Pengganasan VNN Uji Kohabitasi

c. Dehidrasi, Clearing, dan Impregnasi Larutan yang digunakan pada proses dehidrasi yaitu menggunakan alkohol bertingkat dari alkohol 70 sampai alkohol absolut, masing-masing selama 2 x 2 jam tiap larutan. Proses clearing menggunakan larutan xylol yang direndam selama 2 x 2 jam. Proses impregnasi yaitu menggunakan parafin yang direndam selama 2 x 2 jam. Proses dehidrasi, clearing, dan impregnasi dilakukan secara manual dengan menggunakan botol winkler yang berisi larutan untuk dehidrasi, clearing, dan impregnasi. Perlakuannya dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini: Tabel 3. Proses Dehidrasi, Clearing, dan Impregnasi berdasarkan SNI Proses Waktu SNI Dehidrasi Alkohol 70 2 jam Alkohol 70 2 jam Alkohol 80 2 jam Alkohol 80 2 jam Alkohol 95 2 jam Alkohol 95 2 jam Alkohol absolut 2 jam Alkohol absolut 2 jam Clearing Xylol 2 jam Xylol 2 jam Impregnasi Paraffin 2 jam Paraffin 2 jam d. Embedding Setelah proses impregnation kemudian sampel ditempatkan pada paraffin mold dengan posisi sesuai tujuan pemeriksaan kemudian ditambahkan paraffin cair dan ditutup dengan cassete embedding. Selanjutnya dibekukan dan siap dipotong. e. Pemotongan Sebelum dipotong dilakukan proses trimming. Proses pemotongan dilakukan dengan menggunakan mikrotom. Hasil pemotongan diregangkan pada permukaan air floating bath yang bersuhu 42 o C. f. Staining pewarnaan Pewarnaan jaringan bertujuan untuk memperjelas jaringan serta sel-selnya sehingga mempermudah pengamatan di bawah mikroskop. Pewarnaan menggunakan larutan hematoksilin dan eosin. Teknik pewarnaan yang dilakukan menggunakan standar SNI, yaitu dengan langkah sebagai berikut: Gambar 8. Proses Pewarnaan Preparat Histopatologi Xylol 1 2 menit Xylol 2 2 menit Alkohol 100 2 menit Alkohol 100 2 menit Alkohol 95 2 menit Alkohol 95 2 menit Hematoxylin 15 menit Akuades 2 menit Acid alkohol 2 menit Air Mengalir 5 menit Eosin 5-15 menit Alkohol 95 2 menit Alkohol 95 2 menit Alkohol 100 2 menit Alkohol 100 2 menit Xylol 1 2 menit Xylol 1 2 menit Xylol 2 2 menit Xylol 2 2 menit Xylol 3 2 menit Xylol 3 2 menit

Dokumen yang terkait

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

PENGARUH JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP HISTOPATOLOGI IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) DENGAN UJI TANTANG VIRAL NERVOUS NECROSIS (VNN)

5 61 52

EFEKTIVITAS JINTAN HITAM (Nigella sativa) PADA PENINGKATAN SISTEM IMUN NON SPESIFIK KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) TERHADAP VIRAL NERVOUS NECROSIS (VNN)

2 19 61

PENGARUH PEMBERIAN JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP RESPON IMUN NON-SPESIFIK KAKAP PUTIH (Lates calcarifer B.) YANG DIINFEKSI VIRAL NERVOUS NECROSIS (VNN)

4 47 55

Histopatologi Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) yang Terinfeksi Iridovirus

0 11 41

APLIKASI BAKTERIN SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI VIRAL NERVOUS NECROSIS (VNN) PADA BENIH IKAN KERAPU BEBEK, Cromileptes altivelis | Roza | Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) 8875 16124 1 PB

0 0 10

Peningkatan Respon Imun Non-Spesifik Benih Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis dengan Imunostimulan dan Bakterin terhadap Infeksi Viral Nervous Necrosis (VNN) | Roza | Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) 160 93 1 PB

0 1 11

PENGARUH JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP HISTOPATOLOGI ORGAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) YANG TERINFEKSI VIRAL NERVOUS NECROSIS SECARA BUATAN

0 0 6

TESIS GENOTYPING Viral Nervous Necrosis (VNN) PADA IKAN KERAPU DI WILAYAH JAWA TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT

0 0 16

KULTUR SEL OTAK DAN MATAlKAN KERAPU (Chromileptes aitil'elis) UNTUKREPLIKASI VIRAL NERVOUS NECROSIS (VNN)I {Cell line C/rromileptes alttivelis from Encbepalon and R etina for Viral Nervous Necrosis (VNN) Replication]

0 0 9