lazim menjual langsug terbitan-terbitannya. Beberapa penerbit besar di tanah air juda sudah memanfaatkan jasa agen ini untuk
pendistribusian terbitan-terbitan mereka.
2. Tukar Menukar Bahan Pustaka
Bahan pustaka tertentu tidak dapat dibeli di toko buku, tetapi hanya dapat diperoleh melalui pertukaran atau hadiah. Tukar menukar bahan
pustaka dapat dilakukan apabila perpustakaan memiliki sejumlah bahan pustaka yang tidak diperlukan lagi atau jumlah bahan pustaka yang
terlalu banyak, atau hadiah yang tidak diinginkan, dan tentunya ada keinginan untuk ditukarkan dengan bahan pustaka lain. Pada proses tukar
menukar dibutuhkan kesepakatan yang lazimnya memiliki perbandingan 1:1 tidak memandang berat, tebal, atau tipisnya publikasi dan harga.
Jadi ada dua junis aktivasi pertukaran, penukaran bahan-bahan pustaka yang tidak diperlukan dan penukaran bahan-bahan pustaka yang
baru antara dua perpustakaan.
28
Adapun tujuan dari pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh bahan pustaka tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku, penerbit, agen, atau yang tidak tersedia.
b. Melalui pertukaran akan memberi jalan bagi perpustakaan untuk memanfaatkan bahan pustaka yang duplikasi atau penerimaan hadiah
yang tidak sesuai.
28
Lina Khoerunnisa, “Pengadaan Bahan Pustaka,” artikel diakses pada 14 maret 2014 dari http:www.pemustaka.compengadaan-bahan-pustaka.Html
c. Dengan pertukaran akan memberi peluang untuk mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan.
3. Hadiah
Sebagian besar pustaka yang terdapat di perpustakaan kadang- kadang diperoleh melalui hadiah. Bahan pustaka yang diperoleh lewat
hadiah sangat penting untuk mengembangkan koleksi perpustakaan. Perpustakaan yang menerima bahan pustaka berupa hadiah dapat
menghemat biaya pembelian. Teknik penerimaan hadiah ada dua cara yang mungkin ditempuh
dalam peeolehan hadiah, yaitu hadiah atas permintaan dan hadiah tidak atas permitaan.
a. Hadiah atas permintaan
29
1 Mempersiapkan daftar donatur yang akan diminta sumbangannya. Alamat dapat dicari pada direktori, bulletin, laporan lembaga dan
lainnya. 2 Perpustakaan menyusun daftar bahan pustaka yang akan diajukan
kepada pihak lain lembaga ilmiah, lembaga pemerintah, perorangan dan seterusnya di dalam maupun diluar negeri. Alamat
adapat dicari pada direktori, bulletin, laporan lembaga dan seterusnya.
29
Yuyu Yulia, Pengadaan Bahan Pustaka, h.59
3 Daftar pemohon dikirimkan kepada alamat yang dituju disertai surat pengantar.
4 Apabila pihak donor telah mengirimkannya, petugas memeriksa kiriman tersebut dan dicocokan dengan surat pengantarnya dan
mengirimkan ucapan terima kasih. 5 Selanjutnya bahan diproses seperti biasa yang diinventarisasi dan
seterusnya. b. Hadiah tidak atas permintaan
30
1 Bahan pustaka yang diterima dicocokkan dengan surat pengantar. 2 Perpustakaan menulis surat ucapan terima kasih.
3 Bahan pustaka yang diterima ditelusuri dulu apakah subyeknya sesuai dengan tujuan perpustakaan, dan tidak diduplikat. Jika
belum bahan pustaka benar-benar telah sesuai, dapat segera diproses.
4 Jika bahan pustaka tidak sesuai, disidihkan sebagai bahan pertukaran atau dihadiahkan pada orang lain.
30
Yuyu Yulia, Pengadaan Bahan Pustaka, h.60
4. Deposit
Salah satu fungsi perpustakaan merupakan tempat menyimpan hasil karya sesorang. Hal ini bisa menjadikan alasan utama bahwa setiap
publikasi di lingkungan kerja perpustakaan berkewajiban mendepositkan hasil karyanya di perpustakaan.
Melalui deposit, perpustakaan memungkinkan untuk mendapat tambahan bahan pustaka yang bersifat grey literature atau pustaka
kelabu, misalnya hasil seminar, rapat kerja, dan hasil-hasil karya dari karyawan sendiri civitas akademik. Koleksi ini bisa didayagunakan
bagi kepentingan masyarakat pengguna.
31
5. Penerbitan Sendiri
Terbitan sendiri, cara pengadaan koleksi yang adalah dengan menerbitkan sendiri koleksi perpustakaan. Contoh kongkrit dari cara
pengadaan ini antara lain adalah dengan cara menerbitkan terbitan berseri bulletin, phamflet, jurnal, indeks ataupun bibliografi perpustakaan.
31
Noorika Retno Widuri, “Solusi Pengadaan Bahan Pustaka Minim Dana”, artikel diakses pada 9 April 2014 dari http:bpib-art.blogspot.com200608solusi-pengadaan-bahan-pustaka-
minim.html
E. Sarana Pengadaan Koleksi
Pengandaan koleksi dalam arti menambah koleksi baru dapat selalu dilakukan dengan cara mencari informasi tentang terbitan-terbitan terbaru dari
penerbit. Beberapa sarana yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengandaan bahan koleksi antara lain:
1. Katalog penerbit, leaflet, brosur Katalog penerbit adalah daftar informasi terbitan dari penerbit buku.
Informasi yang dimuat dapat berupa informasi tentang buku-buku yang baru diterbitkan, buku edisi baru, dan buku cetak ulang. Pada umumnya
informasi yang disajikan disertai informasi harga setiap buku. Selain katalog penerbit yang dibuat secara periodik, penerbit kadang-
kadang membuat informasi terbitan berupa leaflet dan brosur yang hanya memuat informasi beberapa buku terbaru yang tidak mencakup periode
terbitan tertentu. 2. Iklan dan majalah
Iklan dapat ditemukan di koran atau di majalah. Penerbit-penerbit besar kadang-kadang memasukkan iklan dalam majalah tentang buku-
buku baru yang diterbitkan. Informasi yang ada di dalam iklan biasanya berisi tentang buku-buku baru yang baru terbit, yang barangkali sesuai
dengan keperluan pengguna perpustakaan. 3. Resensi buku di majalah dan surat kabar
Resensi adalah tinjauan tentang buku. Kadang-kadang dikenal dengan timbangan buku. Pada umumnya resensi berupa penilaian
objektif terhadap buku, baik fisik, susunan, maupun isi. Resensi dapat membantu dalam mempertimbangkan suatu buku yang dibeli atau tidak,
karena kekurangan dan kelebihan buku yang diresensi pada umumnya dibahas oleh peresensi.
4. Daftar penerimaan buku baru yang dimiliki perpustakaan Perpustakaan sebaiknya membuat daftar buku yang baru diterima.
Daftar tersebut dapat digunakan sebagai alat pemeriksa sebelum melakukan pembelian. Buku-buku yang sudah dimiliki atau yang termuat
dalam daftar penerimaan buku baru sebaiknya tidak dibeli ulang, lebih- lebih jika tidak bermaksud menambah jumlah eksemplar buku.
5. Bibliografi nasional Bibliografi nasional adalah daftar buku yang diterbitkan oleh
penerbit-penerbit dalam suatu cakupan wilayah negara tertentu. Sebagai contoh
Bibilografi Nasional
Indonesia yang
diterbitkan oleh
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia setiap tiga bulan sekali. Bibliografi Nasional Indonesia mendaftar semua terbitan dari setiap
penerbit yang tergabung dalam Ikatan Penerbit Indonesia IKAPI. 6. Daftar pustaka
Daftar pustaka adalah daftar judul-judul buku yang digunakan oleh seorang penyusun karya tulis yang dicantumkan pada bagian akhir
tulisan. Daftar pustaka perlu diperiksa oleh petugas perpustakaan untuk mengetahui apakah buku yang didaftar sudah dimiliki perpustakaan atau
belum. Jika belum dimiliki sedapat mungkin diusahakan untuk dimiliki.
7. Daftar usulan buku dari pengguna Salah satu cara untuk mengetahui kebutuhan pengguna perpustakaan
yang mereka perlukan yaitu dengan menyediakan formulir usulan buku yang dapat diisi oleh pengguna. Daftar usulan buku dari pengguna
merupakan sarana yang sangat baik untuk mengetahui kebutuhan mereka secara langsung.
8. Books in print Book in print adalah daftar buku-buku yang masih beredar dipasaran
yang siap untuk dibeli. 9. Internet
Saran apaling modern yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya buku-buku terbaru adalah akses internet.
32
32
F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, h.16-19
BAB III PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA
A. Sejarah Singkat dan Perkembangannya
Perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta didirikan oleh dekan Koordinasi ke II UPN ”Veteran” cabang Jakarta yaitu Bapak
Nurman Noor Teks.Ing alm pada tanggal 12 april 1973 dengan nama perpustakaan PTPN ”Veteran” cabang Jakarta, bertempat di Jl.Batu No.3 Gambir
– Jakarta Pusat. Pada Tanggal 30 November 1977 keluarlah SK Menhankam pangab No :Skep1555XI1977 yang berisi mengenai perubahan nama dari PTPN
”Veteran” Cabang Jakarta menjadi UPN ”Veteran” Cabang Jakarta.
33
Pada periode ini pula kampus UPN ”Veteran” Jakarta dipindahkan ke Pondok Labu Cilandak Jakarta selatan dengan menempati gedung Makopur – II
Kostrad. Pada awal berdirinya perpustakaan di UPN ”Veteran” Jakarta, koleksi buku yang dimiliki masih sangat kurang.
Setelah dipindahkan ke Pondok Labu, koleksi bukunya semakin bertambah walaupun dana yang tersedia masih terbatas. Oleh karena itu
perpustakaan di UPN ”Veteran” Jakarta melakukan kerjasama dengan instansi- instansi pemerintah maupun swasta untuk meminta bantuan buku-buku ilmiah.
Mulai tahun akademik 1993 - 1994 koleksi buku pada perpustakaan UPN ”Veteran” Jakarta cukup memadai walaupun masih perlu penambahan koleksi
33
“Profil UPT Perpustakaan UPN Veteran Jakarta”, artikel diakses pada 9 Februari 2014 dari http:library.upnvj.ac.idprofil-upt-perpustakaan.html