Keterangan : n : jumlah sampel
p : jumlah perlakuan jika, p = 5
maka, {5-1 n-1} ≥ 15
4n-4 ≥ 15
N ≥ 5
Jadi jumlah sampel yang digunakan minimal 5 ekor tikus untuk tiap perlakuan. Pada penelitian ini digunakan 25 ekor tikus dimana pada tiap kelompok kontrol dan
perlakuan digunakan masing-masing 5 ekor tikus.
3.4 Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas :Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis
ekstrak n-heksana daun binahong b. Variabel Terikat
:Variabel terikat
dalam penelitian
ini adalah
penyembuhan luka tikus berdasarkan pengamatan histopatologi
c. Variabel Terkendali :Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah jenis
kelamin tikus jantan, jenis tikus Wistar, berat badan tikus 250-300 gram, umur tikus 2-3 bulan,
pemeliharaan tikus.
3.5 Definisi Operasional Penelitian
Definisi operasional dalam penelitian ini antara lain: a.
Tanaman binahong diperoleh dari Materia Medika, Malang dalam bentuk
serbuk simplisia.
b. Ekstrak n-heksana daun binahong adalah ekstrak yang diperoleh dari ektraksi
simplisia binahong dengan menggunakan pelarut n-heksana. Metode ekstraksi
yang digunakan adalah remaserasi.
c. Parameter histopatologi pada penyembuhan luka adalah pembentukan
jaringan ikat, jaringan epitel, infiltrasi sel radang mononuklear limfosit dan pembentukan sel kolagen.
d. Jenis galur tikus adalah galur Wistar
e. Jenis kelamin tikus adalah jantan
f. Berat badan tikus adalah 250-300 gram
g. Umur tikus adalah 2-3 bulan
h. Pemeliharaan tikus adalah sejumlah 25 ekor tikus dipelihara dalam kandang
Laboratorium Farmasi Klinik dan Komunitas, Fakultas Farmasi Universitas Jember, dengan makanan diberikan dalam bentuk pelet dan minuman
diberikan secara ad libitum. i.
Perlakuan hewan uji adalah mengoleskan ekstrak daun binahong pada luka tikus menggunakan cotton bud secara topical.
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fitokimia, Laboratorium Biomedik bagian Farmasi Klinik dan Komunitas Fakultas Farmasi Universitas Jember.
Laboratorium Biomedik bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember pada bulan September 2013.
3.7 Alat dan Bahan
3.7.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan tikus, rotary
evaporatuor Heidolp, Laborota 4000, maserator, kertas saring, spatula, corong gelas, syringe, gunting bedah, papan fiksasi, mikroskop Olympus BX53F, mikrotom
Leica RM 2135, obyek glass, deck glass, pinset steril, inkubator, glukotest, scapel, dan cotton bud.
3.7.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia dari daun
binahong, aloksan monohidrat 10 gram, salep mupirocin, injeksi ketamin Hameln 50 mgml, NaCl fisiologis NaCl 0,9, n-heksana p.a, betadin antisepik, aquades
sebagai pelarut, larutan Netral Buffer Formalin 10, kapas, vaselin kuning, Embedding Paraffin, Haematoksilin
Mayer’s, Eosin dan etanol 70, 80, 96.
3.8 Prosedur Kerja