Produksi Biomassa Kelapa Sawit di Kebun Sei Air Hitam, First Resources Rokan Hulu, Riau

PRODUKSI BIOMASSA KELAPA SAWIT DI KEBUN SEI AIR
HITAM, FIRST RESOURCES ROKAN HULU, RIAU

GUSTIA KUSUMA WARDANI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produksi Biomassa
Kelapa Sawit di Kebun Sei Air Hitam, First Resources Rokan Hulu, Riau adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal dan dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
dai bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor

Bogor, September 2013

Gustia Kusuma Wardani
A24090126

iv

ABSTRAK
GUSTIA KUSUMA WARDANI. Produksi Biomassa Kelapa Sawit di Kebun Sei
Air Hitam, First Resources Rokan Hulu, Riau. Dibimbing oleh EDI SANTOSA.
Kegiatan magang dilaksanakan untuk meningkatkan wawasan dan
kemampuan profesionalisme dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit, selain
itu magang secara khusus bertujuan untuk mempelajari produksi biomassa
tanaman kelapa sawit guna menghitung produktivitas kebun. Kegiatan magang

dilaksanakan di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Inti Sawit Perkasa 1,
Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau pada bulan Februari-Juni 2013. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan cara deskriptif. Selama kegiatan, produktivitas
tenaga kerja lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang ada di perusahaan,
namun demikian, masih pada batas yang sesuai standar perusahaan. Teknik
budidaya hingga panen telah diterapkan perusahaan dengan baik. Guna
meningkatkan produktivitas pekerja, perlu adanya tambahan wawasan melalui
kegiatan pembimbingan dan pembinaan yang lebih intensif. Analisis biomassa
menunjukkan bahwa biomassa pada tanaman sample 1 yaitu 382.32 kg bobot
kering atau 1 317.34 kg bobot basah. Tanaman sample2 memiliki bobot kering
659.44 kg atau 2 083.05 kg bobot basah. Dari konversi, diketahui tiap satu hektar
tanaman kelapa sawit menghasilkan biomassa76.75 ton bobot kering atau245.81
ton bobot basah.
Kata kunci: akar, biomassa kelapa sawit, produksi, tajuk

ABSTRACT
GUSTIA KUSUMA WARDANI. Biomass Production of Oil Palm at Sei Air
Hitam Estate, First Resources Rokan Hulu, Riau. Supervised by EDI SANTOSA.
Internship was conducted in order to improve skill and professionalism in
oil palm production, and to study biomass production by the oil palm

plantationexcludingfresh bunch weight. Internship was conducted at Sei Air
Hitam Estate, PT Perdana Inti Sawit Perkasa 1, Rokan Hulu, Riau Province in
Sumatera for four months from February to June 2013. Destructive sampling were
carried out for data of leaf, stem and root. Data were analized by using descriptive
analysis. Total biomass for sample 1 was382.32 kg dry weight or1 317.34 kg fresh
weight. Sample number 2 had biomass659.44 kg dry weight or2 083.05 kg of
fresh weight. On average from one ha of oil palm plantationproduced76.75tons
dry weight or245.81 tons of fresh weight of biomass.
Key words: biomass of oil palm, production, roots, upper ground

v

PRODUKSI BIOMASSA KELAPA SAWIT DI KEBUN SEI AIR
HITAM, FIRST RESOURCES ROKAN HULU, RIAU

GUSTIA KUSUMA WARDANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian

pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

2

Judul Skripsi :Produksi Biomassa Kelapa Sawit di Kebun Sei Air
Hitam, First Resources Rokan Hulu, Riau
Nama
: Gustia Kusuma Wardani
NIM
: A24090126

Disetujui oleh


Dr Edi Santosa. SP MSi.
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito. MSc Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

3

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi
kekuatan dan hidayah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi
dengan aspek khusus Produksi Biomassa Kelapa Sawit di Perkebunan Kelapa
Sawit yang dilaksanakan di PT Perdana Inti Sawit Perkasa (PT PISP1), Kebun Sei
Air Hitam. First Resources, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Syawaludin dan Ibu Nursidah,orang tua tercinta yang selalu memberi

dukungan secara moril maupun materil, serta kakak Willy, Adek, dan Adhyt
tercinta.
2. Bapak Dr. Edi Santosa, SP MSi. selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dorongan petunjuk selama pelaksanaan
magang dan penyusunan skripsi.
3. Ibu Dr. Desta Wirnas, SP MSi. selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menjalani studi di Departemen Agronomi dan
Hortikultura IPB.
4. Bapak Atmojo Sri Winahyu, SP. selaku General Manager, dan Bapak Syaful
Azmi selaku Asisten Kepala dan Bapak kepala administrasi PT PISP1.
5. Bapak Agus S.P Barus, SP. selaku asisten dan pembimbing lapang selama
kegiatan magang berlangsung.
6. Seluruh keluarga besar PT PISP1 dan First Resources yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang skripsi selama
empat bulan.
7. Teman magang Willy Monika, Bagindo Edo, Yan Pratama, Nur Cayha D, dan
Kodrat.Sahabat-sahabat Ami, Yuyun, Tiara, Nuje, Amel, Indah, Lia, Nurul,
Ayii, Pipi, Samin, Endro, Mbullo serta teman-teman Agronomi dan
Hortikultura SOCRATES 46.
Semoga skripsi ini dapat membantu dan berguna bagi yang memerlukan.

Bogor, September 2013

Gustia Kusuma Wardani

4

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

Botani Kelapa Sawit

2

Faktor Produksi Kelapa Sawit


3

Produksi Biomassa

5

METODE MAGANG

6

Waktu dan Tempat

6

Metode Pelaksanaan

6

Pengamatan dan Pengumpulan Data


6

Analisis Data dan Informasi

7

KONDISI UMUM KEBUN

8

Profil Perusahaan

8

Lokasi Perusahaan

8

Keadaan Iklim dan Tanah


9

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

9

Keadaan Tanaman dan Produksi

10

Organisasi dan Ketenagakerjaan

11

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

13

Aspek Teknis

13

Pemupukan

19

Aspek Manajerial

22

PENGAMATAN ASPEK KHUSUS

24

PEMBAHASAN

30

SIMPULAN DAN SARAN

31

Simpulan

31

5

Saran

31

DAFTAR PUSTAKA

32

LAMPIRAN

33

RIWAYAT HIDUP

39

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Kriteria jenis kelas tanah untuk pengusahaan kelapa sawit
5
Data produksi tahun 2007-2012 di kebun inti Kebun Sei Air Hitam
10
Populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam di Kebun Sei
Air Hitam
11
Jumlah staf dan non staf di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Inti Sawit
Perkasa 1
12
Seksi panen Afdeling II di Kebun Sei Air Hitam
15
Kriteria matang panen buah kelapa sawit di Kebun Sei Air Hitam
15
Bobot biomassabatang kelapa sawit tanaman sample
25
Rata-rata bobot biomassapelepah kelapa sawit tanaman sample
26
Rata-rata bobot biomassa anak daun kelapa sawit tanaman sample
27
Rata-rata bobot biomassa akar kelapa sawit tanaman sample
28
Bobot biomassa setiap tanaman sample kelapa sawit
29
Rata-rata bobot biomassa satu tanaman kelapa sawit
29
Rata-rata bobot biomassa tanaman kelapa sawit per Ha
29
Produksi dan produktivitas tanaman kelapa sawit tahun tanam 1995
dan 2000 pada tahun 2007-2012 pada Kebun Inti Kebun Sei Air Hitam 30

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tanaman kelapa sawit
Cara pengangkutan TBS ke TPH
Kegiatan infus akar yang dilakukan pekerja
Sample batang kelapa sawit yang telah dioven
Sample pelepah kelapa sawit yang telah dioven
Penampilan Sampleanak daun kelapa sawit yang telah dioven
Sample akar kelapa sawit yang telah dioven

4
16
20
25
26
27
28

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di Kebun
Sei Air Hitam, PT Perdana Inti Sawit Perkasa 1, Rokan Hulu,Riau
33
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Kebun
Sei Air Hitam, PT Perdana Inti Sawit Perkasa 1, Rokan Hulu,Riau
34
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Kebun
Sei Air Hitam, PT Perdana Inti Sawit Perkasa 1, Rokan Hulu, Riau
35
Peta areal statemen Kebun Sei Air Hitam
37
Keadaan curah hujan di Kebun Sei Air Hitam dari tahun 2007-2012
38

0

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan kebutuhan terhadap minyak sawit dan turunannya semakin
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dunia. Pada saat ini,
peningkatan kebutuhan minyak sawit tidak hanya untuk konsumsi pangan tetapi
juga mulai berkembang untuk pengembangan biodiesel. Biodisel adalah bahan
bakar minyak untuk kendaraan bermotor atau mesin-mesin dengan menggunakan
bahan minyak hasil ekstraksi dari tumbuhan. Meningkatnya ancaman kelangkaan
BBM asal fosil, membuat permintaan minyak sawit sebagai biodiesel semakin
meningkat.
Disisi lain, ada tuntutan global agar setiap usaha yang berkaitan dengan
pemanfaatan sumberdaya alam dapat menerapkan prinsip-prinsip usaha ramah
lingkungan yang salah satunya menggunakan indikator emisi karbon. Hal tersebut
karena peningkatan konsentrasi karbon di atmosfer menjadi salah satu masalah
lingkungan yang serius melalui mekanisme global warming. Global warming
utamanya ditentukan oleh emisi gas CO2, metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O)
atau yang lebih dikenal dengan sebutan gas rumah kaca (GRK). Gas-gas
kelompok GRK tersebut secara alamiah keluar dari organisme melalui respirasi,
dekomposisi, gunung meletus, pembakaran batubara, bahan organik atau
pembakaran hidrokarbon. Perkembangan kelapa sawit dapat menjadi sarana untuk
menurunkan gas rumah kaca, terutama CO2. CO2 yang digunakan dalam
fotosintesis, pada gilirannya akan disimpan oleh tanaman dalam bentuk biomassa.
Semakin besar bobot biomassa dengan demikian tinggi jumlah CO2 yang
disimpan oleh tanaman. Perhitungan biomassa pada tanaman kelapa sawit secara
akurat dapat diketahui dengan teknik destruktif, yaitu mengukur secara langsung.
Namun sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan, penghitungan biomassa
juga dapat dilakukan secara tidak langsung menggunakan persamaan alometrik.
Dengan demikian jika jumlah karbon yang tersimpan dalam tubuh tanaman hidup
(biomassa) pada suatu lahan dapat diukur, maka dapat diketahui banyaknya CO2
di atmosfer yang diserap oleh tanaman kelapa sawit (Sutaryo 2009). Secara umum
untuk memproduksi minyak sawit per ha yaitu 3 - 6 ton, membuang emisi karbon
70 - 100 ton CO2 setara dengan 19 - 27 metrik ton karbon per hektar per tahun.
Atau setiap 1 ton minyak sawit melepaskan 9 ton karbon ke udara.
(http://news.mongabay.com).
Selisih karbon dihasilkan dalam perkebunan kelapa sawit merupakan
karbon stok yang dalam hal ini direpresentasikan oleh biomassa tanaman. Dalam
perdagangan global, karbon stok dapat diperjual-belikan, dipertukarkan dengan
upaya mengurangi polusi yang dihasilkan oleh industri tertentu. Konsep dasar
perhitungan karbon stok adalah siklus karbon yang dalam hal ini diwakili oleh
biomassa tanaman kelapa sawit.
Sementara itu, kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit
merupakan primadona perkebunan sebagai sumber devisa non migas bagi
Indonesia. Nilai ekspor minyak sawit Indonesia selama tahun 1990-2008 tumbuh
rata-rata 16.43 persen, tertinggi terjadi pada tahun 2002, yaitu sebesar 88.54
persen (Efendi 2009). Oleh karena nilai ekonomi dan sosial perkebunan kelapa

2

sawit yang tinggi, isu negatif emisi karbon dari kebun kelapa sawit tersebut perlu
untuk ditelaah dengan baik. Hingga saat ini, telaah berkaitan dengan karbon stok
pada kelapa sawit masih relatif terbatas. Pada pelaksanaan magang, aspek yang
dikaji adalah kaitan manajemen produksi kelapa sawit dengan aspek khusus
produksi biomassa tanaman kelapa sawit.
Tujuan
Tujuan mahasiswa dalam melakukan magang adalah:
1. Memperoleh pengalaman dan meningkatkan wawasan dalam pengelolaan
perkebunan kelapa sawit,
2. Meningkatkan kemampuan profesionalisme mahasiswa melalui kegiatan
teknis dan manajerial yang diikuti di lapangan,
3. Melatih mahasiwa bertanggung jawab dalam proses kerja nyata di
perkebunan,
4. Mempelajari dan menganalisis manajemen produksidi perusahaan
perkebunan kelapa sawit.
Selain tujuan tersebut, melalui kajian aspek khusus selama magang penulis
juga mempelajari produksi biomassatanaman kelapa sawit yang dihasilkan oleh
perkebunan kelapa sawit.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit memiliki respon yang baik terhadap kondisi
lingkungan hidup dan perlakuan agronomi yang diberikan. Seperti tanaman
budidaya lainnya, kelapa sawit membutuhkan kondisi tumbuh yang baik agar
potensi produksinya dapat maksimal (Lubis 1992). Taksonomi kelapa sawit yang
dikutip Mangoendoekarjo dan Semangun (2008) adalah sebagai berikut: Devisi
Tracheophyta, Anak Devisi (Subdevisi) Ptropsida, Kelas Angiospermae, Anak
Kelas (Subkelas) Monocotyledoneae, Bangsa (Ordo) Spadiciflorae (Arecales),
Suku (Familia) Palmae (Aracaceae), Anak Suku (Subfamilia) Cocoideae, Marga
(Genus) Elaeis dan Jenis (Spesies) Elaeis guineensis Jacquin.
Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763
berdasarkan pohon-pohon kelapa sawit yang tumbuh di Martinique, kawasan
Hindia Barat, Amerika Tengah. Kata Elaeis (Yunani) berarti minyak, sedangkan
kata guineensis dipilih berdasarkan keyakinan Jacquin bahwa kelapa sawit berasal
dari Guinea (Afrika) (Mangoensoekarjo dan Semangun 2008).
Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat karena
tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tertier dan
kuarter. Akar primer tumbuh ke dalam tanah sampai batas permukaan air tanah.
Akar sekunder, tersier, dan kuarterner tumbuh menuju ke lapisan ataspermukaan
atau di dalam air. Penyebaran akar terkonsentrasi pada tanah lapisan atas (Fauzi et
al. 2008).

3

Pembengkakan batang (bole) terjadi karena internoda (ruas batang) dalam
masa pertumbuhan awal tidak memanjang, sehingga pangkal-pangkal pelepah
daun tebal berdesakan. Bongkol batang kelapa sawit membantu memperkokoh
posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak. Percabangan jarang sekali
terjadi. Ujung batang (apex) berbentuk kerucut (conical), diselimuti oleh daundaun muda yang masih kecil dan lembut. Pada ujung batang terdapat meristem
batang (apical meristem) (Mangoensoekarjo dan Semangun 2008).
Daun kelapa sawit menyerupai daun kelapa yang membentuk susunan
daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun terdiri atas tangkai
daun (petiole) yang pada kedua tepinya terdapat dua baris duri (spines). Tangkai
daun bersambung dengan tulang daun utama (rachis), yang jauh lebih panjang
dari tangkai dan kiri kanan nya terdapat anak-anak daun (pinnata). Tiap anak daun
terdiri atan tulang anak daun (lidi) dan helai daun (lamina). Jumlah anak daun
dapat mencapai 250-300 helai per daun. Jumlah produksi daun adalah 30-40 daun
per tahun pada pohon-pohon yang berumur 5-6 tahun, setelah itu produksi daun
menurun menjadi 20-25 daun per tahun (Mangoensoekarjo dan Semangun 2008).
Kelapa sawit dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 0-500 m di
atas permukaan laut (dpl.). Curah hujan yang baik berkisar antara 2 000-2 500
mm/tahun dengan curah hujan merata sepanjang tahun, sehingga tidak mengalami
defisit air. Suhu harian optimal antara 24-28 ºC, kelembaban 80 % dan penyinaran
metahari 5-7 jam/hari (Lubis 1992).
Faktor Produksi Kelapa Sawit
Kelapa sawit menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO- crude palm oil)
dan inti kelapa sawit (Kernel oil). Menurut Mangoensoekarjo dan Sumangun
(2008) buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan
bergerombol pada tandan buah. Jumlah ber tandan dapat mencapai 1 600,
berbentuk lonjong sampai membulat. Panjang buah berkisar 2-5 cm dan beratnya
mencapai 30 g. Bagian-bagian buah terdiri atas eksokarp (kulit buah), mesokarp
(sabut) dan biji. Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp sedangkan biji terdiri
atas endokarp (cangkang) dan inti (kernel). Inti (kernel) terdiri atas endorperm
atau putih lembaga dan inti. Bagian-bagian buah yang menghasilkan minyak
adalah mesokarp dan inti. Buah kelapa sawit mencapa kematangan (siap untuk
panen) sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tanaman kelapa sawit dapat
dilihat pada Gambar 1.

4

Jenis tanah dan kelas

Genetik
(Tanaman)
Edafik
(Tanah)

Ketinggian muka air
tanah
Ketersediaan air
Kesuburan tanah
Curah hujan
Hari hujan

Faktor
Produksi
Kelapa Sawit

Kecepatan angin
Klimatologi

Cahaya matahari
Kelembaban
Suhu
Pengendalian gulma

Kultur
Teknis

Pemeliharaan pohon
HPT
Serangga penyerbuk
Pemupukan
Irigasi

Gambar 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tanaman kelapa sawit
(diolah dari berbagai sumber)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit adalah faktor
iklim (Gambar 1). Menurut Pahan (2010), tanaman kelapa sawit
membutuhkanintensitas cahaya matahari yang tinggi untuk melakukan
fotosintesis. Pada kondisilangit cerah di daerah zona katulistiwa, intensitas cahaya
matahari bervariasi antara 1410J/cm²/hari (pada bulan Juni dan Desember) sampai
1540 J/cm²/hari (pada bulan Maret danSeptember). Kecepatan angin 5-6 km/jam
sangat baik untuk membantu penyerbukan kelapa sawit. Kebutuhan air untuk
tanaman kelapa sawit di perkebunan komersial adalah sekitar 1950 mm per tahun.
Selain faktor iklim, faktor edafik juga mempengaruhi produksi tanaman
kelapa sawit. Menurut Pahan (2010) lahan yang optimal untuk kelapa sawit harus
mengacu pada 3 faktor yaitu lingkungan, sifat fisik lahan dan sifat kimia lahan
atau kesuburan tanah. Kriteria keadaan tanah untuk pengusahaan kelapa sawit
disajikan pada Tabel 1.

5

Tabel 1 Kriteria jenis kelas tanah untuk pengusahaan kelapa sawit

< 12
> 75

Kriteria kurang
baik
12 – 23
37.5 – 75

> 23
< 37.5

< 75

75 - 37.7

< 37.5

lempung berpasir
perkembangan
sedang
Teguh

pasir berlempung
atau pasir
perkembangan
lemah/masif
sengat teguh

Permeabilitas

lempung atau
liat
perkembangan
kuat
gembur sampai
agak teguh
Sedang

Keasaman (pH)
Tebal gambut (cm)

4.0 - 6.0
0 – 60

3.2 - 4.0
60 – 150

Keadaan tanah
Lereng ( % )
Kedalaman solum
tanah (cm)
Ketinggian muka
air (cm)
Tekstur
Struktur
Konsistensi

Kriteria baik

cepat atau lambat

Kriteria tidak baik

sangat cepat atau
sangat lambat
< 3.2
> 150

Sumber: Pangudijatno dan Purba (1987) dalam Pahan (2012)

Produksi kelapa sawit juga dipengaruhi oleh faktor kultur teknis. Teknik
budidaya yang benar akan mendapatkan produksi yang maksimal. Pemilihan bibit
unggul untuk pengusahaan tanaman kelapa sawit juga berpengaruh pada produksi
kelapa sawit.
Produksi Biomassa
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer adalah gas karbon
dioksida (CO2), metan (CH4) dan kloroflorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut
adalah gas rumah kaca yang berperan dalam pemanasan global (Yulianti 2009).
Cadangan karbon pada ekosistem teresterial (daratan) terbagi menjadi karbon
diatas permukaan dan karbon di bawah permukaan atau dalam tanah. Karbon di
atas permukaan tanah meliputi biomassa pohon, biomassa tumbuhan bawah
(semak belukar berdiameter < 5 cm, tumbuhan menjalar dan gulma), nekromassa
(bagian pohon atau tanaman yang sudah mati) dan serasah (bagian tanaman yang
gugur berupa daun dan ranting). Karbon bawah permukaan meliputi biomassa
akar dan bahan organik tanah (sisa tanaman, hewan dan manusia yang mengalami
dekomposisi) serta hamparan lahan gambut (Hairiah dan Rahayu 2007).
Kandungan karbon dalam biomassa pada waktu tertentu dikenal dengan
istilah cadangan karbon (carbon stock) (Noor’an et al. 2010). Biomassa
didefinisikan sebagai total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu
pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas (Brown
1997).
Secara umum, untuk menghasilkan 1 ton CPO membutuhkan 5 ton tandan
buah segar (TBS). Secara rata-rata, dalam memproses 1 ton TBS menghasilkan
0.23 ton janjang kosong (JJK) dan menghasilkan 0.65 ton limbah cair sawit
(POME) (Stichnothe dan Schuchardt 2011).

6

METODE MAGANG
Waktu dan Tempat
Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dari 11 Februari 2013
hingga 10 Juni 2013 bertempat di PT Perdana Inti Sawit Perkasa 1, Kebun Sei Air
Hitam (SAHE), First Resources, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau,
Sumatera.
Metode Pelaksanaan
Penulis turut bekerja aktif selama kegiatan magang berlangsung baik
dalam pelaksanaan teknis di lapangan bersama asisten afdeling. Asisten afdeling
sebagai pembimbing,mendampingi penulis pada saat wawancara depan buruh dan
pemanen serta saat diskusi terbuka bersama mandor. Selama kegiatan magang
penulis juga melakukan pendalaman informasi dari laporan harian, laporan
bulanan, laporan tahunan dan arsip kebun.
Selama kegiatan magang penulis bekerja sebagai karyawan harian lepas
(KHL) selama dua bulan, pendamping mandor selama satu bulan dan pendamping
asisten afdeling selama satu bulan. Kegiatan yang berlangsung setiap hari ditulis
dalam jurnal harian (Lampiran 1, 2 dan 3).
Kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama menjadi KHL adalah
melaksanakan aspek teknis yaitu pembibitan, pemupukan, pengendalian gulma,
pengendalian hama dan penyakit, perawatan tanaman, serta pemanenan tanaman
kelapa sawit. Pekerjaan yang dilakukan penulis pada saat bertugas sebagai
pendamping mandor adalah melaksanakan aspek manajerial meliputi apel pagi,
pengawasan KHL, menghitung prestasi kerja KHL, merencanakan kebutuhan
bahan dan bahan operasional, serta membuat laporan kerja mandor. Pada bulan
keempat penulis diberi kesempatan sebagai pendamping asisten afdeling.
Kegiatan yang dilakukan pada kesempatan tersebut antara lain membantu
mengawasi dan mengontrol mandor serta karyawan, membuat laporan asisten
afdeling, mempelajari pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP), serta mempelajari manajerial tingkat kebun dan membuat jurnal harian.
Pengamatan aspek khusus dilakukan secara simultan dengan kegiatan
magang dan dijadwalkan sehingga tidak mengganggu tujuan utama kegiatan
magang.
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data khusus dan data umum. Data khusus
merupakan data primer yang dikumpulkan melalui sampling di lapangan,
wawancara dan pengamatan. Pengamatan di lapangan meliputi menghitung bobot
kering bagian tanaman kelapa sawit dengan cara mengambil sample tanaman
contoh kelapa sawit yang berada di beberapa blok yang berbeda.
Bagian tanaman kelapa sawit yang diamati bahan keringnya adalah akar,
batang, pelepah, daun. Sampel destruktif tersebut kemudian digunakan sebagai

7

asumsi dasar untuk melakukan alometri biomassa seluruh kebun. Sebagai data
pendukung, diukur tinggi batang, diameter batang dan jumlah pelepah untuk satu
hektar tanaman/blok contoh.
Pengambilan sample dilakukan pada dua tanaman contoh. Sample pertama
dilakukan di Blok A29 dengan tahun tanam 2000. Sample kedua dilakukan di
Blok B25 dengan tahun tanam tanaman 1995. Teknik pengambilan sample sama
dengan teknik pengambilan sample pada tahap pertama. Kedua tanaman sample
merupakan tanaman yang tumbuh di lingkungan hidup yang sama, dengan kondisi
tanah dan kelembaban yang sama, sehingga tidak terjadi perbedaan karakter
diantara dua sample tanaman tersebut. Sebagai data pendukung, yaitu mengukur
tinggi batang, diameter batang dan jumlah pelepah untuk satu hektar tanaman
dilakukan di Blok B25.
Proses pengambilan sample dilakukan dengan cara menebang tanaman.
Bagian batang dibagi menjadi tiga bagian yaitu bawah, tengah dan atas. Kemudian
diambil sample dari masing-masing bagian. Bagian pelepah diambil sample dari
pelepah bawah, tengah dan atas. Dari setiap sample pelepah diambil tiga helai
daun yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu daun bawah, tengah dan atas. Setiap
helai daun diambil tiga sample yaitu bagian daun bawah, tengah dan atas.
Sementara pengambilan sample akar dilakukan dengan cara menggali lubang
dengan ukuran 30x30x30 cm di jarak 1 meter dari tanaman. Semua sample
ditimbang untuk mendapatkan bobot basah.
Pengovenan untuk mendapatkan bobot kering sample dilakukan di
laboratorium PKS. Semua sample dioven pada suhu 102ºC. Lama waktu
pengovenan berbeda-beda untuk setiap sample. Sample batang memerlukan waktu
4x24 jam pengovenan untuk mendapatkan bobot kering yang konstan. Sample
pelepah memerlukan waktu 3x24 jam dan untuk sample daun dan akar
memerlukan waktu 2x24 jam.
Data umum merupakan data sekunder yang telah dikelola oleh pihak
perusahaan. Data sekunder antara lain berupa data produksi harian, bulanan,
tahunan dan arsip administrasi perusahaan. Data meliputi luasan afdeling, data
lingkungan, data tanah, pemeliharaan kebun (pemupukan, PHT, pengendalian
gulma, dll), data SDM, data pabrik, data produksi dan sebagainya. Data sekunder
digunakan untuk mendukung dan melengkapi data primer serta untuk mempelajari
sistem manajemen produksi dalam perkebunan kelapa sawit.
Analisis Data dan Informasi
Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Data lalu dibandingkan
dengan pustaka dan literatur, serta norma-norma standar budidaya kelapa sawit
dan standar operasional perusahaan.

8

KONDISI UMUM KEBUN
Profil Perusahaan
First Resources adalah salah satu produsen minyak sawit yang tercepat
pertumbuhannya di Indonesia. Perusahaan beroperasi di Sumatera dan
Kalimantan, mengelola 132 251 hektar (ha) perkebunan kelapa sawit dan
sembilan pabrik kelapa sawit per 31 Desember 2011 dan memproduksi 452 113
ton minyak sawit mentah (CPO) pada 2011.
Visi perusahaan agribisnis adalah fokus pada kelapa sawit. Misi adalah
meningkatkan nilai pemegang saham melalui pertumbuhan dan profitabilitas,
menjadi perusahaan pilihan karyawan yang memiliki tim berkinerja tinggi untuk
menunjang keunggulan bisnis, menjadi produsen yang efisien dengan tingkat
produktivitas tertinggi dan biaya produksi terendah, serta menjadi perusahaan
yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial. Nilai-nilai perusahaan
adalah memandu perilaku, tindakan dan keputusan, loyalitas, integritas,
ketekunan, pantang menyerah dan kepedulian.
Selain perkebunan, pabrik kelapa sawit dan lahan cadangan, perusahaan
juga memiliki fasilitas pengolahan yang terdiri dari kilang minyak, pabrik
fraksinasi, pabrik biodiesel dan fasilitas penunjang lainnya seperti pusat belajar
dan pusat penelitian.
Produk utama perusahaan adalah CPO dan inti sawit. Melalui fasilitas
pengolahan perusahaan, juga memproduksi produk olahan berbasis kelapa sawit
seperti metil ester (biodiesel), RBD olein dan RBD stearin. Perusahaan melayani
pasar domestik dan internasional, menyuplai ke penyuling minyak sawit,
pedagang, broker, dan penghancur biji sawit.
Pada 2011, First Resources memiliki 11 802 karyawan tersebar di
Sumatera, Kalimantan, Jakarta dan Singapura. Kantor pusat perusahaan berada di
Jakarta. First Resources terdaftar di Bursa Efek Singapura pada bulan Desember
tahun 2007. Per 31 Desember 2011, pemegang saham utama dari First Resources
adalah Eight Capital Inc, (68%) dan In_nite Capital Fund Limited (6%), dengan
kepemilikan publik sebesar (26%).
Fasilitas yang disediakan oleh PT PISP yaitu sarana umum dan perorangan
berupa perumahan staf, perumahan di afdeling dan perumahan karyawan pabrik
(PKS) yang dilengkapi sarana air bersih dan listrik, tempat peribadatan, poliklinik,
lapangan olahraga, dan sarana kendaraan antar jemput sekolah.
Lokasi Perusahaan
Kebun Sei Air Hitammerupakan perkebunan kelapa sawit milik PT
Perdana Inti Sawit Perkasa 1 (PT PISP 1). PT PISP 1 terletak di Desa Kepenuhan
Barat, Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Lokasi
perkebunan dapat dicapai dengan jalan darat 5 – 6 jam dari kota Pekanbaru
menuju ke Pasir Pengaraian hingga Kota Tengah.

9

Secara administratif batas–batas kebun inti PT PISP 1 yaitu sebelah Utara
berbatasan dengan kebun PT Panca Surya Agrindo, sebelah Timur berbatasan
dengan kebun plasma PIR-TRANS, sebelah Selatan berbatasan dengan kebun
Plasma KKPA dan sebelah Barat berbatasan dengan kebun PT Panca Surya
Agrindo. Peta areal kerja kebun inti PT PISP dapat dilihat pada Lampiran 4.
Keadaan Iklim dan Tanah
Curah hujan rata–rata tahunan selama 6 tahun terakhir (2007 – 2012) yaitu
merata sepanjang tahun dengan jumlah hari hujan pertahun rata-rata 127 hari dan
rata– rata curah hujan adalah 240 mm/ bulan. Rata-rata bulan basah (BB) selama 6
tahun terakhir yaitu 11.67 bulan, sedangkan bulan kering (BK) sebanyak 0.33
bulan. Menurut klasifikasi iklim oleh Schmidt–Ferguson, keadaan iklim di Kebun
Sei Air Hitam termasuk dalam tipe iklim A yaitu sangat basah dengan curah hujan
rata-rata 2 882.21 mm/tahun (rata-rata 6 tahun terakhir) (PISP1 2012). Data curah
hujan ditampilkan pada Lampiran 5.
Kebun Sei Air Hitam memiliki jenis tanah yang tergolong ke dalam ordo
entisol, hasil dari endapan sungai dan diklasifikasikan menjadi dua sub grup yaitu
Humic Dystrudepts dan Typic Dystrudepts. Jenis tanah didominasi oleh tanah
mineral (aluvial) yang miskin unsur hara, terutama kation–kation basa seperti Ca,
Mg, K dan Na (PT PISP1 2012).
Kondisi lahan Kebun Sei Air Hitam seluas 2 476 ha dengan kemiringan 13%. Derajat kemasaman tanah (pH) Kebun Sei Air Hitam adalah 4.37-5.12. Suhu
rata-rata tahunan berkisar antara 28-31ºC. Kebun Sei Air Hitam tergolong ke
dalam kelas S2 (sesuai/suitable) dengan faktor pembatas utama adalah tekstur
tanah liat berdebu dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan
klasifikasi kelas lahan, Kebun Sei Air Hitam cukup sesuai untuk pengembangan
kelapa sawit, namun harus diikuti dengan upaya untuk memperbaiki tingkat
kesuburan tanah (PT PISP1 2012).
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Kebun Sei Air Hitam merupakan kebun dengan pola PIR-TRANS dan
Plasma kredit koperasi primer kepada anggota (KKPA) dengan luas kebun inti
mencapai 2 467 ha dengan luas areal tanaman untuk tanaman menghasilkan (TM)
2 376.28 ha, kebun plasma PIR seluas 8 694.27 ha dan kebun plasma integrasi
KKPA sebanyak 1 758.73 ha. PT PISP 1 memiliki pabrik pengolahan Crude Palm
Oil (CPO), dengan kapasitas 60 ton/jam.
Areal kebun inti dibagi menjadi 3 afdeling, yaitu Afdeling I (755.06 ha),
yang terbagi atas 25 blok, Afdeling II (770.86 ha) terbagi atas 26 blok dan
Afdeling III (858.34 ha) terdiri atas 28 blok. Pembukaan lahan dimulai dari tahun
1993 dengan tahun tanam 1994, 1995, 1998, 2002 dan 2004, serta tanaman sisipan
dengan tahun tanam 2008 dan 2010.
Pola kemitraan PIR-Trans merupakan pola pengembangan perkebunan
rakyat dengan menggunakan perusahaan besar sebagai inti dan sekaligus sebagai
pelaksana pengembangan kebun plasma. Kebun Plasma yang dikontrol oleh PT
PISP dibangun dengan pola PIR-Trans terdiri dari 5 Satuan Pemukiman (SP)

10

dengan luasan total 8 694.27 ha. Dengan komposisi PIR-Trans SP I sebanyak 535
KK seluas 1 066.1 ha, PIR-Trans SP II sebanyak 506 KK seluas 1 012.54 ha, PIRTrans SP III sebanyak 500 KK seluas 1 000 ha, PIR-Trans SP IV sebanyak 500
KK seluas 1 000 ha, PIR-Trans SP V sebanyak 380 KK seluas 760 ha.
Pola kemitraan KKPA merupakan pola kemitraan perusahaan inti dan
petani dalam wadah koperasi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
anggota melalui kredit jangka panjang dari bank. Perusahaan inti membangun dan
mengembangkan kelembagaan petani sebagai wadah pembinaan dan bimbingan
bagi para petani peserta mengenai budidaya dan manajemen perkebunan kelapa
sawit. Kebun plasma integrasi dan kebun KKPA terdiri atas 2 lokasi yaitu kebun
Integrasi SKPD Desa Sukamaju Kecamatan Tambusai sebanyak 470 KK dengan
luas 940 ha dan kebun plasma integrasi KKPA Muara Nikum seluas 818.73 ha.
Keadaan Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di Kebun Sei Air Hitam adalah
varietas D x P Marihat (Tenera). Jarak tanam yang digunakan 9.35 m x 9.35 m x
9.35 m dengan jarak antar barisan 8.09 m dan jarak dalam barisan 9.35 m
sehingga populasi tanaman per ha yaitu 132 tanaman. Namun kenyataan di
lapangan menunjukkan adanya perbedaan jumlah tanaman perhektar yaitu ±128
tanaman, dikarenakan terdapat jarak tanam yang berbeda–beda. Hal ini
disebabkan pada saat penanaman dilakukan oleh pihak kontraktor. Selain itu
populasi tanaman yang tidak sesuai disebabkan oleh serangan hama dan penyakit
dan lahan rawa. Populasi tanaman berdasarkan tahun tanam serta produksi dan
produktivitas kelapa sawit di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Tabel 2 dan
Tabel 3.
Tabel 2 Data produksi tahun 2007-2012 di kebun inti Kebun Sei Air Hitam
Tahun
tanam
1993
1994
1995
1998
1999
2000
2002
2004
total

2007
12 295 161
17 035 640
35 895 619
1 956 689
930 334
274 299
211 908
68 599 650

2008
11 836 156
14 861 602
33 807 960
1 736 351
1 001 209
421 070
473 734
114 178
64 252 260

Produksi (kg)
2009
2010
10 912 246
10 404 980
15 784 254
14 237 224
33 602 657
31 964 207
1 944 939
393 617
1 044 198
1 229 421
414 370
492 077
969 368
488 095
458 330
1 302 669
65 130 362
60 512 290

Sumber: Kantor Kebun. PT. Perdana Inti Sawit Perkasa 1

2011
11 958 773
16 262 017
37 500 273
498 873
1 364 629
555 467
493 970
1 749 588
70 383 590

2012
12 019 773
16 351 201
37 752 731
573 749
1 400 216
748 280
532 865
1 915 901
71 294 717

11

Tabel 3 Populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam di Kebun Sei Air
Hitam
Tahun
tanam
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Sub
Total

Kebun inti
Kebun plasma
Luas
Jumlah
Jumlah
Luas (Ha)
(Ha)
tanaman
tanaman
398.96
50552
542.38
69241
1235.52
156819
668.98
88305
186075
1409.66
2574.34
339813
2605
736.31
97193
22.29
54.51
6935
124.00
16368
3859
398.41
52590
30.76
42.00
5544
22.49
2786
77.35
8676
-

Kebun KKPA
Luas
Jumlah
(Ha)
tanaman
48.69
6427
48.62
6418
205.83
27170
175.59
23178
340.00
44678

2384.26

818.73

301473

5953.7

785888

107871

Sumber: Kantor Kebun. PT. Perdana Inti Sawit Perkasa 1

Organisasi dan Ketenagakerjaan
Perkebunan kelapa sawit PT Perdana Intisawit Perkasa 1 (PT PISP 1)
merupakan salah satu unit usaha dari PT First Resources (First Resources Group).
Struktur organisasi dan penempatan personil disesuaikan dengan pangkat, jenis
dan volume pekerjaan. Berdasarkan susunan garis dan struktur organisasi PT
PSIP, kekuasaan tertinggi dipegang oleh chief executive officer (CEO), sedangkan
operasional perusahaan dikepalai oleh general manager (GM), yang membawahi
langsung mil manager, humas regional (HR), serta field manager (FM).
General Manager (GM) memiliki wewenang untuk memutuskan
kebijakan operasional kebun dan pabrik dalam rangka melaksanakan rencana
kerja, juga menandatangani surat/dokumen/perjanjian kerja serta bertanggung
jawab terhadap satu wilayah kebun yang terdiri dari kebun inti, plasma PIR dan
plasma KKPA. Wilayah kebun inti dikepalai oleh seorang field manager, yang
membawahi tiga field assistant (FA) untuk masing-masing afdeling, field assistant
land application (FA LA), dan technical assistant (TA). Kebun plasma PIR dan
integrasi KKPA dikepalai oleh satu field manager, yang membawahi enam field
assistant untuk masing–masing satuan wilayah. Bagian pabrik (PKS), dikepalai
oleh mill manager, yang membawahi asisten kepala pabrik, yang dibantu oleh
assisten laboratorium, assisten perawatan, assisten proses dan assisten sortasi, GM
dibantu oleh humas regional, dan membawahi langsung assisten HR, kepala tata
usaha (KTU), kepala timbangan, kepala gudang, dan kepala satpam.

12

Komposisi ketenagakerjaan SAHE terdiri atas karyawan staf, karyawan
non staf dan karyawan borongan/Surat Perintah Kerja Lokal (SPKL). Karyawan
staf terdiri atas general manager, mill assistance, asisten kebun dan pabrik, kepala
tata usaha, dan kepala satpam. Karyawan non staf terdiri atas pegawai bulanan
tetap (PBT), karyawan harian tetap (KHT) serta karyawan SPKL. Karyawan
SPKL digunakan untuk membantu tenaga perawatan di kebun dan kegiatan
lainnya selain kegiatan panen, angkut buah dan administrasi kebun. Misalnya
tenaga chemist (penyemprotan), pemupukan, infus akar, pengangkutan tandan
kosong (tankos), babat gulma, garuk piringan dan sebagainya. Tenaga SPKL ini
dibayar secara borongan dan diketuai oleh seorang kepala rombongan, kepala
rombongan diawasi oleh mandor perawatan. Jumlah karyawan staf dan non staf
Kebun Sei Air Hitamdapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Jumlah Staf dan Non Staf di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Inti Sawit
Perkasa 1
No
1
2
3
4
5

Status Pegawai
Karyawan Staf
Karyawan Non Staf
Karyawan Bulanan Tetap (KBT)
Karyawan Harian Tetap (KHT)
Karyawan KHL
Total

Jumlah (orang)
Laki-laki
Perempuan
29
82
262
10
383

3
7
2
12

Sumber: Kantor Pusat PT. PISP 1

Pada tingkat kebun, Kebun Sei Air Hitam dipimpin oleh seorang field
manager (FM) yang disebut asisten kepala (askep) yang bertugas memimpin
operasional bidang tanaman dan non tanaman. Field Manager (FM) dibantu oleh
field assistant (asisten kebun) untuk masing–masing kebun (Afdeling), asisten
aplikasi limbah dan asisten teknik. Asisten limbah bertugas untuk mengatur
penempatan aplikasi limbah baik cairmaupun padat di lapangan, asisten limbah
dibantu oleh mandor dan karyawan. Asisten teknik bertugas di bengkel untuk
memperbaiki mesin, truk, dan peralatan-peralatan kebun lainnya. Field Assistant
(FA) bertugas untuk menyusun dan menyerahkan rencana anggaran kerja afdeling
(harian, bulanan, tahunan) kepada atasan untuk dievaluasi. Dalam melaksanakan
pekerjaannya, seorang field assistant dibantu oleh kerani afdeling, kerani
produksi, mandor panen dan mandor perawatan. Kerani afdeling bertugas
membantu field assistant dalam menyusun dan melaporkan hasil pekerjaan di
lapangan serta administrasi afdeling. Kerani produksi bertugas dalam melaporkan
dan mengawasi kualitas TBS. Mandor (panen dan perawatan) bertugas mengawasi
kegiatan pemeliharaan dan perawatan agar sesuai dengan standar mutu dan norma
yang telah ditentukan perusahaan.
Jam kerja per hari yang berlaku adalah 7 jam kerja, dalam seminggu
terdapat 6 hari kerja dan pada hari Sabtu hanya diberlakukan 5 jam/hari. Baik
KBT, KHT maupun KHL mendapat tunjangan dari perusahaan. Adapun jenis
tunjangan yang diberikan adalah sebagai berikut:

13

Karyawan Bulanan Tetap (KBT) dan Karyawan Harian Tetap (KHT):
1. Tunjangan beras (pekerja = 15 kg/bulan, istri = 9 kg/bulan, anak = 7.5
kg/bulan) maksimal jumlah anak yang diberi tunjangan adalah 3 anak
2. Tempat tinggal dan listrik
3. Tunjangan kesehatan (askes) apabila sakit bebas biaya untuk berobat
4. Upah per bulan sesuai golongan dan struktur upah bulanan
Karyawan Harian Lepas (KHL) :
1. Tidak mendapat tunjangan beras dan pelayanan kesehatan
2. Tempat tinggal dan listrik
3. Upah perbulan sesuai dengan jumlah hari kerja

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Kegiatan teknis yang dilakukan penulis adalah sebagai karyawan harian
lepas (KHL). Kegiatan di lapangan diawali dengan mengikuti apel pagi setiap hari
kerja pukul 06.00 WIB. Pada apel pagi tersebut dilakukan pengecekan karyawan
dan pembagian ancak panen untuk setiap pemanen. Namun tidak semua pemanen
mendapatkan ancak panen, tergantung pada hasil taksasi produksi, kebutuhan
pemanen, dan kondisi pemanen itu sendiri. Bagi pemanen yang tidak
mendapatkan ancak panen dialihkan untuk kegiatan penunasan kelapa sawit, babat
gulma, perawatan bunga ulat api, serta sensus tanaman. Semua kegiatan kerja
dilakukan mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, dan dilanjutkan
kembali pada pukul 14.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Pemanenan
Panen merupakan satu kegiatan utama yang penting pada pengelolaan
tanaman kelapa sawit menghasilkan. Keberhasilan panen akan menunjang
pencapaian produktifitas tanaman, sebaliknya kegagalan panen akan menghambat
pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Pemanenan kelapa sawit adalah
pemotongan/turunnya tandan buah kelapa sawit yang sudah matang (tingkat
kematangan yang sesuai dengan yang telah ditetapkan) dari pohonnya dan akan
diangkut ke pabrik pengolahan dengan cara dan waktu yang tepat (pusingan panen
dan transpor) tanpa menimbulkan kerusakan pada tanaman (Pahan 2010). Panen
dan produksi kelapa sawit merupakan hasil dari aktivitas kerja dibidang
pemeliharaan tanaman, baik dan buruknya pemeliharaan tanaman selama tindakan
budidaya akan tercermin dari panen dan produksi tanaman (Lubis 1992). Kualitas
TBS (Tandan Buah Segar) merupakan salah satu faktor penting untuk
mendapatkan hasil CPO yang maksimal. Mutu tandan buah segar (TBS) yang
baik merupakan suatu standar produk produksi yang dihasilkan melalui proses
panen yang dilaksanakan oleh karyawan panen. Kualitas dan kuantitas minyak
sawit yang dihasilkan bergantung pada tingkat kematangan buah saat dipanen.
Panen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari memotong buah sesuai
dengan kriteria matang panen, mengutip brondolan dan mengumpulkan serta

14

menyusun Tandan Buah Segar (TBS) di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH).
Panen harus menghasilkan TBS pada tingkat kematangan yang optimum,
sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit dapat dicapai.
Tujuan panen adalah untuk memperoleh produksi minyak kelapa sawit
secara maksimum dengan asam lemak bebas serendah mungkin 23%. Panen dilaksanakan dengan mengacu kepada biaya
serendah mungkin, tetap mempertahankan produksi jangka menengah atau jangka
panjang secara berkala, memanen semua buah matang pada tingkat yang optimum
yaitu pada saat tandan buah segar (TBS) mengandung minyak dan karnel yang
tinggi, memanen buah matang dan mengutip brondolan, mengutip brondolan
dalam waktu 24 jam. Langkah-langkah tersebut dimaksudkan untuk mengurangi
kandungan asam lemak bebas di dalam minyak sawit mentah.
Persiapan Panen. Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya
target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin. Hal yang perlu dilakukan
dalam mempersiapkan panen adalah persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga
kerja, pembagian seksi panen dan menyediakan alat-alat panen (Pahan 2010).
Pada awal tahun sebelum dilakukan kegiatan panen dibuat penetapan seksi panen
yaitu pengelompokan blok-blok panen per hari, dengan pertimbangan luasan blok,
jam kerja, dan arah panen (searah jarum jam) dengan tujuan bila ada panen yang
belum terselesaikan pada hari kemarin maka jarak panen tidak terlalu jauh. Bahan
pertimbangan yang lain yaitu jumlah rotasi panen/tahun dan umur pusingan
normal, juga hasil identifikasi blok dalam hal luas areal blok, potensi produksi
(ton/ha) per blok, jumlah dan sebaran tanaman produktif, kondisi topografi, posisi
blok terhadap blok lain, jam kerja dalam satu minggu sesuai ketentuan
pemerintah, sehingga seksi panen dibagi menjadi enam seksi. Pertimbangan antara
seksi satu dengan yang lain dalam hal luas areal per seksi serta potensi produksi
(ton/ha).
Rotasi panen. Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu
dengan panen berikutnya pada satu ancak panen yang sama. Rotasi panen
tergantung pada kerapatan panen (produksi), kapasitas pemanen dan keadaan
pabrik. Tujuan rotasi adalah untuk mencapai produksi yang maksimal. Kapasitas
pemanenan setiap harinya tergantung pada produksi per ha yang dikaitkan dengan
umur tanaman, topografi areal, kerapatan pohon, insentif yang disediakan dan
musim yang dikenal sebagai musim panen puncak dan musim panen rendah
(Lubis 1992). Rotasi yang digunakan oleh SAHE yaitu 6/7 hari, yang artinya
pemanenan kelapa sawit dilakukan selama 6 hari dalam waktu 7 hari.
Seksi panen. Seksi panen yaitu pembagian blok untuk dilaksanakan
pemanenan. Menurut Pahan (2010) Seksi panen harus disusun sedeikian rupa
sehingga blok yang akan dipanen setiap hari menjadi terkonsentrasi (tidak
terpencar-pencar). Selain itu, juga harus dihindari adanya pemotongan ancak
panen agar satu seksi panen selesai pada satu hari. Untuk Afdeling II luas areal
yang di panen seluas 770.86 Ha, 26 blok dan terbagi atas 6 seksi. Pembagian seksi
panen disajikan pada Tabel 5.

15

Tabel 5 Seksi panen afdeling II di Kebun Sei Air Hitam
Seksi
I
II
III
IV
V
VI

Luas (Ha)
129.36 Ha
127.37 Ha
116.89 Ha
130.69 Ha
134.36 Ha
132.19 Ha

Blok
(blok A 30-A 33)
(blok A 26-A 29)
(blok A 22-A 25)
(blok B 21-B 25)
(blok B 26-B 29 ½ )
(blok B 30 ½ -B 34)

Kriteria Panen. Kriteria panen yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam
adalah tingkat fraksi 2 dan 3 dengan jumlah berondolan 25-50% dan 50-75% atau
pada tingkat kematangan 1 dan matang 2. Kriteria matang panen dapat dilihat
pada Tabel 6
Tabel 6 Kriteria matang panen buah kelapa sawit di Kebun Sei Air Hitam
Fraksi
OO
O
I
II
III
IV
V

% Jumlah
berondolan
Tidak ada, buah
masih hitam
1-12.5
12.5-25
25-50
50-75
75-100
100/Tankos

Derajat
kematangan

%

Rendemen (%)

Sangat mentah

-

-

Mentah
Kurang matang
Matang I
Matang II
Lewat Matang I
Lewat Matang II

0
90

Dokumen yang terkait

Kajian Faktor Agroekologi Untuk Peramalan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, Kab. Rokan Hulu, Riau.

1 14 203

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Kebun Tambusai PT. Panca Surya Agrindo, First Resources Ltd., Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

0 11 125

Manajemen Tenaga Kerja Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Perdana Intisawit Perkasa, Kebun SEI Air Hitam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

1 17 156

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, Rokan Hulu, Riau

0 4 56

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau

1 3 53

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau

2 21 64

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Riau

1 7 54

Manajemen Penunasan pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaies guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa 1, First Resources Ltd, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

1 10 58

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau

4 14 95

Pengendalian Gulma Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Sei Air Hitam, Pt. Perdana Intisawit Perkasa I, Kab. Rokan Hulu, Riau

2 17 58