Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Sistem perpajakan yang lama ternyata sudah tidak sesuai lagi dengan tingkat kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, baik dari segi kegotong-royongan nasional maupun dari laju pembangunan nasional yang telah dicapai. Di samping itu, sistem perpajakan yang lama tersebut belum dapat menggerakkan peran dari semua lapisan subjek pajak yang besar peranannya dalam menghasilkan penerimaan dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu mahasiswa memiliki peranan penting sebagai generasi muda khususnya mahasiswa di bidang perpajakan supaya dapat meneruskan pembangunan bangsa ini. Guna memenuhi tuntutan dunia kerja dibutuhkan produk-produk perguruan tinggi yang terampil, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program pendidikan tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan yang telah diperoleh, untuk itu mahasiswa diwajibkan mengikuti Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM. Menurut Soemitro 2006, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Universitas Sumatera Utara Pengenaan pajak di Indonesia dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Pajak Negara Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya. Contoh : PPh, PPNBM, PBB, serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB. 2. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh provinsi maupun kabupatenkota dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing- masing. Sejalan dengan perkembangan yang ada, serta dengan kemajuan sistem pemerintahan disadari banyak masalah yang ternyata tidak sesuai lagi dengan kondisi yang ada sehingga menuntut perlunya perubahan-perubahan termasuk perubahan ketentuan dan peraturan perpajakan terutama perubahan ketentuan Pajak Pertambahan Nilai PPN. Pajak Pertambahan Nilai dulunya dikenal dengan pajak peredaran yang kemudian lebih dikenal dengan nama pajak penjualan yang diatur dalam undang-undang pajak penjualan PPn tahun 1951. Pada era reformasi pajak penjualan diganti menjadi pajak pertambahan nilai PPN yang diatur dengan Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1983 dan baru berlaku 1 april 1985. Alasan penggantian ini karena pajak penjualan dirasa sudah tidak lagi memadai untuk menampung kegiatan masyarakat dan belum mencapai sasaran kebutuhan pembangunan, antara lain untuk meningkatkan penerimaan negara, mendorong ekspor, dan pemerataan pembebanan pajak. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1994 undang - undang peraturan perpajakan pajak pertambahan nilai PPN diubah menjadi Undang - Undang Nomor 11 Tahun 1994 yang berlaku mulai 1 januari 1995. Adapun penggantian tersebut dapat disebutkan sabagai berikut: a Dalam pelaksanaan undang - undang pajak penjualan 1951 telah terjadi banyak perubahan fundamental baik yang bersifat sebagai penyempurnaan maupun tambahan sebagai akibatnya smenimbulkan kesulitan dalam pelaksanaannya. b Mekanisme pemungutan pajak penjualan berdasarkan undang - undang penjualan 1951, dalam pelaksanaannya menimbulkan dampak pengenaan pajak berganda. Keadaan ini mendorong wajib pajak untuk berusaha menghindar dari pengenaan pajak bahkan kalau perlu menyeludupkan pajak. Sebenarnya undang - undang pajak penjualan 1951 sudah berusaha untuk menghindari pemungutan pajak berganda hal ini dengan jelas terlihat dalam ketentuan pasal 31 ayat 1 undang - undang pajak penjualan 1951. c Undang - undang pajak penjualan 1951 mengandung dualisme sistem pemungutan pajak yaitu untuk pengusaha tertentu diterapkan self assessment system, sedangkan untuk kelompok pengusaha lainnya digunakan official assessment system keadaan ini sangat menyulitkan pengawasan pelaksanaannya. d Sebagai akibat dari pengenaan pajak berganda maka pajak penjualan menjadi tidak netral baik terhadap perdagangan dalam negeri maupun perdagangan internasional, karena tidak dapat dihitung dengan pasti maupun jumlah beban Universitas Sumatera Utara pajak yang dipikul oleh konsumen dan beban pajak yang terkandung dalam harga komiditi yang akan diekspor. e Variasi tarif yang cukup banyak, sampai mencapai sembilan macam tarif menimbulkan kesulitan dan pelaksanaannya sehingga cukup besar pengaruhnya terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Pada tahun 1997 bangsa kita mengalami krisis moneter dan keadaan politik yang tidak stabil dan sampai sekarang masih diliputi oleh keterpurukan ekonomi maka pemerintah berusaha untuk mengatasi masalah tersebut dengan jalan meningkatkan penerimaan pendapatan khususnya pajak. Pada tahun 2000 terjadi reformasi perpajakan yang melahirkan Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM yang bertujuan untuk menciptakan sistem perpajakan yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat Subjek Pajak. Sebagaimana diketahui, sistem yang digunakan dalam pembayaran pajak menurut Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2000 pasal 12 adalah Self Asessment yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan sepenuhnya untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang, sehingga dapat dikatakan wajib pajak berperan besar dalam menentukan keberhasilan sistem perpajakan tersebut. Sedangkan aparat melakukan tugasnya sebagai pembina, peneliti, pengawas dan pemberian sangsi. Namun yang terjadi di lapangan masih banyak wajib pajak yang belum menyadari dan tidak sepenuhnya melaksanakan kepercayaan yang telah diberikan Universitas Sumatera Utara pemerintah dalam memenuhi kewajiban di bidang perpajakan. Sementara pihak pemerintah fiskus hanya mengawasi pemenuhan kewajiban perpajakan tersebut. Oleh karena itu setiap wajib pajak harus mengetahui Tata Cara Pembayaran dan Pelaporan Pajak khususnya pajak pertambahan nilai PPN. Dari dulu sampai sekarang masalah perpajakan merupakan masalah yang rumit bagi masyarakat, hal ini terjadi antara lain karena kurangnya pengetahuan masyarakat Subjek Pajak mengenai peratuaran perpajakan khususnya tata cara pembayaran dan pelaporan pajak pertambahan nilai PPN. Akan tetapi ada sebagian masyarakat yang mengetahui tata cara pembayaran dan pelaporan pajak pertambahan nilai PPN, namun masyarakat merasa enggan untuk membayar dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai PPN. Berkenaan dengan hal tersebut, Penulis tertarik untuk membuat karya tulis “TATA CARA PEMBAYARAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PPN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN KOTA” B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM 1. Tujuan Adapun tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM ini adalah : a Untuk mengetahui tata cara pembayaran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai. b Untuk mengetahui yang menyebabkan subjek pajak merasa enggan untuk membayar dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai. Universitas Sumatera Utara

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM Bagi Mahasiswa

a Menambah khasanah pengetahuan di bidang perpajakan khususnya mengenai tata cara pembayaran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai. b Untuk meningkatkan keterampilan mahasiswai. Bagi InstansiKantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota KPP Pratama Medan Kota a Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara pegawai KPP Pratama Medan Kota dengan mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. b Membantu pegawai KPP Pratama medan kota dalam mensosialisasikan PPN. Bagi Masyarakat a Agar masyarakat mengerti dan sadar dalam hal tata cara pembayaran dan pelaporan pajak pertambahan nilai PPN sehingga penerimaan pendapatan pajak meningkat b Untuk mendapatkan pengetahuan secara umum tentang tata cara pembayaran dan pelaporan pajak pertambahan nilai PPN

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM