g. Mounting Penempelan
Setelah jaringan selesai diwarnai kemudian slide dibersihkan dari kotoran yang menempel kemudian diteteskan entellan sebagai perekat lalu ditutup
dengan cover glass.
3.4.3 Pengamatan
3.4.3.1 Pengamatan Gejala Klisnis dan Perubahan Fisik
Pengamatan gejala klinis diamati setelah dilakukannya proses uji tantang. Pengamatan yang diamati dilakukan berdasarkan gejala-gejala yang terlihat di bak
pemeliharaan, yaitu meliputi nafsu makan ikan, aktivitas berenang ikan, respon ikan terhadap rangsangan dari luar, dan perubahan-perubahan atau kerusakan
bagian tubuh ikan yang tampak dari luar sebelum dilakukan pembedahan.
3.4.3.2 Analisis Preparat Histopatologi
Setelah selesai proses pembuatan preparat histopatologi, preparat siap untuk diamati dibawah mikroskop binokuler dengaan perbesaran 400x.
3.4.3.3 Analisis Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diamati adalah oksigen terlarut, suhu, salinitas, dan pH. Oksigen terlarut dianalisa setiap hari pada pagi dan sore hari, sedangkan
salinitas dan pH dianalisa seminggu sekali.
3.5 Analisa Data
Data hasil pengamatan tiap perlakuan dianalisis secara deskriptif. Hasil utama yang ingin diperoleh adalah perbandingan perlakuan jintan hitam dengan
konsentrasi 0 , 2,5, 5, dan 7,5 terhadap dan ikan kontrol tanpa penambahan jintan hitam dan tanpa diinfeksi VNN.
3.6 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dari awal mulai sampai akhir penelitian dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 9. Garis Waktu Penelitian
45 38
28 21
14 7
1
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Hari terakhir pengamatan Uji tantang VNN
Uji kohabitasi II Uji kohabitasi I
persiapan bahan-bahan untuk pembuatan …
Persiapan alat untuk pembuatan preparat …
Perlakuan pemberian jintan hitam
Hari ke-
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan dari penelitian ini yaitu dengan penambahan jintan hitam N. sativa
dengan konsentrasi sampai 7,5kg pakan pada kerapu tikus C. altivelis yang terinfeksi VNN, menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pada profil histopatologi
organ otak, mata, ginjal, hati, dan insang. Kerusakan jaringan yang ditimbulkan pada masing-masing organ merupakan akibat infeksi VNN.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan imunostimulan pada jintan hitam terhadap
gambaran histopatologi ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Alifuddin, M. 2002. Imunostimulasi pada Hewan Akuatik. Jurnal Akuakultur Indonesia
, Vol. 12: 87-92. Amelia, N. S.B. Prayitno. 2012. Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji Psidium
guajava untuk Menginaktifkan Viral Nervous Necrosis VNN pada
Ikan Kerapu Bebek Epinephelus fuscoguttatus. Journal of Aquaculture Management and Technology
, Vol. 11: 264-278. Amiruddin, H., R. K. Dongoran, R. Nurhadi L. Darto. 2009. Manajemen Induk
Ikan Kerapu Tikus Cromileptes altivelis sebagai Upaya Optimalisasi Produksi Telur Berkualitas
. Balai Budidaya Laut Ambon. Ambon. Anonim. 2013. Fish Album. Diakses melalui http:fishalbum.com, pada tanggal 6
November 2013. APECSEAFDEC
Asia –Pacific Economic CooperationSoutheast Asian
Fisheries Development Centre 2001. Husbandry and health management of grouper
. APEC: Singapore and SEAFDEC: Iloilo, Philippines.
Azad, I. S, M. S. Shekhar, A. R. Thirunavukkarasu M. Poornima et al. 2005. Nodavirus Infection Causes Mortalities in Hatchery Produced Larvae of
Lates Calcarifer : First Report from India. Diseases of Aquatic
Organisms , Vol. 63: 113
–118. BADAN POM RI. 2013. Jintan Hitam sebagai Imunostimulan. Artikel InfoPOM.
Vol. 14. No. 1 Januari – Februari 2013.
Baratawidjaja, K.G. 2002. Imunologi Dasar. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI. Jakarta.
Botnick, I., W. Xue, E. Bar, M. Ibdah A. Schwartz et al. 2012. Distribution of Primary and Specialized Metabolites in Nigella sativa Seeds, a Spice
with Vast Traditional and Historical Uses. Articel Molecules,17.10159- 10177.
Bovo, G., T. Nishizawa, C. Maltese, F. Borghesan, F. Mutinelli, F. Montesi S. De Mass. 1999. Viral encephalopathy and retinopathy of farmed marine
fish species in Italy. Elsevier, vol. 63 1-2: 143-146.