Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Tinjauan Pustaka

Kota Medan merupakan kawasan perkotaan yang terus mengalami penurunan luas lahan pertaniannya terutama lahan sawah. Penelitian ini mencoba mencari faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengkonversi lahan pertaniannya. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Selayang dan Medan Marelan.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Berapa jumlah penurunan luas lahan pertanian akibat konversi lahan di daerah penelitian beberapa tahun terakhir? 2. Faktor-faktor apa saja yang dominan mempengaruhi keputusan petani dalam mengkonversi lahan di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar jumlah penurunan luas lahan pertanian akibat konversi di daerah penelitian beberapa tahun terakhir. 2. Untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang dominan mempengaruhi keputusan petani dalam mengkonversi lahan di daerah peneitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan di kemudian hari dapat dipergunakan sebagi: 1. Sumbangan dalam bentuk penelitian yang terkait dengan masalah konversi lahan pertanian di perkotaan. 2. Sebagai bahan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai konversi lahan pertanian di perkotaan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Lestari 2009 mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula seperti yang direncanakan menjadi fungsi lain yang berdampak negatif masalah terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan dalam artian perubahanpenyesuaian peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Alih fungsi lahan sawah ke penggunaan lain telah menjadi salah satu ancaman yang serius terhadap keberlanjutan swasembada pangan. Intensitas alih fungsi lahan masih sulit dikendalikan, dan sebagian besar lahan sawah yang beralihfungsi tersebut justru yang produktivitasnya termasuk kategori tinggi – sangat tinggi. Lahan-lahan tersebut adalah lahan sawah beririgasi teknis atau semi teknis dan berlokasi di kawasan pertanian dimana tingkat aplikasi teknologi dan kelembagaan penunjang pengembangan produksi padi telah maju Murniningtyas, 2007. Irawan 2005, mengemukakan bahwa konversi yang lebih besar terjadi pada lahan sawah dibandingkan dengan lahan kering karena dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1 pembangunan kegiatan non pertanian seperti kompleks perumahan, pertokoan, perkantoran, dan kawasan industri lebih mudah dilakukan pada tanah sawah yang lebih 7 Universitas Sumatera Utara datar dibandingkan dengan tanah kering; 2 akibat pembangunan masa lalu yang terfokus pada upaya peningkatan produk padi maka infrastruktur ekonomi lebih tersedia di daerah persawahan daripada daerah tanah kering; 3 daerah persawahan secara umum lebih mendekati daerah konsumen atau daerah perkotaan yang relatif padat penduduk dibandingkan daerah tanah kering yang sebagian besar terdapat di wilayah perbukitan dan pegunungan. Alih fungsi lahan sawah dilakukan secara langsung oleh petani pemilik lahan ataupun tidak langsung oleh pihak lain yang sebelumnya diawali dengan transaksi jual beli lahan sawah. Proses alih fungsi lahan sawah pada umumnya berlangsung cepat jika akar penyebabnya terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan sektor ekonomi lain yang menghasilkan surplus ekonomi land rent jauh lebih tinggi misalnya untuk pembangunan kawasan industri, kawasan perumahan, dan sebagainya atau untuk pemenuhan kebutuhan mendasar prasarana umum yang diprogramkan pemerintah, atau untuk lahan tempat tinggal pemilik lahan yang bersangkutan Murniningtyas, 2007. Secara ekonomi alih fungsi lahan yang dilakukan petani baik melalui transaksi penjualan ke pihak lain ataupun mengganti pada usaha non padi merupakan keputusan yang rasional. Sebab dengan keputusan tersebut petani berekspektasi pendapatan totalnya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang akan meningkat Ilham dkk, 2003. Penelitian Syafa’at 1995, pada sentra produksi padi utama di Jawa dan Luar Jawa, menunjukkan bahwa selain faktor teknis dan kelembagaan, faktor ekonomi yang menetukan alih fungsi lahan sawah ke pertanian dan non pertanian adalah : 1 nilai Universitas Sumatera Utara kompetitif padi terhadap komoditas lain menurun; 2 respon petani terhadap dinamika pasar, lingkungan, dan daya saing usahatani meningkat.

2.2 Landasan Teori