BAB IV. HASIL PENELITIAN DANANALISIS PEMBAHASAN
A. Analisis Metode Pengakuan Laba PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk
1 Rasio Kewajiban Penyedian Modal Minimum
Rasio kewajibanpenyediaan modal minimum atau capital adequacy ratio CAR adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut risiko
ATMR Bank Indonesia No.713PBI2005 tanggal 10 juni 2005 tentang kewajiban penyediaan modal minimum berdasarkan prinsip syariah.
Berdasarkan peraturan bank tersebut harus memasukkan risiko kridit dan risiko pasar dalam perhitungan CAR dengan memasukkan komponen modal
pelengkap tambahan. Berdasarkan perhitungan manajemen pada tanggal 13 Desember 2008 dan 2007 Bank memiliki rasio kecukupan modal CAR
masing-masingsebesar 10,83 persen dan 10,69 persen dengan demikian bank telah memenuhi ketentuan rasio minimal KPMM sebesar 8 persen
sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bagi Bank Umum.
Tabel 4.1 PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Rasio Kewajiban Penyedian Modal Minimum Dalam Juta Rupiah
2008 2007
Rp Rp
A. Modal Inti
Modal di setor 492.790.792
492.790.792 Cadangan tambahan modal
agio saham 132.448.258
132.498.258 Cadangan umum dan tujuan
126.444.653 68.314.682
Laba tahun berjalan setelah pajak 50
102.270.204 72.662.465 Total modal inti
861.238.951 773.501.241
B.
Modal Pelengkap
Cadabgan umum penyisihan penghapusan aset produktif
103.092.515 110.204.078
Pinjaman subordinasi 312.436.175
100.000.000 Jumlah modal pelengkap
415.528.690 210.204.078
Total modal inti dan modal pelengkap
1.276.767.641 983.705.319
Penyertaan -- 41.559.263
41.238.467 Total modal
1.235.208.378 942.466.852
Aset tertimbang menurut risiko ATMR
11.402.270.390 8.816.326.240
Risiko kewajiban penyediaan modal minimum KPMM
yang tersedia untuk kredit dan risiko pasar CAR
10,83 10,69
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum KPMM
yang di wajibkan 8,00
8,00
2 Rasio kecukupan modal
Bagi sebuah bank, modal memiliki fungsi yang sangat penting. PT Bank muamalat Indonesia Tbk. Menggunakan modal untuk membiayai
kegiatan oprasionalnya dalam upaya menghasilkan keuntungan sehingga kelangsungan hidupnya terjaga dan makin berkembang.
Modal juga berfungsi sebagai penopang risiko kerugian yang mungkin timbul dari penanaman dana-dana dalam aktiva produktif yang mengandung
risko dan sebagai dasar bagi penetapan batas maksimal kredit selain itu jumlah modal yang besar akan mempengaruhi strategi pemasaran dalam
mengembangkan usahanya. Modal yang besar tersebut akan memungkinkan perusahaan melakukan perluasan usaha sehingga membuka peluang-peluang
untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar pula. Sebagaiman tercantum dalam peraturan BI No.713PBI2005 tentang
kewajiban modal minimum KPMM bank umum. Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum memiliki modal minimum sebesar 8 persen
dari ATMR
Tabel 4.2 PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Perhitungan CAR Dalam Juta Rupiah
Pos-pos 2006
2007 2008
I. Komponen Modal A.
Modal Inti 731.159
773.501 861.238
B. Modal Pelengkap
Penyertaan TOTAL MODAL
204.709 6.6.77
929.190 210.204
41.238 942.467
415.528 41.559
1.235.208
II. ATMR 6.530.364
8.816.327 11.402.270
III. CAR 14.23
10.69 10,83
3 Tingkat kesehatan Bank
Tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan standar edaran Bank Indonesia No.924DPbS tanggal 30 Oktober 2007 adalah hasil penilaian atas
berbagai aspek yang mempengaruhi kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan,
kualitas asset, rentabilitas, sensifitas terhadap risiko psar dan penilaian kualitatif terhadap faktor manajemen. Nilai akhir dari penilaian tingkat
kesehatan bank di nyatakan dalam pringkat komposit. Berdasarkan perhitungan manajemen pada tanggal 31 Desember 2008
bank memiliki peringkat komposit 2A dengan demikian Bank Muamalat, Tbk tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi
perekonomiaan dan industri keungan namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera di atasi oleh tindakan rutin.
Tabel 4.3 PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Kesehatan Bank
Komponen Utama
Rasio Bank
Rasio Standar BI Penilaian
peringkat komposit
Bobot Penilaian
peringkat faktor
Faktor finansial
Permodalan CAR 10,83
Lebih besar = 12 2 Baik
25 0,50
Kualitas Aset 0,97
Lebih dari 0,99 2 Baik
50 1,00
Rentabilitas 2,85
Lebih dari 3 2 Baik
10 0,10
Likuiditas 41,67
Lebih dari 25 1 sangat Baik
10 0,05
Sensifitas terhadap pasar 53,37
Lebih dari 12 1 sangat Baik
5 2
Penilaian peringkat faktor financial
Faktor Manajemen
Manajemen umum A
A Baik
Manajemen risiko A
A Baik
Manajemen kepatuhan A
A Baik
Penilaian peningkatan faktr manajmn
A
Peningkatan Komposit 2A
4 Metode Pengakuan Laba oleh PT. Bank Muamalat Indonesia
Pengakuan pendaptan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk diakui secara aklrual hanya untuk keperluan penyusunan laporal laba rugi saja
sedangkan untuk perhitungan pendapatan dengan tujuan penghitungan bagi hasil dengan menggunakan dasar kas Kas Basis. Dalam PSAK No. 59 ada
beberapa pendapatan yang di akui secara akrual basis yaitu: a.
Pendapatan yang berasal dari penyaluran performing. b.
Pendapatan yang berasal dari jual beli mudhorobah, salam, istisna di akui secara akrual basis karena margin keuntungan yang akan di
peroleh sudah di ketahui sejak awal terjadi akad jual beli tersebut. c.
Pendapatan prinsip bagi hasil murabahah, musyarakah diakui secara akrual jika ada laporan dari nasabah yang dapat di peratanggung
jawabkan. Selainnya untuk pengakuan pendapatan yang lain diakui atas dasar kas
basis.
5 Pengakuan Pembiayaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Untuk pengukuran pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk semua pembiayaan diakui atas dasar kas basis. Sedangkan prodak-
prodak pembiayaan yang ada pada Bank Muamalt Indonesia antara lain: a.
Pembiayaan Investasi yang terdiri atas: 1.
Murabahah 2.
Musyarakah 3.
Mudharabah 4.
Ijarah Sewa beli 5.
Istisna pesanan kontrak b.
Pembiayaan Modal Kerja 1.
Murobahah jual beli 2.
Musyarokah kerjasama syirkah 3.
Mudharabah 100 4.
Salam untuk pertaniaan 5.
Rahn gadai 6.
Qordh c.
Pembiayaan Konsumtif yang terdiri atas: 1.
Pemilikan motor kolektif 2.
Pemilikan mobil barubekas 3.
Renofasi rumah
6 Perbandingan Antara Pengakuan Pendapatan Transaksi Pembiayaan
dengan Prinsip Bagi Hasil atas Dasar Kas Cash Basis dan Dasar Akrual Accruel Basis
Salah satu konsep akuntansi yang harus dipahami adalah konsep dasar kas cash basic dan dasar akrual accrual basic. Kedua basic ini
membedakan cara pencatatan pendapatan dan biaya dalam laporan
pendapatan dan biaya dalam laporan pendapatan dan biaya perusahaan.
Dalam cash basic, pendapatan merupakan semua pendapatan dalam bentuk tunai atau kas. Jumlah pendapatan yang dilaporkan adalah sama
dengan total uang yang diterima oleh perusahaan pada satu priode. Sementara pengertian biaya adalah seluruh pengeluaran yang dibayar oleh
perusahaan dalam satu priode yang menguragi kas perusahaan. Pada akhirnya, laba atau rugi adalah yang merupakan selisih antara pendapatan
dan biaya, bila menggunakan cash basic dapat di ketahui secara cepat
dengan menghitung berapa saldo kas yang ada pada akhir priode.
Accrual basic melakukan pencatatan berdasarkan apa yang seharusnya menjadi pendapatan dan biaya perusahaan pada satu priode. Apa yang
seharusnya menjadi pendapatan dan biaya perusahaan pada satu priode. Apa yang seharusnya menjadi pendapatan adalah semua pendapatan yang telah
menjadi hak perusahaan, terlepas apakah hak ini telah di wujudkan dalam bentuk penerimaan kas atau belum. Begitupun dengan biaya, yang menjadi
biaya perusahaan adalah semua biaya pengeluaran yang menjadi kewajiban perusahaan, terlepas apakah kewajiban ini telah di wujudkan dalam bentuk
pengeluaran kas atau belum. Hal ini terjadi karena adanya prinsip “maching cos against revenue”
yaitu menyandingkan biaya yang timbul dengan hasil yang diperoleh pada priode yang sama.
Metode accrual basic lebih memberikan gambaran yang tepat mengenai kondisi keuangan perusahaan akan tetapi cash basic lebih mudah
dilakukan serta memberi gambaran yang mudah dimengerti mengenai status surplus atau defisit perusahaan dikaitkan dengan saldo kas yang dimiliki.
Alternatif lain adalah Modified Acrual basic dasar akrual campuran yang merupakan penggabungan dari cash basic dan accrual basic, dimana
pendapatan dicatat berdasarkan cash basic sementara biaya dicatat berdasarkan acrual basic. Alternatif ini menggambarkan kehati-hatian
conservatism yang tinggi dari manajemen perusahaan.
Tidak ada yang membatasi metode mana yang harus dipakai dalam pencatatan transaksi keuangan suatu perusahaan. Namun untuk laporan
keuangan yang ditujukan untuk pihak eksternal maka yang bisa digunakan adalah accrual basic. Dalam akuntansi perbankan syariah di indonesia
kecenderungan yang berlaku adalah penerapan accrual basic dalam laporan transaksi dan modified accrual basic dalam pelaporan labarugi.
Didalam PSAK No. 59 tentang akuntansi Perbankan Syariah, asumsi dasar yang di pakai adalah menggunakan dasar akrual tetapi khusus untuk
pengakuan pendapatannya atau perhitungan pendapatan untuk tujuan bagi hasil menggunakan dasar kas. Ada dua macam dasar akuntansi yang di
pergunakan secara luas:
a. Akuntansi Berbasis Akrual
Pengaruh dari suatu kejadian langsung diamati pada saat terjadinya. Jadi usaha memberikan satu jasa, melakukan penjualan
atau menyelesaikan beban, transaksi tersebut akan di catat tanpa memperhatikan apakah kas sudah di terima atau belum, apakah
sudah di keluarkan atau belum. Sementara itu prinsip pengakuan pendapatan dengan dasar
akrual menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat Weygrant dan Keiso, m 1997: 597 yaitu:
1. Direalisaasi atau dapat direalisasi Realized, Pendapatan di
realisasi bila barang-barang dan jasa-jasa diperlakukan untuk kas atau diklaim atau kas piutang. Pendapatan dapat
direalisasi bila aktiva yang di terima segera dapat di konfirmasi pada jumlah kas atau klaim atas yang diketahui.
2. Dihasilkan Earbe., Pendapatan dihasilkan bila kesatuan itu
sebagian telah menyelesaikan apa yang harusnya di lakukan agar berhak mendapat manfaat yang diberikan dari pendapatan,
yakni bila proses telah selesai atau sebenarnya telah selesai.
Keuntungan yang dibedakan dengan pendapatan biasanya dihasilkan dari transaksi dan kejadian lain yang tidak melibatkan
“proses mencari laba”, untuk pengakuan keuntungan dihasilkan Earned umumnya kurang signifikan dibandingkan direalisasi atau
dapat direalisasi. Keuntungan umumnya diakui padasaat penjualan aktiva, disposisi kewajiban atau ketika harga aktiva tentu berubah.
Sesuai dengan prinsip ini maka: a.
Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan biasanya diinteprestasikan berarti tanggal
pengiriman kepada pelanggan. b.
Pendapatan dari jasa yang diberikan diakui ketika jasa-jasa telah dilaksanakan dan dapat di tagih.
c. Pendapatan dari memberi memungkinkan bagi pihak lain
untuk menggunakan aktiva perusahaan, seperti sewa, royalty diakui pada saat berlakunya waktu atau ketika
aktiva itu digunakan. d.
Pendapatan dari pelepasan aktiva selain priodik pada tanggal penjualan.
Akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih sebuah peristiwa dan siklus untuk waktu pengakuan revenue dan income ke
tahap yang berbeda dari suatu siklus oprasi.
Sebuah peristiwa dipilih untuk mengindikasikan terjadinya perubahan tertentu dalam assets dan utang untuk dicatat dan
memadai Definisi prinsip realisasi adalah:
- Makna realisasi ini adalah bahwa perubahan dalam asset
atau utang secara memadai telah menjadi tertentu dan bertujuan untuk membenarkan pengakuan dalam akun.
Pengakuan ini tergantung kepada pertukaran antara pihak- pihak yang independen dalam praktiknya perdagangan
yang berlaku atau dalam pengertian kinerja kontrak yang dianggap benar. belkaovi, 2000:180
- Pada Bank Non Syariah Bank Konvensional pendapatan
diakui pada priode terjadinya bunga serta rate yang telah disepakati, karena sifat pembiayaan adalah hutang, padahal
bank syariah pengakuan pendapatan menjadi unik karena prinsip yang digunakan bagi hasil.
Secara acrual, return terjadi pada saat nasabah melaporkan laba atau rugi yang secara teknis diketahui pada saat nasabah
menyerahkan laporan keuangan laporan laba rugi. Mekanisme pembiayaan bagi hasil yang yang ada pada Bank Muamalat
Indonesia setiapnya pasti melaporkan bagi hasil yang telah
disepakati bersama memang dihitung perbulan yang akan membayar kas saat itu juga.
Argumen yang meragukan bahwa dasar akrual accrual basis akan mengakui pendapatan yang belum pasti laba bank berdasarkan
laporan. Bagi hasil dengan dasar akrual pendapaatan diakui pada priode terjadinya.
b. Akuntansi Berbasis Kas
Tidak akan mencatat suatu transaksi jika belum ada uang kas yang di terima atau dikeluarkan, penerimaan kas akan diperlukan
sebagai pendapatan, sedangkan pembayaran kas akan diperlukan sebagai beban.
Pendapat yang mendukung penggunaan gabungan dasar kas basis dan akrual basis dalam yang mendukung Akuntansi Bank
Muamalat Indonesia Sumber:www.Republika.com adalah: 1
Pencatatan biaya yang di lakukan dengan dasar Akrual karena bank yang sudah mengetahui kewajiban yang belum jatuh tempo
accrual basis harus mengikuti Sunatullah QS 2:282-283 bahwa bank harus memasukkan yang diamanahkan kepadanya
dan harus ditunaikan sesuai dengan akad yang telah dilakukan. Jadi tetap harus mencatat walaupun belum dibayar.
2 Pendapatan dicatat dengan dasar kas cas basis karena walaupun
sudah ada akad tidak bisa diklaim pendapatan itu pasti akan diperoleh serta tidak dapat dipastikan berapa besar yang akan
diperoleh dimasa akan datang, karena sifatnya yang tidak pasti. Bagaimanapun juga kewajiban harus diutamakan.
B. Analisis pengaruh Metode Pengakuan Laba terhadap Rasio Kecukupan