Pemberhentian Kepala Desa Tinjauan Tentang Desa dan Pemerintahan Desa
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Secara khusus ketentuan pilkada langsung tercermin dalam cara pemilihan dan asas-asas yang digunakan
dalam penyelenggaraan pilkada. Dalam pasal 56 ayat 1 disebutkan : “ Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan
calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
”.
Dipilihnya sistem pilkada langsung mendatangkan optimisme dan fesimisme tersendiri. Pilkada langsung dinil
ai sebagai perwujudan pengambilan “hak- hak dasar” masyarakat di daerah dengan memberikan kewenangan yang utuh
dalam rangka rekruitmen pemimpin daerah sehingga mewujudkan kehidupan demokrasi ditingkat lokal.
Tahapan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah langsung menurut UU No.32 Tahun 2004 pasal 65 ,yaitu masa persiapan, dan tahap pelaksanaan.
Masa persiapan meliputi: a.
Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah mengenai berakhirnya masa jabatan.
b. Pemberitahuan DPRD kepada KPUD mengenai berakhirnya masa jabatan
kepala daerah. c.
Perencanaan penyelenggaraan, meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
d. Pembentukan Panitia Pengawas, PPK, PPS dan KPPS.
e. Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau.
Tahap pelaksanaan meliputi: a.
Penetapan daftar pemilih. b.
Pendaftaran dan Penetapan calon kepala daerah wakil kepala daerah. c.
Kampanye. d.
Pemungutan suara. e.
Penghitungan suara, dan f.
Penetapan pasangan calon kepala daerah wakil kepala daerah terpilih, pengesahan, dan pelantikan.
Menurut Amirudin 2003: 184-186, kelebihan sistem Pemilihan Kepala Daerah langsung sebagai berikut :
a. Konkritisasi Demokrasi, dengan memberikan perspektif baru bahwa
peroses Pemilihan Kepala Daerah akan memenuhi keidah proses demokrasi di dua level struktural dan kultural. Di level strukturasl, proses
Pemilihan Kepala Daerah diduga akan lebih beradab karena melibatkan unsur partisipasi publik yang makin meluas dari bawah sesuai aspirasi
masyarakat lokal. Di level kultural, Proses Pilkada memberi kelulasaan bagi merembesnya nilai-nilai transparansi, independensi, dan kejujuran.
b. Adanya kemungkinan kekerasan terhadap proses dan kekerasan terhadap
data, sedikit terkurangi. c.
Berkurangnya praktek premanisme politik uang. Jika Pilkada dilakukan sacara langsung, kemungkinan politik uang dapat diminimalisasi.