Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
1 SKRIPSI
PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2011
OLEH:
HARIS AGUS WAHYUDI 080503183
PROGRAM STUDI AKUNTANSI S-1 FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
I ABSTRAK
PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2009-2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur melalui Return On Asset
(ROA).
Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang diperoleh melalui IDX. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu regresi linier sederhana. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran persediaan, dengan sampel sebanyak 20 perusahaan periode 2009.
Hasil penelitian ini adalah perputaran persediaan tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset.
(3)
II ABSTRACT
THE EFFECT OF INVENTORY TURN OVER TOWARD RATE OF PROFITABILITAS AT MANUFACTURING COMPANY
IN BEI PERIODE 2009-2011
The purpose of this reseacrh is to analyzed effect of the inventory turnover ti profitability in manufaktur companies has listed in Indonesia Stock Exchange. Profitability in this research with using Return On Asset (ROA).
Data that used is financial statements from IDEX. Analysis method that used inthis research is single regression. Variabel Independen in this research is inventory turnover, and sample consist of the 20 firms periode 2009-2011.
The result conclude that inventory turnover dose not have positive significant influence toward Return On Asset.
(4)
III
KATA PENGANTAR
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai
pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, S.E., M.Ec.,AK. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. Dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, M.M. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Program
Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs.Chairul Nazwar, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing
penulis yang sangat banyak membantu dan membimbing dalam
menyelesaikan skripsi ini dan bapak Drs.M.Utama Nasution, M.M., Ak.
selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak memberi masukan
(5)
IV
5. Orang tua penulis yang tercinta, Hadi Purnama, S.E dan Rubiah, S.E yang
telah mendidik dan membesarkan penulis.
6. Adik penulis, Rani Utari Dwiastuty dan Indah Tri Rahayu yang telah
membantu memotivasi.
7. Teman dan sahabat terbaik dalam menjalani kuliah dan menyusun skripsi
Wayu Retno Megatara.
8. Teman-teman Akuntansi angkatan 2008 yang sama-sama berjuang dari
awal kuliah sampai sama-sama berjuang menulis skripsi, .
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Karena keterbatasan waktu, tenaga, pikiran, kemampuan lain yang ada pada diri
penulis pada saat penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya, bagi almamater, dan bagi ilmu
pengetahuan akuntansi.
Medan, Mei 2013
Penulis,
(6)
V DAFTAR ISI
ABSTRAK ... I ABSTRACT ... II KATA PENGANTAR ... III DAFTAR ISI ... V DAFTAR TABEL ... VII DAFTAR GAMBAR... . VIII DAFTAR LAMPIRAN ... IX
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan ... 6
2.1.1 Pengertian Persediaan ... 6
2.1.2 Klasifikasi Persediaan ... 7
2.1.3 Sistem Pencatatan Persediaan ... 8
2.1.4 Metode Penilaian Persediaan ... 9
2.2 Pengertian Perputaran Persediaan ... 12
2.3 Pengertian Rasio Profitabilitas ... 13
2.4 Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas ... 16
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17
2.6 Kerangka Konseptual ... 18
2.7 Hipotesis Penelitian... 19
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Desain Penelitian ... 20
3. 2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20
3. 3. Jenis dan Sumber Data ... 22
3. 4. Metode Pengumpulan Data ... 22
3. 5. Definisi Operasional dan Pengukuran variabel penelitian ... 23
3.5.1 Variabel Independen (Bebas) ... 23
3.5.2 Variabel Dependen (Terikat)... 23
3. 6. Metode Analisis Data ... 24
3. 7. Pengujian Asumsi Klasik ... 24
3.7.1 Uji Normalitas ... 24
3.7.2 Uji Multikolinearitas ... 25
3.7.3 Uji Heteroskedastisitas ... 25
3.7.4 Uji Autokorelasi ... 26
(7)
VI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Penelitian ... 29
4.2. Analisis Hasil Penelitian ... 30
4.3. Uji Asumsi Klasik ... 31
4.3.1. Uji Normalitas ... 31
4.3.2. Uji Heteroskedastisitas ... 33
4.3.3 Uji Autokorelasi ... 34
4.4 Pengujian Hipotesis ... 36
4.4.1 Persamaan Regresi ... 36
4.4.2 Uji koefisien Korelasi ... 37
4.4.3 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 40
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 40
5.3. Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 42
(8)
VII
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 17
Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur ... 21
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 30
Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 31
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 35
Tabel 4.5 Analisis Hasil Regresi ... 36
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Korelasi ... 37
Tabel 4.7 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 38
(9)
VIII
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 19
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 32
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 33
(10)
IX
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
(11)
I ABSTRAK
PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2009-2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur melalui Return On Asset
(ROA).
Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang diperoleh melalui IDX. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu regresi linier sederhana. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran persediaan, dengan sampel sebanyak 20 perusahaan periode 2009.
Hasil penelitian ini adalah perputaran persediaan tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset.
(12)
II ABSTRACT
THE EFFECT OF INVENTORY TURN OVER TOWARD RATE OF PROFITABILITAS AT MANUFACTURING COMPANY
IN BEI PERIODE 2009-2011
The purpose of this reseacrh is to analyzed effect of the inventory turnover ti profitability in manufaktur companies has listed in Indonesia Stock Exchange. Profitability in this research with using Return On Asset (ROA).
Data that used is financial statements from IDEX. Analysis method that used inthis research is single regression. Variabel Independen in this research is inventory turnover, and sample consist of the 20 firms periode 2009-2011.
The result conclude that inventory turnover dose not have positive significant influence toward Return On Asset.
(13)
10 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan dari sebuah perusahaan adalah untuk tetap bertahan
dalam persaingan dan terus bertumbuh. Saat ini semua perusahaan telah masuk
dalam era globalisasi dengan persaingan yang ketat disertai eliminasi bagi
perusahaan yang tidak mampu bertahan. Untuk tetap bertahan dalam kompetisi,
diperlukan manajemen dengan tingkat efektifitas yang tinggi, untuk menghasil
kan laba bagi perusahaan.
Laba atau profit merupakan salah satu tujuan utama berdirinya perusahaan.
Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak mampu untuk bertahan dalam
persaingan dan bertumbuh. Laba juga merupakan ukuran dari tingkat efektifitas
manajemen dan aktivitas yang telah direncanakan sebelumnya. Untuk mengukur
laba dapat dilakukan dengan rasio profitabilitas, dengan mengetahui rasio
profitabilitas yang dimiliki, perusahaan dapat memonitor perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu.
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dan merupakan sautu kemampuan perusahaan
untuk memperooleh laba selama periode tertentu. Profitabilitas akan menunjukkan pengaruh antara likuiditas, aktiva, dan utang pada hasil-hasil
operasi. Ada beberapa ukuran yang dapat dipakai untuk melihat kondisi
profitabilitas suatu perusahaan antara lain dengan menggunakan tingkat pengembalian investasi. Rasio ini mengukur kompensasi keuangan kepada
(14)
11
penyedia pendanaan ekuitas dan utang. Selain itu profitabilitas dapat diukur dengantingkat pengembalian aset. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak (Subramanyam. 2010 : 44 ). Rasio ini diukur
dengan membandingkan laba bersih terhadap rata-rata total asset. Semakin tinggi
laba bersih terhadap rata-rata total asset maka ROA akan semakin tinggi dan
semakin baik bagi perusahaan.
Beberapa usaha yang sering dilakukan oleh perusahaan untuk
menunjukkan rasio yang menarik investor untuk tertarik berinvestasi di
perusahaan dan menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi adalah dengan
meningkatkan ROA. Penelitian ini menggunakan ROA sebagai alat untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas yang ada. Rasio ROA sering digunakan untuk mengevaluasi unit-unit usaha dalam perusahaan multidivisional. Selain itu dengan
meningkatkan penjualan persediaan sehingga perputaran persediaan barang juga
meningkat.
Persediaan merupakan salah satu pos dari aktiva lancar dan memiliki nilai
yang cukup besar. Pada perusahaan manufaktur persediaan merupakan unsur yang
akktif dalam operasi perusahaan yang secara terus-menerus dibeli, diperoses
menjadi barang setengan jadi maupun barang jadi, kemudiaan dijual kepada
konsumen. Persediaan mempermudah jalanya operasi perusahaan, dengan adanya
pengelolaan yang baik pada persediaan maka perusahaan dapar segera mengubah
(15)
12
Perputaran persediaan hasil ukur dengan membandingan antara harga
pokok penjualan dengan rata-rata persediaan (Subramanyam 2010 : 45). Dimana
semakin tinggi perputaran persediaan, menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya
yang dapat ditekan oleh perusahaan, dan juga perusahaan semakin cepat dalam
melakukan penjualan barang dagang. Laba yang dihasilkan perusahaan akan
semakin besar juga diakibatkan beban yang dapat ditekan. Untuk mencapai
tingkat perputaran persediaan yang tinggi banyak hal yang harus diperhatikan oleh
perusahaan, diantaranya pengelolahan persediaan secara teratur dan efisien,
meningkatkan kualitas barang, dan memenuhi apa yang menjadi keinginan
konsumen.
Laba bersih perusahaan mencerminkan tingkat pengembalian kepada
pemegang saham untuk periode saat itu. Laba perusahaan yang tinggi belum tentu
menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi, akan tetapi profitabilitas yang tinggi dapat memastikan bahwa laba yang dihasilkan juga tinggi. Perusahaan pada
umumnya berfokus pada masalah profitabilitas daripada laba, karena efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal
sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba. Dengan
demikian tingkat profitabilitas memegang peranan penting,diharapkan perputaran
persediaan yanng cepat mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Hal
ini disebabkan peneliti ingin menguji kembali hasil dari penelitian terdahulu.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur dan untuk periode
(16)
13
Bursa Efek Indonesia,sehingga diharapkan penelitian ini menjadi lebih terbaru.
Berdasarkan uraian diatas,maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI “.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah perputaran persediaan
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perputaran
persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti,maupun
bagi pihak manajemen perusahaan maupun bagi peneliti selanjutnya :
1 . Bagi peneliti. Yaitu sebagai masukan dan gambaran mengenai pengaruh
perputaran persediaan terhadap tingkat profitabilitas
2. Bagi perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
(17)
14
persediaan terhadap tingkat profitabilitas dan memberikan gambaran kinerja
perusahaan dan aktifitas pada periode saat itu.
3.Bagi investor. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar
pertimbangan untuk melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
4. Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk penelitian selanjutnya untuk membuat penelitian yang lebih dalam
(18)
15 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan
2.1.1 Pengertian persediaan
Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau
bahan untuk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau
barang yang akan digunakan. Persediaan digunakan untuk mengindikasikan
barang dagangan yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis
perusahaan, dan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang
disimpan untuk tujuan itu. Dan merupakan bagian dari aktiva lancar, yang
apabila setiap kesalahan pencatatan dalam perhitungan persediaan akan
mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi.
Stice, et al (2009:571) menyatakan bahwa “Persediaan ditunjukan untuk
barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal,dan
dalam kasus manufaktur, maka kata ini ditunjukkan untuk barang dalam
proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi”.
Menurut PSAK No. 14 (2009:03) “ Persediaan adalah aktiva (a) tersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; (b) dalam proses produksi dan atau
dalam perjalanan; atau (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”.
Menurut Warren, et al (2006: 453) “ Persediaan digunakan untuk
(19)
16
dalam operasi bisnis perusahaan; 2) bahan yang digunakan dalam proses
produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu”.
2.1.2Klasifikasi persediaan
Persediaan pada setiap perusahaan berbeda dengan perusahaan lain
tergantung pada bidang kegiatan bisnisnya. Persediaan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
A. Persediaan barang dagangan
Barang yang ada digudang dibeli oleh pengecer atau perusahaan
perdagangan seperti importir atau eksportir untuk dijual kembali.
Biasanya barang yang diperoleh untuk dijual kembali secara fisik tidak
diubah oleh perusahaan pembeli, barang-barang tersebut tetap dalam bentuk
yang telah jadi ketika meninggalkan pabrik pembuatnya. Dalam beberapa hal
dapat terjadi beberapa komponen dibeli untuk kemudian dirakit menjadi
barang jadi.
B. Persediaan manufaktur menurut Stice, al etc (2009:573) “Persediaan
dalam perusahaan manufaktur diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :
1. Bahan baku
Bahan baku adalah barang-barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi. Sebagian bahan baku diambil langsung dari sumber aslinya. Namun yang sering terjadi, bahan baku dibeli dari perusahaan lain yang merupakan barang jadi dari sisi pemasok.
Bahan baku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Bahan baku langsung. Bahan yang secara langsung digunakan dalam produksi barang.
b. Bahan baku tidak langsung. Bahan baku yang menjadi bahan pendukung.
2. Barang dalam proses
Barang dalam proses terdiri atas bahan-bahan yang telah diproses, namun masih membutuhkan pengerjaan lebih lanjut sebelum dapat dijual. Persediaan ini terdiri dari atas tiga komponen biaya yaitu :
(20)
17
a. Bahan baku langsung, yaitu biaya bahan baku yang secara langsung dapat diidentifikasi dalam barang yang diproduksi.
b. Tenaga kerja langsung, yaitu biaya tenaga kerja yang secara langsung dapat diidentifikasi dengann barang yang diproduksi
c. Overhead Pabrik, yaitu bagian dari overhead pabrik yang dibebankan atas barang yang diproduksi.
3. Barang jadi
Barang jadi adalah barang yang sudah selesai diproduksi dan menunggu untuk dijual.
C. Persediaan rupa-rupa. Barang-barang seperti perlengkapan kantor,
kebersihan, dan pengiriman. Persediaan jenis ini biasanya digunakan segera
dan biasanya dicatat sebagai beban penjualan umum ketika dibeli.
Menurut Rangkuti (2004:7) persediaan dapat digolongkan ke dalam
tiga jenis berdasarkan fungsinya, yaitu
1. Batch stock/Lot Size Inventory
Persediaan yang diadakan karen kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan saat itu. Keuntungannya :
a. Potongan harga pada harga pembelian b. Efisiensi produksi
c. Penghematan biaya angkutan 2. Fluctuation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun untuk menghadapi penggunaan, penjualan atau permintaan yang meningkat.
2. 1. 3 Sistem pencatatan persediaan
Sistem pencatatan persediaan merupakan pengelolaan persediaan
melalui proses pencatatan, untuk memastikan keakuratan jumlah persediaan
yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Kuantitas jenis-jenis persediaan
pada akhir periode haruslah ditentukan guna mengkalkulasi biaya pokok
(21)
18
Menurut Stice, et al. (2009:574) Adapun sistem pencatatan persediaan
dapat digolongkan dengan dua cara, yaitu :
A.Sistem Persediaan Periodik
Dalam metode ini pencatatan pada akun persediaan barang dagang hanya dilakukan pada awal atau akhir periode saja, sedangkan pada saat terjadinya transaksi pembelian, begitu pula pada saat transaksi penjualan. Barang dagang tidak dicatat pada akun persediaan barang dagang tetapi pada akun penjualan.
B. Sistem Persediaan Perpetual
Pada sistem ini, setiap terjadi transaksi yang terjadi pada persediaan barang dagang, ditentukan terlebih dahulu harga pokok penjualan sehingga setiap transaksi yang mempegaruhi nilai persediaan barang dagang dicatat pada akun persediaan barang dagang sebesar harga perolehnya.
Contoh perbedaan pencatatan untuk persediaan yang dibuat dalam sistem persediaan periodik dan perpetual dapat dilihat pada transaksi berikut ini : Transaksi berikut yang terjadi selama satu periode
1 Persediaan awal ... 50 unit @ $ 10 $ 500 2 Pembeliaan selama periode tersebut... 300 unit @ $ 10 $ 3.000 3 Penjualan selama periode tersebut... 275 unit @ $ 15 $ 4.125 4 Persediaan akhir( perhitungan fisik)... 70 unit @ $ 10 $ 700
Sistem Pencatatan Persediaan Secara Periodik
TGL PERKIRAAN REF DEBET
($) KREDIT ($) Pembeliaan Utang Usaha 3.000 3.000 Piutang Usaha Penjualan 4.125 4.125 Iktisar Laba Rugi
Persediaan Awal
500
500 Persediaan akhir
Iktisar Laba Rugi
700
700
Sistem Pencatatan Persediaan Secara Perpetual
TGL PERKIRAAN REF DEBET
($) KREDIT ($) Persediaan Utang Usaha 3.000 3.000 Piutang Usaha Penjualan 4.125 4.125 HPP Persediaan 2.750 2.750
(22)
19 2.1.4 Metode penilaian persediaan
Bagi perusahaan sangat penting untuk menentukan besarnya harga
pokok produksi barang yang dijual. Jika perusahaan tidak mampu
menentukan harga produksi yang melekat pada barang dagang yang
dihasilkan akan menyulitkan dalam penentuan harga jual
Menurut stice, et al (2009:585) ada empat metode penilaian yang
paling umum digunakan yaitu :
A. Identifikasi khusus (spesific identification)
Biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode berjalan dan ke barang yang ada ditangan pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Metode identifikasi khusus memerlukan suatu cara untuk mengidentifikasi biaya historis dari setiap unit persediaan. Dengan identifikasi khusus, arus biaya yang dicatatat disesuaikan dengan arus fisik barang. Dari sudut pandang teoritis, metode identifikasi khusus sangat menarik, khususnya ketika setiap unsur persediaan unik dan memiliki biaya yang tinggi. Namun, ketika persediaan terdiri atas berbagai unsur atau unsur-unsur identik yang dibeli pada saat yang berlainan dengan harga yang berbeda, maka identifikasi khusus akan menjadi lamban, membebani, dan memakan biaya.
B. Metode biaya rata-rata (average cost)
Metode biaya rata-rata membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit yang dibeli pada tiap harga. Metode rata-rata dapat dianggap sebagai metode yang realistis dan paralel dengan arus fisik barang, khususnya ketika ada percampuran dari unit persediaan yang identik. Tidak seperti metode persediaan yang lain, pendekatan biaya rata-rata memberikan nilai yang sama untuk unsur serupa dengan penggunaan yang sama. Metode ini tidak memperbolehkan manipulasi keuntungan. Akan tetapi, keterbatasan dari metode biaya rata-rata ini adalah bahwa nilai persediaan dapat tertinggal secara signifikan terhadap harga dalam periode dimana terdapat kenaikan atau penurunan harga yang cepat.
C. Metode masuk pertama, keluar pertama (First-In, First- out FIFO)
Metode masuk pertama, keluar pertama didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang lebih dulu masuk. FIFO dapat dianggap debagai sebuah pendekatan yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metode identifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel dengan arus fisik dari barang yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang
(23)
20
dinilai melekat pada barang yang terjual. FIFO memberikan kesempatan kecil untuk memanipulasi keuntungan karena pembebanan biaya ditentukan oleh urutan terjadinya biaya. Selain itu, unit yang tersisa pada persediaan akhir adalah unit yang paling akhir dibeli, sehingga biaya yang dilaporkan akan mendekati atau sama dengan biaya penggantian di akhir periode ( end-of-period replacement cost).
D. Metode masuk terakhir, keluar pertama (Last-In, First-Out LIFO)
Metode masuk terkahir, keluar pertama (LIFO) didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual. LIFO sering kali dikritik dari sudut pandang teroritis. Metode ini tidak cocok dengan arus barang yang terjadi dalam sebuah perusahaan. LIFO menghasilkan nilai lama dalam neraca dan dapat memberikan angka harga pokok penjualan yang aneh ketika tingkat persediaan menurun. Namun, LIFO adalah metode yang paling baik dalam mencocokkan biaya persediaan saat ini dengan pendapatan saat ini. E. Penilaian persediaan bukan berasal dari cost
Menurut warren,etc al(2006:468) “Persediaan bisa dinilai selain dari biaya. Dua situsi ini muncul apabila
1. Biaya penggantian barang-barang persediaan lebih rendah daripada biaya yang tecatat
2. Persediaan tidak dapat dijual pada harga jual normal karena cacat, usang, perubahan gaya, atau penyebab lainnya.
Penilaian persediaan dapat dilakukan dengan dua metode mana yang
lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar (LCM method). Jika biaya
penggantian suatu persediaan lebih rendah daripada biaya pembeliannya
maka metode mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar
digunakan untuk menilai persediaan. Harga pasar, yang digunakan dalam
LCM, adalah biaya untuk mengganti barang dagang pada tanggal persediaan.
Nilai pasar ini didasarkan pada jumlah yang biasanya dibeli dari sumber
pemasok yang biasa. Keunggulan utama dari metode LCM adalah bahwa laba
kotor dan laba bersih akan berkurang dalam periode terjadinya penurunan
nilai pasar. Dalam menerapkan metode LCM, biaya penggantian dapat
(24)
21
1) Biaya dan biaya penggantian dapat ditentukan untuk setiap jenis barang
dalam persediaan,
2) Biaya dan biaya penggantian dapat ditentukan untuk kelas atau kategori
utama persediaan,
3) Biaya dan biaya penggantian dapat ditentukan untuk persediaan secara
keseluruhan
F. Penilaian Pada Nilai Realisasi Bersih
Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dikurangi biaya pelepasan
langsung, seperti komisi penjualan.
2.2 Pengertian Perputaran Persediaan
Menurut Warren, etc al (2006:474), perputaran mengukur hubungan antara
volumme barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki
selama periode berjalan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus
Perputaran Persediaan =ℎ������������������
��������������−����
x 1kali=...kali
Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan angka-angka
mingguan, bulanan, atau tahunan. Untuk menyerhanakan kita menentukan
persediaan rata-rata dengan membagi jumlah persediaan akhir pada akhir dan
awal tahun dibagi 2. Selama jumlah persediaan yang dimiliki sepanjang tahun
stabil, rata-rata ini akan cukup akurat bagi analisa. Besarnya hasil perhitungan
persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang
dagang.
Menurut stice, etc al. (2009:799), perputaran persediaan kadang-kadang
(25)
22
Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena penjualan adalah sebuah angka eceran,
sedangkan harga pokok penjualan dan persediaan merupakan harga grosir. Namun
demikian, ketika telah menjadi sebuah rasio, setiap orang diberi kebebasan untuk
menghitung dengan berbagai cara yang mereka inginkan. Terpenting adalah
perhitungan dibuat dengan cara yang sama dan dibandingkan dengan nilai-nilai
lain yang juga dihitung dengan cara yang sama.
Tingkat perputaran persediaan mengukur kemampuan perusahaan dalam
memutarkan barang dagangnnya dan menunjukkan hubungan antara barang yang
diperlukan untuk menunjuang atau mengimbangi tingkat penjualan yang telah
ditentukan, serta efisiensi persediaan dapat dilihat dari tingkat perputaran
persediaan. Perputaran persediaan merupakan salah satu ukuran efisein untuk
perusahaan dalam penggunaan aktiva terutama aktiva lancar. Semakin cepat
perputaran persediaan maka akan semakin efisien penggunaan persediaan.
2.3 Pengertian Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan sautu perusahaan menghasilkan
laba. Laba adalah selisih lebih pendapatan dengan beban sehubungan dengan
Usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Dimana
laba merupakan tolak ukur sejauh mana keberhasilan manajemen sebuah
perushaan, ukuran kinerja perusahaan, ukuran efisiensi dan pedoman kebijakan
perusahaan. Selisih lebih antara keseluruhan pendapatan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk proses kegiatan operasi maupun penjualan selama periode
tertentu disebut laba bersih. Pada umumnya perusahaan didirikan untuk mencapai
(26)
23
untuk mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam
setiap aktivitas usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan yang
berlangsung secara terus menerus.
Pengertian laba menurut Baridwan (2004 : 29) adalah “kenaikan modal
(aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang
terjadi dari badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang
mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari
pendapatan atau investasi oleh pemilik”.
Laba dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :
1. Laba kotor
2. Laba dari operasi
3. Laba bersih
1. Laba kotor
Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan
harga pokok penjualan. Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari
penjualan bersih dan harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba
kotor. Hasil laba bersih belum dikurangi dengan beban operasi lainnya
untuk periode tertentu.
2. Laba dari operasi
Laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban biaya
atau laba kotor dikurangi dengan sejumlah biaya penjualan, biaya
(27)
24
3. Laba Bersih
Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana
untuk mencarinya laba operasi bertambah pendapatan lain-lain dikurangi
oleh beban lain-lain.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir. 2008:196). Penggunaan rasio
profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai
komponen yang ada dilaporan keuangan, terutama laporang keuangan neraca dan
laporan laba rugi. Pengukuran ini dapat dilakukan untuk beberapa operasi.
Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu
tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan
tersebut. Hasil pengukuran ini dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen
secara efektif atau tidak.
Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling valid dalam mengukur
hasil pelaksanaan operasi perusahaan karena rasio profitabilitas merupakan alat
pembanding pada berbagai alternatif investasi sesuai dengan tingkat resiko.
Umumnya dalam perusahaan masalah profitabilitas lebih penting daripada laba,
karena laba yang besar bukan ukuran perusahaan telah bekerja efisiensi. Efisiensi
perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan
(28)
25
Menurut Tampubolon (2005:39), rasio profitabilitas yang digunakan pada
umunya adalah berikut ini :
1. Net Profit Margin
2. Return on Investment
3. Return on Net Worth
Menurut Horne (2005:222), rasio profitabilitas terbagi atas 2 jenis yaitu:
a. Rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan, antara lain net profit margin (NPM), operating profit margin (OPM), gross profit margin (GPM), b. Rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan ekuitas, antara lain return on
equity (ROE), return on common stock equity, earning per share, dividend per share, book value per share, price earninng ratio,dan dividend yield.
Return on Asset sering dijadikan alat untuk mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah laba bersih, beban bunga dan tarif pajak dibagi rata-rata total
asset (Subramanyam, etc al, 2010:44). Menurut stice, etc al(2009:801), ROA
dipengaruhi oleh profitabilitas dan efisiensi penggunaan aset untuk menghasilkan
penjualan. ROA yang lebih tinggi menunjukkan keefisiensian sebuah perusahaan
untuk menggunakan asetnya untuk menghasilkan pernjualan.
2.4 Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas
Persediaan merupakan salah satu aktiva lancar yang memiliki nilai yang
Cukup besar. Persediaan merupakan investasi yang dibuat untuk tujuan
memperoleh pengembalian melalui penjualan kepada pelanggan. Sebagian besar
perusahaan biasanya mempertahankan tingkat persediaan pada level tertentu. Jika
persediaan tidak mencukupi, kegagalan ini akan mengakibatkan hilangnya
penjualan. Sebaliknya jika persediaan terlalu banyak akan mengurangi solvensi
karena tertimbunnya sejumlah dana yang semestinya dapat digunakan untuk
(29)
26
juga menambah beban seperti penyimpanan, asuransi, dan pajak properti
(Warren, et al. 2006:474).
Warren, et Al (2006:474) mengemukakan bahwa perputaran persediaan mengukur hubungan antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode berjalan. Semakin cepat persediaan dirubah menjadi barang dagang yang nantinya akan dijual maka semakin cepat perusahaan untuk memperoleh laba.
Keadaan perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan efisien dan efektif mengelola persediaanya (Warren, et al. 2006:475).
Hal ini juga menunjukkan volume penjualan yang tinggi pada perusahaan, laba
yang dihasilkan perusahaan semakin besar dengan meminimalisasi biaya-biaya
yang terkandung pada persediaan. Besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan
mempengaruhhi tingkat pengembalian asset secara positif dan berbanding lurus.
Dimana, bila semakin tinggi perputaran persediaan, maka ROA juga akan
semakin besar, sebab persediaan merupakan bagian dari aktifa lancar. Hal ini
mengindikasikan bahwa profitabilitas perusahaan menunjukkan kondisi yang
baik.
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian,
(30)
27 Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti
(Tahun Penelitian) Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Ellys Delfrina Sipangkar (2009) Variabel independen: Perputaran Persediaan Variabel Dependen:
Return on Asset
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran persediaan
tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset
2. Josephine H.S (2009)
Variabel independen :
Perputaran Persediaan
Variabel dependen : Rentabilitas Ekonomi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perputaran persediaan tidak bberpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi 3. Dian Hesti
Pratiwi (2007) Variabel independen: Perputaran Persediaan Variabel dependen: Rentabilitas Ekonomi
Tingkat perputaran persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi
4. Seprina Ruleta Sitanggang (2008) Variabel independen: Tingkat perputaran persediaan Variabel Dependen:
Return on Asset
Secara simultan maupun parsial Pengujian secara parsial perputaran persediaan
tidak berpengaruh positif terhadap
Data diolah Penulis. 2012
Ellys Delfrina Sipangkar (2009) melakukan penelitian mengenai Pengaruh
Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabiitas Perusahaan Pada
Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Variabel
independen dalam penelitian adalah perputaran persediaan dan variabel dependen
adalah ROA. Penelitian di lakukan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh perputaran
persediaan terhadap ROA.
Seprina Ruleta Sitanggang (2008) melakukan penelitian mengenai
(31)
28
Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonnesia. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah tingkat perputaran persediaan. Varibel
dependen adalah Rentabilitas ekonomis. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan regresi linier sederhana dengan melakukan uji asumsi klasik
terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran
persediaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomis.
2.6 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori
dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah
tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara
variable-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variable terikat.
Perputaran Persediaan H1 Return On Asset (ROA) (X) (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
(32)
29 2.7 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2004:15) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan
tinjauan penelitian terdahulu hipotesis penelitian ini adalah.
Terdapat pengaruh perputaran persediaan terhadap tingkat profitabilitas
(33)
30 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kausal,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih. Menurut Sugiyono (2007:30) “desain kausal adalah penelitian yang
bertujuan menganalisa hubungan sebab akibat antara variabel independen
(variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang
dipengaruhi). Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan terhadap
tingkat profitabilitas.
3.2Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:72) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2009 dan 2011 yang berjumlah
20 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi. Oleh sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus
benar-benar representatif atau mewakili. Jika sampel kurang representative maka
mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga
(34)
31
dalam penelitian ini menggunakan teknik non Probability Sampling yaitu dengan cara Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan suatu kriteria tertentu. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu, sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009,
2010, dan 2011
2. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut tidak didelisting pada tahun
2009, 2010, dan 2011
3. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut memiliki laporan keuangan yang
lengkap dan audited selama tahun 2009, 2010, dan 2011
Perusahaan manufaktur yang diambil sebgai populasi tersebut juga dapat
dijadikan sebagai sampel seperti terlihat didalam tabel 3.1. Karena telah
(35)
32 Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur
No Kode Populasi Perusahaan
Manufaktur
Kriteria Sampel
1 2 3
1 GGRM PT Gudang Garam Tbk. V V V V
2 INAF PT Indofarma Tbk. V V V V
3 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk.
V V V V
4 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
V V V V
5 HMSP PT Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk .
V V V V
6 ASII PT Astra Internasional Tbk.
V V V V
7 INDF PT Indofood Sukser Makmur Tbk
V V V V
8 SMGR PT Semenn Gresik
(persero) Tbk.
V V V V
9 ULTJ PT.Ultra Jaya Milk Industri Tbk.
V V V V
10 RMBA PT Bentoel Internnasional Investama Tbk.
V V V V
11 KLBF PT Kalbe Farma Tbk. V V V V
No Kode Populasi Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3
12 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
V V V V
13 MRAT PT Mustika Ratu Tbk. V V V V
14 MYOR PT Mayora Indah Tbk. V V V V
15 MERK PT Merck Tbk. V V V V
16 ROTI PT NipponIndosari Corpindo Tbk .
V V V V
17 INRU PT Toba Pulp Lestari Tbk. V V V V
18 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
V V V V
19 STTP PT Siantar Top Tbk. V V V V
20 ADES PT.Akasha Wira
Internasional Tbk.
V V V V
(36)
33 3.3Jenis dan Sumber Data
Data ini merupakan data sekunder menurut Erlina (2008:36) “data
sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana
data telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya”. Numerik (Kuncoro,
2003:124) ”jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara”. Data yang digunakan
adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, 2010, dan 2011 yang berasal dari
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan
dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara:
A. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan.
Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa
jurnal, buku, skripsi dan thesis.
B. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format
elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain
berupa laporan-laporan BEI, dan situs internet
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalal variabel
(37)
34 3.5.1 Variabel independen (bebas)
Menurut Sugiyono (2006:3) variabel independen adalah “variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel
terikat)”. Variabel independen pada penelitian ini adalah perputaran
persediaan dihitung dengann rumus :
Perputaran Persediaan = �������������������
��������������−����
x1kali=....kali
3.5.2 Variabel Dependen (terikat)Menurut Sugiyono (2006:3) variabel terikat adalah “variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya varabel bebas”.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur dengan
Return On Asset. Menurut Wild, Subramanyam (2010:44) Return On Asset
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Return on Asset =
���������ℎ+����������� (1−����������)
����−��������������
x100%=...%
3.6 Metode Analisis DataMetode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
analisis statistik yang mengunakan regresi liner sederhana dan menggunakan
SPSS. Statistik yang dilakukan dalam analisis data penelitian ini yaitu Statistik
deskriptif yang pada umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai
variabel-variabel penelitian di dalam suatu penelitian. Analisis statistik deskriptif
(38)
35
minimum, maksimum, rata–rata, dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel
penelitian.
3.7 Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi
berganda dengan bantuan software SPSS 17 for windows. Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik
sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asusmsi klasik tersebut
meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokorelasi.
3.7.1 Uji Normalitas
Menurut Erlina (2008:102), tujuan uji normalitas data adalah untuk
“mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal”. Dengan melakukan uji Kolmogorav-Smirnov
terhadap model yang diuji, cara ini dapat mendeteksi apakah variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kriteria pengambilan
keputusan adalah apabila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka
residual tidak memiliki distribusi normal.
Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan
analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005:110)
(39)
36
A. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
mmaka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan
B. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.7.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas
dapat dilakukan dengan melakukan uji korelasi antara variabel independen
dengan menggunakan tolerance dan varians inflating faktor (VIF). VIF merupakan suatu jumlah yang menunjukkan variabel.
Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan uji multikolinearitas
karena penelitian hanya menggunakan satu variabel independen.
3.7.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005:105) “uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:105) dasar analisis
(40)
37
A. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
B. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.7.4 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2005:95) “uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”.
Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
adalah dengan melakukan uji Durbin Watson. uji Durbin Watson memiliki
ketentuan sebagai berikut
1. Jika 0 < DW < DL, maka terjadi autokorelasi positif
2. Jika DL < DW < DU, maka ragu-ragu terjadi autokorelasi
3. Jika DU < DW < 4 – DU. Maka tidak terjadi autokorelasi
4. Jika 4 - DU < DW < 4 – DL, maka ragu–ragu terjadi autokorelasi
5. Jika DW > 4 DL, maka terjadi autokorelasi negatif
Dimana, DW adalah nilai DW hasil perhitungan, DU = batas atas, DL =
batas bawah.
3.8 Pengujian Hipotesis
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan
menggunakan model analisis regresi linier sederhana. Penelitian ini hanya
terdapat satu variabel independen, yaitu perputaran persediaan dan satu variabel
(41)
38
Persamaan umum regresi linear sederhana yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu :
Y = a + bX + e
Keterangan :
Y : perubahan laba
a : konstanta
b : angka atau arah koefisien regresi, yang menunjukkan
angka peningkatan atau penurunan variabel dependen
yang didasarkan pada variabel independen
X : variabel independen (perputaran persediaan)
e : variabel pengganggu
a. Uji t (t-test)
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dimaksudkan untuk
melihat pengaruh perputaran persediaan terhadap tingkat profitabilitas. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan
sebagai berikut :
Ho diterima jika thitung < t tabel (α= 5% )
Ha diterima jika thitung > t tabel (α= 5% )
Hipotesis Penelitian
(42)
39 Hipotesis Statistik
Ho : b = 0 (perputaran persediaan tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat profitabilitas )
Ha : b ≠ 0 (perputaran persediaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas )
(43)
40 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan model persamaan regresi liner sederhana
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel bebas atau
independen terhadap variabel tidak bebas atau dependen. Analisis data dimulai
dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan
menggunakan regresi liner sederhana. Pengujian asumsi klasik dan regresi liner
sederhana dilakukan dengan menggunakan software SPSS17.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana
data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Data dalam penelitian ini
diperoleh dari situs
ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masih aktif dari tahun 2009 - 2011. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, terdapat sejumlah 20 perusahaan
manufaktur yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dan diamati. Berikut daftar sampel perusahaan yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini.
(44)
41 4.2 Analisis Hasil Penelitian
Pada umumnya statistik deskriptif digunakan untuk memberikan
informasi mengenai variabel-variabel penelitian di dalam suatu penelitian.
Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata–rata, dan standar deviasi yang
dihasilkan dari variabel penelitian. Hasil analisis dengan statistik deskrptif dari
sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2009-2011 disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PerputaranPersedian 60 1.31 34.63 6.6657 6.84803
ROA 60 -.03 .44 .1152 .10622
Valid N (listwise) 60
Sumber : Ouput SPSS, diolah penulis, 2012.
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar diviasi data yang digunakan dalam
penelitian ini.
Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa :
1. Variabel perputaran persedian memiliki nilai minimum 1.31 dan
maksimum 34.63 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar 6.6657
(45)
42
2. Variabel ROA memiliki nilai minimun –0.03 dan maksimun 0.44 dengan
rata-rata ROA sebesar 0.1152 dengan jumlah sampel 60.
4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji
statistik non parametrik kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
Ho : Data residual terdsitribusi normal
Ha : Data residual terdistribusi tidak normal
Apabila signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, sedangkan bila
nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Berikut hasil uji
Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 60
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .10567038
Most Extreme Differences
Absolute .188
Positive .188
Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z 1.454
Asymp. Sig. (2-tailed) .029
(46)
43
Sumber : Output SPSS, data diolah penulis, 2012.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.3 terlihat bahwa besarnya
nilai kolmogorov-Smirnov adalah 1.454 dan nilai asymp. Sig (2-tailed) adalah 0.029. asymp. Sig (2-tailed) uji kolmogorov-Smirnov teryata lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima yang berarti data residual tersebut berdistribusi
normal. Dapat disimpulkan, secara keseluruhan nilai-nilai observasi data telah
terdistribusi secara normal. Selanjutnya, data tersebut dapat diuji kembali
dengan uji asumsi klasik lainnya, untuk lebih jelas berikut ini ditampilkan
grafik histogram dan plot data yang berdistribusi normal.
Gambar 4.1
(47)
44 Histogram
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012.
Pada gambar 4.1 grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel Return On Asset berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Gambar 4.2 Grafik normal P-Plot
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012.
Grafik normal p-p plot pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan
hal ini dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
(48)
45
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas (Situmorang et al, 2008:65).
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu
model regresi dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model regresi tersebut. Analisis terhadap gambar scatterplot yang menyatakan bahwa suatu model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas apabila titik-titik data menyebar di atas dan
dibawah atau di sekitar angka 0 serta penyebaran titik-titik data tersebut tidak
berpola. Berikut ini adalah gambar scatterplot untuk model regresi dalam penelitian ini.
Gambar 4.3 Scatterplot
(49)
46 4.3.3 Uji Autokorelasi
Dalam uji autokolerasi ini kita dapat menguji apakah dalam model regresi
linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan-kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi dalam
model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat.
Sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas autokorelasi.
Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
adalah dengan melakukan pengujian Durbin-Watson (D-W). Hasil uji Durbin-Watson ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .102a .010 -.007 .10658 1.640
a. Predictors: (Constant), PerputaranPersedian b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012
Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
1) Nilai D-W lebih besar dari 0 dan lebih kecil dari dl maka tidak ada
autokorelsi positif
2) Nilai D-W lebih besar dari 4-dl dan lebih kecil dari 4 maka ada autokorelsi
positif
3) Nilai D-W lebih besar du dan lebih dari 4-du maka tidak ada korelasi
negative, tidak ada autokorelasi positif atau negative.
(50)
47
1.6162<1.640>2.3838 yang berarti termasuk pada kriteria ketiga, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Persamaan Regresi
Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi sederhana.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 17. Hasil regresi
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut
Tabel 4.5
Analisis Hasil Regresi Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .105 .019 5.428 .000
PerputaranPersedian .002 .002 .102 .779 .439
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output , data diolah penulis, 2012.
Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,105 + 0,002 (X) + e
Keterangan :
1) Konstanta sebesar 0,105 menunjukkan bahwa apabila variabel independen
(X=0) maka tingkat profitabilitas sebbesar 0,105.
2) Nilai b sebesar 0,002 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada
perputaran persediaan akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas sebesar
(51)
48 4.4.2 Uji Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar korelasi
atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi dependen (Ghozali, 2005:87). Nilai koefisien
determinasi (R2) berada diantara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang
kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2005:87). Semakin nilai
koefisien determinasi mendekati 1 berati semakin baik garis regresi sampel
mencocokan data atau berapa persen variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh variabel independen. Koefisien korelasi maupun koefisien determinasi dari
penelitian ini ditunjukkan dalam output spss berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Korelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .102a .010 -.007 .10658 1.640
a. Predictors: (Constant), PerputaranPersedian b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output , data diolah penulis, 2012.
Pada tabel 4.6 di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan
menunjukkan nilai R sebesar 0,102 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan
antara profitabilitas dengan perputaran peersediaan mempunyai tingkat hubungan
yang sedang, yaitu sebesar 10,2%. Tingkat hubungan yang sangat rendah dapat
(52)
49 Tabel 4.7
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0.000-0.199 Sangat rendah
0.200 Rendah
0.400-0.599 Sedang
0.600-0.799 Kuat
0.800-1.000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyo (2006:183)
Nilai Adjusted R Square atau koefisien adalah sebesar 0,010. Angka ini mengidentifikasikan bahwa profitabilitas mampu dijelaskan oleh perputaran
persediaan sebesar 1% sedangkan selebihnya sebesar 99% dijelaskan oleh
sebab-sebab lain. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0,10658. Standard error of the estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi.
Standard error of the estimate juga bisa disebut standar deviasi, standard error of
the estimate dalam penelitian ini sebesar 0,10658. Semakin kecil standard error of
the estimate berarti model semakin baik.
4.4.3 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji-t digunakan
hipotesis sebagai berikut :
Ho : α =b=0 artinya variabel perputaran persediaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan barang konsumsi
yang terdaftar di BEI,
Ha : α ≠b≠0 artinya perputaran persediaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
(53)
50
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan:
− jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak untuk α = 5% atau
signifikansi > 0,05,
− jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima untuk α = 5% atau
signifikansi < 0,05
Tabel 4.8 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .105 .019 5.428 .000
PerputaranPersedian .002 .002 .102 .779 .439
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output , data diolah penulis, 2012.
Hasil pengujian statistik t pada Tabel 4.8. dapat dijelaskan sebagai berikut:
Nilai t-hitung untuk variabel perputaran persediaan adalah sebesar 0,779
dan t-tabel dengan α = 5% diketahui sebesar 1,6711. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel (0,779< 1,6711) dan nilai signifikansi sebesar 0,439 (lebih
besar dari 0,05) artinya Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian perputaran
persediaan tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan
(54)
51 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan
Penelitian ini menguji apakah perputaran persediaan memiliki pengaruh, terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, dapat dismpulkan bahwa perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu Ellys Delfrina Sipangkar (2009) dengan kesimpulan penelitian bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel
yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti.
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya
menganalisis perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan jumlah sampel sebanyak 20 perusahaan dengan sampel observasi
sebanyak 60.
2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2009,
2010, dan 2011.
3. Penulis melakukan pengamatan terhadap profitabilitas hanya dengan
(55)
52
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas seperti kebijakan
manajemen.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, peneliti memberikan saran
atau masukan sebagai berikut :
1. Bagi para peneliti lanjutan yang akan mengkaji lebih dalam berkaitan dengan
penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini menjadi salah satu bahan referensi
yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Disarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk memperluas sampel penelitian dengan cakupan perusahaan
yang lebih luas, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan demikian hasil
yang diperoleh bisa mewakili untuk diambil kesimpulan.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian selanjutnya
dengan menggunakan data yang up to date, dengan periode yang lebih panjang untuk hasilnya semakin akurat.
3. Bagi para peneliti lanjutan disarankan untuk menggunakan variabel
(56)
53
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene dan Joel F. Houston, 2001. “Manajemen Keuangan”, Edisi Kedelapan, Buku Kedua, Terjemahan Dodo Suharto, Herman Wibiwo: Editor, Yanti Sumiharti, Wisnu Chandra Kridhaji, Erlangga, Jakarta.
Chariri, Anis dan Imam Gozali, 2003, Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
David, Fred, 2004. “Managemen Strategis”, Edisi Ketujuh, Terjemahan Alexander Sindoro: Editor Widyantoro, Indeks , Jakarta.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. “Metodologi Penelitian Bisnis : untuk Akuntansi dan Manajemen”, USU Press, Medan.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2011. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif”, Medan. Ghozali, Imam, 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Govindarajan, Vijay dan Robert N Anthony, 2005. “Sistem Pengendalian Management”, Edisi Kesebelas, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2006. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Indonesia Stock Exchange, 2011. “Laporan keuangan/detail/soft copy laporan
keuangan”
Kasmir, 2008. “Analisis Laporan Keuangan”, Rajawali Pers, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad, 2003. “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomis”, Erlangga, Jakarta.
Rahardjo, Budi, 2007. ”Keuangan dan Akuntansi”, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sipangkar, Ellys Delfrina. ”Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
(57)
54
Simamora, Henry, 2000. “Akuntansi : Basis Pengambilan Keputusan”, Jilid Dua, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Syamsuddin, Lukman 2000. “Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep, Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan”, Edisi Baru, Cetakan Keempat, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Stice, Earl K., James D. Stice, Fred Skousen, 2009. ”Akuntansi Intermediate”, Edisi 16, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
_____Earl K., James D. Stice, Fred Skousen, 2009. ”Akuntansi Intermediate”, Edisi 16, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono, 2007. “Metode Penelitian Bisnis”, Cetakan Kesepeluh”, CV Alfabeta, Bandung.
Wild, John J dan K.R, Subramanyam, 2010. “Analisis Laporan Keuangan”,
Terjemahan Dewi yanti, Edisi Kesepuluh, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
(58)
55 Lampiran
Data Variabel Penelitian Tahun 2011
No Kode Nama Perusahan Perputaran
Persediaan
ROA
1 GGRM PT Gudang Garam Tbk. 1,31 0,11
2 INAF PT Indofarma Tbk. 4,57 0,03
3 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk. 7,85 0,02
4 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 6,76 0,32
5 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk .
4,02 0,29
6 ASII PT Astra Internasional Tbk. 11,43 0,13
7 INDF PT Indofood Sukser Makmur
Tbk
5,37 0,09
8 SMGR PT Semenn Gresik (persero) Tbk.
4,89 0,17
9 ULTJ PT.Ultra Jaya Milk Industri Tbk. 4,06 0,04
10 RMBA PT Bentoel Internnasional Investama Tbk.
2,56 0,06
11 KLBF PT Kalbe Farma Tbk. 3,18 0,15
12 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk. 5,79 0,08
13 MRAT PT Mustika Ratu Tbk. 3,22 0,05
14 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 8,49 0,09
15 MERK PT Merck Tbk. 3,50 0,37
16 ROTI PT NipponIndosari Corpindo Tbk .
33,49 0,13
(59)
56
18 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
3,55 0,01
No Kode Nama Perusahaan Perputaran
Persedian
ROA
19 STTP PT Siantar Top Tbk. 5,52 0,05
20 ADES PT.Akasha Wira Internasional Tbk.
7,79 0,07
Data Variabel Penelitian Tahun 2010
No Kode Nama Perusahan Perputaran
Persediaan
ROA
1 GGRM PT Gudang Garam Tbk. 1,55 0,11
2 INAF PT Indofarma Tbk. 4,84 0,03
3 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk. 8,13 0,06
4 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 6,50 0,31
5 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk .
3,17 0,25
6 ASII PT Astra Internasional Tbk. 11,37 0,11
7 INDF PT Indofood Sukser Makmur
Tbk
4,81 0,06
8 SMGR PT Semenn Gresik (persero) Tbk.
4,97 0,20
9 ULTJ PT.Ultra Jaya Milk Industri Tbk. 3,47 0,03
10 RMBA PT Bentoel Internnasional Investama Tbk.
2,75 0,05
11 KLBF PT Kalbe Farma Tbk. 3,25 0,15
(60)
57
13 MRAT PT Mustika Ratu Tbk. 3,61 0,05
No Kode Nama Perusahaan Perputaran
Persediaan
ROA
14 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 11,53 0,10
15 MERK PT Merck Tbk. 3,44 0,21
16 ROTI PT NipponIndosari Corpindo Tbk .
34,63 0,16
17 INRU PT Toba Pulp Lestari Tbk. 5,18 0,01
18 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
4,17 0,00
19 STTP PT Siantar Top Tbk. 4,87 0,12
20 ADES PT.Akasha Wira Internasional Tbk.
17,75 0,12
Data Variabel Penelitian Tahun 2009
No Kode Nama Perusahan Perputaran
Persediaan
ROA
1 GGRM PT Gudang Garam Tbk. 1,69 0,13
2 INAF PT Indofarma Tbk. 4,67 0,00
3 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk. 6,64 0,10
4 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 7,01 0,44
5 HMSP PT Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk .
3,22 0,30
6 ASII PT Astra Internasional Tbk. 9,5 0,12
7 INDF PT Indofood Sukser Makmur
Tbk
(61)
58
8 SMGR PT Semenn Gresik (persero) Tbk.
5,00 0,29
No. Kode Nama Perusahaan Perputaran
Persediaan
ROA
9 ULTJ PT.Ultra Jaya Milk Industri Tbk. 3,56 0,04
10 RMBA PT Bentoel Internnasional Investama Tbk.
1,97 -0,03
11 KLBF PT Kalbe Farma Tbk. 2,89 0,15
12 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk. 4,83 0,04
13 MRAT PT Mustika Ratu Tbk. 3,03 0,06
14 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 7,94 0,12
15 MERK PT Merck Tbk. 4,17 0,36
16 ROTI PT NipponIndosari Corpindo Tbk .
32,26 0,17
17 INRU PT Toba Pulp Lestari Tbk. 3,92 -0,02
18 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
3,29 -0,03
19 STTP PT Siantar Top Tbk. 3,63 0,07
20 ADES PT.Akasha Wira Internasional Tbk.
(62)
59
PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP
TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN pada
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR di
BEI
PERIODE 2009-2011
Haris Agus Wahyudi, Chairul Nazwar.ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur melalui
Return On Asset (ROA).
Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang diperoleh melalui IDX. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu regresi linier sederhana. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran persediaan, dengan sampel sebanyak 20 perusahaan periode 2009.
Hasil penelitian ini adalah perputaran persediaan tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset.
Kata Kunci: Perputaran
persediaan, Return On Asset (ROA).
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyzed effect of the inventory turnover ti profitability in manufaktur companies has listed in Indonesia Stock Exchange. Profitability in this research with using Return On Asset
(ROA).
Data that used is financial statements from IDEX. Analysis method that used inthis research is single regression. Variabel Independen in this research is inventory turnover, and sample consist of the 20 firms periode 2009-2011.
The result conclude that inventory turnover dose not have positive significant influence toward Return On Asset.
.
Keywords: Inventory Turn Over, Return On Asset.
(63)
60
I.
PENDAHULUAN
1. Latar belakang Masalah
Salah satu tujuan dari sebuah perusahaan adalah untuk tetap bertahan dalam persaingan dan terus bertumbuh. Saat ini semua perusahaan telah masuk dalam era globalisasi dengan persaingan yang ketat disertai eliminasi bagi perusahaan yang tidak mampu bertahan. Untuk tetap bertahan dalam kompetisi, diperlukan manajemen dengan tingkat efektifitas yang tinggi, untuk menghasil kan laba bagi perusahaan.
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dan merupakan sautu kemampuan perusahaan untuk memperooleh laba selama periode tertentu. Profitabilitas akan menunjukkan pengaruh antara likuiditas, aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi. Profitabilitas dapat diukur dengan tingkat pengembalian aset ( Return On asset ). Rasio ini mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak (Subramanyam. 2010 : 44 ). Rasio ini diukur dengan membandingkan laba bersih terhadap rata-rata total asset. Semakin tinggi laba bersih terhadap rata-rata total asset maka roa akan semakin tinggi dan semakin baik bagi perusahaan.
Perputaran persediaan hasil ukur dengan membandingan antara harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan (Subramanyam 2010 : 45).
Dimana semakin tinggi perputaran persediaan, menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya. yang dapat ditekan oleh perusahaan, dan juga perusahaan semakin cepat dalam melakukan penjualan barang dagang.
Laba bersih perusahaan mencerminkan tingkat pengembalian kepada pemegang saham untuk periode saat itu. Laba perusahaan yang tinggi belum tentu menunjukkan tingkat
profitabilitas yang tinggi, akan tetapi
profitabilitas yang tinggi dapat memastikan bahwa laba yang dihasilkan juga tinggi. Perusahaan pada umumnya berfokus pada masalah
profitabilitas daripada laba, karena efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba. Dengan demikian tingkat profitabilitas memegang peranan penting,diharapkan perputaran persediaan yanng cepat mampu meningkatkanprofitabilitas perusahaan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI “.
2. Rumusan Masalah
Seperti yang telah dikemukakan diatas,yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah
(64)
61
perputaran persediaan (inventory turnover) berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
profitabilitas?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menjelaskan apakah ada pengaruh perputaran persediaan (inventory turnover) berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
profitabilitas
(1)
66 5. Definisi Operasional dan
Pengukuran Variabel Penelitian
a. Variabel Independen
Variabel independen pada penelitian ini adalah perputaran persediaan.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen pada penelitian ini adalah Return On Asset.
.
6. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi linier sederhana dengan bantuan software SPSS 17 for windows.
Dengan melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asusmsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
7. Pengujian Hipotesis
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan menggunakan model analisis regresi linier. Uji Hipotesis dengan uji t-test, menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
(2)
67 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan hasil pengolahan data dan pembahasannya. Adapun urutan pembahasan secara sistematis adalah sebagai berikut: deskripsi umum hasil pengujian, pengujian variabel independen secara parsial dengan model regresi linear sederhana, pembahasan tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.2 Coefficientsa
Model
Unstandar dized Coefficien
ts
Stand ardiz
ed Coeff icient s
t Sig. B
Std. Error Beta
1 (Con
stant )
.105 .019 5.428 .000
Perp utara nPer sedia n
.002 .002 .102 .779 .439
a. Dependent Variabel: ROA
Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Return On Asset.
Nilai t-hitung untuk variabel perputaran persediaan adalah sebesar 0,779 dan t-tabel dengan α = 5% diketahui sebesar 1,6711. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel (0,779< 1,6711) dan nilai signifikansi sebesar 0,439 (lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan
manufaktur pada tingkat
(3)
68 IV. KESIMPULAN DAN
SARAN 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Return On Asset. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu Ellys Delfrina Sipangkar (2009) dengan kesimpulan penelitian bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, peneliti memberikan saran atau masukan sebagai berikut:
• Bagi para peneliti lanjutan yang akan mengkaji lebih dalam berkaitan dengan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini
menjadi salah satu bahan referensi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk memperluas sampel penelitian dengan cakupan perusahaan yang lebih luas, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan demikian hasil yang diperoleh bisa mewakili untuk diambil kesimpulan.
• Peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian
selanjutnya dengan menggunakan data yang up to
date, dengan periode yang lebih panjang untuk hasilnya semakin akurat.
• Bagi para peneliti lanjutan disarankan untuk menggunakan variabel independen lain yang dapat mempengaruhi Return On Asset(ROA).
(4)
69 DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene dan Joel F. Houston, 2001. “Manajemen Keuangan”,
Edisi Kedelapan, Buku Kedua, Terjemahan Dodo Suharto, Herman Wibiwo: Editor, Yanti Sumiharti, Wisnu Chandra Kridhaji, Erlangga, Jakarta.
Chariri, Anis dan Imam Gozali, 2003,
Teori Akuntansi. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007.
“Metodologi Penelitian Bisnis : untuk Akuntansi dan
Manajemen”, Edisi Kedua, USU Press, Medan.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2011. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif”, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Govindarajan, Vijay dan Robert N Anthony, 2005. “Sistem Pengendalian Management”, Edisi Kesebelas, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2006. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Indonesia Stock Exchange, 2011.
“Laporan
keuangan/detail/soft copy
laporan keuangan”.
Kasmir, 2008. “Analisis Laporan Keuangan”, Rajawali Pers, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad, 2003. “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomis”, Erlangga, Jakarta. Rahardjo, Budi, 2007. ”Keuangan dan
Akuntansi”, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sipangkar, Ellys Delfrina. ”Pengaruh
Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas
Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Simamora, Henry, 2000. “Akuntansi :
Basis Pengambilan Keputusan”, Jilid Dua, Cetakan
Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Syamsuddin, Lukman 2000.
“Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep, Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan”, Edisi Baru,
Cetakan Keempat, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Stice, Earl K., James D. Stice, Fred
Skousen, 2009. ”Akuntansi Intermediate”, Edisi 16, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
(5)
70
_____ Earl K., James D. Stice, Fred Skousen, 2009. ”Akuntansi Intermediate”, Edisi
16, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono, 2007. “Metode Penelitian Bisnis”, Cetakan Kesepeluh”, CV Alfabeta, Bandung . Wild, John J dan K.R, Subramanyam,
2010. “Analisis Laporan
Keuangan”, Terjemahan Dewi yanti, Edisi Kesepuluh, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
(6)