Sejarah Perlindungan pengungsi Menurut UNRRA United Nations Relief and . Sejarah Perlindungan Pengungsi Menurut IRO The International Refugee

Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa konsep perlindungan terhadap para pengungsi yang diberikan oleh LBB tercermin dalam definisi pengungsi yang menekankan unsur keetnisan. Misalnya dalam the Arrangement relating to the Issue of Identity Certificate to Russian and Armenia of 12 May 1926 yang merumuskan peengungsi Rusia sebagai: 57 Sedangkan definisi untuk pengungsi Armenia adalah sebagai berikut: ‘any person of Russian origin who does not enjoy or who no longer enjoys the protection of the Government of the USSR and who has not acquired another nationality’. 58 Konsep perlindugan terhadap pengungsi yang diadopsi oleh LBB dalam kurun waktu 1935 dan 1939 hanya menekankan pada usaha keamanan pada usaha keamanan dan kemanusiaan para pengungsi , tidak untuk memperbaiki penyimpangan terhadap hukum Internasional pada waktu itu, seperti yang dikatakan oleh James Hathaway: ‘any person of Armenian origin formerly a subject of Ottoman Empire who does not enjoy or who no longer enjoys the protection of Governmental of Turkish Republic and whohas not acquired another nationality’. 59

2. Sejarah Perlindungan pengungsi Menurut UNRRA United Nations Relief and

Rehabilitation Administration ‘ The substantive scope of this era’s definitions was defined by en bloc reference to general situation-specific categories of persons affected by the adverse social or political or phenomena’ United Nations Relief and Rehabilitation Administration UNRRA dibentuk pada tahun1943 dengan tujuan utama untuk memukimkan kembali resettlement para pengungsi ke negara asal mereka sebanyak tidak kurang dari 30 juta orang yang terlantar akibat Perang Dunia 57 Antonio Fortin,2001,The Meaning of ‘Protection’ in the Refugee Definition,International Journal on Refugee Law,vol.12 No.1,Oxford University Press 58 Ibid 59 James Hathaway,1991, The Law of Refugee Status, Toronto, Butterworks,1991 II. Kerja UNRRA semakin sulit karena terdapat 12 juta etnis Jeman dari blok timur yang tidak berkeinginan untuk dipulangkan. Meraka mengklaim bahwa latar belakang ras,agama dan pendapat politik mereka sebagai alasan mengapa mereka tidak dapat kembali ke negara asal mereka. Namun argumentasi ini kemudian ditentang oleh Uni Soviet dan semua orang yang terla Namun argumentasi ini kemudian ditentang oleh Uni Soviet dan semua orang yang terlantar displaced persons harus direpatriasi. 60

3. . Sejarah Perlindungan Pengungsi Menurut IRO The International Refugee

Organization Kesepakatan itu kemudian dicapai ,hanya mereka yang memiliki tujuan yang jelas untuk repatriasi yang tidak dikembalikan. Mandat UNRRA yang mulanya dibatasi hanya dalam janka waktu 6 bulan kemudian diperpanjang. The International Refugee Organization IRO didirikan pada tanggal 15 Desember 1946 dalam Resolusi 62 1 dari Majelis Umum PBB, diawali dengan persiapan Komisi untuk IRO dari tadari tangganggal 14 Juli 1947 sampai dengan 20 i dengan 20 Agustus 1948 dan kemudian sebagai suatu organisasi yang lengkap pada buan Agustus 1948 sampai dengan berakhirnya persiapan tersebut pada tanggal 28 Februari 1952. 61 Dibandingkan lembaga-lembaga sebelumnya, IRO merupakan lembaga Internasional pertama yang menangani masalah pengungsi secara komprehensif, mulai dari registrasi, penentuan status pengungsi, repatriasi hingga penempatan kembali.Dibandingkan lembaga- lembaga sebelumnya, IRO merupakan lembaga Internasional pertama yang menangani masalah pengungsi secara komprehensif, mulai dari registrasi, penentuan status pengungsi, repatriasi 60 Goran Melander, “The Concept of the Term of Refugee” dalam Anna C. Bramwell ed refugees in the Age of Total War,London, Unwin Hyman, dalam anonim ,What is Refugee di situs : http:migration.ucc.ieimmigrgration.ucc.ieimmigrgration.ucc.ieimmigrationwhat_is_refugee.html, hlm.7-14. 61 Gilbert Jaeger., Op. Cit ., hlm.732 hingga penempatan kembali pengungsi. Tugas itu tercermin dalam Pasal 2 Functions and Powers, yang berbunyi sebagai berikut: 1 The function of the Organization to be carried out in accordance to the purposed and the principles of the Charter of United Nations, shall be : the repatriation, the identification, registration and classification; the care and assistance ; the legal and political protection ; the transport and the resettlement and reestablishment, in countries able and willing to receive them,of persons who are the concern of the Organization under the provision of Annex 1. Such function shall be exercised with a view: a. to encouraging and assisting in every way possible the early return to their country of nationality, or former habitual residence, of those persons who are the concern of the Organization, having regard to the principles laid down in the resolution on refugees and displaced persons adopted by the General Assembly of United Nations on12 February 1946Annex III and to the principles set forth in the Preamble, and to promoting this by any possible means, in particular by providing them with material assistance, adequate food for a period of three months from the time of their departure from their present places provided they are returning to a country as result of enemy occupation during the war, ad provided such food shall be distributed under the auspices of the Organization; and the necessary clothing and means of transportation; and b. with respect to persons for whom repatriation does not take place under paragraph 1a of this article to facilitating: i. their reestablishment in countries of temporary residence ii. the emigration to ,resettlement and reestablishment in other countries of individuals or family units; and iii. as may be necessary and practicable, within available resources and subject to relevant financial regulations, the investigation, promotion or execution of project of group resettlement or large scale resettlement iv. with respect to Spanish Republicans to assisting them to establish themselves temporarily until the time when a democratic regime in Spain is established. 62 Konsep perlindungan terhadap kelompok pengungsi yang memiliki tujuan yang sah untuk mencari negara pelindung dari negara asal mereka yang terdapat dalam definisi pengungsi menurut Konstitusi IRO berasal dari ketentuan-ketetentuan dari beberapa instrument mengenai pengungsi sebelumnya. Tujuan utama dibentuknya IRO adalah untuk merepatriasi para pengungsi, namun sebagai akibat dari perkembangan politik pasca perang Eropa telah beralih ke usaha untuk menempatkan para pengungsi. IRO juga telah mengembangkan ukuran standar yang berkaitan denganmigrasi dalam jumlah yang besar, dan hanya akan dapat dicapai melalui usaha koordinatif dalam kerangka badan Internasional. Berkaitan dengan usah itu, banyaknegara-negara beranggapan bahwa repatriasimerupakan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah pengungsi dari pada memukimkan mereka kembali. Tentu saja haltersebut akan memakan banyak biaya, padahal kegiatan IRO ini dibiayai hanyaoleh 18 negara dari 54 negara anggota PBB. Masalah pengungsi akan tetap ada walaupun mereka dimukimkan kembali, dan langkah-langkahInternasional tetap akan diperlukan untuk membantu mereka. IRO melaksanakan kegiatannya sampai dengan tahun 1951, selanjutnya diganti oleh UNHCR Sejak Juli 1947 sampai 5 Januari 1951, IRO telah menampung lebih dari satu juta pengungsi, memulangkan 73.000 pengungsi ke negara asal, dan membuat rencana bagi 410.000 pengungsi lainnya untuk dipindahkan ke dalam negara sendiri. Para pengungsi tersebut berasal 62 IRO Constitution, Article 2: Function and Powers. dari 30 negara yang sebagian besar berasal dari Eropa Timur. Dengansemakin bertambahnya jumlah pengungsi, membuat Majelis Umum PBB melihat bahwa upaya Internasional sangat diperlukan yaitu membentuk badan khusus untuk menangani masalah pengungsi dan peraturan Internasional yang mengatur khusus mengenai pengungsi. Sesuai resolusi 319A IV, pada tanggal 3 Desember 1949, Majelis Umum memutuskan untuk mendirikan Kantor Komisi Tinggi untuk Pengungsi PBB di Jenewa. Komisi Tinggi tersebut yaitu United Nation High Commisioner for Refugee UNHCR didirikan pada tahun 1950 dan baru menjalankan mandat pada tahun 1951 setelah IRO dibubarkan. 63 Suatu hal penting dalam pengembangan Hukum Pengungsi Internasional , IRO telah menetapkan beberapa criteria pengungsi yang dapat diberikan bantuan dan perlindunganyang tidak didasarkan kelompok nasional mereka adalah: 64 a. . victims of Nazi, Fascist or Quisling traitor regimes which had opposed the Allies; b. Saar and Sudentenland refugees c. Persons considered as refugees before the outbreak of World War II for reasons of race, religion, nationality or political opinion; d. Persons outside their country of nationality or former habitual residence who, as a result of events subsequent to the outbreak of Second World War , were unable or unwilling to avail themselves of the protection of the Government of that Country; e. Unaccompanied children were war orphans or whose parents had disappeared. Disamping itu, IRO juga mempunyai kewenangan untuk membantu “displaced presons” orang-orang terlantar yaitu orang-orang yang diharuskan meninggalkan negara mereka, diantara 63 http:www.unhcr.orgpages49c3646cbc.html 64 Training Module RLD 1 June 1992 UNHCR, An Introduction to the International Protection of Refugees, hlm.8. mereka ada yang melakukan kerja paksa, sedangkanyang lainnya dipulangkan karena alasan ras, agama ataupun alasan politik. 65

4. Sejarah Perlindungan Pengungsi Menurut UNHCR United Nations High

Dokumen yang terkait

PERAN ASEAN DALAM PENANGANAN PENGUNGSI ROHINGYA DARI MYANMAR

15 97 32

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGUNGSI AKIBAT KONFLIK BERSENJATA DI REPUBLIK DEMOKRATIK KONGO MENURUT HUKUM PENGUNGSI INTERNASIONAL

0 7 112

PERANAN UNHCR TERHADAP PERLINDUNGAN PENGUNGSI ROHINGYA DI ACEH INDONESIA.

0 2 8

ASPEK KEDUDUKAN HUKUM ETNIS ROHINGYA MENURUT HUKUM PENGUNGSI INTERNASIONAL (Studi Perlindungan Hukum Etnis Rohingya di Indonesia).

2 6 15

Penanganan Pengungsi di Indonesia : Tinjauan Aspek Hukum Internasional dan Nasional - Ubaya Repository

0 0 14

Aspek Perlindungan Pengungsi Dilihat Dari Hukum Nasional Dan Hukum Internasional (Studi Kasus Penanganan Pengungsi Rohingya Di Kota Medan)

0 3 29

Aspek Perlindungan Pengungsi Dilihat Dari Hukum Nasional Dan Hukum Internasional (Studi Kasus Penanganan Pengungsi Rohingya Di Kota Medan)

0 0 9

BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI PENGUNGSI 2.1 Pengertian Pengungsi 2.1.1 Sejarah Lahirnya Hukum Pengungsi Internasional - PENERAPAN PRINSIP NON-DISCRIMINATION BAGI PENGUNGSI ROHINGYA DI INDONESIA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah - PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGUNGSI AKIBAT KONFLIK BERSENJATA MENURUT HUKUM PENGUNGSI INTERNASIONAL (STUDI KASUS PENGUNGSI SURIAH) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 13

BAB III PERAN MASYARAKAT INTERNASIONAL DALAM PENANGANAN PENGUNGSI SURIAH 3.1 Kondisi Suriah - PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGUNGSI AKIBAT KONFLIK BERSENJATA MENURUT HUKUM PENGUNGSI INTERNASIONAL (STUDI KASUS PENGUNGSI SURIAH) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 22