HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tingkat keparahan penyakit
Hasil analisis tingkat keparahan penyakit pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 1. Tingkat keparahan penyakit dihitung berdasarkan jumlah
puru yang terdapat pada akar tanaman. Tingkat keparahan penyakit pada tanaman tomat yang tidak di aplikasikan dengan nematisida biologi kontrol berbeda nyata
terhadap perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan pada tanaman yang tidak mendapat perlakuan kontrol, Meloidogyne tidak mempunyai penghalang untuk
menginfeksi akar tanaman dan memperbanyak diri di dalam jaringan tanaman. Dari tabel 1. menujukkan pengaplikasian nematisida mempunyai
kemampuan untuk menurunkan serangan nematoda puru akar, ini terlihat dari menurunnya rata-rata jumlah puru akar dibandingkan dengan kontrol. Hasil
pengamatan kombinasi perlakuan nematisida dengan varietas tanaman tomat menunjukkan jumlah puru yang terbentuk semakin berkurang. Penurunan tersebut
diduga akibat adanya kandungan bahan aktif pada kitin, nimba, serai, jarak, biji mahoni, dan nematisida berbahan aktif karbofuran yang bersifat racun terhadap
nematoda. Pada nematisida biologi kitin, nimba, serai, jarak dan biji mahoni diduga berkaitan dengan hasil dekomposisi yang menghasilkan senyawa-senyawa
yang bersifat racun terhadap nematoda Meloidogyne spp. Menurut Singh dan Sitaramaiah 1994 hasil dekomposisi bahan organik berperan penting terhadap
perubahan fisik, kimia dan perubahan biotik di dalam tanah yang bersifat toksik bagi nematoda penyebab penyakit tanaman.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Respon pemberian nematisida biologi terhadap tingkat keparahan penyakit
Perlakuan Keparahan Penyakit P0V1
67.92 a P1V1
23.88 e P2V1
24.63 e P3V1
64.08 b P4V1
50.64 c P5V1
28.90 d P6V1
15.89 f P0V2
64.17 b P1V2
16.48 f P2V2
24.98 e P3V2
59.54 b P4V2
49.31 c P5V2
30.56 d P6V2
14.17 f P0V3
78.80 a P1V3
27.74 e P2V3
24.95 e P3V3
66.66 b P4V3
54.87 c P5V3
32.55 d P6V3
18.56 e P0V4
54.07 c P1V4
16.76 f P2V4
23.20 e P3V4
51.49 c P4V4
52.78 c P5V4
26.82 e P6V4
10.61 f P0V5
44.31 c P1V5
16.14 f P2V5
20.18 e P3V5
38.48 d P4V5
31.25 d P5V5
28.43 d P6V5
9.64 f Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda pada kolom yang
sama berbeda nyata pada taraf 5 pada Uji Jarak Duncan
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 1. didapat bahwa tingkat keparahan penyakait yang tertinggi terdapat pada perlakuan P0V3 sebesar 78,80 sedangkan yang terendah terdapat
pada P6V5 dengan tingkat keparahan 9,64. Pada perlakuan didapati bahwa kitin P1 yang terdapat pada P1V5, P1V4 dan P1V5 tidak berbeda nyata dengan
nematisida berbahan aktif karbofuran P6 yang terdapat pada P6V1, P6V2, P6V4, dan P6V5. Hal ini dikarenakan bahan aktif yang terdapat pada nematisida
tersebut sama-sama efektif mengendalikan nematoda Meloidogyne sehingga mempengaruhi jumlah puru pada akar tanaman tomat, hal ini sesuai dengan
literatur Dropkin 1992, yang menyatakan bahwa nematisida jenis karbamat seperti osamil, aldikarb, karbofuran dan lain-lain, menghambat aktivitas
kolinesterase yang mengakibatkan kegagalan dalam mengatur asetilkolin, yaitu sebagai penyalur syaraf, hal itu menyebabkan paralisis dan hilangnya persepsi
syaraf. Kemala dan Mauludi 1993 menyatakan bahwa senyawa azadirachtin yang terdapat pada nimba dapat menghambat pertumbuhan serangga, mengurangi
nafsu makan, mengurangi produksi telur dan penetasan, meningkatkan mortalitas, mengaktifkan infertilitas berfungsi sebagai antifertil, dan menolak hama di
sekitar pohon nimba. Hal yang sama di kemukakan oleh Atungwu et al, 2009 akibat ketersediaan azadirach sebagai bahan aktif memungkinkan terjadinya
penghambatan penetasan telur atau meningkatkan mortalitas larva dan memperlambat keproduktifan betina.
Penurunan yang signifikan pada populasi nematoda berkaitan dengan dekomposisi bahan organik oleh bakteri yang mampu menghasilkan senyawa
yang beracun bagi nematoda parasit tanaman. Daun nimba kaya akan tanin yang dapat meracuni nematoda dimana secara biologis bahan aktif yang terdapat dalam
Universitas Sumatera Utara
ekstrak daun nimba ini memiliki potensi nematisida, yang mudah aktif oleh panas atau degradasi bakteri dalam tanah. Ermel 1995 menyatakan Azadirachtin
berperan sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat menghambat kerja hormon ecdyson, yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam metamorfosis. Selanjutnya
Kemala dan Mauludi 1993 menyatakan senyawa yang diyakini sebagai bahan bioaktif nematisida adalah nimbin nimbinen, thionemon, meliantriol,
azadirachtin, dan salannin, yang merupakan senyawa kimia dari kelompok terpena. Bungkil atau limbah tanaman nimba diketahui mengandung nitrogen,
fosfor, dan kalium.
Universitas Sumatera Utara
2. Berat Basah Akar gram