BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMP Swasta Jambi
Sekolah Menengah Pertama Swasta Jambi berlokasi di Jln Pertiwi Ujung No 17 Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung. SMP Swasta Jambi berdiri
pada tahun 2001. SMP Swasta Jambi memiliki visi dan misi sekolah pada umumnya yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan menghasilkan anak didik
yang cerdas, beriman dan bertaqwa. Dan lembaga pendidikan ini tidak hanya mendirikan tingkat pendidikan SMP, akan tetapi mempunyai tingkat pendidikan
yang lebih tinggi yakni Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Namun pada awalnya yang terlebih dahulu didirikan adalah SMP Swasta Jambi, yang terdiri
dari 3 kelas yaitu kelas I berjumlah 55 orang, kelas II berjumlah 52 orang, dan kelas III berjumlah 61 orang, dan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 168 orang.
SMP Swasta Jambi memiliki jumlah staf pengajar sebanyak 25 orang dan staf Tata Usaha berjumlah 1 orang.
4.2 Temuan Data Di Lapangan 4.2.1 Profil Responden
Temuan data di lapangan disaikan dalam bentuk table distribusi frekuensi untuk mengetahui jumlah persentase jawaban responden berdasarkan kusioner
bulan Maret 2013. Berdasarkan temuan data di lapangan, diketahui komposisi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan sumber informasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
A. Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan penyebaran kuesioner penelitian kepada 63 orang responden di SMP Swasta Jambi, diketahui bahwa jenis kelamin laki-laki dan perempuan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin SiswaI di SMP
Swasta Jambi Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013
No Jenis Kelamin
Responden Frekuensi
F Persentase
1 Laki-laki
26 41,3
2 Perempuan
37 58,7
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diketahui jumlah responden berdasarkan jenis
kelamin yaitu laki-laki sebanyak 26 orang 41,3, dan responden perempuan sebanyak 37 orang 58,7.
B. Usia Responden
Berdasarkan penyebaran kuesioner penelitian kepada 63 orang responden di SMP Swasta Jambi, maka pengelompokan usia responden dalam penelitian ini
dalah sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.2 Komposisi Responden Berdasarkan Umur SiswaI di SMP Swasta Jambi
Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013 No
Usia Responden
Frekuensi F
Persentase
1 12 tahun
3 orang 4,8
2 13 tahun
23 orang 36,5
3 14 tahun
23 orang 36,5
4 15 tahun
11 orang 17,5
5 16 tahun
3 orang 4,8
Jumlah 63 orang
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui jumlah responden berdasarkan usia
untuk pendidikan SMP Swasta Jambi adalah berusia 12 tahun sebanyak 3 orang 4,8, yang berusia 13 tahun sebanyak 23 orang 4,8, yang berusia 1 tahun
sebanyak 23 orang 36,5, yang berusia 15 tahun sebanyak 11 orang 17,5, yang berusia 16 tahun sebanyak 3 orang 4,8.
Dari tabel 4.2 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jenjang pendidikan tingkat SMP di Sekolah SMP Swasta Jambi terbanyak pada rentang usia 13 dan
14 tahun yakni pada kelas VIII dan IX.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
C. Kelas responden Tabel 4.3
Komposisi responden berdasarkan kelas SiswaI di SMP Swasta Jambi Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013
No Kelas
Responden Frekuensi
F Persentase
1 Kelas 1
21 33,3
2 Kelas 2
19 30,2
3 Kelas 3
23 36,5
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui jumlah responden berdasarkan kelas,
yaitu kelas 1 sebanyak 21 orang 33,3, kelas 2 sebanyak 19 orang 30,2, kelas 3 sebanyak 23 orang 36,5.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
D. Sumber Informasi Responden Tabel 4.4
Komposisi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Yang Di Dapat SiswaI Di SMP Swasta Jambi Kelurahan Bantan Kecamatan Medan
Tembung Tahun 2013 No
Sumber informasi Responden
Frekuensi F
Persentase
1 Televisi
46 73,0
2 Radio
3 4,8
3 Koranmajalah
11 17,4
4 Lainnya,sekolah
3 4,8
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui jumlah responden berdasarkan
sumber informasi, yaitu yang mendapat informasi dari televisi sebanyak 46 orang 73,0, yang mendapat informasi dari radio sebanyak 3 orang 4,8, yang
mendapat informasi dari Koranmajalah sebanyak 11 orang 17,5, dan yang mendapat informasi dari sumber lainnya 3 orang 4,8.
Responden yang mengatakan mendapat informasi dari televisi merupakan responden yang paling banyak, dikarenakan televisi merupakan media yang paling
mudah dijangkau oleh semua siswa SMP pada umumnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2.2 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Responden 4.2.2.1 Pengetahuan Siswa Tentang Penyalahgunaan Narkoba :
Tabel 4.5 Jawaban Responden Tentang Pernyataan, Narkoba Adalah
Singkatan Dari Narkotika dan ObatBahan Berbahaya. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 YA
56 88,8
2 TIDAK
7 11,2
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa responden menyatakan
mengetahui narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obatbahan berbahaya sebanyak 56 orang 88,8, dan yang tidak mengetahui narkoba adalah singkatan
dari narkotika dan obatbahan berbahaya sebanyak 7 orang 11,2. Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebanyakan
responden mengetahui kepanjangan dari narkoba, hal itu ditandai dengan banyaknya responden yang mendapatkan informasi dari berbagai sumber
informasi diantaranya televisi, radio, Koranmajalah, ataupun mendapatkan pendidikan langsung dari sekolah.
Sekolah juga sangat memberikan pengaruh tersendiri dalam pengetahuan siswa terhadap Narkoba, peran serta sekolah sebagai agen sosialisasi sangat
dibutuhkan agar setiap siswa memilki pengetahuan yang lebuh banyak lagi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tentang narkoba. Peran ini ditandai dengan adanya mata pelajaran sosiologi di SMP Swasta Jambi dimana terdapat topik Perilaku Menyimpang di kalangan
Remaja.
Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Narkoba Adalah
Senyawa-Senyawa Psikotropika Yang Biasa Dipakai Utuk Membius Pasien Saat Hendak Dioperasi Atau Obat-obatan Untuk Penyakit
Tertentu. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 YA
48 76,2
2 TIDAK
15 23,8
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui bahwa responden menyatakan
mengetahui bahwa narkoba adalah senyawa-senyawa psikotropika, yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu sebanyak 48 orang 76,2, dan yang tidak mengetahui sebanyak 15 orang 23,8.
Sehingga dapat diambil kesimpulan dari tabel 4.6 di atas adalah mengerti tentang penggunaan yang sah pada narkoba. Yaitu sejak zaman purba manusia
sudah mengenal dan menggunakan daun, ranting , biji, akar, bunga, atau getah dari tumbuhan tertentu yang mengandung bahan yang berkhasiat untuk mengrangi
rasa sakit, menghilangkan rasa letih, atau menimbulkan perubahan suasana batin
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan perilaku dan sampai sekarang para medis ataupun ilmu kesehatan menggunakan bahan-bahan yang terkandung dalam narkoba digunakan untuk
pengobatan sebagai anastesi ataupun mengurangi rasa sakit. Tetapi bila disalahgunakan digunakan diliuar tujuan pengobatan serta tanpa pengawasan
dokter, secara berlebihan dan berulang kali atau terus menerus, bahan tersebut dapat menibulkan ketergantungan. Bahan tersebut yang akan disebut narkoba
sebagai singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahanzat adiktif lainnya.
Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Narkoba Memilki
Resiko “Kecanduan” Bagi Penggunanya. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 YA
52 82,5
2 TIDAK
11 17,5
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan narkoba memiliki resiko kecanduan bagi pengguna narkoba sebanyak 52 orang 82,5, dan yang menyatakan tidak kecanduan sebanyak 11 orang
17,5. Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 4.7 di atas adalah siswa-siswi SMP
Swasta Jambi tahu bahwa narkoba memiliki sifat ketergantungan terhadap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penggunanya. Ketergantungan terhadap narkoba dapat menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani. Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali oleh
penggunaan coba-coba sekedar mengikuti teman, untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, kelelahan, ketegangan jiwa, atau sebagai hiburan,
maupun untuk pergaulan. Bila taraf coba-coba tersebut dilanjukan secara terus menerus akan berubah menjadi kecanduan akan narkoba itu sendiri.
Tabel 4.8 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Narkoba Dapat
Menyebabkan Penurunan Kesadaran Bahkan Kematian. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 YA
28 44,4
2 TIDAK
35 55,6
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Dari tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa responden yang menyatakan bahwa
narkoba dapat menyebabkan penurunan kesadaran bahkan kematian sebanyak 28 0rang 44,4, dan yang menyatakan tidak dapat menyebabkan penurunan
kesadaran dan kematian sebanyak 35 orang 55,6. Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 4.8 di atas adalah kurang
mengertinya siswa akan dampak dari narkoba tersebut dengan jawaban pernyataan responden yang menjawab tidak akan menyebabkan penurunan kesadaran bahkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kematian. Dampak sebenarnya dari ketergantungan narkoba yaitu dapat mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan sampai pada kematian sia-sia.
Penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan jasmani dan rohani, gangguan fungsi sampai kerusakan organ vital
seperti otak, jantung, hati, paru-paru, dan ginjal.
Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Pemakaian Narkoba
Sudah Ada Di Kalangan Remaja Maupun Dewasa, Bahkan Anak- anak Usia SD Maupun SMP.
No Jawaban
Responden Frekuensi
F Persentase
1 YA
45 71,4
2 TIDAK
18 28,6
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan bahwa narkoba sudah ada dikalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD maupun SMP sebanyak 45 orang 71,4, sementara yang
menyatakan tidak sebanyak 18 orang 28,6. Dari tabel 4.9 tersebut dapat diambil kesimpulan berdasarkan hasil penelitian
Badan Koordinasi Narkoba Daerah BKND hampir 90 yang menjadi korban dan sasaran pengedar NAPZA adalah remaja. Korban NAPZA di Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
diperkirakan sekarang ini 3.000.000 orang, maka jumlah remaja yang menjadi korban 2.700.000 orang Hikmat, 2007.
Hasil penelitian yang dilakukan Dadang Hawari Tahun 2008, diperoleh data dan kesimpulan bahwa pada umumnya penyalahgunaan dan ketergantungan
NAPZA mulai memakai antara usia 13-17 tahun, sebagian besar penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA berumur antara 13-25 tahun sebanyak 97 dan 90
berjenis kelamin laki-laki, Berdasarkan fakta diatas 60 dari mereka menggunakan zat ganda alkohol,
dan sedatif atau hipnotika ganda, Lebih dari 80 zat tersebut didapatkan dari teman. Alasan mereka menggunakan zat tersebut pada umumnya untuk
menghilangkan kecemasan, kemurungan, ketakutan dan susah tidur. Dampak dari penyalahgunaan NAPZA tersebut, 96 prestasi belajar merosot, 93 hubungan
dengan keluarga memburuk, 65,3 memicu perkelahian dan tindak pidana, kecelakaan lalu lintas 58,7 Hikmat, 2007.
Banyaknya jumlah remaja yang menjadi pemakai sekaligus korban penyalahgunaan NAPZA memang sangat dimungkinkan. Hal ini dapat dibuktikan
dengan berbagai pemberitahuan kasus NAPZA, baik di media cetak maupun media elektronik, pelakunya sebagian besar adalah remaja. Menurut penelitian
remaja Jakarta dalam seharinya menghabiskan uang sebesar Rp.l,3 Miliar untuk membeli ekstasi, shabu-shabu, narkotik dan obat-obat terlarang lainnya. Hal ini
dapat menjadi bukti bahwa betapa banyaknya remaja yang menjadi korban penyalahgunaan NAPZA. Dalam setahun kini diperkirakan 15.000 remaja tewas
akibat penyalahgunaan NAPZA diseluruh Indonesia Bambang, 2007.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hasil survei Badan Narkotika Nasional menunjukkan, prevalensi penyalahgunaan narkoba di daerah Provinsi Sumatra Utara pada lingkungan
pelajar mencapai 4,7 persen dari jumlah pelajar dan mahasiswa atau sekitar 921.695 orang. “Dari jumlah tersebut, 61 persen di antaranya menggunakan
narkoba jenis ‘analgesic’ dan 39 persen jenis ganja, ‘amphetamine’, ekstasi dan lem,” ujar Kabid Pembinaan dan Pencegahan Badan Narkotika Propinsi Sumatera
Utara, Arifin Sianipar, di Medan. Ia mengatakan, jumlah pecandu narkoba yang mendapatkan terapi dan rehabilitasi di seluruh Indonesia, berdasarkan data
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika P4GN tahun 2012 sebanyak 17.734 orang. Jumlah pengguna narkoba terbanyak,
kata dia lagi, pada usia remaja yakni rentang usia 15 hingga 17 tahun. Jenis narkoba yang paling banyak digunakan oleh pecandu yang mendapatkan terapi
dan rehabilitasi adalah jenis heroin sebanyak 10.768 orang, ganja 1.774 orang dan sabu-sabu sebanyak 984 orang.
Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Meminum Alkohol
Termasuk Pengguna Narkoba No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 YA
26 41,3
2 TIDAK
37 58,7
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan meminum alkohol termasuk pengguna narkoba sebanyak 26 orang
41,3, sedangkan yang menyatakan tidak termasuk pengguna narkoba sebanyak 37 orang 58,7.
Dalam hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa siswa-siswi SMP Jambi kurang mengerti bahwa alkohol juga merupakan bagian dari narkoba yang
tergolong baan zat adiktif yaitu bahan atau zat yang tidak terglong narkotika ataupun psikotropika, tetapi seperti halnya dengan narkotika dan psikotropika,
bahan zat adiktif ini menimbulkan ketergantungan. Alkohol adalah hasil fermentasipergian karbohidrat : dari bulir padi-padian, cassava, sari buah anggur,
nira. Kadar alkohol minuman yang diperoleh melalui proses fermentasi tidak lebih dari 14 karena ketika kadar alkohol mencapai 14, mikroba raginya mati.
Alkohol yang disebut metal alkohol adalah jensi alkohol yang sangat berbahaya. Kadar alkohol dari bir 3-5, wine 10-14, whiski, rum, gin, vodka, dan brendy
antara 40-50. Minuman beralkohol dapat megakibatkan dan menimbulkan gangguan fungsi hati, menimbulkan perubahan pada struktur dan fungsi pancreas,
menimbulkan gangguan fungsi saluran pencernaa, menimbulkan kelemahan otot, merusak sumsum tulang belakang, menimbulkan gangguan fungsi endokrin,
menyebabkan detak jantung bertambah, meningkatkan resiko kanker, mnyebabkan gangguan koordinasi motorik, bicara pelo, dan mabuk.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.11 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Penggunaan
Narkoba Dengan Menggunakan Jarum Suntik Dapat Menimbulkan Penyakit HIVAIDS.
No Jawaban
Responden Frekuensi
F Persentase
1 YA
53 84,1
2 TIDAK
10 15,9
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan penggunaan narkoba dengan menggunakan jarum suntik dapat menimbulkan penyakit HIVAIDS sebanyak 53 orang 84,1, sedangkan yang
menyatakan tidak adalah sebanyak 10 orang 15,9. Dapat diambil kesimpulan bahwa para siswa mengerti tentang jenis dari cara
penggunaan narkoba yakni dengan cara ditelan, dirokok, disedot dengan hidung, disuntikkan ke dalam pembuluh dara balik intravena, disuntikkan ke dalam otot
atau disuntikkan ke dalam lapisan lemak di bawah kulit. Penggunaan narkoba secara suntik dan menggunakan jarum suntik secara bergilir dapat menibulkan
ketularan penyakit HIVAIDS, hepatitis B, Hepatitis C, dan penyakit infeksi lainnya yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh. Tedapat hubungan erat
antara penyalahgunaan narkoba khususnya menggunakan jarum suntik secara bergilir dengan penularan HIVAIDS. HIV ditularkan melalui cairan tubuh yaitu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
darah, atau air mani, melalui transfuse darah, kontak badan dan hubungan seksual baik heteroseksual maupun homo seksual. Dahulu ada anggapan bahwa
HIVAIDS hanya menlar di lingkungan pelaku penyimpangan seksual pelacur dan pelaku homo seksual, tetapi sekarang ternyata bahwa tidak sedikit yang
tertular HIV karena transfusi darah dan penggunaan jarum sunik secara bergilir diantara para pecandu narkobaIDU Injecting Drug Use.
Tabel 4.12 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Kecanduan
Merokok atau Meminum-minuman Keras, Merupakan Gerbang Ke Arah Penyalahgunaan Narkoba.
No Jawaban
Responden Frekuensi
F Persentase
1 YA
42 66,7
2 TIDAK
21 33,3
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan bahwa kecanduan merokok atau meminum-minuman keras, merupakan gerbang ke arah penyalahgunaan narkoba sebanyak 42 orang 66,7,
dan yang menyatakan tidak sebanyak 21 orang 33,3. Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 4.12 tersebut adalah siswa-siswi
setuju bahwasanya meraka yang telah kecanduan akan rokok ataupun meminum-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
minuman kerasmerupakan gerbang ke arah penyalahgunaan narkoba. Kebiasaan atau ketergantungan terhadap dan atau meminum minuman keras juga membuat
remaja rentan rehadap penyalahgunaan narkoba. Para remaja mempunyai dorongan kuat untuk mengikuti trend dan gaya hidup modern, penggunaan
narkoba dipandang sebagai bagian atau ciri gaya hidup modern, hal inilah yang membuat remaja rentan terhadap penyalahgunaan narkoba.
Tabel 4.13 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Penyalahgunaan
Narkoba Tidak Lepas Dari Pergaulan. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 YA
32 50,8
2 TIDAK
31 49,2
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.13 di atas, diketahui bahwa siswa-siswi yang menyatakan
benar bahwasanya penyalahgunaan narkoba tidak lepas dari pergaulan ataupun lingkungan yang negatif ada sebanyak 32 orang 50,8 , sementara yang
menyatakan tidak ada sebanyak 31 orang 49,2 . Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 4.13 di atas adalah banyak diantara
siswa yang kurang mengerti arti dari pergaulan ataupun lingkungan yang negatif. Dalam hal ini, kelompok pergaulan dapat berpengaruh positif atau negatif
terhadap perilaku anggotanya. Pengguna narkoba akan berusaha mencari pembenaran terhadap perilakunya dari kelompoknya, karenanya ia bergabung
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan orang-orang yang berperilaku sama untuk memperoleh penerimaan, pembenaran, dan pengakuan. Pengguna juga membujuk, mendorong atau
menekan temannya untuk berperilaku yang sama. Cita rasa yang pertama, serta dampaknya yang dirasakan oleh pemula sangat
mempengaruhi penggunaan selanjutnya. Makin muda usia pengguna pada waktu pertama kali ia menggunakan narkoba, makin kuat kecenderungan yang
bersangkutan untuk mencoba lagi dan seterusnya sampai menimbulkan ketergantungan. Lingkungan pergaulan remaja dan pemuda baik di sekolah, di
kampus Perguruan Tinggi, tempat kerja atau lingkungan gaul lainnya juga menimbulkan kerentanan bagi para pemuda bila dalam kelompok atau lingkungan
pergaulan tersebut ada satu orang atau lebih yang menjadi pengguna atau pengedar narkoba.
Tabel 4.14 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Penyalahgunaan
Narkoba Dapat Menyebabkan Putus Sekolah, Putus Kerja, Hancurnya Masa Depan, Tindak KekerasanKejahatan.
No Jawaban
Responden Frekuensi
F Persentase
1 YA
59 93,6
2 TIDAK
4 6,4
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.14 di atas, dapat diketahui bahwa siswa-siswi yang
menyatakan benar bahwa penyalahgunaan narkoba itu sendiri dapat menyebabkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
putus sekolah, putus kerja, hancurnya masa depan, tindak kekerasan kejahatan sebanyak 59 orang 93,6 , sedangkan yang menyatakan tidak sebayak 4 orang
6,4. Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 4.14 di atas adalah hampir seluruh
dari responden setuju akan pernyataan bahwa peyalahgunan narkoba dapat menyebabkan putus sekolah, putus kerja, hancurnya kehidupan rumah tangga,
hancurya masa depan, tindak kekerasan, kecelakaan lalu-lintas, tindak kejahatan dan kematian percuma. Penyalahgunaan narkoba adalah gangguan perilaku dan
perbuatan anti social, seperti berbohong, membolos, minggat, malas, seks bebas, melanggar aturan dan disiplin, merusak barang, melawan orang tua, mencuri, suka
mengancam, dan suka berkelahi sehingga mengganggu ketertiban, ketenteraman, dan keamanan masyarakat.
Karena harga narkoba sangat mahal dan penggunanya harus terus menerus memakai, maka ketergantungan narkoba menimbulkan beban biaya yang sangat
tinggi bagi diri orang yang bersangkutan, orang tua dan keluarganya. Bila uang dan kekayaannya, harta dan kekayaan orang tuanya sudah tandas, maka dapat
menggerayangi harta kekayaan milik orang lain, hal ini lah yang memicu si pengguna narkoba untuk melakukan aksi kejahatannya seperti merampok, bahkan
mengancam keselamatan orang lain.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.15 Jawaaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Sekolah Dapat
Memberikan Pendidikan Dan Pengarahan Tentang Narkoba. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 YA
53 84,1
2 TIDAK
10 15,9
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.15 di atas, diketahui bahwa responden yang menyatakan
ya bahwa sekolah dapat memberikan pendidikan dan pengarahan tentang narkoba adalah sebanyak 53 orang 84,1 , sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 10
orang 15,9. Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 4.15 di atas adalah responden
sangat antusias dan menarik akan pembelajaran tentang narkoba. Dalam hal ini program pencegahan adalah pendidikan pencegahan melalui kurikulum
pendidikan sekolah baik secara terpadu dengan mata pelajaran lainnya, maupun secara khusus, baik intra maupun ekstra kurikuler. Untuk itu para guru yang
bersangkutan perlu mendapat pelatihan khusus; pengelolaan waktu luang dan kegiatan alternative dengan kegiatan-kegiatan penyaluran hobi, olahraga,
kesenian, kegiatan rekreasi bersama atau lainnya. Program pencegahan lainnya adalan mengembangkan sikap positif serta
tanggung jawab terhadap diri sendiri, hidup, dan kehidupan, keterampilan hidup,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
serta kemampuan pemecahan masalah problem coping capacity. Menghadapi masyarakat yang majemuk, diperlukan metoda, teknik, media serta pesan
komunikasi yang bervariasi untuk masing-masing masyarakat, etnis, budaya, kelompok usia, tingkat pendidikan serta tingkat sosial ekonomi.
Tabel 4.16 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Ada Tempat Transaksi
Narkoba Yang Dilakukan Secara Terang-Terangan Maupun Secara Sembunyi-Sembunyi.
No Jawaban
Responden Frekuensi
F Persentase
1 YA
47 74,6
2 TIDAK
16 25,4
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, diketahui bahwa responden yang meyatakan benar bahwasanya ada tempat transaksi narkoba yang dilakukan secara terang-
terangan maupun secara sembunyi-sembunyi adalah sebanyak 47 orang 74,6, sementara yang menyatakan tidak ada sebanyak 16 orang 25,4.
Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 4.16 di atas adalah bahwa responden mengakui adanya tempat transaksi narkoba secara terang-terangan
yang mungkin dapat dilihat langsung oleh masyarakat di daerah Kecamatan Medan Tembung khususnya Kelurahan Bantan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.17 Jawaban Responden Tentang Penyataan Bahwa Media Massa Dan
Media Elektronik Dapat Menjadi Sarana Untuk Mendapatkan Informasi Tentang Bahaya Narkoba.
No Jawaban
Responden Frekuensi
F Persentase
1 YA
63 100
2 TIDAK
- -
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.17 di atas, dapat diketahui bahwa seluruh responden
menyatakan benar bahwasanya media cetak maupun media elektronik dapat menjadi sarana untuk mendapatkan informasi tentang bahaya narkoba yaitu
sebanyak 63 orang 100. Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 4.17 di atas adalah para responden
memiliki perhatian khususnya pengetahuan tentang narkoba melalui info yang di kabarkan melalui segala media massa dan cetak dan elektronik. Dalam hal ini
pencegahan penyalahgunaan narkoba di lakukan di dalam keluarga, sekolah, komunitas, tempat kerja, dan masyarakat luas, melalui kegiatan komunikasi,
informasi dan edukasi dengan menggunakan berbagai media, yakni media massa cetak, elektronik, dan media massa lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.18 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Lembaga Pendidikan
Dapat Mengadakan Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk Mencegah Siswa Bergaul Dengan Lingkungan Sosial Yang Negatif.
No Jawaban
Responden Frekuensi
F Persentase
1 YA
44 69,8
2 TIDAK
19 30,2
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan ya bahwasanya lembaga pendidikan dapat mengadakan kegiatan ekstra kurikuler untuk mencegah siswa bergaul dengan kelompok sosial yang
negative ada sebanyak 44 orang 69,8 , sementara yang menyatakan tidak ada sebanyak 19 orang 30,2 .
Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 4.18 di atas adalah responden setuju dengan diadakannya kegiatan ekstra kurikuler guna menambah dan
mengembangkan keterampilan siswa daripada harus bergaul dengan keadaan lingkungan yang negative yang dapat merusak moral dan terjerumus kedalam
perilaku yang menyimpang. Dalam hal ini program pencegahan adalah pendidikan pencegahan melalui kurikulum pendidikan sekolah baik secara terpadu dengan
mata pelajaran lainnya, maupun secara khusus, baik intra maupun ekstra kurikuler. Untuk itu para guru yang bersangkutan perlu mendapat pelatihan
khusus; pengelolaan waktu luang dan kegiatan alternative dengan kegiatan-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kegiatan penyaluran hobi, olahraga, kesenian, kegiatan rekreasi bersama atau lainnya.
Tabel 4.19 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Bahwa Tempat Hiburan
Malam Adalah Tempat Transaksi Narkoba. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 YA
55 87,3
2 TIDAK
8 12,7
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan ya bahwasanya tempat hiburan malam diskotik adalah salah satu
tempat transaksi narkoba sebanyak 55 orang 87,3, dan yang menyatakan tidak ada sebanyak 8 orang 12,7.
Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 4.19 di atas adalah bahwa responden setuju bahwasanya tempat hiburan malam seperti halnya diskotik
adalah tempat yang sangat sering digunakan untuk mereka pengguna narkoba untuk berpesta narkoba. Perbuatan penyalahgunaan narkoba disebabakan bukan
oleh faktor tunggal saja, melainkan oleh kombinasi beberapa faktor baik faktor diri dan kepribadian maupun faktor lingkungan. Salah satunya mereka yang
senang memiliki kebiasaan untuk mengunjungi tempat-tempat hiburan malam,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
seperti diskotik, café, pub, karaoke, juga membuat remaja dan kawula muda rentan terhadap penyalahgunaan narkoba.
4.2.2.2 Sikap SiswaI SMP Swasta Jambi Tentang Tindakan Penyalahgunaan Narkoba :
Tabel 4.20 Jawaban Responden Tentang Pengguna Narkoba Harus Dikucilkan Dari
Masyarakat. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 Sangat Setuju
24 38,1
2 setuju
5 7,9
3 Tidak Setuju
18 28,6
4 Sangat Tidak Setuju
16 25,4
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.20 di atas, diketahui bahwa sikap responden tentang
pengguna narkoba harus dikucilkan dari masyarakat adalah sebagai berikut: yang menjawab sangat setuju sebanyak 24 orang 38,1, yang menjawab setuju
sebanyak 5 orang 7,9, yang menjawab tidak setuju sebanyak 18 orang 28,6, dan responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 16 orang
25,4.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kesimpulan yang dapat diambil, peranan dan fungsi dari setiap anggota masyarakat sangat diperlukan dalam setiap tindakan penyalahgunaan narkoba.
Masyarakat pada umumnya mengambil sikap acuh terhadap pengguna narkoba, bahkan ada yang sampai mengucilkan. Setiap lapisan masyarakat memiliki
peranan untuk menciptakan lingkungan sosial yang sehat dan kondusif bagi perkembangan remaja. Hindari sarana dan peluang agar remja tidak terjerumus
dalam penyalahgunaan narkoba.
Tabel 4.21 Jawaban Responden Tentang Pernyataan Jika Memiliki Teman Pemakai
Narkoba, Maka Saya Tidak Akan Berteman Lagi Dengannya. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 Sangat Setuju
15 23,8
2 setuju
13 20,6
3 Tidak Setuju
17 27,0
4 Sangat Tidak Setuju
18 28,6
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.21 di atas dapat diketahui bahwa, responden yang
menjawab sangat setuju tentang pernyataan tersebut sebanyak 15 orang 23,8, yang menjawab setuju sebanyak 13 orang 20,6, yang menjawab tidak setuju
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sebanyak 17 orang 27,0, dan responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 18 orang 28,6.
Dari tabel 4.21 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa responden memiliki tanggapan yang berbeda, masih ada di antara mereka yang bersikap untuk
menjauhi ataupun tetap berteman dengan merka yang menggunakan narkoba. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa mereka yang menyalahgunakan narkoba
berasal dari kondisi keluarga yang tidak kondusif, sering terjadi perselisihan ataupun pertengkaran di dalam keluarganya, untuk itu tidak sepatutnya mereka
yang telah menggunakan narkoba di jauhi, melainkan tetap diberikan kesadaran untuk meninggalkan narkoba yang akan membuat hidupnya sia-sia.
Tabel 4.22 Jawaban Responden Tentang Pengguna Narkoba Tidak Perlu Diobati
Karena Pasti Akan Meninggal. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 Sangat Setuju
12 19,0
2 Setuju
10 15,9
3 Tidak Setuju
23 36,5
4 Sangat Tidak Setuju
18 28,6
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan tabel 4.22 di atas dapat diketahui bahwa, responden yang menjawab sangat setuju tentang pengguna narkoba tidak perlu di obati karena
pasti akan meninggal sebanyak 12 orang 19,0, yang menjawab setuju sebanyak 10 orang 15,9, yang menjawab tidak setuju sebanyak 23 orang
36,5, dan responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 18 orang 28,6.
Dari tabel di atas dapat di ambil kesimpulan, responden mayoritas menyatakan tidak setuju jika pengguna narkoba tidak perlu diobati. Pengguna
narkoba dapat di obati secara perlahan dan kesabaran dari pihak keluarga. Pusat panti rehabilitasi juga merupakan salah satu jalan keluar untuk mengobati
pengguna narkoba.
Tabel 4.23 Jawaban Responden Tentang Merasa Takut Jika Berdekatan Ataupun
Berada Pada Kumpulan Pengguna Narkoba. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 Sangat Setuju
21 33,3
2 setuju
18 28,6
3 Tidak Setuju
17 27,0
4 Sangat Tidak Setuju
7 11,1
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2103
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan tabel 4.23 di atas, diketahui bahwa responden yang menjawab sangat setuju tentang perasaan takut jika berdekatan ataupun berada pada
kumpulan pengguna narkoba adalah sebanyak 21 orang 33,3, yang menjawab setuju 18 orang 28,6, yang menjawab tidak setuju sebanyak 17 orang
27,0, dan responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 7 orang 11,1.
Dari tabel 4.23 di atas dapat di ambil kesimpulan, responden menyikapi sangat setuju dengan adanya perasaan takut jika berdekatan atau berada pada
kumpulan pengguna narkoba.taraf kecerdasan pada remaja terlibat
penyalahgunaan narkoba lebih banyak berada pada taraf rata-rata dan di bawah rata-rata kelompok seusianya. Remaja yang memiliki taraf tahu membedakan
mana yang merugikan dan mana yang menguntungkan, serta lebih mampu berpikir jauh ke depan, remaja seperti ini tentunya tidak akan membiarkan dirinya
terjerumus menjadi seorang pemakai yang tergantung dan terancam masa depannya.
Tabel 4.24 Jawaban Responden Tentang Remaja Tidak Perlu Mendapatkan
Pendidikan Bahaya Narkoba .
No Jawaban
Responden Frekuensi
F Persentase
1 Sangat Setuju
6 9,6
2 Setuju
7 11,1
3 Tidak Setuju
38 60,3
4 Sangat Tidak Setuju
12 19,0
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan tabel 4.24 di atas dapat diketahui bahwa responden yang sangat setuju tentang remaja tidak perlu mendapatkan pendidikan bahaya narkoba adalah
sebanyak 6 orang 9,6, yang menjawab setuu sebanyak 7 orang 11,1, yang menjawab tidak setuju sebanyak 38 orang 60,3, dan responden yang
menjawab sangat tidak setuju adalah sebanyak 12 orang 19,0. Dari tabel 4.24 di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa mayoritas responden
merasa perlu akan pendidikan tentang bahaya narkoba. Sekolah merupakan agen sosialisasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada remaja
mengenai bahaya narkoba dan membentuk sikap terhadap penggunaan narkoba pada pelajar. Informasi tersebut dapat menambah wawasan pengetahuan mereka
dan akan lebih mudah termotivasi untuk tidak menggunakan berbagai jenis narkoba.
Tabel 4.25 Jawaban Responden Tentang Saya Tidak Akan Memakai Narkoba
Karena Berdampak Buruk Bagi Diri Saya. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 Sangat Setuju
58 92,1
2 Setuju
5 7,9
3 Tidak Setuju
- -
4 Sangat Tidak Setuju
- -
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan tabel 4.25 di atas dapat diketahui jawaban responden tentang tidak akan memakai narkoba karena akan berdampak buruk bagi diri saya,
responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 58 orang 92,1, yang menjawab setuju sebanyak 5 orang 7,9, yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju tidak ada. Dari tabel 4.25 di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa, responden
mengetahui dampak buruk dari penggunaan narkoba. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan dari anak-anak menuju dewasa. Perkembangan
seseorang di masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri seseorang di masa dewasanya. Banyak dampak buruk bagi penyalahgunaan
narkoba. Mulai kerusakan fungsi sel maupun saraf, hingga menyebabkan depresi.
Tabel 4.26 Jawaban Responden Tentang Saya Bersedia Mengikuti
PenyuluhanSeminar Tentang Bahaya Narkoba. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 Sangat Setuju
17 27,0
2 Setuju
34 54,0
3 Tidak Setuju
5 7,9
4 Sangat Tidak Setuju
7 11,1
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan tabel 4.26 di atas dapat diketahui bahwa, responden yang menjawab sangat setuju tentang kesediaan mengikuti penyuluhanseminar tentang
bahaya narkoba sebanyak 17 orang 27,0, yang menjawab setuju sebanyak 34 orang 54,0, yang menjawab tidak setuju sebanyak 5 orang 7,9, dan
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 7 orang 11,1. Kesimpulan yang dapat di ambil dari tabel 4.26 di atas adalah mayoritas
responden bersedia mengikuti seminarpenyuluhan tentang bahaya narkoba. Dalam hal ini pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan di dalam
keluarga, sekolah, komunitas, tempat kerja, dan masyarakat luas melalui kegiatan komunikasi, inforrmasi dan edukasi dengan menggunakan berbagai media yang
salah satunya adalah seminar penyuluhan ataupun ceramah tentang bahaya narkoba.
Tabel 4.27 Jawaban Responde Tentang Kebiasaan Merokok Pada Usia Remaja,
Rentan MengarahTerkena Kepada Narkoba. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 Sangat Setuju
15 23,8
2 Setuju
5 7,9
3 Tidak Setuju
26 41,3
4 Sangat Tidak Setuju
17 27,0
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan tabel 4.27 di atas dapat diketahui bahwa, responden yang menjawab sangat setuju tentang kebiasaan merokok pada usia remaja, rentan
mengarahterkena kepada narkoba sebanyak 15 orang 23,8, yang menjawab setuju sebanyak 5 orang 7,9, yang menjawab tidak setuju sebanyak 26 orang
41,3, responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 17 orang 27,0.
Dari tabel 4.27 di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak setuju. Kebiasaan atau ketergnatungan terhadap rokok juga
membuat remaja rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Para remaja mempunyadi dorongn kuat untuk mengikuti trend dan gaya hidup modern yang
berawal dari rokok yang ia konsumsi, karena penggunaan narkoba dipandang sebagai bagian atau cirri gaya hidup modern.
Tabel 4.28 Jawaban Responden Tentang Ada Bujukan Seorang Teman
Menawarkan Untuk Menggunakan Narkoba. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 Sangat Setuju
- -
2 Setuju
- -
3 Tidak Setuju
13 20,6
4 Sangat Tidak Setuju
50 79,4
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan tabel 4.28 di atas, dapat diketahui jawaban responden tentang seseorang yang tidak dikenal menawarkan. Responden yang menjawab sangat
setuju dan setuju tidak ada, responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 13 orang 20,6, dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 50 orang
79,4. Kesimpulan yang di ambil dari tabel 4.28 tersebut adalah responden tidak
menginginkan tawaran yang diberikan oleh teman untuk menggunakan narkoba. Tampak jelas dari responden bersikap tegas dan bersikap hati-hati dalam
mengkonsumsi sesuatu yang ditawarkan. Besarnya pengaruh teman, umunya asal mula seorang remaja untuk menggunakan narkoba. Bujukan teman bisa berasal
dari lingkungan permainan di sekitar dia tinggal ataupun teman-teman yang berasal dari lingkungan sekolahnya. Penolakan terhadap tekanan ini sering
mengakibatkan ia dikucilkan oleh kelompoknya. Hal ini membuat remaja menjadi merasa tidak memiliki pergaulan akibatnya remaja harus mengikuti teman dan
terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.29 Jawaban Responden Tentang Pengguna Narkoba Akan Melakukan
Tindak KejahatanKekerasan Demi Mendapatkan Apa Yang Mereka Inginkan.
No Jawaban
Responden Frekuensi
F Persentase
1 Sangat Setuju
18 28,6
2 Setuju
18 28,6
3 Tidak Setuju
23 36,5
4 Sangat Tidak Setuju
4 6,3
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.29 di atas dapat diketahui bahwa responden yang
menjawab sangat setuju tentang pengguna narkoba akan melakukan tindakan kejahatankekerasan demi mendapatkan apa yang mereka inginkan sebanyak 18
orang 28,6, yang menjawab setuju sebanyak 18 orang 28,6, yang menjawab tidak setuju sebanyak 23 orang 36,5, dan responden yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 orang 6,3. Kesimpulan yang dapat di ambil dari tabel 4.29 di atas adalah, mayoritas
responden menyatakan tidak setuju bahwa pengguna narkoba akan melakukan tindak kejahatan demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Perlu diketahui
bahwasanya harga narkoba sangat mahal dan penggunaannya harus terus menerus atau bersifat candu, maka dari itu ketergantungan narkoba menimbulkan beban
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
biaya yang sangat tinggi bagi diri orang yang bersangkutan, orangtua dan keluarganya. Bila uang dan kekayaannya, harta dan kekayaan orangtuanya sudah
tandas, maka dapat menggerayangi harta kekayaan atu merampas hak milik orang lain dengan cara melakukan tindak kriminal bahkan membahayakan keselamatan
orang lain.
Tabel 4.30 Jawaban Responden Tentang Menjauhi Tempat Beredarnya Narkoba.
No Jawaban
Responden Frekuensi
F Persentase
1 Sangat Setuju
48 76,2
2 Setuju
15 23,8
3 Tidak Setuju
- -
4 Sangat Tidak Setuju
- -
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.30 di atas dapat diketahui jawaban responden tentang
menjauhi tempat-tempat beredarnya narkoba. Responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 48 orang 76,2, yang menjawab setuju sebanyak 15 orang
23,8, yang menjawab tidak setuju tidak ada, dan responden yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah mayoritas responden mengambil sikap untuk menjauhi tempat-tempat beredarnya narkoba. Lingkungan sosial yang tidak
sehat atau rawan dapat merupakan faktor terganggunya kepribadianjiwa remaja
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ke arah perilaku menyimpang yang pada gilirannya akan mengarah kepada penggunaan narkoba. Tempa-tempat hiburan yang buka hingga dini hari, seperti
bilyard, warnet, dan tempat-tempat pelacuran yang beroperasi sehingga bisa menjadi tempat tongkrongan bagi remaja dan dapat menjadi tempat beredarnya
narkoba.
Tabel 4.31 Jawaban Responden Tentang Para Pengguna Narkoba Harus Dibawa
Ke Pusat Panti Rehabilitasi Untuk Proses Penyembuhan. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 Sangat Setuju
37 58,7
2 Setuju
20 31,7
3 Tidak Setuju
6 9,6
4 Sangat Tidak Setuju
- -
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.31 di atas dapat diketahui bahwa, responden yang
menjawab sangat setuju tentang para pengguna narkoba harus dibawa ke pusat panti rehabilitasi untuk proses penyembuhan sebanyak 37 orang 58,7, yang
menjawab setuju sebanyak 20 orang 31,7, yang menjawab tidak setuju sebanyak 6 orang 9,6, dan responden yang menjawab sangat tidak setuju tidak
ada.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kesimpulan yang dapat di ambil dari tabel 4.31 di atas adalah mayoritas responden sangat setuju dengan para pengguna narkoba harus dibawa ke pusat
panti rehabilitasiuntuk proses penyembuhan. Ungkapan bahwa “pencegahan lebih baik daripada pengobatan” sampai sekarang masih berlaku, tetapi bagi yang
sudah terlanjr terkena atau menjdai penderita penyakit atau ketergantungan narkoba, pencegahan walaupn lebih baik, sudah terlambat sehingga bagi mereka
yang terbaik adalah pengobatan, perawatan, dan rehabilitasi, baru kemudian pencegahan jangan sampai mereka kambuh lagi. Perawatan dan pemulihan
penderita ketergantungan narkoba memerlukan waktu yang panjang dan biaya yang sangat besar, fasilitas dan obat yang memadai serta tenaga profesional yang
kompeten.
Tabel 4.32 Jawaban Responden Tentang Pemakai Narkoba Harus Diberikan
Sanksi, Baik Itu Sanksi Hukum maupun Sanksi Moral Atas Tindakannya.
No Jawaban
Responden Frekuensi
F Persentase
1 Sangat Setuju
39 61,9
2 Setuju
22 34,9
3 Tidak Setuju
2 3,2
4 Sangat Tidak Setuju
- -
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan tabel 4.32 di atas dapat diketahui bahwa, responden yang menjawab sangat setuju tentang pemakai narkoba harus diberikan sanksi, baik itu
sanksi hokum maupun sanksi moral atas tindakannya sebanyak 39 orang 61,9, yang menjawab setuju sebanyak 22 orang 34,9, yang menjawab tidak setuju
sebanyak 2 orang 3,2, dan responden yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada.
Dari tabel 4.32 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, responden menyatakan sangat setuju pengguna narkoba harus diberikan sanksi, baik itu
sanksi hukum maupun sanksi moral. Narkoba adalah satus kasus pelanggaran hukum, dan penyalahgunaan tersebut diatur dalan UU No 22 Tahun 1997, tentang
narkotika dan Undang-undang No 5 Tahun 1997 tentang bahan psikotropika. Upaya penegakan hukum yang tegas dan ketat, memberikan sumbangan terhadap
upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dengan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi upaya pengurangan tindakan penyalahgunaan narkoba.
Kerjasama dan koordinasi antara berbagai instansi pemerintah terkait demikian pula kerjasama antar masyarakat sangat penting bagi keberhasilan upaya tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.33 Jawaban Responden Tentang Narkoba Dapat Digunakan Untuk
Menghilangkan Rasa Depresi. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 Sangat Setuju
- -
2 Setuju
- -
3 Tidak Setuju
43 68,3
4 Sangat Tidak Setuju
20 31,7
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.33 di atas diketahui bahwa, responden yang menjawab
sangat setuju tentang penggunaan narkoba dapat digunakan untuk menghilangkan rasa depresi tidak ada, yang menjawab setuju tidak ada, yang menjawab tidak
setuju sebanyak 43 orang 68,3, yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 20 orang 31,7.
Dari tabel 4.33 di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa mayoritas responden menyikapi sangat tidak setuju menggunakan narkoba untuk menghilangkan rasa
depresi. Dalam hal ini dampak penyalahgunaan narkoba salah satunya adalah dapat merubah suasana batin dan prilaku, yakin menimbulkan rasa gembira yang
berlebihan, merasa relaks, dan anti depresi. Tetapi apabila dipergunakan dalam waktu yang panjang dan berlebihan, maka akan menimbulkan ketergantungan
dan menimbulkan gejala fisik, psikis yang buruk dan dapat merusak organ tubuh.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.34 Jawaban Responden Tentang PerhatianKeterlibatan Keluarga Sangat
Berperan Untuk Mencegah Para Remaja Dari PenyalahgunaanNarkoba. No
Jawaban Responden
Frekuensi F
Persentase
1 Sangat Setuju
59 93,6
2 Setuju
4 6,4
3 Tidak Setuju
- -
4 Sangat Tidak Setuju
- -
Jumlah 63
100
Sumber : Kuesioner Maret 2013 Berdasarkan tabel 4.34 di atas diketahui bahwa, responden yang sangat setuju
dengan perhatianketerlibatan keluarga sangat berperan untuk mencegah para remaja dari penyalahgunaan narkoba sebanyak 59 orang 93,6, yang menjawab
setuju 4 6,4, dan responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada.
Dari tabel 4.34 di atas dapat di ambil kesimpulan, responden sangat setuju perhatian dan keterlibatan keluarga berperan untuk mencegah penyalahgunaan
narkoba. Keadaan keluarga yang utuh dan peran setiap orang tua untuk memantau perkembangan remaja sangat mempengaruhi remaja untuk tidak berprilaku
menyimpang. Komunikasi yang baik dan lancar, memiliki waktu untuk bersama semua anggota keluarga serta perhatian, sehingga suasana rumah terasa tenang
dan penuh kehangatan. Keharmonisan keluarga yang demikian akan mengurangi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kesibukan remaja di luar yang bisa mempengaruhinya untuk bertindak menyimpang.
4.3 Analisis Deskriptif Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Tindakan Penyalahgunaan Narkoba