BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Penurunan Luas Lahan Pertanian di Kota Medan
Berdasarkan hasil penelitian penurunan luas lahan pertanian akibat konversi lahan pertanian menjadi permukiman di Kota Medan dapat dilihat dari berbagai tolak ukur
seperti, penurunan luas areal pertanian, berkurangnya luasan panen padi sawah, dan berkurangnya jumlah produksi padi. Disamping itu penurunan luas lahan pertanian ini,
dapat diindikasikan terhadap peningkatan jumlah bangunan yang dibangun di Kota Medan.
Tabel 11. Perkembangan luas lahan pertanian, luas panen padi sawah dan produksi padi di Kota Medan tahun 2008.
Tahun Luas Panen Padi
Sawah Ha Produksi Padi
ton Luas Lahan
Pertanian Ha 2001
6,284 36,824
11,200 2002
4,556 26,677
9,241 2003
4,497 26,341
8,011 2004
4,125 20,719
7,727 2005
4,618 22,824
8,823 2006
4,340 21,906
7,587 2007
3,956 17,433
5,608 2008
3,996 17,619
7,112 Jumlah selisih
2,288 19,205
4,088
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara tahun 2009 dari berbagai tahun terbit.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 11 dapat di lihat bahwa penurunan luas lahan pertanian di Kota Medan dari tahun 2001 - 2008 sebesar 4.088 Ha atau berkurang sebesar 36,5 dari luas lahan
pertanian tahun 2001, dimana tercatat pada tahun 2001 luas lahan pertanian di Kota Medan sebesar 11.200 Ha dan pada tahun 2008 sebesar 7.112 Ha. Penurunan luas lahan
pertanian dapat dilihat dari gambar 2 di bawah ini: Gambar 2 : Perkembangan luas areal pertanian di Kota Medan
Luas Areal Pertanian di Kota Medan
5,000 10,000
15,000
Tahun
H a
Luas Areal Pertanian Luas Areal
Pertanian 11,200 9,241 8,011 7,727 8,823 7,587 5,608 7,112
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Berdasarkan data luas panen tercatat penurunan luasan panen sawah di Kota Medan dari tahun 2001 sampai tahun 2008 sebesar 2.288 Ha atau berkuarang sebesar 36,4 dari
jumlah luasan panen tahun 2001. Dari gambar 3 terlihat penurunan luasan panen tiap tahunnya terlihat fluktuatif tetapi cenderung menurun.
29
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 : Perkembangan luas panen padi di Kota Medan
Luas Panen Padi Sawah Per Tahun
2,000 4,000
6,000 8,000
Tahun
H a
Luas Panen Padi Sawah Luas Panen Padi
Sawah 6,284 4,556
4,497 4,125 4,618 4,340 3,956
3,996 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008
Berdasarkan data produksi padi sawah tercatat pengurangan produksi padi dari tahun 2001 sampai tahun 2008 sebesar 19.205 ton atau berkurang sebesar 52,15 dari produksi padi
tahun 2001. Dari gambar 4 terlihat penurunan produksi padi tiap tahunnya terlihat fluktuatif tetapi cenderung menurun.
Gambar 4 : Perkembangan produksi padi di Kota Medan
Produksi Padi di Kota Medan
10,000 20,000
30,000 40,000
Tahun T
o n
Produksi Padi Produksi Padi 36,824 26,677 26,341 20,719 22,824 21,906 17,433 17,619
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Universitas Sumatera Utara
Untuk megetahui perkembangan konversi lahan pertanian menjadi pemukiman di gunakan tolak ukur lainnya yaitu jumlah bangunan yang dibangun di Kota Medan tiap tahunnya.
Berikut data pemberian izin pembangunan, jumlah bangunan di bangun dan jumlah lokasi pembangunan di Kota Medan.
Tabel 12. Perkembangan jumlah bangunan di bangun di Kota Medan dari tahun 2001 sampai 2008.
Tahun Diberi izin
membangun Jumlah dibangun Akumulasi jumlah bangunan
dibangun 2001
1.900 718
718 2002
1.824 566
1.284 2003
1.711 666
1.950 2004
2.147 1.103
3.053 2005
1.760 2.012
5.065 2006
1.423 254
5.310 2007
1.110 860
6.170 2008
1.476 2.454
8.624
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara tahun 2009
Berdasarkan Tabel 12 di atas, di Kota Medan tercatat akumulasi jumlah total bangunan yang dibangun dari tahun 2001 - 2008 adalah sebesar 8.624 unit. Jika dihubungkan antara
jumlah penurunan luas lahan pertanian dan akumulasi jumlah total bangunan dibangun di Kota Medan dari tahun 2001 sampai tahun 2008 membentuk hubungan yang negative,
artinya penurunan luas lahan pertanian diikuti dengan penambahan jumlah bangunan dibangun. Berikut grafik jumlah bangunan dibangun di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5 : Jumlah bangunan dibangun di Kota Medan
Jumlah Bangunan Dibangun di Kota Medan
718 566
666 1,103
2,012
254 860
2,454
500 1,000
1,500 2,000
2,500 3,000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Tahun
J u
m la
h B
a n
g u
n a
n
Jumlah Bangunan Dibangun
5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Mengkonversi Lahan Pertaniannya di Kota Medan
Dari berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengkonversi lahan pertaniannya, peneliti menggunakan dua analisis yaitu analisis dengan metode logit
dan juga secara deskriptif. Untuk faktor harga jual lahan, proporsi pendapatan, luas lahan, dan status lahan dianalisis dengan menggunakan metode logit atau binnary logistic.
Sedangkan untuk kebijakan- kebijakan pemerintah terkait tata ruang dan pajak dibahas secara deskriptif.
Model regresi logistik Logit
Sesuai teori-teori sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mengkonversi lahan pertaniannya maka peneliti menggunakan variabel-variabel
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Variabel terikat; Y = Sudah atau belum menjual lahan pertaniannya.
Y= 1, sudah menjual lahan pertaniannya. Y= 0, belum menjual lahan pertaniannya.
Variabel bebas X1 = Harga jual lahan Rp jutaan400m
X2 = Proporsi pendapatan X3= Luas lahan Ha
X4= Produktivitas lahan kgHa X5= Status lahan
Damana: STA =1, memperoleh lahan dari membeli sendiri.
STA =0, memperoleh lahan dari warisan Dari penjelasan variabel-variabel di atas maka dibuatlah estimasi sebagai berikut:
Ŷ= a + b
1
X1 + b
2
X2 + b
3
ZX3 + b
4
X4 + D
1
X5 + ε
Analisis logit dalam penelitian ini dilakukan dengan dua bagian pengolahan yaitu; pertama, data diolah seluruhnya dan kedua, data diolah dengan menstratifikasikan data
Universitas Sumatera Utara
menurut luas lahan menjadi dua bagian yaitu stratifikasi data dengan luas lahan ≤ 0,09 ha
dan stratifikasi data dengan luas luas 0,09 ha tanpa out layer.
a. Pengolahan data seluruhnya