PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan dari suatu Perusahaan atau entity bisnis adalah untuk menghasilkan laba, mempertahankan kesinambungan perusahaan dan mencapai
pertumbuhan yang terus menerus. Untuk mencapai tujuan-tujuan dimaksud maka diperlukan suatu alat yang disebut Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan RKAP yang berfungsi sebagai pedoman atau sasaran perusahaan dalam melaksanakan aktivitas kerjanya selama setahun kedepan, dan dituangkan
dalam satuan angka moneter. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan merupakan alat perencanaan
dan pengawasan terkait dengan laba dan biaya. Anggaran laba dituangkan dalam suatu perencanaan output yang ingin dihasilkan sehingga mencapai suatu
target laba yang diproyeksikan pada tahun mendatang. Anggaran ini disusun oleh Pusat-pusat laba atau pendapatan pada Perusahaan. Selain Anggaran Laba,
perusahaan juga perlu membuat suatu perencanaan penggunaan biaya cost saving selama setahun mendatang. Tentunya hal ini juga berkait dengan laba
yang diproyeksikan untuk tahun mendatang, karena biaya adalah komponen pengurang untuk menghasilkan laba. Sehingga semakin tepat perusahaan dalam
mengelola dan merencanakan biaya, maka semakin sensitive bagi bisnis untuk bisa mencapai laba yang diproyeksikan.
Pusat-pusat biaya pada perusahaan ada banyak, salah satunya adalah biaya untuk pekerja SDM Sumber Daya Manusia. Biaya SDM terdiri dari
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1 Biaya tenaga kerja langsung Direct Labour Cost dan Biaya tenaga kerja tidak
langsung Indirect Labour cost. Hal yang sangat sensitive bahwa ternyata anggaran biaya untuk SDM adalah anggaran biaya yang paling besar
nominalnya dibanding anggaran biaya lain pada RKAP perusahaan. PT PERTAMINA PERSERO UPms I merupakan Badan Usaha Milik
Negara BUMN yang bergerak dalam bidang Minyak Gas Bumi. Perubahan Undang-Undang No.8 tahun 1971 tentang perubahan pertamina menjadi
Undang-Undang No.22 tahun 2001 tentang proses bisnis Pertamina dan akhirnya terbitlah Undang-Undang No.19 tahun 2003, tanggal 17 September
2003 tentang BUMN dan perubahan Badan Hukum Pertamina menjadi Perseroan, berdampak terhadap hal-hal mendasar dalam pengelolaan
perusahaan, antara lain perubahan bentuk usaha, pola usaha, dan pola pengelolaan.
Perubahan pola pengelolaan Perusahaan tersebut dilatari oleh perubahan lingkungan usaha, seperti Undang-Undang, persaingan bisnis, tuntutan kinerja
perusahaan dalam bentuk usaha yang baru. Perubahan tersebut mengharuskan perusahaan melakukan perubahan
dalam system korporasi agar tetap survive, termasuk didalamnya system pengelolaan Sumber Daya Manusia.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia SDM dilakukan secara terarah, terencana dan terkendali sehingga menghasilkan pekerja yang handal, memiliki
pengetahuan, ketrampilan sehingga dapat berkompetensi dibidangnya
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1 Kenyataan tersebut, membuat perusahaan harus meneliti kembali,
apakah biaya-biaya SDM yang dikeluarkan, masih bisa dilakukan efisiensi, ataukah perlu dikaji kembali kebijakannya serta bagaimana realisasi
penggunaannya. Selain itu, Struktur Organisasi perusahaan tentunya sangat erat kaitannya dengan sistem pelaporan dan pengawasan dari pusat-pusat biaya
Perusahaan. Perubahan Struktur Organisasi akan berdampak pada hal ini, dan mungkin saja dapat merubah pola dan justifikasi dalam penyusunan
perencanaan biaya dan pengawasan penggunaan biaya SDM pada perusahaan, karena SDM tersebut melekat pada Struktur Organisasi Perusahaan.
B. Perumusan Masalah