Populasi akhir nematoda Pengendalian Biologi Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp) Pada Tanaman Tomat(Lycopersicum esculentum Mill)

4. Populasi akhir nematoda

Tabel 4. Respon pemberian nematisida biologi terhadap jumlah populasi nematoda Meloidogyne spp. Perlakuan Populasi nematoda Tanah akar Total Rf P0V1 8512,67 b 626,33 b 9139,00 b 22,85 b P1V1 5977,33 c 324,67 e 6302,00 c 15,76 c P2V1 4980,00 d 368,33 d 5348,33 d 13,37 d P3V1 6619,00 c 391,67 d 7010,67 c 17,53 c P4V1 4285,67 e 297,33 f 4583,00 e 11,46 e P5V1 5940,67 c 265,00 f 6205,67 c 15,51 c P6V1 3373,33 f 255,67 g 3629,00 f 9,07 f P0V2 8507,67 b 611,67 b 9119,33 b 22,80 b P1V2 3676,33 f 283,33 f 3959,67 f 9,90 f P2V2 5286,00 d 324,67 e 5610,67 d 14,03 d P3V2 5574,00 d 327,00 e 5901,00 d 14,75 d P4V2 4926,00 d 344,67 e 5270,67 d 13,18 d P5V2 3650,67 f 274,33 f 3925,00 f 9,81 f P6V2 3350,00 f 218,67 g 3568,67 f 8,92 f P0V3 9776,67 a 694,67 a 10471,33 a 26,18 a P1V3 3531,00 g 345,67 e 3876,67 f 9,69 f P2V3 3321,00 f 356,33 d 3677,33 f 9,19 f P3V3 5045,33 d 383,67 d 5429,00 d 13,57 d P4V3 4566,67 e 288,33 f 4855,00 e 12,14 e P5V3 4755,67 d 212,00 h 4967,67 e 12,42 e P6V3 3334,33 f 216,33 g 3550,67 f 8,88 f P0V4 7994,33 b 641,00 b 8635,33 b 21,59 b P1V4 3061,33 f 258,67 f 3320,00 f 8,30 f P2V4 2846,00 f 244,00 g 3090,00 g 7,73 g P3V4 3713,33 e 246,33 g 3959,67 f 9,90 f P4V4 2797,00 g 193,67 h 2990,67 g 7,48 g P5V4 2415,33 g 168,33 i 2583,67 g 6,46 g P6V4 2433,67 g 163,33 i 2597,00 g 6,49 g P0V5 7852,33 b 537, 00 c 8389,33 b 20,97 b P1V5 2521,00 g 194,67 h 2715,67 g 6,79 g P2V5 2284,33 g 176,33 h 2460,67 g 6,15 g P3V5 3702,33 f 211,33 h 3913,67 f 9,78 f P4V5 3114,67 f 164,33 i 3279,00 f 8,20 f P5V5 2467,67 g 172,67 i 2640,33 g 6,60 g P6V5 2169,00 g 157,00 i 2326,00 g 5,82 g Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 5 pada Uji Jarak Duncan Universitas Sumatera Utara Jumlah populasi nematoda Meloidogyne spp yang dihitung merupakan jumlah populasi nematoda di akar dan nematoda di dalam tanah, menunjukkan bahwa populasi Meloidogyne spp. pada tanaman yang tidak mendapat perlakuan nematisida kontrol berpengaruh nyata terhadap perlakuan lain. Dari tabel. 4 jumlah populasi nematoda total yang tertinggi terdapat pada perlakuan P0V3 sebanyak 10471,33 sedangkan yang terendah terdapat pada P6V5 sebanyak 2326,00. Populasi nematoda pada tanah yang tertinggi terdapat pada perlakuan P0V3 sebanyak 9776,67 sedangkan yang terendah terdapat pada P6V5 sebanyak 2169,00. Populasi nematoda pada akar yang tertinggi terdapat pada perlakuan P0V3 sebanyak 694,67 sedangkan yang terendah terdapat pada P6V5 sebanyak 157,00 sedangkan faktor reproduksi Rf yang tertinggi terdapat pada perlakuan P0V3 sebanyak 26,18 sedangkan yang terendah terdapat pada P6V5 sebanyak 5,82. Pada penelitian ini nematisida yang digunakan adalah nematisida kimia dan nematisida biologi antara lain kitin, nimbi, serai, jarak, biji mahoni. Rendahnya populasi nematoda pada tanaman yang mendapat perlakuan nematisida biologi dengan tanaman kontrol dikarenakan bahan aktif nematisida biologi ataupun senyawa yang terkandung dalam nematisida biologi. Pestisida biologi adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan dan dapat digunakan untuk mencegah organisme pengganggu tanaman OPT. Pestisida biologi dapat berfungsi sebagai penolak repellent, penarik attractan, pemandul antifertilitas atau pembunuh. Hal ini sesuai dengan literatur Pamekas 2007 yang menyatakan bahwa kitosan yang merupakan turunan kitin dapat melindungi bagian tanaman melalui dua mekanisme yakni fisik dan kimia. Secara Universitas Sumatera Utara fisik, kitosan membentuk lapisan film yang membungkus permukaan, sedangkan secara kimia kitosan merangsang respon resistensi pada jaringan tanaman dan menjanjikan kemungkinan yang baik untuk pengendalian penyakit tanaman. Menurut Bahtiar 1991 menyatakan bahwa serai menghasilkan minyak atsiri yang efekektif dalam menekan pertumbuhan nematoda serta aman bagi manusia dan hewan. Serai dapur bersifat nematisida terhadap Meloidogyne incognita. Komponen utamanya adalah sitral 3,7-dimetil-2,6-oktadienal, sedangkan serai wangi mengandung sitronellal,sitronellol dan geraniol. Dari tabel 4. tampak bahwa perlakuan nematisida kimia efektif mengendalikan jumlah populasi nematoda, begitu juga nematisida yang berasal dari nematisida biologi seperti kitin, nimba, serai, jarak, biji mahoni. Nimba menghasilkan azadirachtin, nimbin nimbinen, thionemon, meliantriol, dan salannin. Senyawa-senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan nematoda, mengurangi nafsu makan, mengurangi produksi telur dan penetasan, meningkatkan mortalitas, mengaktifkan infertilitas. Serai menghasilkan minyak atsiri yang efektif dalam menekan pertumbuhan nematoda serta aman bagi manusia dan hewan. Daun, batang, dan biji jarak mengandung ricin yang merupakan bahan aktif tanaman ini, biji jarak mengandung 40 – 60 minyak, sedangkan minyaknya mengandung 80 – 90 asam ricinin. Mahoni menghasilkan HCH Hexa Chlorosiclo Hexana merupakan insektisida organoklorida yang bersifat racun perut dan racun pernapasan. Sebagai tumbuhan organik berpotensi mengendalikan nematoda dikarenakan adanya senyawa-senyawa yang terkandung dalam tumbuhan tersebut, hal ini sesuai dengan literatur Singh dan Sitaramaiah 1994 yang menyatakan Universitas Sumatera Utara bahwa bahan organik yang bersifat nematisida yang diberikan ke dalam tanah berpengaruh terhadap penekanan perkembangan nematoda. Hasil dekomposisi dari bahan organik yaitu terbentuknya asam lemak seperti asam asetat, asam butirat, dan asam propionat. Asam-asam ini pada konsentrasi tinggi berbaya bagi perkembangan nematoda. Hasil analisis pemberian nematisida dan faktor varietas terhadap faktor reproduksi menunjukkan bahwa pada tanaman yang tidak mendapat perlakuan nematisida berbeda nyata terhadap tanaman yang mendapatkan perlakuan nematisida. Tingginya faktor reproduksi pada tanaman yang tidak diapliksi dengan nematisida disebabkan populasi akhir nematoda Meloidogyne pada tanaman yang tidak diaplikasi dengan nematisida lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang diaplikasikan dengan nematisida dan berbanding lurus dengan faktor reproduksi. Pada tabel 4. faktor reproduksi Rf tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan kontrol dan varietas Permata P0V3 sebesar 26,18 sedangkan terendah terdapat pada kombinasi perlakuan nematisida kimia dan varietas permata P6V5 sebesar 5,82. Faktor reproduksi tertinggi 26,18 menunjukkan populasi nematoda cukup tinggi yang berarti tingkat ketahanan tanaman tomat sangat rentan terhadap Meloidogyne spp, yang merupakan gambaran dari kemampuan Meloidogyne spp berkembang biak di dalam jaringan akar juga tinggi. Pada penelitian ini, tidak ada perlakuan yang tahan terhadap Meloidogyne spp dimana faktor reproduksi terendah 5,82 ini menunjukkan Meloidogyne spp kurang mampu berkembang biak dengan baik pada tanaman. Universitas Sumatera Utara

5. Produksi Tanaman Tomat