Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Teoritis

Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. tetapi ada beberapa peneliti yang mendapatkan hasil yang berbeda yaitu bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara perputaran persediaan dengan tingkat profitabilitas. Dari perbedaan hasil yang diperoleh, peneliti ingin menguji kembali bagaimana pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas perusahaan dengan objek yang berbeda. Objek penelitian sebelumnya hanya pada satu perusahaan dan pada jenis perusahaan yang berbeda, tetapi pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel 18 perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara perputaran persediaan terhadap profitabilitas dengan menjadikan perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI sebagai objek penelitian dalam skripsi yang berjudul ” Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI”.

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah bagi peneliti, bagi pihak manajemen perusahaan maupun bagi peneliti selanjutnya. 1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan penulis di dalam bidang akuntansi terutama mengenai perputaran persediaan dan profitabilitas perusahaan 2. Bagi perusahaan, sebagai salah satu pertimbangan untuk pengambilan keputusan pada perusahaan dan untuk melihat kondisi profitabilitas perusahaan. 3. Bagi peneliti lainnya, menjadi bahan refrensi untuk membuat penelitian yang lebih dalam dengan menggunakan atau menambah variabel lain sehingga hasilnya menjadi lebih baik. Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Persediaan

Sebuah perusahaan harus menyimpan persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Kegagalan untuk melakukan hal itu bisa mengakibatkan hilangnya penjualan. Di sisi lain, terlalu banyak menyimpan persediaan akan menambah beban seperti penyimpanan, asuransi dan pajak properti. Dan persediaan yang berlebihan akan meningkatkan risiko kerugian akibat penurunan harga, kerusakan dan perubahan pola pembelian pelanggan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : “ Persediaan adalah aset: a Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau c Dalam bentuk bahan atau perlengkapan supplies untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Menurut Warren, et al. 2005:440 “Persediaan digunakan untuk mengindikasikan : 1. barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan 2. bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Stice dan Skousen 2004:654 mengemukakan bahwa : “Persediaan atau persediaan barang dagang secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki perusahaan dagang, baik beupa usaha grosir maupun ritel, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap untuk dijual. Kata bahan baku raw material, barang dalam proses work in process, dan barang jadi finished goods untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur”. Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikannya kepada para pelanggan atau konsumen. Persediaan memungkinkan produk-produk dihasilkan pada tempat yang jauh dari pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan, produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumen, atau sebaliknya tidak perlu konsumsi didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi. Menurut Rangkuti 2004:3 tipe persediaan terdiri atas : a Persediaan alat-alat kantor supplies Persediaan yang diperlukan dalam menjalankan fungsi organisasi dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Tipe persediaan alat-alat kantor diantaranya adalah : kertas, pensil, tinta, disket, dan lain-lain b Persediaan bahan baku raw material Item yang dibeli dari para supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini akan mengalami transformasi atau dikonversi menjadi barang akhir. Tipe dari bahan baku diantaranya : kayu, papan, pernis pelitur dalam industri mebel c Persediaan barang dalam proses Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Bagian dari produk akhir tetapi masih dalam proses pengerjaan, karena masih menunggu item yang lain untuk diproses. d Persediaan barang jadi Persediaan produk akhir yang siap untuk dijual, didistribusikan atau disimpan. Menurut Rangkuti 2004:7 jenis-jenis persediaan meurut fungsinya adalah sebagai beikut : 1. Batch stockLot Size Inventory Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan saat itu. Keuntungannya : a. Potongan harga pada harga pembelian b. Efisiensi produksi c. Penghematan biaya angkutan 2. Fluctuation Stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaanb konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3. Anticipation Stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang meningkat. Menurut Stice, et al. 2004:667 metode-metode penilaian persediaan yang paling umum adalah : 1 Identifikasi Khusus spesific identification Biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Metode identifikasi khusus memerlukan suatu cara untuk mengidentifikasikan biaya historis dari unit persediaan. Dengan identifikasi khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik barang. Dari sudut pandang teoritis, metode identifikasi khusus sangat menarik, khususnya ketika setiap unsur persediaan unik dan memiliki biaya yang tinggi. Namun ketika persediaan terdiri dari berbagai unsur atau unsur-unsur identik yang dibeli pada saat yang berlainan dengan harga yang berbeda, maka identifikasi khusus akan menjadi lamban, membebani, dan memakan biaya. 2 Biaya rata-rata average weight Metode biaya rata-rata membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit yang dibeli pada tiap harga. Metode biaya rata-rata biaya Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. dapat dianggap sebagai metode yang realistis dan paralel dengan arus fisik barang, khususnya ketika ada percampuran dari unit persediaan yang identik. Tidak seperti metode persediaan yang lain, pendekatan metode biaya rata-rata memberikan nilai yang sama untuk unsur serupa dengan penggunaan yang sama. Metode ini tidak memperbolehkan manipulasi keuntungan. Tetapi, keterbatasan ari metode biaya rata-rata ini adalah bahwa nilai persediaan dapat tertinggal secara signifikan terhadap harga dalam periode di mana terdapat kenaikan atau penuruynan harga yang cepat. 3 Metode Masuk Pertama, Keluar pertama first-in, first-out, FIFO Metode masuk pertama, keluar pertama first-in, first-out, FIFO didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang lebih dahulu masuk. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan model identifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel dengan arus fisik dari barang yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat pada barang yang terjual. FIFO memberikan kesempatan kecil untuk manipulasi keuntungan karena pembebanan biaya ditentukan oleh urutan terjadinya biaya. Selain itu, dalam FIFO, unit yang tersisa pada persediaan akhir adalah unit yang paling akhir dibeli, sehingga biaya yang Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. dilaporkan akan mendekati atau sama dengan biaya penggantian di akhir periode end-of-period replacement cost. 4 Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama last-in, first-out, LIFO Metode masuk terakhir, keluar pertama last-in, first-out, LIFO didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual. LIFO menghasilkan nilai lama dalam neraca dan dapat memberikan angka harga pokok penjualan yang aneh ketika tingkat persediaan menurun. Namun, LIFO adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan saat ini dengan pendapatan saat ini. Biaya merupakan dasar utama untuk penilaian persediaan. Namun, dalam sejumlah kasus, persediaan bisa dinilai selain dari biaya. Dua situasi semacam ini muncul apabila: 1 biaya penggantian barang-barang persediaan lebih rendah daripada biaya yang tercatat, dan 2 persediaan tidak dapat dijual pada harga jual normal karena cacat, usang, perubahan gaya, atau penyebab lainnya. Menurut Warren, et al. 2005:456 selain metode penilaian persediaan di atas, ada metode penilaian persediaan yang lainnya yaitu: a. Penilaian pada Mana yang Lebih Rendah antara Harga Pokok atau Harga Pasar. Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Metode mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar lower-cost-or-market method, LCM digunakan untuk menilai persediaan. Harga pasar, yang digunakan dalam LCM, adalah biaya untuk mengganti barang dagang pada tanggal persediaan. Nilai pasar ini didasarkan pada jumlah yang biasanya dibelidari sumber pemasok yang biasa. Dalam menerapkan metode LCM, biaya dan biaya penggantian dapat ditentukan dengan salah satu dari tiga cara berikut. Biaya dan biaya penggantian replacement cost dapat ditentukan untuk : • setiap jenis barang dalam persediaan, • kelas atau kategori utama persediaan, dan • persediaan secara keseluruhan. b. Penilaian pada Nilai Realisasi Bersih Barang dagang yang telah usang, rusak, cacat, atau yang hanya bisa dijual dengan harga di bawah harga pokok harus diturunkan nilainya. Barang dagang semcam ini harus dinilai dengan nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih net realizable adalah estimasi harga jual dikurangi biaya pelepasan langsung, seperti komisi penjualan. Horngren et al. 1997:453-456 mengemukakan bahwa jenis usaha yang berbeda memiliki kebutuhan informasi persediaan yang berbeda pula. Ada dua sistem pencatatan persediaan yaitu : 1 Sistem Persediaan Perpetual Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Dalam sistem perpetual, perusahaan akan mencatat setiap mutasi yang terjadi pada persediaan barangnya. Jadi akun Persediaan akan selalu menunjukkan nilai persediaan pada setiap saat. Pencatatan secara perpetual berguna untuk menyediakan laporan bulanan, kuartalan, ataupun lapoean interim, dimana perusahaan dapat langsung menentukan jumlah dan haraga pokok persediaan yang dimilikinya tanpa harus menghitung persediaan fisik terlebih dahulu. Sistem persediaan perpetual juga memberikan tingkat pengendalian terhadap persediaan yang lebih akurat dibandingkan sistem periodik karena informasi mengenai persediaan dalam sistem perpetual selalu mencerminkan keadaan persediaan saat ini. 2 Sistem Persediaan Periodik Dalam sistem periodik, perusahaan tidak selalu mencatat mutasi yang terjadi pada persediaan yang dimilikinya. Akibatnya, pada akhir periode, perusahaan harus melakukan perhitungan secara fisik untuk mengetahui jumlah persediaan yang dimiliki pada saat itu. Jumlah persediaan tersebut akan dikalikan dengan unit biaya untuk mendapatkan harga pokok persediaan pada akhir periode. Angka inilah yang akan masuk ke dalam neraca. Angka ini juga digunakan untuk menghitung haraga pokok penjualan. Sistem periodik disebut juga sistem fisik, karena sistem ini tergantung pada hasil perhitungan persediaan secara fisik pada setiap akhir periode. Sistem ini biasanya digunakan untuk mencatat persediaan yang nilainya tidak tinggi, karena dari segi biaya, mungkin tidak begitu Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. menguntungkan untuk mempunyai catatan untuk setiap mutasi dari barang yang rendah nilainya. Menurut Horngren et al. 1997:457 ”Dengan mempergunakan sistem pencatatan secara periodik maupun perpetual, perhitungan fisik akan menentukan besarnya biaya persediaan yang dimiliki perusahaan. Kuantitas dari persediaan yang dimiliki akan dikalikan dengan biaya per unit dari persediaan tersebut untuk menghitung biaya persediaan yang dimiliki perusahaan”. Warren et al. 2005;4590 mengemukakan bahwa perusahaan mungkin perlu mengetahui jumlah persediaan apabila pencatatan persediaan perpetual tidak dilakukan dan tidak praktis.perusahaan yang menggunakan sistem persediaan periodik mungkin perlu membuat laporan laba rugi bulanan, tetapi melakukan perhitungan fisik persediaan setiap bulan mungkin tidak ekonomis. Biaya persediaan dapat diestimasi dengan menggunakan 2 cara yaitu: 1 Metode Eceran Metode persediaan eceran mengestimasikan biaya persediaan berdasarkan hubungan antara harga pokok barang dagang yang tersedian untuk dijual dengan harga eceran dari barang dagang yang sama. Untuk menggunakan metode ini, harga eceran dari semua barang dagang harus ditetapkan dan ditotalkan. Berikutnya, persediaan eceran ditentukan dengan mengurangi penjualan selama periode berjalan dari harga eceran barang yang tersedia untuk dijual selama periode bersangkutan. Estimasi biaya persediaan kemudian dihitung dengan mengalikan persediaan eceran dengan rasio Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. biaya terhadap harga jual eceran barang dagang yang tersedia untuk dijual. 2 Metode Laba Kotor Metode laba kotor menggunakan estimasi laba kotor yang direalisasi selama periode dimaksud untuk mengestimasi persediaan pada akhir periode. Laba kotor biasanya diestimasikan dari tingkat aktual dari tahun sebelumnya, disesuaikan dengan setiap perubahan yang terjadi dalam harga pokok dan harga jual selama periode berjalan. Dengan menggunakan tingkat laba kotor, jumlah penjualan untuk suatu periode dapat dibagi ke dalam dua komponen: 1 laba kotor dan 2 harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dapat dikurangkan dari harga pokok barang yang tersedia untuk dijual guna mendapatkan estimasi harga pokok persediaan. Persediaan merupakan salah satu pos modal kerja yang cukup penting karena kebanyakan modal usaha berasal dari persediaan. Pada perusahaan dagang, persediaan tersebut merupakan barang dagangan, sedangkan pada perusahaan industri persediaan tersebut dapat berupa bahan mentah raw material, barang dalam proses work in process, maupun barang jadi finished goods. Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan gejala yang kurang baik. Kekurangan dapat berakibat larinya pelanggan, sedangkan kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien. Oleh karena itu, Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. manajemen persediaan berusaha agar jumlah persediaan yang ada dapat menjamin kelancaran proses produksi. Dengan kata lain, total cost yang berhubungan dengan persediaan dapat diminimalkan. Perhitungan total cost persediaan secra keseluruhan dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuk biaya dari persediaan. Menurut Yamit 2005:9, biaya-biaya yang timbul dalam persediaan yaitu : 1 Biaya pembelian purchase cost Yaitu, harga per unit apabila item dibeli dari pihak luar, atau biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan. Biaya per unit akan selalu menjadi bagian dari biaya item dalam persediaan. Untuk pembelian item dari luar, biaya per unit adalah harga beli ditambah biaya pengangkutan. Sedangkan untuk item yang diproduksi di dalam perusahaan, biaya per unit adalah termasuk biaya tenga kerja, bahan baku dan biaya overhead pabrik. 2 Biaya pemesanan order costset up cost Biaya yang berasal dari pembelian pesanan dari supplier atau biaya persiapan set up cost apabila item diproduksi di dalam perusahaan. Biaya ini diasumsikan tidak akan berubah secara langsung dengan jumlah pemesanan. Biaya pemesanan dapat berupa biaya membuat daftar permintan, menganalisis supplier, membuat pesanan pembelian, peneriman bahan, inspeksi bahan, dan pelaksanaan proses transaksi. Sedangkan biaya persiapan dapat berupa biaya yang dikeluarkan akibat perubahan proses produksi, pembuatan skedul kerja, persiapan sebelum produksi, dan pengecekan kualitas. 3 Biaya simpan carrying costholding cost Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan persediaan. Biaya simpan dapat berupa : biaya modal, pajak, asuransi, pemindahan persediaan, keusangan dan semua biaya yang dikeluarkan untuk memelihara persediaan. 4 Biaya kekurangan persediaan Konsekuensi ekonomis atas kekurangan dari luar maupun dari dalam perusahaan. Kekurangan dari luar tejadi apabila pesanan konsumen tidak dapat dipenuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak dapat memenuhi kebutuhan departemen yang lain. Biaya kekurangan dari luar apat berupa biay backorder, biaya kehilangan kesempatan menerima keuntungan. Biaya kekurangan dari dalam perusahaan dapat berupa penundaan pengiriman maupun idle kapsitas. Jika terjadi kekurangan atas permintaan suatu item, perusahaan harus melakukan backorder atau mengganti dengan item lain atau menbatalkan pengiriman. Dalam situasi sepeti ini bukan kerugian penjualan yang terjadi tetapi penundaan dalam pengiriman. Untuk mengatasi masalah ini secara khusus, perusahaan melakukan pembelian darurat atas item tersebut dan perusahaan akan menanggung biaya tambahan extra cost untuk pesanan khusus dapat berupa biaya pengiriman secra cepat, dan tambahan biay pengepakan. Para pemilik dan manajer berusaha keras untuk membuat persediaan barang- barangnya secepat mungkin karena barang-barang yang tidak terjual akan mengurangi laba. Makin cepat penjualan yang terjadi maka makin tinggi labanya, Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. yang berarti perusahaan mendapat tambahan aliran kas. Makin lambat penjualannya, maka makin rendah labanya. Idealnya suatu usaha dapat beroperasi tanpa adanya simpanan persediaan. Walaupun demikian, kebanyakan perusahaan, harus mempunyai persediaan barang untuk pelanggannya. Para pedagang yang berhasil akan membeli dengan hati-hati untuk tetap menjaga perputaran barang yang diusahakannya tetap dalam tempo yang cepat.

2. Perputaran Persediaan

Menurut Horngren, et al 1997:250 ” Perputaran Persediaan adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap persediaan rata-rata menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual”. Sedangkan menurut Waren, et al. 2005: 462 ”Perputaran persediaan inventory turnover mengukur hubungan antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode berjalan. Rasio ini dihitung sebagai berikut : rata rata Persediaan Penjualan Pokok a H Persediaan Perputaran − = arg Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan angka-angka minggua n, bulanan, atau tahunan. Untuk menyederhanakannya kita menentukan persediaan rata-rata dengan membagi jumlah persediaan pada akhir dan awal tahun dengan 2. Selama jumlah persediaan yang dimiliki sepanjang tahun stabil, rata-rata ini akan cukup akurat bagi analisis kita. Besarnya hasil perhitungan Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang.

3. Profitabilitas

Menurut Gitman 2003:599 “profitability is the relationship between revenues and costs generated by using the firm’s asset both current and fixed asset in productive activities”. Profitabilitas menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Laba yang besar belum tentu merupakan ukuran perusahaan telah bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui apabila laba dibandingkan dengan kekayaan atau investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi yang sesuai dengan tingkat resiko. Menurut Horne 2005:222, rasio profitabilitas terbagi atas tiga jenis yaitu : a. rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan, antara lain net profit margin NPM,operating profit margin OPM, gross profit margin GPM, b. rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi, antara lain return on assets ROA, return on investment ROI, c. rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan ekuitas, antara lain return on equity ROE, return on common stock equity, earnings per share, dividend per share, book value per share, price to earnings ratio, dan dividend yield. Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Dalam suatu perusahaan umumnya masalah profitabilitas lebih penting daripada laba, karena laba yang besar bukan ukuran perusahaan telah bekerja efisien. Efisiensi perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan menghitung profitabilitasnya. Warren et al. 2004:16 mengemukakan bahwa analisis profitabilitas merupakan evaluasi atas tingkat pengembalian investasi perusahaan. Analisis ini berfokus pada sumber daya perusahaan dan tingkat profitabilitasnya, dan melibatkan identifikasi dan pengukuran dampak berbagai pemicu profitabilitas. Return On Asset sering dijadikan alat untuk mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak, Brigham, 2001: 109. Bertambah tinggi Return On Asset maka bertambah baik bagi perusahaan. Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan.

4. Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas

Persediaan sering kali merupakan bagian aktiva lancar yang cukup besar. Persediaan merupakan investasi yang dibuat untuk tujuan memperoleh pengembalian melalui penjualan kepada pelanggan. Sebagian besar perusahaan mempertahankan tingkat persediaan tertentu. Jika persediaan tidak cukup, volume penjualan akan turun di bawah tingkat yang dapat dicapai. Sebaliknya, persediaan yang terlalu banyak menghadapkan perusahaan pada biaya penyimpanan, Ellys Delfrina Sipangkar : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. asuransi, dan pajak properti Warren, et al. 2005:462. Hal itu berarti perusahaan harus menambah alokasi dana untuk biaya-biaya yang telah disebutkan itu. Persediaan yang terlalu besar juga menggunakan dana dana yang seharusnya dapat digunakan secara lebih menguntungkan pada aktivitas lain. Horngren et. al 1997:250 mengemukakan bahwa perputaran persediaan mengukur kecepatan rata-rata persediaan bergerak keluar dari perusahaan. Semakin cepat persediaan dirubah menjadi barang dagang yang nantinya akan dijual oleh perusahaan maka semakin cepat pula bagi perusahaan untuk memperoleh laba. Semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan semakin baik bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Keadaan perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan mengelola persediaannya Warren, et al. 2005:462. Hal ini juga menunjukkan volume penjualan yang tinggi pada perusahaan tersebut. Hal itu dapat berarti laba yang didapat oleh perusahaan semakin besar dengan mengasumsikan minimalisasi biaya-biaya yang terjadi. Besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan memaksimalkan tingkat pengembalian aset yang diperoleh perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian aset Return On Asset yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitabilitas perusahaan menunjukkan kondisi yang baik.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Size Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan ( Studi pada : Perusahaan Otomoti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2009-2013)

4 89 98

Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

54 290 74

Analisis Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (ROA) Perusahaan (Studi Pada: Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013)

15 212 73

Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 81

Pengaruh Perputaran Sediaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 20

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

3 7 126

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 3 106

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2010 SAMPAI 2013

0 0 10

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 20

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 16