Subjek Pajak PembayaranPenyetoran Sistematika Penulisan Laporan

.11. Jasa di bidang perhotelan, meliputi: a. Jasa persewaan kamar termasuk tambahan di hotel, rumah penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap. b. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah penginapan, motel, losmen, dan hostel. 12. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum, meliputi jenis-jenis jasa yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah seperti pemberian Izin Mendirikan Bangunan IMB, Izin Usaha Perdagangan IUP, Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, dan pembuatan Kartu Tanda Penduduk KTP.

5. Subjek Pajak

Dari ketentuan yang mengatur tentang objek pajak pertambahan nilai PPN dalam Pasal 4, 16C, dan 16D undang - undang PPN 1984 dapat diketahui bahwa subjek PPN dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Pengusaha Kena Pajak PKP Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaanya melakukan penyerahan BKP dan atau penyerahan dan atau ekspor BKP yang dikenakan pajak berdasarkan Undang - undang PPN yang wajb melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, tidak termasuk Pengusaha Kecil, yang batasannya ditetapkan dengan Universitas Sumatera Utara Keputusan Menteri Keuangan, kecuali pengusaha kecil memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP. b. Pengusaha Kecil Pengusaha Kecil adalah Pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan BKP dan atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp. 600,000,000,00. Pelaporan Usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak PKP Pengusaha yang melakukan : - Penyerahan Barang Kena Pajak BKP dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak JKP di dalam Daerah Pabean - Melakukan ekspor BKP - Pengusaha Kecil yang memilih dikukuhkan sebagai PKP, wajib melaporkan usahanya pada KPP Pratama Medan Kota untuk dikukuhkan sebagai PKP, dan wajib memungut, menyetor dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai. Yang wajib disetor oleh PKP dan pemungut PPN : 1. Oleh PKP adalah : a. PPN yang dihitung sendiri melalui pengkreditan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran.Yang disetor adalah selisih Pajak Masukan dan Pajak Keluaran, bila Pajak Masukan lebih kecil dari Pajak Keluaran. b. PPn yang dipungut oleh PKP Pabrikan Barang Kena Pajak BKP yang tergolong mewah. Universitas Sumatera Utara c. PPN yang ditetapkan oleh DJP dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, dan Surat Tagihan Pajak STP. 2. Oleh Pemungut PPN adalah PPN yang dipungut oleh Pemungut PPN.

6. PembayaranPenyetoran

Pajak Pertambahan Nilai PPN yang dipungut oleh orang pribadi atau badan yang menyerahkan Barang Kena Pajak BKP dan atau Jasa Kena Pajak JKP harus disetor kepada kas negara sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan. Penyetoran dilakukan dengan menggunakan surat setoran pajak SSP atas nama wajib pajak yang menyerahkan BKP dan atau JKP. Tempat PembayaranPenyetoran Pajak Dalam rangka mengamankan pajak dan mempermudah wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan maka dapat membayar pajak dimana saja yang telah ditetapkan seperti : a Kantor Pos dan Giro b Bank pemerintah, kecuali BTN c Bank Pembangunan Daerah d Bank Devisa e Bank-bank lain penerima setoran pajak f Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, khusus untuk impor tanpa laba kena pajak LKP. Universitas Sumatera Utara Yang Wajib MembayarMenyetor dan Melapor PPN : 1. Pengusaha Kena Pajak PKP 2. Pemungut PPN, adalah : - Kantor Perbendaharaan dan kas negara dan - Bendaharawan Pemerintah Pusat dan Daerah - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 1. Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai PPN Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang rupiah, dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak dikukuhkan. 2. Bagi Wajib Pajak yang menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah dalam penyelenggaraan Pembukuan, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dan mata uang selain rupiah yang diizinkan. 3. Mengambil sendiri SPT Masa PPN beserta petunjuk pengisiannya di Kantor Pelayanan Pajak. 4. Pengisian SPT Masa PPN harus dilakukan dengan lengkap, benar dan ditandatangani oleh : a. Pengurus atau direksi untuk Wajib Pajak Badan. Universitas Sumatera Utara Bagi Pengusaha Kena Pajak PKP dan pemungut, PPN dipungut dan disetor tersebut harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan masa pajak pertambahan nilai SPT Masa PPN untuk masa pajak terjadinya penyetoran. SPT Masa PPN merupakan laporan bulan yang harus disampaikan oleh PKPpemungut PPN meskipun nihil. Bentuk dan isi SPT Masa PPN serta keterangan dan dokumen harus dilampirkan sesuai yang ditetapkan Direktorat Jenderal Pajak. Apabila SPT Masa PPN tidak atau, tidak sepenuhnya dilampirkan dengan keterangan dan dokumen yang ditetapkan maka SPT Masa PPN dianggap tidak sah. Pelaporan SPT Masa PPN Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib menghitung dan melaporkan jumlah Pajak Pertambahan Nilai PPN yang terutang. Fungsi dan Tujuan Pelaporan SPT Masa PPN : b. Wajib Pajak yang namanya tercantum dalam kartu NPWP dan SK PKP bagi Wajib Pajak orang Pribadi. 5. SPT Masa PPN harus disampaikan dengan lengkap, disertai lampiran yang telah ditetapkan, SPT yang tidak lengkap dianggap tidak pernah disampaikan. 6. Bagi PKP Badan-badan tertentu yang ditunjuk sebagai Badan Pemungut, selain menyampaikan SPT Masa PPN sebagaimana di atas, juga wajib menyampaikan SPT Masa Pemungut PPN. Penyampaian SPT Masa PPN : Universitas Sumatera Utara Sebagai sarana bagi Pengusaha Kena Pajak PKP untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai PPN yang sebenarnya terutang. Kewajiban Pengusaha Kena Pajak dalam pengisian SPT Masa PPN : a. Tempat pengambilan SPT Masa PPN : 1. Kantor Pelayanan Pajak. 2. Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan. 3. Tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. b. Tempat penyampaian SPT Masa PPN 1. Kantor Pelayanan Pajak ditempat Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP, atau 2. Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan setempat. c. Cara penyampaian SPT Masa PPN 1. Disampaikan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak ditempat Pengusaha dikukuhkan sebagai PKPKantor Penyuluhan Pajak setempat, PKP akan menerima catatan tanda terima pada lembar kedua SPT Masa PPN. 2. Disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat dan tanggal Cap Pos dari Kantor Pos penerima SPT berfungsi sebagai ta nggal penerimaan SPT Masa PPN. Saat Pelaporan PPN 1. PPN yang dihitung sendiri oleh PKP, harus dilaporkan dalam SPT Masa dan disampaikan kepada Kantor Pelayanan Pajak setempat paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir. Universitas Sumatera Utara 2. PPN yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, dan STP yang telah dilunasi segera dilaporkan ke KPP yang menerbitkan. 3. PPN yang pemungutnya dilakukan oleh: a. Bendaharawan Pemerintah harus dilaporkan paling lambat 14 empat belas hari setelah Masa Pajak berakhir. b. Pemungut Pajak Pertambahan Nilai selain Bendaharawan Pemerintah harus dilaporkan paling lambat 20 dua puluh hari setelah Masa Pajak berakhir. c. Direktorat Jendral Bea dan Cukai atas impor, harus dilaporkan secara mingguan selambat-lambatnya 7 tujuh hari setelah batas waktu penyetoran pajak berakhir. 4. Untuk penyerahan tepung terigu oleh BULOG, maka PPN dihitung sendiri oleh PKP, harus dilaporkan dalam SPT Masa dan disampaikan kepada KPP setempat paling lambat 20 dua puluh hari setelah Masa Pajak berakhir.

7. Batas Waktu Pembayaran dan Pelapran Pajak Pertambahan Nilai