39
4.2.1 Hubungan Usia dengan Kejadian Abortus
Tabel 6. Distribusi Subjek Menurut Usia dengan Kejadian Abortus di RS Prikasih Jakarta Selatan Tahun 2013
Kelompok Usia
Abortus Jumlah
OR 95CI
P value
Kasus Kontrol
N N
N 0,693
0,265 20
dan 35 tahun
15 15,2
41 20,5
56 18,7
20-35 tahun
84 84,8
159 79,5
243 81,3
Jumlah 99
100,0 200 100,0 299 100,0
Hasil analisis hubungan antara usia ibu dengan kejadian abortus diperoleh bahwa ada sebanyak 15 15,2 ibu yang berusia 20 dan 35 tahun yang
mengalami abortus. Sedangkan diantara ibu yang berusia 20-35 tahun ada 84 84,4 yang mengalami abortus. Hasil uji statistik diperoleh nilai
p=0,265 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi kejadian abortus antara ibu yang berusia 20 dan 35 tahun dengan ibu yang berusia
20-35 tahun tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian abortus. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai Odds Ratio
sebesar 0,693, artinya usia dapat mengurangi efek terjadinya abortus. Tidak adanya hubungan usia ibu dengan kejadian abortus didukung oleh
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ruhmiatie 2010 di RS Roemani Muhammadiyah Semarang yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan nilai p = 0,249 antara usia ibu hamil dengan kejadian abortus.
29
Goetzinger 2014 dalam penelitiannya menyampaikan bahwa wanita
40
dengan usia yang lebih tua memiliki perhatian yang lebih tinggi terhadap perilaku hidup sehat seperti rutin mengonsumsi vitamin prenatal, diet yang
baik dan olahraga serta menjauhi gaya hidup tidak sehat bila dibandingkan wanita yang lebih muda.
30
Penelitian Lukitasari 2010 di RSU H.M Ryacudu menyebutkan hasil yang berbeda bahwa terdapat hubungan bermakna nilai p = 0,0001 antara
usia dengan kejadian abortus. Subyek yang berusia lebih dari atau sama dengan 35 tahun mempunyai peluang sekitar 3,5 kali untuk mengalami
kejadian abortus dibandingkan subyek yang berusia kurang dari 35 tahun.
31
Demikian pula yang dengan penelitian Raden 2009 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang mendapatkan hasil bahwa usia merupakan faktor
risiko dari kejadian abortus setelah dilakukan uji statistik chi square nilai p = 0,001.
32
Menurut peneliti adanya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat disebabkan karena perbedaan jumlah sampel yang
diambil dan lokasi dilaksanakannya penelitian dengan penelitian sebelumnya. Diketahui bahwa semakin besar sampel yang dianalisis akan
semakin besar menghasilkan kemungkinan berbeda bermakna. Selain itu, karena kejadian abortus dipengaruhi oleh banyak faktor kemungkinan ada
pengaruh faktor lain yang tidak ikut diteliti.