3.5 Jenis Data
1.
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap berpotensi dalam
memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya di lapangan. 2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah sebagai data pendukung data primer dari literatur dan dokumen serta data yang diambil dari sanggar tari dengan permasalahan dilapangan yang
terdapat pada lokasi penelitian berupa bahan bacaan, bahan pustaka, dan laporan- laporan penelitian.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya :
1. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan bentuk
komunikasi kelompok dalam sanggar tari “Sasana Budaya”. Wawancara ini dilakukan secara mendalam kepada informan yang telah ditunjuk. Baik
secara langsung, maupun menggunakan media.
2. Observasi
Yaitu pengumpulan data yang penting dalam penelitian ilmiah dengan melakukan pengamatan, pencatatan, serangkaian perilaku dan sebagainya
secara langsung. Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengamati secara langsung ke objek penelitian yaitu sanggar tari ”Sasana Budaya”.
Observasi dapat dilakukan saat penari sedang menjalani latihan atau perlombaan.
3. Dokumentasi dan Studi Pustaka
Yaitu penggunaan bahan dokumenter yang diperoleh dari tempat latihan atau perlombaan ataupun dari penari itu sendiri berupa data yang relevan dengan
penelitian dan pengumpulan data dari berbagai literatur pendukung.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dan interpretatif. Analisis data dilakukan dengan cara mengatur secara sistematis
pedoman wawancara, catatan lapangan, data kepustakaan untuk mendapatkan pengetahuan dari data, kemudian memformulasikan secara deskriptif, selanjutnya
memproses data tersebut.
Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai berikut :
Tahap Pertama : Kategorisasi dan mereduksi data, yaitu melakukan pengumpulan terhadap informasi penting yang terkait
dengan masalah penelitian, selanjutnya data dikelompokkan sesuai dengan topik masalah.
Tahap Kedua : Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun yang
disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk
data. Tahap Ketiga : Melakukan interpretasi data yaitu menginterpretasikan atau
menafisirkan informasi terhadap masalah yang diteliti. Tahap Keempat : Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan,
yang berdasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan interpretasi dari
hasil wawancara dengan sejumlah informan yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dan fokus
penelitian.
BAB IV GAMBARAN UMUM
4.1 Profil Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung
4.1.1 Sejarah Terbentuknya Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung Seiring dengan pesatnya perkembangan disegala bidang, maka berbagai dampak
pembangunan juga mempengaruhi masyarakat di daerah, khususnya bagi generasi muda di daerah Lampung. Terutama berhubungan dengan hal seni dan budaya yang
berasal dari luar negeri dimana budaya tersebut kurang sesuai dengan kondisi negara kita.
Guna mengimbangi masuknya seni dan budaya dari luar, maka seluruh masyarakat
terutama generasi muda berupaya untuk melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya daerah, sehingga mereka tidak terjerumus kedalam kegiatan yang negatif, dan
dapat menyalurkan minat serta bakat yang mereka miliki.
Saat ini telah banyak berdiri sanggar-sanggar tari di Bandar Lampung. Bahkan sekolah atau jurusan di Perguruan Tinggi juga telah mengembangkan studi
pendidikan tari yang bertujuan untuk mengembangkan dan melestarikan budaya daerah tanpa meninggalkan kekhasan budaya Lampung itu sendiri.
Proses terbentuknya Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung berawal dari
pemilik sanggar yaitu pasangan suami istri, Ahmad Afandi dan Indah Afriyani. Secara kebetulan keduanya merupakan alumni penari Kota Bandar Lampung. Pada
suatu hari, ada sekelompok anank yang ingin private tari dengan mereka, lambat laun semakin banyak kelompok anak yang meminta private tari untuk event tertentu.
Banyaknya desakan dari wali murid anak-anak yang mereka bina, oleh karena itu pada tanggal 05 April 2006 didirikan Sanggar Tari Sasana Budaya yang bersifat
independen dan tidak berafiliasi dengan salah satu partai manapun. Semakin hari semakin banyak anak-anak yang minat bergabung dalam sanggar
mereka. Sehingga mereka putuskan diawal tahun 2009 latihan tari berdomisili di PKOR Wayhalim Bandar Lampung, Gedung A. Tetapi untuk kepentingan lain-lain
sanggar ini beralamatkan di Jalan Teratai 21 Kedaton Bandar Lampung 35148. Telepon : 0721-707536 No. Hp : 085669700481; 085669752183; 085768359275
Mengingat sudah semakin berkembangnya Sanggar Tari Sasana Budaya di Bandar
Lampung, tim pengurus memutuskan untuk membuat logo sanggar sebagai simbol penguat organisasi yang memiliki filosofi dan ciri khas Provinsi Lampung.
Logo yang terlihat sederhana ini diharapkan dapat mewakili identitas sanggar dan menghantar visi serta misi sanggar dalam menggapai sukses.
Berikut gambar logo Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lamppung :
4.1.2 Struktur Organisasi Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung Bertambahnya jumlah keanggotaan, membuat Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar
Lampung membentuk struktur organisasi yang lengkap sebagai wadah apresiasi yang kokoh serta terstruktur melalui sanggar tari dengan perlindungan dari Pemerintah
Bandar Lampung.