2. Berat Basah Akar gram
Hasil analisis pengaruh semua perlakuan terhadap berat basah akar dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Respon pemberian nematisida biologi terhadap
berat basah akar gram. Perlakuan
Berat basah akar gram P0V1
11,49 d P1V1
17,57 c P2V1
20,82 b P3V1
17,38 c P4V1
17,71 c P5V1
17,33 c P6V1
16,06 c P0V2
12,72 d P1V2
20,01 b P2V2
23,05 b P3V2
18,09 c P4V2
21,18 b P5V2
18,78 b P6V2
15,25 c P0V3
11,53 d P1V3
21,12 b P2V3
27,84 a P3V3
21,11 b P4V3
27,50 a P5V3
21,08 b P6V3
19,41 b P0V4
13,64 d P1V4
20,97 b P2V4
20,76 b P3V4
19,82 b P4V4
15,67c P5V4
18,92 b P6V4
17,38 c P0V5
11,77 d P1V5
18,68 b P2V5
21,50 b P3V5
15,94 c P4V5
16,17 c P5V5
22,84 b P6V5
15,76 c Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda pada kolom
yang sama berbeda nyata pada taraf 5 pada Uji Jarak Duncan
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 2. menunjukkan berat basah akar pada tanaman tomat yang tidak di aplikasikan dengan nematisida biologi kontrol berbeda nyata terhadap
perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan pada tanaman yang mendapat perlakuan nematisida, tanaman tomat tersebut dapat mentolerir serangan nematoda.
Sedangkan kontrol P0 pada setiap varietas mengalami serangan nematoda dikarenakan nematoda Meloidogyne tidak mempunyai penghalang untuk
menginfeksi akar, sehingga puru yang terbentuk lebih banyak. Akibatnya banyaknya puru, menyebabkan kerusakan akar pada tanaman kontrol lebih besar
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Serangan Meloidogyne spp pada akar tanaman tomat berpengaruh terhadap
berat akar, karena serangan nematoda ini menyebabkan kerusakan akar seperti terbentuknya puru, hal ini sesuai dengan literatur Lamberti 1979 yang
menyatakan bahwa mekanisme penyerangan oleh Meloidogyne spp dimulai dengan masuknya nematoda kedalam akar tumbuhan melalui bagian-bagian
epidermis yang terletak dekat tudung akar. Nematoda ini mengeluarkan enzim yang dapat menguraikan dinding sel tumbuhan terutama terdiri dari protein,
polisakarida seperti pektin sellulase dan hemisellulase serta patin sukrosa dan glikosid menjadi bahan-bahan lain. Meloidogyne spp mengeluarkan enzim
sellulase yang dapat menghidrolisis selulosa enzim endopektin metal transeliminase yang dapat menguraikan pektin. Dengan terurainya bahan-bahan
penyusun dinding sel ini maka dinding sel akan rusak dan terjadilah luka. Selanjutnya nematoda ini bergerak diantara sel-sel atau menembus sel-sel menuju
jaringan sel yang terdapat cukupcairan makanan, kemudian menetap dan berkembang biak kemudian nematoda tersebut masih mengeluarkan enzim
Universitas Sumatera Utara
proteolitik dengan melepaskan IAA Asam indol asetat yang merupakan heteroauksin tritopan yang diduga membantu terbentuknya puru
Pada tanaman yang mendapat perlakuan nematisida, berat basah akarnya cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman control. Hal ini disebabkan
pada tanaman yang mendapat perlakuan nematisida biologi mempunyai faktor penghalang bagi Meloidogyne spp. Hal ini sesuai dengan literatur Luc et al
1995, yang menyatakan bahwa apabila tanaman terinfeksi berat oleh Meloidogyne, maka pengangkutan unsur hara dan air dari akar ke bagian atas
tanaman menjadi terganggu, sehingga pertumbuhan menjadi terhambat atau kerdil dan pertumbuhan akar baru pun hampir tak terjadi.
Menurut Mustika 1992, setelah nematoda makan pada bagian ujung akar tanaman, ujung-ujung akar tanaman tersebut sering kali berhenti tumbuh,
warnanya berubah menjadi coklat. Meskipun demikian akar yang diserang belum tentu mati, bahkan biasanya bercabang, hingga akhirnya pertumbuhan cabang-
cabang tanaman ini terhenti. Supardan 1991 tingkat serangan nematoda yang tinggi menyebabkan
kerusakan perakaran dan terganggunya penyerapan unsur hara, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat dan berat tanaman menjadi kecil.
Universitas Sumatera Utara
3. Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Cm