menengah atas di Jakarta. Bukan hanya membutuhkan pemahamn konsep namun juga konsep listrik dinamis yang bersifat matematis membutuhkan daya analisis
yang tinggi. Kemampuan analisis merupakan kemampuan peserta didik untuk merinci
atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil atau merinci faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan
diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lainnya.
Sekarang ini begitu banyak para ahli pendidikan atau peneliti yang membahas tentang pemecahan masalah namun penulis telah melakukan studi
pustaka tentang beberapa model pemecahan masalah yang dijelaskan pada bab pendahuluan, penulis memilih model pemecaham masalah yang dikemukakan
oleh Polya karena penulis mengangap bahwa model pemecahan masalah Polya lebih sistematis dan efisien untuk mengembangkan kemampuan analisis siswa
serta memecahkan masalah yang bersifat matematis seperti konsep listrik dinamis. Masalah diatas memberi inspirasi penulis untuk membuat bagan kerangka
berpikir seperti dibawah ini:
Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berpikir.
Siswa Tidak Mampu Mengerjakan Soal
Listrik Dinamis yang Bersifat Matematis
Kemampuan Analisis Siswa
Rendah
Pembelajaran Menggunakan Model Pemecahan Masalah Polya
Kemampuan Analisis Siswa Meningkat dan Siswa Terbiasa
Memecahkan Masalah pada Konsep Listrik Dinamis
Model Pemecahan Masalah Polya dapat Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa
pada Konsep Listrik Dinamis Siswa dapat Mengerjakan
Soal Listrik Dinamis yang Bersifat Matematis
C.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir dalam penelitian pengaruh model pemecahan masalah Polya terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep listrik
dinamis, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho :Tidak terdapat pengaruh model pemecahan masalah Polya terhadap
kemampuan analisis siswa pada konsep listrik dinamis. Ha :Terdapat pengaruh model pemecahan masalah Polya terhadap
kemampuan analisis siswa pada konsep listrik dinamis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen, yaitu metode penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanana eksperimen.
44
Dalam penelitian kuasi eksperimen, tidak dilakukan randomisasi untuk memasukan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
melainkan menggunakan kelompok subjek yang sudah ada sebelumnya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tanggerang Selatan pada kelas X semester genap tahun ajaran 20102011. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Maret sampai bulan April 2011.
C. Desain Penelitian
Desain penelitain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
45
Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok
Pretest Tretment
Postest
Eksperimen O
1
X
E
O
2
Kontrol O
1
X
K
O
2
Keterangan: O
1
= Pretest yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen O
2
= Posttest yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen X
E
= Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa model pemecahan masalah Polya dengan metode diskusi kelompok
X
K
= Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa metode diskusi kelompok.
44
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R D, Bandung;Alfabeta 2006, h 77.
45
Ibid, h.79
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu: 1.
Tahap persiapan Persiapan yang dilakukan berupa penyelesaian waktu belajar di sekolah
dengan satuan pelajaran dan alokasi waktu yang telah ditetapkan. Juga penyusunan materi dan rencana pembelajaran dalam mengajarkan dengan model
pemecahan masalah Polya pembuatan dan pengujian instrument penelitian berupa tes kemampuan analisis , kuisioner tanggapan siswa terhadap pembelajaran.
2. Tahap pelaksanaan
Sebelum Pembelajaran dimulai maka diberikan soal pretest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen, pelaksanaan dimulai dari penggunaan model
pemecahan masalah Polya dikelas eksperimen yang menjadi objek penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti dan posisi guru yang bersangkutan adalah sebagai
observer. 3.
Tahap pengetesan kemampuan analisis Setelah pokok bahasan tersebut selesai diajarkan maka diadakan tes
keterampilan berpikir analisis dengan instrumen yang sudah teruji validitasnya dan juga pemberian kuisioner.
E. Populasi dan Sampel
Populasi menurut Babbie tidak lain adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian.
46
Sedangkan sebagian jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data disebut sampel atau cuplikan.
47
Populasi target penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Tangerang Selatan, sedangkan sampelnya adalah siswa kelas X SMA Negeri 1
Tangerang Selatan.
46
Sukardi Ph.D. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 cet. 4. h. 53
47
Ibid, h. 54