Kasus-kasus yang membutuhkan bone grafting sebelum pembuatan implan dental

3.1 Kasus-kasus yang membutuhkan bone grafting sebelum pembuatan implan dental

Penyakit periodontal, kehilangan gigi, trauma, dan penggunaan pesawat lepasan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan hilangnya tulang alveolar yang dapat menghambat penempatan implan pada posisi yang optimal. 14 Tulang alveolar yang terlalu rendah, terlalu sempit atau keduanya akan memerlukan prosedur penambahan tulang sebelum implan dipasang. Augmentasi tulang adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan berbagai prosedur yang akan digunakan untuk “membangun” tulang sehingga implan dapat dipasang. 16 Secara konvensional tujuan penambahan tulang ini adalah untuk mendapatkan batas tulang yang mengelilingi implan sebesar 1 mm, hal ini menunjukkan diperlukannya ruangan sebesar 6 mm pada arah mesio-distal dan bukal- palatal untuk menempatkan implan dengan diameter 4 mm. 10,17 Pada kasus kehilangan beberapa gigi jarak antar implan juga harus diperhatikan. Tarnow dan kawan-kawan 2000 mengatakan bahwa harus tersedia ruang sebesar 3 mm diantara implan yang berdekatan untuk mencegah terjadinya resorpsi puncak tulang alveolar. 17 Sebuah langkah penting untuk menjaga volume tulang alveolar adalah menghindari hilangnya jaringan pada saat pencabutan gigi, bekas pencabutan diharapkan dapat merekonstruksi tulang tanpa prosedur augmentasi. Namun jika diperlukan dukungan tulang dapat diperoleh dengan penambahan bahan grafting. Untuk merekonstruksi tulang alveolar, penting halnya untuk mengetahui jenis cacat tulang yang terjadi setelah pencabutan. Jenis cacat tulang berdasarkan jumlah dinding tulang yang masih tersisa pada soket gigi setelah pencabutan adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Lima dinding soket Bekas pencabutan yang memiliki lima dinding yaitu apikal, bukal, lingual, mesial, dan distal dengan ketebalan yang cukup untuk mengakomodasi penempatan implan tidak memerlukan prosedur augmentasi. Namun, prosedur bone grafting tetap diperlukan untuk kondisi tulang yang tipis. Setalah prosedur bone grafting dilakukan, pasien harus menunggu 3 sampai 6 bulan sebelum penempatan implan. Tergantung pada bahan bone graft yang digunakan. Gambar 8. Soket dengan dinding tulang yang lengkap http:www.dentistrytoday.net 1 Oktober 2010 2. Empat atau tiga dinding soket Untuk gigi dengan kehilangan satu atau dua dinding tulang, prosedur bone grafting diperlukan sebelum penempatan implan dilakukan. Tulang alveolar biasanya menyempit, sehingga tidak cukup lebar untuk mendukung implan. Universitas Sumatera Utara Gambar 9. Soket dengan kehilangan tulang pada sebelah labial http:www.fwperio. compatienteducation.asp 30 Oktober 2010 3. Dua atau satu dinding soket Beberapa pasien menunjukkan cacat tulang ditandai dengan alveolar ridge seperti mata pisau. Penanganan cacat kronis ini memerlukan dua tahap, yaitu bone grafting dan penempatan implan. Tergantung pada beratnya kerusakan tulang. 14 Gambar 10. Cacat tulang alveolar seperti mata pisau http:www.young ntuc.com.sgyoungntucviewtopic. 1 November 210 Universitas Sumatera Utara Kekurangan tulang yang sedikit, baik yang melibatkan satu atau beberapa tempat, atau yang lebih luas dapat mempengaruhi kondisi rahang secara keseluruhan. Untuk mengatasai kehilangan tulang yang sedikit dapat dilakukan dengan teknik- teknik sederhana. Penanganannya dapat dilakukan sebelum pemasangan implan, pada saat pemasangan implan, atau setelah pencabutan. Sedangkan pada kasus kehilangan tulang yang luas, grafting diperlukan untuk memberikan tulang yang adekuat dalam mendukung implan dan juga untuk mengoreksi hubungan rahang. 10

3.2 Jenis-jenis bone graft yang dipakai pada pembuatan implan dental