Gejala Klinis Landasan Teori 1.

19 4. Abortus Inkompletus Sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di dalam uterus di mana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum. Perdarahan biasanya masih terjadi jumlahnya pun bisa banyak atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian placental site masih terbuka sehingga perdarahan berjalan terus. Pasien dapat jatuh dalam keadaan anemia atau syok hemoragik sebelum sisa jaringan konsepsi dikeluarkan. 2 5. Missed Abortion Penderita missed abortion biasanya tidak merasakan keluhan apa pun kecuali merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak seperti yang diharapkan. Bila kehamilan di atas 14 minggu sampai 20 minggu penderita justru merasakan rahimnya semakin mengecil dengan tanda-tanda kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang. Kadangkala missed abortion juga diawali dengan abortus iminens yang kemudian merasa sembuh, tetapi pertumbuhan janin terhenti. Pada pemeriksaan tes urin kehamilan biasanya negatif setelah satu minggu dari terhentinya pertumbuhan kehamilan. Pada pemeriksaan USG akan didapatkan uterus yang mengecil, kantong gestasi yang mengecil, dan bentuknya tidak beraturan disertai gambaran fetus yang tidak ada tanda-tanda kehidupan. Bila missed abortion berlangsung lebih dari 4 minggu harus diperhatikan kemungkinan terjadinya gangguan penjedalan darah oleh karena hipofibrinogenemia sehingga perlu diperiksa koagulasi sebelum tindakan evakuasi dan kuretase. 2 6. Abortus Infeksiosus, Abortus Septik gejala dan tanda panas tinggi, tampak sakit dan lelah, takikardia, perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang membesar dan lembut, serta nyeri tekan. Pada laboratorium didapatkan tanda infeksi dengan leukositosis. Bila sampai 20 terjadi sepsis dan syok, penderita akan tampak lelah, panas tinggi, menggigil, dan tekanan darah turun. 2 7. Blighted Ovum Pada pemeriksaan USG didapatkan kantong gestasi tidak berkembang atau pada diameter 2,5 cm yang tidak disertai adanya gambaran mudigah. Untuk itu, bila pada saat USG pertama kita mendapatkan gambaran seperti ini perlu dilakukan evaluasi USG 2 minggu kemudian. Bila tetap tidak dijumpai struktur mudigah atau kantung kuning telur dan diameter kantong gestasi sudah mencapai 25 mm maka dapat dinyatakan sebagai kehamilan anembrionik. 2

2.1.9 Diagnosis

a. Klinis Dapatkan anamnesis lengkap dan lakukan pemeriksaan fisik umum termasuk panggul pada setiap pasien untuk menentukan kemungkinan diperlukannya pemeriksaan laboratorium tertentu atau pemeriksaan lainnya untuk mendeteksi adanya penyakit atau status defisiensi. Secara klasik, gejala-gejala abortus adalah kontraksi uterus dengan atau tanpa nyeri suprapubik dan perdarahan vagina pada kehamilan dengan janin yang belum viabel. b. Pemeriksaan Laboratorium Pada banyak kasus, pemeriksaan serum untuk kehamilan sangat berguna. Pemeriksaan laboratorium paling sedikit harus meliputi biakan dan uji kepekaan mukosa serviks atau darah untuk mengidentifikasi patogen pada infeksi dan pemeriksaan darah lengkap. Pada beberapa kasus, penentuan kadar progesterone berguna untuk mendeteksi kegagalan korpus luteum. Jika terdapat perdarahan, perlu dilakukan pemeriksaan golongan darah dan pencocokan silang serta panel koagulasi. 21 Analisis genetik bahan abortus dapat menentukan adanya kelainan kromosom sebagai etiologi abortus. 21

2.1.10 Diagnosis Banding

Kehamilan ektopik dibedakan dari abortus spontan dengan adanya tanda dan gejala berupa nyeri pelvis unilateral atau nyeri pada massa adneksa. Disminore membranosa mugkin sangat mirip dengan abortus spontan, tetapi tidak ada desidua dan vili pada silinder endometrium dan uji kehamilan bahkan dengan RIA negative. Hiperestrogenisme dapat menyebabkan endometrium berproliferasi hebat dengan gejala kram dan perdarahan. Mola hidatiform biasanya berakhir dengan abortus 5 bulan tetapi ditandai dengan kadar hCG yang sangat tinggi dan tidak adanya janin. Mioma pedunkulata atau neoplasia serviks juga dapat dikacaukan dengan abortus spontan. 21

2.1.11 Komplikasi

Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi, dan syok. 1. Perdarahan Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya. 2. Perforasi Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi dikerjakanlah penjahitan luka perforasi atau histerektomi. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas; mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih dan usus. Dengan 22 adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukaan pada alat-alat lain, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi keadaan. 3. Infeksi 4. Syok Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan syok hemoragik dan karena infeksi berat syok endoseptik. 2

2.1.12 Prognosis

Dengan pengecualian serviks inkompeten, angka kesembuhan setelah tiga kali abortus spontan berkisar antara 70 sampai 85 persen, tanpa memperhatikan terapi apa yang diberikan, kecuali bila diterapi dengan suatu abortifasien. Dengan kata lain, angka kegagalan lebih tinggi, tetapi tidak jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan pada kehamilan keseluruhan. Tidak didapatkan bukti bahwa wanita yang mengalami abortus spontan habitualis mempunyai resiko lebih tinggi untuk memperoleh anak yang abnormal, bila akhirnya dia hamil sampai aterm. 19

2.1.13 Pandangan Abortus dalam Islam

Rasulullah SAW bersabda, “Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sesungguhnya, bayi yang keguguran akan membawa ibunya dengan tali pusarnya ke surga jika ia mengharap- harapkan pahala” HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Ad-Darimi. Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Abu Hatim, Muhammad bin Al-Wazir menceritakan kepada kami, Khallad bin Manshur Al- Washiti menceritakan kepada kami, tuturnya, “Aku bermimpi seakan-akan kiamat tiba. Sepertinya, para manus ia dipanggil untuk dihisab.” Abu Hind meneruskan kisahnya , “Kemudian, aku pun didekatkan pada timbangan amal. Amal baikku diletakkan di satu sisi dan amalan burukku diletakkan di sisi