan mental

• Dilakukan pada waktu luang

• Merupakan kegiatan yang memberikan kegembiraan, kesenangan dan kepuasan bagi pelaku.

• Dapat menyalurkan ekspresi seseorang terhadap kegiatan yang menarik perhatian.

3.2.2 FUNGSI REKREASI

Dalam Introduction To Community Recreation, dari pengertian rekreasi dan aktivitasnya, dapat disimpulkan bahwa fungsi rekreasi adalah :

1. Penyeimbang dari ketegangan dan kesibukan rutin.

2. Mempercepat berkembangnya intelegensia dan pembentukan kepribadian.

3. Mempertinggi imajinasi, mencari keleluasan, kelegaan, dan kebebasan, pendidikan mental

4. Mempertinggi keterampilan dan kreativitas, menambah hal baru dalam kehidupan.

5. Memenuhi rasa ingin tahu/ bertualang.

3.2.3 TUJUAN REKREASI

Tujuan dari kegiatan rekreasi adalah untuk mendapatkan hal-hal yang dianggap dapat memuaskan kebutuhan, antara lain:

• Mendapat kesenangan dan kepuasan

• Memulihkan dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani • Memupuk dan mengembangkan ketrampilan dan kreativitas • Pembentukan kepribadian

• Menciptakan dan membina hubungan antar manusia

• Mengenal dan mempertahankan kelestarian lingkungan hidup


(48)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

3.2.4 JENIS-JENIS REKREASI

Menurut Patricia Farrel dalam The Process of Recreation Progamming dan Ivor Selly dalam Outdoor Recreation and The Urban Environment, bahwa jenis-jenis rekreasi yaitu :

b. Berdasarkan jenisnya rekreasi dibedakan menurut : 1. Sifatnya

Rekreasi dapat bersifat mendidik, sport, tontonan, atau permainan. 2. Objeknya

- Aktif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi, baik secara langsung ataupun tidak langsung, seperti : kolam renang, taman-taman kota, dsb

- Pasif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi tersebut, seperti : film, sandiwara, dan sebagainya.

3. Tingkatan Umur

Biasanya untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. 4. Waktu Penyelenggaraan

Pagi, siang, dan malam. 5. Tempatnya

Kegiatan di luar ruangan (outdoor) atau di dalam ruangan (indoor). c. Ditinjau dari segi fasilitas, tempat rekreasi mempunyai 2 kategori :

1. Fasilitas khusus (yang bersifat spesifik)

Fasilitas khusus hanya ada di tempat itu dan jarang ditemukan di tempat lain. Fasilitas spesifik ini yang mendorong masyarakat datang untuk mengunjunginya. 2. Fasilitas pokok (yang harus ada).

Menurut Bovy dan Lawson (1977) dalam a Handbook of Physical Planning, aktifitas rekreasi dikelompokkan dalam 5 kategori :

1. Kegiatan yang dilakukan di dalam dan sekeliling rumah, seperti menonton TV, membaca, mendengarkan musik, berkebun, dan sebagainya.

2. Kegiatan dengan interaksi sosial seperti menonton film di bioskop, berbelanja, makan di restoran, kunjungan keluarga, dan sebagainya.

3. Kegiatan yang melibatkan seni budaya (kunjungan pameran seni, teater, konser musik).


(49)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

5. Kegiatan outdoor tidak resmi, seperti jalan-jalan, piknik, dan sebagainya.

Menurut Bovy dan Lawson (1977) juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi jenis dan aktifitas rekreasi yang dilakukan, yaitu :

1. Faktor jenis kelamin, usia, dan keluarga

Kegiatan rekreasi gadis remaja mungkin berbeda dengan remaja putra atau orang dewasa.

2. Faktor sosial ekonomi

Masyarakat dengan kebutuhan sosial tertentu (elite) akan berbeda dengan rekreasi masyarakat pada umumnya dikarenakan berbeda fasilitas yang dimiliki.

3. Faktor Pranata

Berhubungan dengan pencapaian, dana yang dimiliki, perubahan sikap terhadap rekreasi.

4. Faktor ketersediaan waktu luang

Waktu rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda dengan wanita pekerja. 5. Faktor perubahan teknologi

3.2.5 PERSYARATAN DAN FASILITAS REKREASI

a.) Menurut Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi : 1. Persyaratan umum

Tempat rekreasi adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai jenis fasilitas untuk memberikan kesegara jasmani dan rohani yang mengandung unsur hiburan, pendidikan, dan kebudayaan sebagai usaha pokok di suatu kawasan tertentu dan dilengkapi dengan jasa layanan makan, minum dan akomodasi.

2. Fasilitas yang tersedia:

• Pertamanan dengan lahan yang terbuka

• Area bermain yang mengandung unsur pendidikan dan budaya • Fasilitas pelayan umum dan pendukung

• Instalasi teknis atau utilitas

3. menyediakan berbagai fasilitas olahraga dan permainan yang santai dan popular, seperti : fitness, renang dan sebagainya, yang dilengkapi dengan sarana penunjang seperti sarana relaksasi dan sarana penunjang lainnya.

4. menyediakan suatu suasana yang cenderung informal dan santai serta lebih mengarah pada unsur rekreatif.


(50)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

3.2.6 PENCIPTAAN SUASANA REKREATIF

Menurut Seymour M.Gold, dalam Recreation Planning and Design, dijelaskan bahwa penciptaan suasana rekreatif dapat diperoleh dengan :

• Adanya unsur-unsur alam.

Dengan memasukkan unsur-unsur alam ke dalam bangunan, seperti : tanaman, air, dan sebagainya.

• Adanya pergerakan manusia.

Pergerakan selalu menarik perhatian untuk dilihat. Bisa berupa pergerakan sirkulasi manusia secara horizontal maupun vertikal, ataupun dapat juga berupa elemen bangunan yang bergerak.

• Ruang yang digunakan bersama.

Ada ruang yang dipakai bersama tanpa batas-batas sehingga individu akan dapat saling berinteraksi.

• Orang bisa saling melihat.

Secara naluriah manusia mempunyai kebutuhan untuk bersosialisasi, melihat, dan dilihat orang lain.

• Eksploratif.

Mengundang para pangunjung untuk ikut mengapresiasi, mengalami, merasakn segala sesuatu di dalam bangunan. Misalnya bisa berupa sesuatu yang bisa dipegang, diraba, diserap, dimainkan, dan sebagainya. Dapat dicapai dengan permainan tekstur.

• Informal.

Biasanya sesuatu yang informal itu menjadi menarik. Informal ini sesuai dengan konsep rekreasi, yaitu menampilkan sesuatu yang berbeda dari kehidupan sehari-hari yang biasanya selalu formal dan penuh keteraturan.

• Dinamis.

Menampilkan sesuatu yang ’bergerak’, bukan sesuatu yang statis/diam. Bisa diperoleh dengan bentukan ruang, sirkulasi yang menarik dan pola lantai.

• Unsur Cahaya.

Cahaya sangatlah berperan dalam penciptaan suasana dan interior yang diinginkan, baik itu berupa pencahayaan alami maupun buatan.

• Triangulasi.

Yaitu ada sesuatu yang menyatukan, mengumpulkan orang yang tidak saling mengenal dalam suatu kegiatan yang sama dan mungkin bisa saling berinteraksi. Misalnya pertunjukan, atraksi, atau sesuatu yang menarik untuk dilihat.


(1)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009


(2)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009


(3)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009


(4)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009


(5)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009


(6)

Aulia Arif Gunawan : Recreation Sport Club Arsitektur Rekreatif, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

1. Ching, Francis DK. Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Susunannya, Jakarta: Erlangga 1999.

2. Neufert, Ernst. terjemahan, Data Arsitek Jilid 1, Oleh Sunarto Tjahjadi, Jakarta: Erlangga, 1996.

3. Neufert, Ernst. terjemahan, Data Arsitek Jilid 2, Oleh Sunarto Tjahjadi, Jakarta: Erlangga, 2002.

4. Engel, Heinrich. Structure Systems, United States of America: Van Nostrand Reinhold Company, 1981.

5. Hakim, Rustam & Hadi Utomo. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

6. Seymor .M. Gold. Recreation Planning ang Design, United States of America: Mc.Graw Hill Inc, 1980.

7. Dra. Saodah, Nasution. Kamus umum Lengkap Inggris- Indonesia, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 2003.

8. Echols, John M. dan Hassan, Shadily. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: P.T. Gramedia, 1975

9.