Daerah penyebaran kerapu tikus di mulai dari Pasifik Barat dari selatan Jepang ke Palau, Guam, Kaledonia Baru, dan Selatan Australia. Di Indonesia, ikan kerapu
banyak ditemukan di perairan Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Pulau Buru, dan Ambon. Salah satu indikator adanya kerapu adalah perairan karang. Indonesia
memiliki perairan karang yang cukup luas sehingga potensi sumberdaya ikan kerapunya sangat besar. Distribusi penyebaran Kerapu Tikus dapat dilihat pada
Gambar 3. di bawah ini.
Gambar 3. Distribusi Geografis Kerapu Tikus C. altivelis FAO ,1993
2.1.3 Pakan dan Kebiasaan Makan Kerapu Tikus
Ikan kerapu merupakan organisme yang bersifat nocturnal, yaitu aktif bergerak di kolom air pada malam hari untuk mencari makan dan pada siang hari lebih
banyak bersembunyi di liang-liang karang Evalawati et al., 2001. Ikan kerapu tikus merupakan hewan karnivora, sebagaimana jenis ikan-ikan kerapu lainnya.
Kerapu tikus dewasa adalah pemakan ikan-ikan kecil, kepiting, dan udang- udangan, sedangkan untuk ukuran larva adalah pemakan moluska, rotifer, mikro
krustasea, kopepoda, dan zooplankton. Evalawati et al. 2001 menyatakan bahwa
ikan kerapu biasa mencari makan dengan menyergap mangsa dari tempat persembunyiannya. Ikan kerapu juga bersifat kanibalisme, namun sifat kanibal
kerapu tikus tidak seperti ikan kerapu lainnya karena lebar bukaan mulut kerapu tikus lebih kecil.
2.2 Viral Nervous Necrosis VNN
2.2.1 Karakteristik Viral Nervous Necrosis
VNN
Viral Nervous Necrosis VNN atau biasa disebut juga Viral Encephalopathy and
Retinopathy VER adalah penyakit yang terdaftar oleh The Office International
des Epizooties OIE, menjadi masalah utama di dalam produksi perikanan laut di dunia. VNN termasuk dalam genus Betanodavirus yang berukuran kecil, virion
berbentuk bulat, tidak memiliki amplop, genomnya terdiri dari dua molekul rangkaian positif ssRNA Thiery et al., 2006 serta berdiameter 25-30 nm dan
selalu menginfeksi sistem saraf Nishizawa et al., 1995. Betanodavirus diklasifikasikan dalam empat genotipe yaitu Striped Jack Nervous Necrosis Virus
SJNNV, Barfin Flounder Nervous Necrosis Virus BFNNV, Tiger Puffer Nervous Necrosis Virus
TPNNV, dan Red-spotted Grouper Nervous Necrosis Virus
RGNNV Thiery et al., 2006. VNN dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu Paramyxovirinae dan Rhabdoand pneumovirues Kolakofsky et al., 2005.
2.2.2 Gejala Klinis dan Faktor Penyebaran Viral Nervous Necrosis VNN
Gejala klinis yang ditunjukkan ikan kerapu setelah terinfeksi Viral Nervous Necrosis
VNN yaitu nafsu makan menurun, menunjukkan tingkah laku berenang yang tidak beraturan atau berenang memutar whirling, gerak renang yang pasif,