Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari Dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sir Istana Maimun Medan)

  Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN

  

PEDOMAN WAWANCARA

Informan Utama

A. Biodata Informan (Informan Pertama)

  1. Nama : T. Lisa Nelita

  2. Tempat & Tanggal Lahir : Medan, 27 April 1962

  3. Usia :

  53 Tahun

  4. Agama : Islam

  5. Suku : Melayu

  

6. Alamat : Jl. Sultan Maimun Al Rayid No. 66

Istana Maimun Medan

  

7. Jabatan : Ketua Himpunan Sanggar SIR Istana

Mimun Medan & pengajar tari

B. Pertanyaan Umum

  

1. Sudah berapa lamakah anda mengajar tari di sanggar SIR ini dan dari

tahun berapa?

  “Nde mengajar tari dari tahun 2003, juga dari tahun 2003 itu nde melanjutkan jadi pimpinan di singgar ini. Berarti sudah sekitar ± 12 tahun la ya dari tahun 2003 itu.”

  2. Darimanakah awalnya anda mengenal dan mau terjun ke dunia tari? “Awalnya dari mama nde yang membuka sanggar tari sendiri. Pas

  waktu itu, nde tiba-tiba tertarik dan kepengen nari seperti mama nde yang lagi sedang mengajarkan tari. Mama nde juga mengajak nde untuk ikut latihan dan mengajari nde sampai nde benar-benar mahir. Akhirnya nde ikutan nari juga di sanggar yang dipimpin oleh mama nde itu. Makin lama nde makin senang nari dan mulai terlatih dengan berbagai macam tarian.”

3. Apa yang membuat anda tertarik terhadap dunia tari?

  “Nde tertarik ke dunia tari karena mama nde sendiri. nde ngikutin mama nde latihan dan lama-lama itu menjadi hobi yang ingin nde ulang-ulang terus menerus. Terus pas nde sudah mahir menari, mama nde membawa nde untuk ikut kompetisi-kompetisi nari. Nde sama

  Universitas Sumatera Utara

  teman-teman nde akhirnya juara. Dari kejuaraan pertama itu juga membuat nde jadi makin semangat dan ingin lagi dan lagi untuk menari. Akhirnya nde semakin tertarik di dalam dunia tari ini. Nde pengen nunjukin bakat nde dibidang tari-tarian ini ke semua orang. Dan ketika orang-orang lain melihat, nde ingin mereka menjadi tertarik juga terhadap dunia tari dan mau terjun ke dalamnya. Supaya tarian tradisional inipun bisa semakin berkembang dan tetap dilestarikan oleh anak-anak yang sebagai penerusnya.”

  

4. Hal apa yang membuat anda tertarik menjadi seorang pengajar di sanggar

ini?

  “Yang membuat nde tertarik adalah perjuangan mama nde yang sudah berhasil membuat sanggar ini menjadi dikenal banyak orang. Karena nde adalah sebagai penerus dari mama nde sendiri, nde ingin membuat sanggar ini menjadi sanggar yang lebih di kenal orang lagi dengan anak-anak didik yang berpotensi. Untuk menjadikan anak didik tersebut menjadi berpotensi, tentunya harus ada pelatihan yang sungguh- sungguh untuk mereka dan juga motivasi untuk membangkitkan semangat mereka juga. Untuk itulah nde terjun juga sebagai pengajar. Selain nde bisa memberikan motivasi ke mereka, nde juga bisa mengajar mereka dengan keahlian-keahlian yang nde punya.”

  

5. Berapakah jumlah anak didik di dalam sanggar dan rata-rata berumur

berapa?

  “Saat ini jumlah anak didik nde sekitar ±100 orang (termasuk junior dan senior). Tetapi kebanyakan anak didik nde adalah anak kecil yang kira-kira berumur dibawah 12 tahun yang biasa kami sebut sebagai junior. Mereka berjumlah sekitar ± 70an orang. Untuk sebagian senior, sudah ada yang jarang sekali latihan, karena mereka sudah pada menikah.”

6. Prestasi apa saja yang sudah didapat dalam dunia tari?

  “Sudah banyak sekali prestasi yang nde dapatkan. Ada beberapa prestasi yang sudah nde catat, tetapi ada juga yang nde lupa mencatatnya, seperti:

  • -Nde dan teman-teman nde mendapat piagam penghargaan dari panitia lomba Seni Budaya Mahasiswa USU dalam pelaksanaan lomba seni budaya mahasiswa USU pada tahun 1976
  • -Mengikuti pagelaran kesenian dan kebudayaan Nasional di Spanyol, Swiss dan Jerman tahun 1976

  Universitas Sumatera Utara

  • -Mengikuti pagelaran kesenian dan kebudayaan Sumatera Utara di Australia tahun 1985
  • -Menjadi Duta Sumatera Utara di Penang Fair, Malaysia tahun 1986
  • -Mengikuti acara kesenian dalam rangka ulangtahun Garuda Indonesia Airlines ke 40 di London tahun 1989.
  • -Mengikuti acara undangan pemerintahan Singapura dalam rangka Hari Kemerdekaan Singapura ke 25
  • -Mengikuti pesta Gendang di World Trade Center Singapura tahun 1992
  • -Undangan Penang Fair mewakili SUMUT tahun 2000
  • -Mengikuti pagelaran Kesenian dan Kebudayaan di beberapa kota di Negara Afrika Selatan (Pretoria, Harare, Cape Town) pada tahun 2000 atas undangan dari Duta Besar RI di Afrika.
  • -Mengikuti pagelaran Kesenian dan Kebudayaan di Mexico City, Colima dan Monterrey atas undangan Duta Besar RI di Mexico pada tahun 2005
  • -Dan juga ada mengikuti acara di berbagai kota di Indonesia, seperti mengisi acara di Istana Maimun Medan, Istana Merdeka Jakarta yang atas undangan Presiden RI, Kirab Remaja di Bandung, pagelaran Seni Budaya Melayu di Palembang, dll.”

7. Jadwal latihan rutin?

  “Jadwal latihan untuk junior hanya hari minggu dari jam 10 sampai jam 12.00 saja. Dan untuk senior, jadwalnya ada di hari selasa malam jam 19.30 sampai 21.00 dan hari minggu pagi juga tetapi jamnya berbeda dengan junior yaitu jam 12.30 sampai 14.00 setelah junior selesai latihan.”

  

8. Menurut anda, perlukah seorang pengajar tari mengenal dirinya terlebih

dahulu sebelum mengenal diri dari masing-masing anak didiknya? Dan

perlukah bagi seorang pengajar tari untuk mengenal masing-masing diri

anak didiknya? (Beserta alasan).

  “Menurut nde, untuk menjadi seorang pengajar yang baik, mengenal diri sendiri terlebih dahulu sangatlah penting, baru kemudian mengenal diri masing-masing anak didik nde.. Berarti kewajiban nde adalah awalnya harus bisa membuat mereka nyaman dulu berada di sanggar nde sendiri, kemudian barulah nde latih mereka nari. Nde di sanggar ini hanya mengajar junior saja. Menurut nde, yang paling

  Universitas Sumatera Utara

  susah buat diajari adalah junior yang rata-rata umurnya dibawah 12 tahun. nde harus mengenal watak mereka masing-masing dulu seperti apa, baru nde tau cara mengajar yang baik untuk mereka agar mereka bisa cepat menangkap dengan baik apa yang nde ajarkan. Kebanyakan anak-anak didik nde yang junior, susah untuk fokus ketika diajarkan. Mereka lebih banyak bermain. Jadi nde terapkan ke mereka untuk bisa disiplin. Nde bilang ke mereka perlahan-lahan, bahwa ketika waktunya untuk berlatih, maka harus seriuslah dalam berlatih. Tetapi ketika waktunya istirahat, disitu mereka boleh bermain. Tetapi pas nde bilang sekali dua kali, mereka agak sulit menerapkannya. Jadi nde harus bilang ke mereka berulang-ulang kali dan lama kelamaan mereka bisa paham. Terus pas ketika latihan, anak-anak didik nde yang junior, nde ajarkan misalnya 5 gerakan di awal dan kemudian nde suruh mereka untuk mengulang gerakan itu sendiri. kesulitannya nde dapatkan disini. Mereka yang biasanya dianggap cepat nangkap, dalam hal ini nde bisa bilang tidak. Mereka susah untuk cepat menangkap. Jadi karena hal itu, nde ajarkan mereka perlahan-lahan. Seperti 2 gerakan diawal. Ketika mereka bisa melakukan 2 gerakan tersebut, maka nde baru bisa melanjutkannya ke gerakan selanjutnya. Untuk itu, nde bisa simpulkan bahwa sangat dibutuhkan sekali diawal untuk mengenal mereka. tetapi sebelumnya harus mengenal diri sendiri dulu, untuk apa dan apa tujuan kita berada di sanggar ini.”

9. Di dalam lingkungan sanggar, pasti mempunyai anak didik yang sifatnya berbeda-beda. Apalagi didalamnya anak-anak lebih mendominan.

  

Bagaimana cara pengajar tari untuk menyatukan perbedaan tersebut dan

bagaimana cara memelihara hubungan yang baik dengan mereka?

  “Iya didalam sanggar nde khusus untuk juniornya, mereka mempunyai sifat yang berbeda-beda. Namanya juga anak kecil yakan. Pasti tingkah merekapun berbeda-beda. Ada yang baik dan ada yang bisa dikatakan nakal. Nakalnya seperti agak susah untuk diatur ketika dilatih dan ada juga yang suka menjahili teman-temannya yang lain. Jadi nde mau, di dalam sanggar ini harus ada kata nyaman di diri masing-masing dulu. Kareka jika anak-anak ini tidak nyaman, dia takutnya tidak mau berlatih tari lagi di sanggar nde. jadi cara nde adalah pas istirahat, nde ngumpul sama semua anak didik nde. Kemudian nde bawa mereka cerita-cerita. Awalnya nde ceritakan misalnya kejadian yang nde alami, terus mereka tanggapi dengan macam-macam tanggapan. Selesai mereka kasih tanggapan, nde tanggapin balik tanggapan mereka. nde buat gitu, selain agar mereka bisa lebih nyaman berada di sanggar nde, mereka juga bisa lebih paham tentang dunia luar dan bisa lebih berhati-hati ketika berada diluar sana. Nde juga buat canda- candaan di sanggar nde. gunanya ya seperti yang ira tanyakan tadi,

  Universitas Sumatera Utara

  jadi hubungan yang baik itu bisa tetap dipelihara. Nde melakukan pendekatan dengan mereka yang akhirnya bisa dekat sekali dengan mereka, begitu juga dengan mereka. mereka bisa ngerasa dekat juga dengan nde. dengan pendekatan inipun, anak-anak didik nde bisa ngerasa nyaman.”

  

10. Apakah seorang pengajar tari perlu melakukan pendekatan terhadap anak

didiknya? Jika perlu, apakah didalam pendekatan tersebut, seorang

pengajar ada memberitahu tentang dunia luar yang berdampak positif bagi

anak didik?

  “Perlu sekali, seperti yang nde bilang itu bisa membuat hubungan nde dengan anak didik nde semakin dekat. Ada, seperti ketika istirahat, nde ngumpul sama semua anak didik nde. Kemudian nde bawa mereka cerita-cerita. Awalnya nde ceritakan misalnya kejadian yang nde alami, terus mereka tanggapi dengan macam-macam tanggapan. Selesai mereka kasih tanggapan, nde tanggapin balik tanggapan mereka. nde buat gitu, selain agar mereka bisa lebih nyaman berada di sanggar nde, mereka juga bisa lebih paham tentang dunia luar dan bisa lebih berhati-hati ketika berada diluar sana.”

  

11. Selain anak didik diajarkan menari, pasti ada sedikit waktu luang untuk

mereka mengobrol dan ketika itu, apakah pengajar tari juga ikut kedalamnya? ▶ Sudah dijawab di nomer 9.

  

12. Apakah selama melakukan pendekatan, sikap maupun perilaku anak didik

ada berubah menjadi lebih baik dan bagaimana contohnya jika perubahan

itu ada?

  “Iya, sikap mereka jadi berubah. Baik ke nde sendiri maupun ke teman- teman sekitarnya yang ada di dalam sanggar itu juga. Seperti misalkan ada anak yang dari awal dia masuk ke sanggar ini punya sifat yang jahil. Sampai-sampai anak yang dijahilinnya jadi nangis. Yang nde takutkan, si anak yang nangis ini bisa enggak mau lagi datang ke sanggar untuk latihan karena ada temannya yang jahil. Jadi nde langsung ambil sikap, selain nde mengajarkan tari, nde juga harus bisa mendidik mereka menjadi lebih baik. Jadi nde dekatin anak yang jahil itu sampai dia merasa benar-benar dekat. Benar-benar dekatnya itu bisa nde lihat sendiri dari sikap dia ke nde. nah, ketika si anak jahil ini tadi sudah dekat dengan nde, baru nde bisa mulai bilangin dengan

  Universitas Sumatera Utara

  baik-baik bahwa yang dia lakukan itu tidak baik. semenjak dari situ, barulah si anak jahil ini tadi berubah. Dia jadi tidak jahil lagi ke teman-temannya. Gitu juga nde buat ke anak-anak didik nde lainnya.”

  

13. Apakah ada seorang anak yang ketika diajarkan, mereka susah untuk

mengikutinya? Jika ada, bagaimana caranya untuk mengatasi hal tersebut?

  “Tentu saja ada, jadi ketika ada anak yang mempunyai masalah dalam menari berarti mereka perlu untuk ditolong. Karena nde adalah pengajarnya, maka nde dekati dia dan bertanya apa masalahnya. Sering nde temukan masalah anak didik itu adalah minder karena tidak bisa menari dengan baik. Jadi, nde arahkan dengan kata-kata yang bisa membuat dia nyaman terlebih dahulu. Lalu nde ajak dia menari dan ajarkan dengan perlahan-lahan sampai dia bisa mengikuti ajaran nde.”

  

14. Apakah di dalam sanggar SIR ini ada waktu bermain bersama yang

tujuannya mencari hiburan?

  “Ada, tetapi bentuk bermainnya itu berbeda dengan yang lain. Biasakan bentuk bermain itu seperti bermain games atau permainan anak jaman sekarang. Yang nde maksudkan disin ada bermainnya itu seperti canda-candaan dalam bercerita. Karena dengan bercanda itu juga bisa menghibur mereka kalau mereka sedang capek latihan. Dan nde buat kaya gitu supaya mereka bisa lebih nyaman lagi dan hubungan diantara kami juga semakin dekat.”

  

15. Menurut seorang pengajar tari, apakah rasa keterbukaan itu penting

didalam suatu hubungan antara pengajar dan anak didik dan bagaimana

contohnya?

  “Iya, keterbukaan itu sangat penting. Karena menurut nde, dengan adanya keterbukaan, hubungan yang dijalin antara pengajar dan anak didikpun bisa lebih terjalin baik lagi. Juga dapat membantu nde maupun pengajar-pengajar yang lain dalam proses mengajar tari dan tahu cara mengajar yang baik. Karena anak-anak kecil ini kadang mau mood-moodan ketika sedang diajarkan begitu. Kalau dipaksain takutnya dia enggak mau lagi datang ke sanggar nde. Karena sebelumnya pun, ada anak didik nde yang baru masuk, nde lihat dia dari awal sudah mempunyai potensi dalam menari, terus nde tanya apakah dia sebelumnya ada belajar nari apa enggak. Ternyata ada. Terus nde tanya lagi kenapa keluar dari sanggar itu, kemudian dia jawab bahwa dia enggak nyaman di sanggar itu yang akhirnya membuat dia masuk ke sanggar nde. Kan kalau begitu, ribet urusannya.”

  Universitas Sumatera Utara

  

16. Apakah ketika mengajarkan tari, anda ada melihat sedikit potensi-potensi

dari semua anak didik di sanggar tersebut? Jika ada, bagaimana cara meningkatkan potensi yang ada pada diri mereka?

  “Ada. Pas ketika nde lihat mereka latihan tari, lama-kelamaan nde melihat potensi mereka mulai muncul. Jadi nde langsung semangat buat melatih mereka agar potensi-potensi yang ada didalam diri mereka itu bisa lebih meningkat. Yang akhirnya bisa ditonjolkan mereka sendiri ketika mengikuti kompetisi-kompetisi seni budaya tari. Selain nde melatih mereka untuk meningkatkan potensi itu tadi, nde melakukan pendekatan ke mereka seperti yang nde bilang tadi. Nde buat mereka lebih bisa bersemangat dalam berlatih nari. Dan bisa rajin datang latihan. Nde motivasi mereka dengan nde ceritakan semua prestasi yang udah nde raih dan anak nde raih. Kebetulan nde juga punya anak didik yang memang anak nde sendiri. dia awalnya sama seperti anak didik nde yang lain. Dia berlatih tari dengan nde dan lama-kelamaan ia bisa menonjolkan potensi yang ada di dirinya sendiri. dia sudah berhasil menjadi penari. Dan sekarang dia juga sama seperti nde, mengajar tari di sanggar ini.”

  

17. Sebagai seorang pengajar yang baik, apakah perlu adanya rasa empati

terhadap anak didik?

  “Perlu sekali, karena menurut nde rasa empati ini bisa membuat mereka lebih nyaman lagi berada di sanggar ini. Apalagi ketika dalam proses mengajar nari Seperti misalnya ketika nde melatih mereka nari, pas nde lihat mereka sudah tidak terlalu bersemangat lagi dan sudah terlalu lama waktu berlatih, nde langsung kasih waktu istirahat buat mereka. Nde sangat paham sekali, karna nde juga pernah merasakan jadi anak didik seperti mereka.”

  

18. Dukungan terhadap anak didik pasti diperlukan sekali, karena itu dapat

memotivasi mereka dalam berprestasi di bidang ini. Bagaimana bentuk

dukungan yang dilakukan kepada anak didik? “Dukungan yang nde kasih seperti memberikan semangat ke mereka.

  Memberi pandangan yang memotivasi mereka juga. Dukungan ini nde lakukan supaya potensi yang ada di diri mereka bisa cepat ditonjolkan mereka, terus dapat meningkatkannya juga dan yang paling penting tujuan dari sanggar nde juga tercapai dengan baik. Yang nde lakukan ini sudah terbukti dengan anak-anak didik nde sebelumnya yang sudah berhasil. Ada yang sudah membuka sanggar tari sendiri.”

  Universitas Sumatera Utara

  

19. Perlukah ada rasa positif di diri seorang pengajar tari terhadap anak

didiknya? Dan jika perlu, bagaimana cara membuat rasa positif tersebut?

“Kalau rasa nde sih perlu nde rasa sih perlu-perlu saja. Nde sebagai pengajarnya harus menciptakan rasa positif di dalam diri mereka masing-masing terhadap dunia tari dengan menceritakan hal-hal yang

  baik terhadap dunia tari. Kemudian membangun rasa positif mereka juga ke nde. Jadi dengan begitu, mereka bisa mempunyai pandangan yang baik terhadap dunia tari dan terhadap nde juga tentunya. Dan mereka pun bisa semakin bersemangat dalam belajar tari-tarian kan. Juga tidak akan ada lagi rasa malas-malasan mereka untuk berlatih.”

  

20. Apakah kesamaan pemahaman itu perlu antara seorang pengajar tari

dengan anak didik? Dan bagaimana contohnya?

  “Perlu sekali, ini berguna dalam berkomunikasi, nde dan anak didik nde bisa nyaman dan semakin akrab nde dengan mereka. Seperti misalnya jika nde mengobrol dengan mereka tentang suatu hal, pendapat nde di iyakan oleh mereka. Dan mereka juga member pemahaman yang sama terhadap hal tersebut, maka pembicaraan kamipun semakin enak dan kami akan semakin akrab. Ada saatnya juga pemahaman nde dan anak didik nde itu berbeda. Nde tentunya akan membuat pernyataan yang akhirnya bisa membuat mereka sepemahaman dengan nde juga. Terus dalam bersikap juga nde samakan semuanya. Nde adil lah sama merekakan. Misalnya ada salah satu anak yang minta diajarin beberapa gerakan ketika latihan. Terus nde ajarkan. Dan ketika ada anak lain meminta begitu, nde juga harus siap untuk mengajarkannya.”

  

21. Pernahkah seorang pengajar menceritakan prestasinya kepada anak didik?

Dan jika pernah, apa sebenarnya tujuan dari menceritakan hal tersebut?

  “Sangat perlu sekali. Dengan menceritakan prestasi si pengajar itu bisa menjadi gambaran mereka dan membuat mereka lebih bersemangat untuk berlatih nari. Seperti yang nde bilang, itu bisa menjadi motivasi sendiri untuk mereka.”

  

22. Didalam mengajarkan anak didik, hambatan-hambatan apa saja yang

ditemukan? Dan apakah seorang pengajar tari mempunyai cara dalam mengatasi hal tersebut?

  “Hambatan ya pasti nde temukan. Tetapi hambatan itu masih bisa untuk diatasi. Ketika sedang latihan, ada anak yang tidak terlalu fokus untuk latihan, ada anak yang susah untuk mengingat gerakan tarian,

  Universitas Sumatera Utara

  ada anak yang ketika diajak latihan itu malu. Itu saja yang nde temukan kalau untuk hambatannya. Ketiga hambatan itu bisa nde atasi dengan cara melakukan pendekatan ke setiap anak-anak yang bermasalah. Seperti anak yang tidak bisa terlalu fokus dan terlalu banyak bermain ketika latihan itu nde bujuk dengan halus. Nde kasih tau, bahwa ketika latihan ya itu harus latihan. Ada saatnya untuk bermain pas waktu istirahat. Kemudian untuk anak yang susah menghafal gerakan, nde kasih gerakan sedikit-sedikit dulu untuk bisa dihafalnya. Dan ketika sudah hafal, baru nde lanjutkan ke gerakan selanjutnya. Dan untuk anak yang malu ketika diajak latihan, nde bujuk juga dengan kata-kata yang halus dan tetap nde lakukan pendekatan dengan anak-anak tersebut. Intinya, rasa nyaman nde timbulkan di diri masing-masing anak didik nde terlebih dahulu.”

  Universitas Sumatera Utara

A. Biodata Informan Kedua

B. Pertanyaan Umum

  “Sudah 5 tahun kakak mengajar tari dari tahun 2010.”

  4. Hal apa yang membuat anda tertarik menjadi seorang pengajar di sanggar ini?

  “Mama kakak juga dek. Mama kakak ada menceritakan prestasi- prestasinya di bidang seni tari yang membuat kakak menjadi semakin tertarik terhadap dunia tari. Dunia tari ini juga semakin lama didalamin ternyata menyenangkan. Dunia tari ini juga ada mempelajari berbagai macam tarian dari berbagai daerah, untuk itu kakak semakin tertarik terhadap dunia tari.”

  3. Apa yang membuat anda tertarik terhadap dunia tari?

  “Kakak kenal tari-tarian dari mama kakak sendiri. Kan mama kakak pimpinan dari SIR. Jadi ya mama kakak mengajarkan kakak nari dari kecil. Akhirnya lama kelamaan itu menjadi hobi dan kakak menjadi semakin mau terjun di dunia tari dan mau mendalaminya.”

  

2. Darimanakah awalnya anda mengenal dan mau terjun ke dunia tari?

  Universitas Sumatera Utara PEDOMAN WAWANCARA (Informan Utama)

  1. Nama : T. Lisfi Iswana

  7. Jabatan : Pengajar tari

  

6. Alamat : Jl. Sultan Maimun Al Rayid

No. 66 Istana Maimun Medan

  5. Suku : Melayu

  4. Agama : Islam

  23 Tahun

  3. Usia :

  2. Tempat & Tanggal Lahir : Medan, 1 Mei 1992

  1. Sudah berapa lamakah anda mengajar tari di sanggar SIR ini dan dari tahun berapa?

  • Mengikuti pagelaran Kesenian dan Kebudayaan di Mexico City dalam memperkenalkan budaya-budaya Indonesia (2010).
  • Pelantikan kepengurusan Kesultanan Maimun di Maimun
  • Seminar dan penyambutan Kementerian Luar Negeri, Malaysia
  • Pelantikan dan penyambutan Bupati Madina Deli Serdang di PRSU Medan(2013).
  • Gerakan Medan Maimun untuk Prabowo & Hatta sebagai penari dan pembawa tepak sirih di Maimun (2014).
  • Mengisi acara-acara besar di Medan mewakili sanggar SUMUT.

  Universitas Sumatera Utara

  “Yang pertama, kepercayaan mama kakak yang diberi ke kakak yang membuat kakak mau menjadi seorang pengajar tari. Terus kedua, karna kakak ingin generasi-generasi kakak tertarik terhadap dunia tari dan agar semakin banyak yang minat di bidang ini juga membuat kakak tertarik menjadi seornag pengajar.”

  5. Berapakah jumlah anak didik di dalam sanggar dan rata-rata berumur berapa? ▶ Jawaban ada di informan 1

6. Prestasi apa saja yang sudah di dapat dalam dunia tari?

  “Prestasi yang udah kakak dapat kebanyakan lupa kakak dek, yang kakak ingat Cuma ini:

  Medan sebagai penari dengan membawa tari persembahan(2012).

  sebagai penari dengan pakaian adat tradisional di Hotel Tiara Medan (2012) .

  7. Jadwal latihan rutin? ▶ Jawaban ada di informan 1

  8. Menurut anda, perlukah seorang pengajar tari mengenal dirinya

terlebih dahulu sebelum mengenal diri dari masing-masing anak

didiknya? Dan perlukah bagi seorang pengajar tari untuk mengenal

masing-masing diri anak didiknya? (Beserta alasan).

  “Sangat diperlukan seorang pengajar tari mengenal dirinya terlebih dahulu. Gunanya agar si pengajar tari ini bisa mengetahui sampai dimana batas kemampuannya dalam mengajar dan kewajibannya sebagai pengajar. Dan juga mengenal diri anak didiknya juga diperlukan, itu bisa dilakukan dari melihat sikap mereka. Karena setiap anak didik inikan mempunyai karakter yang berbeda-beda dan kemampuannya dalam mengingat gerakan juga berbeda-beda. Dalam hal seperti itu, seorang pengajar tari bisa mengetahui cara mengatasi hal tersebut dengan sangat baik dan kakak sangat mengenal diri kakak dan anak didik kakak, masa seorang pengajar enggak tau watak anak didiknya kan, apalagi sudah lama mengajar.”

  

9. Di dalam lingkungan sanggar, pasti mempunyai anak didik yang

sifatnya berbeda-beda. Apalagi didalamnya anak-anak lebih mendominan. Bagaimana cara pengajar tari untuk menyatukan

perbedaan tersebut dan bagaimana cara memelihara hubungan yang

baik dengan mereka?

  “Cara menyatukan mereka dengan berbagai sifat yang berbeda- beda adalah dengan mengajak mereka berkumpul bersama ketika istirahat dari latihan. Mengobrol dengan mereka dan membuat mereka bisa akrab satu sama lain. Dengan begitu, perbedaan juga tidak kelihatan lagi dan hubungan yang baik berjalan dengan sendirinya.”

  

10. Apakah seorang pengajar tari perlu melakukan pendekatan terhadap

anak didiknya? Jika perlu, apakah didalam pendekatan tersebut,

seorang pengajar ada memberitahu tentang dunia luar yang berdampak

positif bagi anak didik?

  “Menurut kakak sih perlu, supaya anak-anak didik ini juga bisa merasa lebih dekat dengan kita dan nyaman ketika diajarkan menari. Kadang-kadang sih ada. Tergantung sama awal mula pembicaraan kami ketika sedang istirahat. Misalkan pernah ada anak yang menceritakan kejadian-kejadian yang tidak baik diluar. Karna kakak adalah pengajarnya mereka. Otomatis selain mengajarkan mereka menari, kakak juga harus mendidik mereka. Apalagi mereka anak-anak yang bisa dibilang belum mengerti dunia luar. Jadi kakak kasih pendapat dan nasihat yang berupa contoh-contoh kejadian yang tidak baik dan bisa merugikan mereka.”

  Universitas Sumatera Utara

  Universitas Sumatera Utara

  

11. Selain anak didik diajarkan menari, pasti ada sedikit waktu luang

untuk mereka mengobrol dan ketika itu, apakah pengajar tari juga ikut

kedalamnya?

  “Tentu saja. Karena seperti yang kakak bilang, kami ketika sedang istirahat itu berkumpul bersama. Cerita-cerita, bercanda-canda. Jadi mereka bisa merasa nyaman berada di sanggar itu. Ini bentuk bermain kami di dalam sanggar. Biar mereka tidak bosan juga. Bentuk bermain semacam ini juga kakak lihat bisa menghibur mereka kok. Untuk bisa jadi pengajar yang baik, kakak harus pande dek, menciptakan hubungan yang baik dengan anak-anak didik kakak. Dengan begitu, kami bisa lebih dekat dan akrab juga mereka pun bisa nyaman ketika kakak mengajarkan tari dan berada di dalam sanggar ini. Kakak paling takut kalo mereka udah enggak nyaman, malah nyari sanggar lain yang lebih nyaman menurut mereka. Karena ada juga anak pindahan dari sanggar lain yang masuk ke sanggar inikan.”

  

12. Apakah selama melakukan pendekatan, sikap maupun perilaku anak

didik ada berubah menjadi lebih baik dan bagaimana contohnya jika

perubahan itu ada?

  “Ada, misal ada anak yang jahil ke anak lainnya. Seperti yang kakak bilang tadi, kakak harus bisa mendidik mereka juga. Jadi kakak kasih tau ke anak itu untuk tidak seperti itu. Awalnya dia tidak mau mendengar, tetapi kakak terus-terusan melarang dia bahwa yang seperti itu tidak baik. Akhirnya lama-kelamaan dia bisa berubah. Pengajar yang lain juga seperti kakak ikut memberi tahu yang baik-baik ke anak didik lainnya.”

  

13. Apakah ada seorang anak yang ketika diajarkan, mereka susah untuk

mengikutinya? Jika ada, bagaimana caranya untuk mengatasi hal tersebut?

  “Ada, sebelum mengatasinya untuk diawal kakak akan bertanya kepada dia, kenapa ketika latihan dia susah untuk mengingat gerakan atau mengikuti gerakan yang kakak ajarkan. Terus ada yang menjawab anak tersebut susah untuk mengikutinya karena gerakan yang diajarkan terlalu cepat. Ketika kakak sudah tau apa masalahnya, kakak juga jadi tau cara mengatasinya. Jadi kakak ketika mengajarkannya tidak terlalu banyak gerakan. 2 atau 3 gerakan yang kakak ajarkan diawal dulu. Pas anak didik ini sudah mahir gerakan tersebut, baru kakak lanjutkan ke gerakan selanjutnya.”

  

14. Apakah di dalam sanggar SIR ini ada waktu bermain bersama yang

tujuannya mencari hiburan? ▶ Sudah dijawab pada nomer 11

  

15. Menurut seorang pengajar tari, apakah rasa keterbukaan itu penting

didalam suatu hubungan antara pengajar dan anak didik dan bagaimana contohnya?

  “Tergantung dengan keterbukaan yang seperti apa. Kalau keterbukaan dalam cakupan latihan menari, itu penting sekali. Seperti yang sering terjadi, ada beberapa anak yang susah untuk mengingat gerakan atau susah untuk mengikuti gerakan yang diajarkan. Maka untuk mengatasinya, si anak didik ini tadi harus terbuka. Kalau anak didik ini tadi tidak mau terbuka terlebih dahulu, ada baiknya si pengajar yang menanyakan. Apa masalah si anak didik ini tadi sehingga susah untuk mengikuti gerakan. Tentunya sebelum menanyakan hal tersebut, si pengajar harus pandai mengambil hati si anak didik ini. Agar anak didik inipun mau terbuka dengan pengajarnya. Kalau anak didik kakakpun mau terbuka tentang masalah sekolah atau masalah keluarganya juga kakak terima dengan baik, kakak akan menjadi pendengar dan pemberi nasihat yang baik.”

  16. Apakah ketika mengajarkan tari, anda ada melihat sedikit potensi- potensi dari semua anak didik di sanggar tersebut? Jika ada, bagaimana cara meningkatkan potensi yang ada pada diri mereka? “Iya, awal mereka gabung ke sanggar pasti belum kelihatan.

  Tetapi ketika sudah beberapa bulan latihan, barulah kelihatan bahwa anak-anak didik ternyata mempunyai potensi untuk menari. Ini menjadikan para pengajar untuk lebih bisa meningkatkan potensi-potensi yang ada di diri anak didik. Untuk itu menurut kakak dalam meningkatkannya perlu menambah waktu latihan. Yang biasanya jam 12 sudah bisa pulang, jadi diundur ke jam 1. Meningkatkan potensi ini juga kakak rasa bisa melalui pendekatan dengan memberi mereka motivasi terus menerus. Sehingga mereka lebih bersemangat ketika latihan dan mengingat gerakan-gerakan yang diajarkan.”

  Universitas Sumatera Utara

  

17. Sebagai seorang pengajar yang baik, apakah perlu adanya rasa empati

terhadap anak didik?

  “Perlu sekali. Gunanya ya agar mereka lebih senang ke kita, nyaman ke kita, dan mereka bisa menganggap bahwa pengajar- pengajar mereka bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Dengan begitu, ketika kita memberi tahu sesuatu, mereka mau mendengarkannya dan menerima dengan baik.”

  

18. Dukungan terhadap anak didik pasti diperlukan sekali, karena itu

dapat memotivasi mereka dalam berprestasi di bidang ini. Bagaimana

bentuk dukungan yang dilakukan kepada anak didik?

  “Bentuk dukungan yang kakak kasih ke mereka adalah memberi mereka semangat dengan ucapan-ucapan yang benar-benar membangkitkan semangat dan motivasi seperti menceritakan prestasi-prestasi yang udah kakak dapat. Dengan begitu juga potensi mereka lama kelamaan akan menonjol yang akhirnya menjadi bakat”

  

19. Perlukah ada rasa positif di diri seorang pengajar tari terhadap anak

didiknya? Dan jika perlu, bagaimana cara membuat rasa positif

tersebut? ”perlu-perlu aja sih, seorang pengajar harus juga siap untuk

  mendengarkan segala keluhan-keluhan anak didiknya. Ketika anak didik tersebut mengeluh, si pengajar untuk diawal haruslah bisa berfikir positif dahulu. Kemudian memberikan rasa positif dengan mengucapkan hal-hal yang tidak menjatuhkan si anak didik. Kemudian rasa positif kakak terhadap dunia tari itu sudah ada ya dari dulu. Jadi kakak menceritakan tentang dunia tari ke mereka agar membuat pandangan maupun rasa positif mereka terhadap dunia tari bisa timbul dan mereka bisa lebih menyukai bidang ini.”

  

20. Apakah kesamaan pemahaman itu perlu antara seorang pengajar tari

dengan anak didik? Dan bagaimana contohnya?

  “Perlu. Dengan pemahaman yang sama bisa membuat pengajar dan anak didik menjadi lebih dekat lagi. Contohnya seperti ketika memberi pendapat tentang sesuatu hal. Pola pikir anak yang dibawah 12 tahun dengan kakak yang sudah 23 tahun tentunya berbeda. Jadi ketika si anak didik ini memberikan pendapatnya yang menurut kakak tidak sesuai, kakak harus mengeluarkan pendapat dengan kata-kata yang mudah dipahami mereka yang akhirnya mereka merasa bahwa pendapat mereka sama dengan

  Universitas Sumatera Utara

  pengajarnya. Sehingga akhirnyapun si anak didik ini tadi bisa sepemahaman dengan kakak. Terus kesamaan ini juga bisa menghilangkan canggung mereka kakak liat, lama kelamaan mereka bisa enjoy dengan kakak.”

  

21. Pernahkah seorang pengajar menceritakan prestasinya kepada anak

didik? Dan jika pernah, apa sebenarnya tujuan dari menceritakan hal

tersebut?

  “Sangat diperlukan sekali. Dengan menceritakan prestasi tersebut, kakak yang sebagai pengajar berharap itu dapat memotivasi mereka dan membangkitkan semangat mereka.”

  

22. Didalam mengajarkan anak didik, hambatan-hambatan apa saja yang

ditemukan? Dan apakah seorang pengajar tari mempunyai cara dalam

mengatasi hal tersebut?

  “Hambatannya kalau kakak lihat ya seperti susah mengingat gerakan dan susah untuk mengikuti gerakan. Untuk hambatan- hambatan seperti itu sudah menjadi biasa bagi kami yang sebagai pengajar. Tentunya kami yang sebagai pengajar ini juga sudah mempunyai cara untuk mengatasi hambatan-hambatan yang semacam itu.”

  Universitas Sumatera Utara

A. Biodata Informan Ketiga

B. Pertanyaan Umum

  “Kakak mengajar tari dari tahun 2007, jadi sudah 8 tahunan la kira- kira.”

  

4. Hal apa yang membuat anda tertarik menjadi seorang pengajar di sanggar

ini? “Anak-anak yang berpotensi di sanggar kakak. Mereka membuat kakak menjadi semangat untuk bisa meningkatkan potensi-potensi mereka.

  Dengan terjun ke dunia tari, mama kakak jadi bisa kemana-mana. Seperti ke luar negeri. Jadi kakak ingin seperti mama kakak itu.”

  3. Apa yang membuat anda tertarik terhadap dunia tari? “Prestasi mama kakak yang membuat kakak tertarik dengan dunia tari.

  Mama kakak kebetulan adalah adik dari pimpinan sanggar ini. Jadi bisa dibilang, kakak mengajar di sanggar uwak kakak. Awalnya mama kakak mengajak kakak untuk mengikuti latihan di sanggar itu. Latihan menari sudah menjadi hobi kakak. Kakak sangat menyukainya. Jadi dari situlah kakak mulai terjun ke dunia tari.”

  2. Darimanakah awalnya anda mengenal dan mau terjun ke dunia tari? “Dari mama kakak yang menjadi anggota di sanggar SIR dari dulu.

  Universitas Sumatera Utara PEDOMAN WAWANCARA (Informan Utama)

  1. Nama : T. Deya Rizka

  7. Jabatan : Pengajar tari

  6. Alamat : Jl. Sultan Maimun Al Rayid No. 67 Istana Maimun Medan

  5. Suku : Melayu

  4. Agama : Islam

  26 Tahun

  3. Usia :

  2. Tempat & Tanggal Lahir : Medan, 1 Mei 1989

  

1. Sudah berapa lamakah anda mengajar tari di sanggar SIR ini dan dari

tahun berapa?

  • Mengikuti pagelaran Kesenian dan Kebudayaan di Mexico
  • Mengikuti pagelaran Kesenian dan Kebudayaan di Mexico City dalam memperkenalkan budaya-budaya Indonesia (2010).
  • Pelantikan kepengurusan Kesultanan Maimun di Maimun
  • Seminar dan penyambutan Kementerian Luar Negeri, Malaysia
  • Pelantikan dan penyambutan Bupati Madina Deli Serdang di PRSU Medan sebagai penari (2013).
  • . <
  • Gerakan Medan Maimun untuk Prabowo &amp; Hatta sebagai penari di Maimun (2014).
  • Mengisi acara-acara besar di Medan mewakili sanggar

  Universitas Sumatera Utara Jadi kakak minta ke uwak kakak supaya kakak bisa dijadikan pengajar di sanggar itu.”

  5. Berapakah jumlah anak didik di dalam sanggar dan rata-rata berumur berapa? ▶ Jawaban ada di informan 1

6. Prestasi apa saja yang sudah didapat dalam dunia tari?

  “Yang kakak ingat aja ya dek:

  City, Colima dan Monterrey atas undangan Duta Besar RI di Mexico (2005).

  Medan sebagai penari dengan membawa tari persembahan(2012).

  sebagai penari dengan pakaian adat tradisional di Hotel Tiara Medan (2012)

  SUMUT.”

  7. Jadwal latihan rutin? ▶ Jawaban ada di informan 1

  8. Menurut anda, perlukah seorang pengajar tari mengenal dirinya terlebih

dahulu sebelum mengenal diri dari masing-masing anak didiknya? Dan

perlukah bagi seorang pengajar tari untuk mengenal masing-masing diri

anak didiknya? (Beserta alasan).

  “Sangat diperlukan sekali untuk seorang pengajar mengenal dirinya terlebih dahulu. Terutama karakter dirinya agar bisa mengajar dengan baik. Seorang pengajar juga perlu mengenal masing-masing anak didiknya agar memudahkan dalam mengajarkan berbagai tarian kepada anak didik yang mempunyai karakter yang berbeda. kakak sangat kenal diri kakak, seperti peranan kakak sebagai pengajar. Kakak harus tahu kewajiban kakak sebagai pengajar dan kekurangan kakak juga di dalam mengajar. Karna kakak mau menjadi seorang

  pengajar yang baik, kakak harus kenali satu persatu anak didik kakak. Terutama karakter dirinya yang seperti apa, agar memudahkan kakak jugakan dalam mengajarkan berbagai tari.”

9. Di dalam lingkungan sanggar, pasti mempunyai anak didik yang sifatnya berbeda-beda. Apalagi didalamnya anak-anak lebih mendominan.

  

Bagaimana cara pengajar tari untuk menyatukan perbedaan tersebut dan

bagaimana cara memelihara hubungan yang baik dengan mereka?

  “Caranya kalau menurut kakak dengan membuat mereka lebih dekat agar tidak ada yang merasa berbeda. Dan dalam memelihara hubungan yang baik ini juga bisa dengan mengajak mereka semua untuk mengobrol dan bercanda-canda bersama.”

  

10. Apakah seorang pengajar tari perlu melakukan pendekatan terhadap anak

didiknya? Jika perlu, apakah didalam pendekatan tersebut, seorang

pengajar ada memberitahu tentang dunia luar yang berdampak positif bagi

anak didik?

  “Perlu, terkadang ada saatnya kakak ngasih tau mereka tentang dunia luar. Itu secara tidak langsung kakak sudah mendidik merekakan. Apalagi mereka itu anak-anak kecil ya, pasti pengetahuannya belum begitu luas. Jadi selain mengajar, kakak harus bisa didik mereka biar menajdi lebih baik lagi.”

  

11. Selain anak didik diajarkan menari, pasti ada sedikit waktu luang untuk

mereka mengobrol dan ketika itu, apakah pengajar tari juga ikut kedalamnya?

  “Iya dek, dengan kaya gitukan kami semua jadi bisa lebih akrab, terus mereka pun bisa nyaman juga. Ada beberapa anak didik sanggar SIR ini yang sebelumnya ikut latihan di tempat sanggar lain. Jadi kakak tanya kenapa mereka bisa pindah ke sanggar kakak, jawaban mereka ternyata tidak adanya kenyamanan didalam sanggar tersebut. Kejadian itu bisa menjadi introspeksi diri kakak sendiri ya. Dan akhirnya membuat kakak harus bisa menciptakan hubungan yang baik dengan mereka. Supaya mereka nyaman dan tidak beralih ke sanggar lain seperti yang mereka lakukan sebelumnya.”

  Universitas Sumatera Utara

  

12. Apakah selama melakukan pendekatan, sikap maupun perilaku anak didik

ada berubah menjadi lebih baik dan bagaimana contohnya jika perubahan

itu ada?

  “Ada sih. kakak kan kadang sekali-sekali memberikan motivasi buat mereka, supaya kalau ada yang sudah mulai malas-malasan latiham bisa termotivasi dan semangatnya bangkit lagi. terus kalau ada yang terus-terusan malas latihan, barulah kakak dekatin dia. Kakak kasih dia arahan tanpa menjatuhkan semangatnya. Pas udah berapa kali kakak kasih arahan, lama kelamaan perilakunya berubah. Dia jadi lebih fokus pas latihan.”

  

13. Apakah ada seorang anak yang ketika diajarkan, mereka susah untuk

mengikutinya? Jika ada, bagaimana caranya untuk mengatasi hal tersebut?

  “Ada, biasanya itu karena gerakan yang terlalu banyak diajarkan. Jadi cara kakak mengatasinya bisanya kakak Tanya dulu kenapa dia bisa susah untuk mengikutinya. Dan biasanya juga alasan mereka adalah karena terlalu banyak yang diajarkan. Jadi cara kakak mengatasinya, kakak ajarkan sedikit-sedikit dulu gerakannya sampai mereka bisa baru dilanjutkan ke gerakan selanjutnya.”

  

14. Apakah di dalam sanggar SIR ini ada waktu bermain bersama yang

tujuannya mencari hiburan?

  “Memang anak-anak butuh waktu bermain ya. Tetapi cemana lagi, tidak ada tempat main-mainkan di sanggar ini. Ira bisa liat sendirikan. Jadi tidak ada juga waktu mereka main-main di sanggar ini. Mereka bisa main-main di tempat arena bermain sepulang mereka latihan. Waktu latihan lagiankan Cuma sebentar. Tetapi kadang kakak enggak mau juga anak didik kakak jenuh kan, jadi pas cerita-cerita, kakak sering buat lucu-lucuan gitu yang membuat mereka tertawa.”

  

15. Menurut seorang pengajar tari, apakah rasa keterbukaan itu penting

didalam suatu hubungan antara pengajar dan anak didik dan bagaimana

contohnya?

  “Perlu sekali. Jadi ada beberapa anak didik kakak yang datang ke kakak buat curhat. Tetapi kebanyakan masalahnya adalah dibidang nari ini. Yang susah mengikuti gerakan lah, yang susah mengingat gerakan la. Jadi kakak menjadi pendengar yang baik ajala buat mereka kan. Karna kakak juga mau yang terbaik buat mereka. Itu bisa menguntungkan juga buat kakak, kakak jadi tahu bagaimana harus mengajarkan mereka dengan baik, istilahnya kaya kakak jadi tahulah cara ngambil hati mereka.”

  Universitas Sumatera Utara

  

16. Apakah ketika mengajarkan tari, anda ada melihat sedikit potensi-potensi

dari semua anak didik di sanggar tersebut? Jika ada, bagaimana cara meningkatkan potensi yang ada pada diri mereka? “Ada, tetapi potensi itu terlihat ketika sudah beberapa kali latihan.

  Untuk meningkatkan potensi itu menurut kakak dengan melakukan pendekatan dengan masing-masing anak agar mereka lebih termotivasi. Dengan begitu potensi-potensi yang ada di diri merekapun bisa lebih meningkat dan bisa cepat mereka tonjolkan.”

  

17. Sebagai seorang pengajar yang baik, apakah perlu adanya rasa empati

terhadap anak didik? “Perlu, karena dengan begitu mereka bisa lebih nyaman dengan kita.

Dokumen yang terkait

Tari Piring (Studi Etnografi Mengenai Komodifikasi Tari Piring di Kota Medan)

6 162 130

Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari Dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sir Istana Maimun Medan)

0 58 136

Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi : (Studi Deskriptif Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi Pada Karyawan PT Bank Bukopin Cabang Syariah Medan)

6 51 77

Komunikasi Antar Pribadi Dan Kepemimpinan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Keberhasilan Kepemimpinan Hotel Emeral Garden Medan)

0 37 110

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Komunikasi Antar Pribadi Ayah Dan Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ayah terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja di SMA Swasta Al- Ulum, Medan)

0 44 140

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Kasus Mengenai Komunikasi AntarPribadi Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja Pada Beberapa Keluarga di Medan)

11 139 114

Peran Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Terhadap Anak Dalam Membentuk Perilaku Positif (Studi Kasus Peran Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak dalam Membentuk Perilaku Positif di Kelurahan Karang Berombak, Medan Barat)

3 84 217

Analisis Pola Komunikasi Kelompok Dalam Penguasaan Teknik Gerak Tari Tradisional Pada Anak (Studi Pada Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung)

2 50 105

Tari Piring (Studi Etnografi Mengenai Komodifikasi Tari Piring di Kota Medan)

0 0 15