Metformin sendiri juga sudah beberapa kali diteliti sebagai bagian dari terapi pasien berat badan lebih dan obesitas tanpa diabetes, walaupun dinyatakan
masih terdapat kekurangan data yang mendukung penggunaannya tersebut.
12
Oleh karena beberapa latar belakang tersebutlah penulis mencoba meneliti pengaruh modifikasi pola hidup dengan metformin terhadap kadar
glukosa darah dan profil lipid pada penderita obesitas.
1.2 Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian diatas , dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1 Apakah dengan pola hidup medik PHM akan didapatkan perbaikan parameter antropometri, kadar glukosa darah dan profil lipid penderita
obesitas setelah 12 minggu ? 2 Apakah dengan penambahan metformin disamping pola hidup medik
PHM akan didapatkan peningkatan perbaikan parameter antropometri, kadar glukosa darah dan profil lipid pada pasien obesitas setelah 12
minggu ?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesa dari penelitian ini sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1 Pola hidup medik PHM yang meliputi aktifitas fisik sedang moderate
dan pengaturan pola makan memperbaiki parameter antropometri, kadar glukosa darah dan profil lipid pasien obesitas setelah 12 minggu.
2 Penambahan metformin dalam pola hidup medik PHM dapat meningkatkan perbaikan antropometri, kadar glukosa darah dan profil lipid
pasien obesitas setelah 12 minggu.
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum
Untuk menilai pengaruh pola hidup medik PHM dengan atau tanpa pemberian metformin terhadap parameter antropometri, kadar glukosa darah dan
profil lipid pada penderita obesitas.
1.4.2 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui apakah dengan pola hidup medik PHM pada penderita obesitas akan mendapatkan perbaikan antropometri, kadar
glukosa darah dan profil lipid setelah 12 minggu. 2 Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan perbaikan antropometri,
kadar glukosa darah dan profil lipid, apabila ditambahkannya terapi metformin didalam pola hidup medik PHM penderita obesitas selama
12 minggu.
Universitas Sumatera Utara
3 Untuk melihat apakah terdapat perbedaan tingkat perbaikan antropometri, kadar glukosa darah dan profil lipid pada kelompok
obesitas yang mendapatkan tambahan terapi metformin pada pola hidup medik PHM dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
menggunakan plasebo.
1.5 Manfaat Penelitian.
1 Untuk mengetahui besarnya peranan pola hidup medik dengan atau tanpa metformin dalam pencegahan diabetes mellitus dan penyakit
kardiovaskular pada penderita obesitas. 2 Ikut mendidik penderita obes untuk melakukan perubahan pola hidup
menjadi lebih baik. 3 Menurunkan biaya perawatan kesehatan dengan mencegah terjadinya
diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular pada penderita obesitas.
1.6 Kerangka Konsepsional - Pemeriksaan Antropometri
- Tekanan Darah Pasien Obesitas
- Kadar Glukosa Darah
- Profil Lipid
Intervensi Pola Hidup Medik PHM Pengaturan Pola Makan + Aktifitas Fisik Sedang
Dengan atau tanpa Metformin selama 12 minggu
- Pemeriksaan Antropometri - Tekanan Darah
- Kadar Glukosa Darah -
Profil Lipid
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Fisiologi Terjadinya Obesitas.
Obesitas merupakan suatu kelainan komplek pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik
spesifik.
2
Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini. Secara fisiologis obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak
yang tidak normal atau berlebihan dijaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan.
2
Pengaturan asupan makanan seperti kita ketahui sebelumnya diatur oleh suatu pusat lapar di hipotalamus lateral dan pusat kenyang di ventromedialis
hipotalamus. Dengan adanya perangsangan di hipotalamus lateral seorang individu akan makan dengan rakus sedangkan apabila terjadi perangsangan di
inti ventromedialis hipotalamus akan menyebabkan rasa kenyang bahkan menolak untuk makan. Terdapat juga beberapa pusat makan lain yang letaknya
berdekatan dengan hipotalamus yang memegang peranan penting dalam pengendalian nafsu makan, yaitu amigdala dan daerah kortek sistem limbik.
13,14
Terdapat dua faktor yang berfungsi mengatur asupan makanan dalam tubuh. Faktor pertama adalah faktor nutrisi yang berfungsi mempertahankan
jumlah simpanan nutrien normal dalam tubuh, sedangkan faktor kedua adalah pengaturan pencernaan yang terutama berpengaruh langsung dengan keinginan
makan. Faktor kedua ini biasa disebut juga sebagai pengaturan perifer atau pengaturan jangka pendek.
13,14
Universitas Sumatera Utara