Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
b. Anggaran Kontiniu, yaitu anggaran yang dibuat untuk
memperbaiki anggaran yang telah dibuat , misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat
dalam setahun mengalami perubahan.
C. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Jangka pendek adalah anggaran yang dibuat
dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan
anggaran jangka pendek.
b. Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, anggaran ini
untuk keperluan investasi barang modal. Anggaran jangka panjang ini diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran
jangka pendek.
D. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan
disebut anggaran induk. Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka
pendek, biasanya disusun atas dasar tahun. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan. Anggaran triwulan
kemudian dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun
anggaran laporan laba-rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari :
1.
Anggaran penjulan. 2.
Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan
anggaran overhead pabrik.
3. Anggaran beban usaha.
4. Anggaran laporan laba-rugi.
b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Yang terdiri dari :
1. Anggaran kas 2. Anggaran piutang
3. Anggaran persediaan 4. Anggaran utang
5. Anggaran neraca
E. Menurut kemampuannya, terdiri dari : a. Anggaran komprehensip, yaitu rangkaian dari berbagai
macam anggaran yang disusun secara lengkap, anggaran komprehensip merupakan perpaduan dari anggaran
operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial yaitu anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan maka yang dapat dususun hanya anggaran operasional.
F. Menurut fungsinya, terdiri dari : a. Anggaran apropriasi adalah angaran yang dibentuk bagi
tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.
b. Anggaran kinerja adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi
perusahaan.
Anggaran dapat dibedakan dari sudut pandang pihak yang menggunakannya. Jenis-jenis anggaran ini dapat digunakan perusahaan lebih
dari satu jenis tergantung kepada kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuan.
C. Pengertian Gaji dan Upah
Sebelum membahas mengenai analisis biaya SDM sebagai alat perencanaan dan pengawasan perusahaan ada baiknya perlu kita pahami
terlebih dahulu mengenai pengertian gajiupah dan anggaran itu sendiri. Menurut Dessler 1995:85 GajiUpah adalah uang atau sesuatu yang
berkaitan dengan uang yang diberikan kepada pegawai yang dibagi menurut pembayaran berdasarkan waktu kerja.
Menurut Dewan Pengupahan Nasional Husnan 1990:138
mendefinisikan bahwa upah adalah penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja untuk pekerja jasa yang telah dan akan
dilakukan, berfungsi sebagai alat jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan yang ditetapkan menurut persetujuan, undang-undang dan
peraturan antara pemberi kerja dan penerima kerja.
Sedangkan menurut pengertian UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mendeskripsikan pengertian upah adalah hak pekerja buruh
yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan,
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1 termasuk tunjangan bagi pekerjaburuh dan keluarganya atas suatu pekerjaan
yang dilakukan.
Ciri Ciri Pengupahan yang ideal, Menurut Dessler 1995:87 a.
Internally Equitable Adil
Artinya seseorang pegawai dibagian tetentu dibayar relative sama dengan pegawai departemen lainnya jika mereka melakukan pekerjaan
yang setara meskipun latar belakang profesi yang berbeda.
b. Externally Competitive Bersaing
Sistem pengupahan suatu perusahaan seyogyanya juga memperhatikan perusahaan-perusahaan lainnya terutama saingannya agar tidak
ketinggalan.
c. Administrative Efficient Sederhana
Suatu sistem pengupahan seyogyanya bersifat sederhana, sehingga mudah dilaksanakan oleh pihak-pihak yang mengelola pengupahan.
d. Afordable Terjangkau
Perusahaan dalam menyusun sistem pengupahan haruslah mempertimbangkan kemampuannya, suatu sistem pengupahan yang baik
tetapi tidak terjangkau oleh Perusahaan akan menjadi bumerang bagi perusahaan tersebut.
e. Defensible Sesuai dengan Undang-Undang Pemerintahan. f. Explainable Dimengerti oleh karyawan
Suatu sistem pengupahan yang baik haruslah mudah dijelaskan agar bisa dimengerti dan diterima oleh pegawai.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1 Selain gaji dan upah, karyawan juga menerima jenis kompensasi
lainnya. Misalnya Tunjangan-tunjangan. Beberapa jenis tunjangan yang penting adalah :
a. Libur. Setiap tahun, untuk hari-hari libur tertentu bagi kebanyakan
perusahaan membayar karyawan yang berlibur dimana mereka mendapat upah sebagaiman pada hari kerja biasa.
b. Cuti. Hampir semua perusahaan memberikan kepada karyawan, dan
selama cuti mereka tetap mendapat gaji. Lamanya cuti dikaitkan dengan masa dinas. Misalnya Cuti dua minggu per tahun untuk
karyawan yang masa dinasnya sampai lima tahun. Jika diatas lima tahun, cuti yang diberikan selama tiga minggu.
c. Bonus. Biasanya bonus dihitung pada akhir tahun. Besarnya bonus
tergantung kesepakatan antara majikan dan karyawan dan bisa didasarkan pada seberapa jauh laba perusahaan, divisi, atau pabrik
melampaui target yang telah ditentukan. d.
Asuransi. Banyak perusahaan membayar semua atau sebagaian premi asuransi karyawan untuk kesehatan, perawatan gigi atau
asuransi jiwa. e.
Pensiun. Ini merupakan tunjangan yang disediakan hampir semua perusahaan, akan tetapi karyawan biasanya baru akan menikmatinya
dalam waktu lama setelah hal itu dihasilkan. Program ini sangat berbeda beda antar perusahaan.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1 f.
Premi Lembur Variable Pay. Merupakan tambahan tarif per jam apabila karyawan bekerja melampaui jam kerja normal.
Dengan kata lain Kerja lembur adalah melakukan pekerjaan yang waktunya melebihi jam kerja normal yang sifatnya mendesak dan tidak dapat ditunda,
diluar waktu kerja atas perintah atasan yang berwenang. Yang dimaksud mendesak adalah apabila memenuhi ketentuan dibawah
ini : a.
Bilamana terdapat pekerjaan yang membahayakan kesehatan atau keselamatan masyarakat jika tidak segera diselesaikan.
b. Menyelesaikan pekerjaan yang penting artinya bagi pembangunan
Negara, sesuai dengan perintah atau petunjuk pemerintah. c.
Dalam menyelesaikan pekerjaan yang dapat mengakibatkan kerugian besar bagi PerusahaanNegara ataupun masyarakat jika tidak dikerjakan.
d. Dalam keadaan darurat seperti kebakaran , peledakan , kebanjiran.
e. Pekerjaan yang menurut kepentingan perusahaan tidak dapat ditunda dan
harus diselesaikan pada hari itu juga. Dengan adanya kerja lembur pekerja, maka secara otomatis upah lembur
akan dibayarkan kepada pekerja tersebut. Untuk dasar perhitungannya adalah 1173 x Upah tetap
D. Anggaran Biaya SDM sebagai Alat Perencanaan
Dalam kegiatannya anggaran sangat berguna bagi perusahaan dalam berbagai latar belakang bisnis yang berbeda-beda, karena dengan anggaran
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1 dapat meningkatkan komunikasi dan koordinasi. Proses penyusunan
mengharuskan manajemenmanajer untuk mempertimbangkan secara cermat tujuan-tujuan serta sasaran-sasaran mereka dan menetapkan alat untuk
mencapainya.
Anggaran yang disusun perusahaan bertujuan untuk lebih mempermudah perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya, dengan menetapkan
standar yang ingin dicapai, perusahaan dapat lebih mengetahui langkah-langkah yang akan diambil dalam mencapai targetnya. Dimana anggaran menjadi
patokan dan pedoman bagi karyawannya untuk bekerja. Anggaran biaya variable merupakan spesifikasi atau breakdown dari
anggaran Gaji Upah, Anggaran variable yang terdiri dari : 1. Anggaran Upah lembur.
2. Anggaran Shift regu bergilir. 3. Anggaran Tunjangan Jabatan.
4. dll. Contoh dari anggaran variable diatas tentunya tidak sama dengan anggaran
variable yang ada diperusahaan lain, hal tersebut tergantung dengan pola bisnis perusahaan maupun kebijakanperaturan perusahaan yang berlaku.
Semakin baik perencanaan anggaran khususnya anggaran variable, maka secara signifikan akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan,
tentunya tingkat efektifitas pekerja dapat dilihat dan penekanan terhadap cost perusahaan juga dapat di kontrol.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1 Semakin tinggi tingkat pengawasan perusahaan terhadap upah lembur,
maka semakin baik pula sistem manajemen kinerja perusahaan. Dengan kata lain perencanaan anggaran variabel – anggaran upah
lembur dapat dijadikan alat pengendali untuk karyawan dan manajemen dalam mengevaluasi hasil kinerjanya. Sebagai bahan pertimbangan untuk bekerja lebih
baik di masa yang akan datang.
1. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya SDM
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun anggaran serta melaksanakan kegiatan anggaran lainnya, ada ditangan pimpinan
tertinggi perusahaan. Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran dapat
didelegasikan kepada bagian-bagian lain dalam perusahaan dan hal ini tergantung pada struktur organisasi masing-masing perusahaan. Akan tetapi
menurut Munandar 2001:17 pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran ini dapat didelegasikan kepada :
a. Bagian Administrasi bagian perusahaan kecil
Hal ini disebabkan karena dalam perusahaan kecil kegiatan- kegiatan tidak terlalu kompleks, sederhana, ruang lingkup
terbatas sehingga tugas penyusunan anggaran diserahkan kepada salah satu bagian saja dan tidak perlu melibatkan
seluruh bagian yang ada di perusahaan. Penunjukkan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa bagian administrasi
terkumpul seluruh kegiatan perusahaan, kegiatan produksi, pembelanjaan dan kegiatan personalia.
b. Panitia budget komite anggaran bagi perusahaan yang besar,
kompleksnya kegiatan-kegiatan dan ruang lingkup yang luas menyebabkan kegiatan administrasi tidak mungkin tidak
mampu menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian lain yang ada dalam perusahaan. Untuk
itulah penyusunan anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam perusahaan, yang
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
duduk dalam panitia anggaran. Panitia anggaran ini biasanya diketuai oleh salah seorang pemimpin perusahaan dan anggota-
anggotanya mewakili bagaian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan, dan bagian personalia.
Anggota komite anggaran adalah tindakan langsung dibebankan suatu anggaran atas sebuah departemen tertentu. Alih-alih
mereka bekerjasama dengan setiap departemen untuk menyusun rencana-rencana realistik yang konsisten dengan
keseluruhan tujuan perusahaan.
Dalam menyusun anggaran, terdapat dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan atas-bawah top down approach dan pendekatan bawah-atas
buttom-up approach. Dalam pendekatan atas-bawah, anggaran disusun pada jenjang organisasi yang lebih tinggi tanpa adanya masukan yang berarti dari
manajer-manajer jajaran yang lebih rendah. Dalam pendekatan bawah-atas manajer-manajer jajaran rendah merupakan sumber pokok informasi yang
dipakai dalam penyusunan anggaran. Anggaran yang disusun oleh bagian administrasi maupun komisi
anggaran, hanya merupakan Rancangan Anggaran. Rancangan ini akan diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan sebagai
anggaran yang definitif. Sebelum disahkan, masih dimungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan dan pembahasan terhadap rancangan tersebut.
Setelah disahkan maka anggaran tersebut dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja.
Ditinjau dari pihak-pihak yang dapat terlibat dalam proses penyusunan anggaran, maka terdapat tiga metode yang dikemukakan oleh Hopkins
2001:475, yaitu :
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
a. Authoritative Budgeting Authoritative budgeting merupakan pendekatan dari atas ke
bawah dalam penyusunan anggaran. Dalam metode ini, bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam penyusunan
anggaran perusahaan. Kebaikan metode ini adalah proses penyusunan anggaran dalam perusahaan akan berjalan dengan
baik tetap sasaran dan lebih efisien, serta memungkinkan adanya koordinasi unit-unit dalam perusahaan. Sedangkan
kelemahan dari metode ini adalah adanya kemungkinan atasan tidak mengetahui secara pasti target yang sesuai dengan suatu
unit perusahaan serta kurangnya motivasi dan komitmen tujuan yang disebabkan ketiadaan partisipasi karyawan dalam
penentuan anggaran.
b. Participative Budgeting Participative Budgeting merupakan metode penyusunan
anggaran dimana atasan dan bawahan secara bersama-sama menetapkan anggaran perusahaan melalui proses pengambilan
keputusan bersama joint decision-making proces.
c. Consultative Budgeting Consultative Budgeting merupakan metode penyusunan
anggaran dimana bawahan diminta untuk mendiskusikan pendapat mereka mengenai anggaran, tetapi tidak terjadi proses
pengambilan keputusan bersama. Atasan hanya meminta pendapat dari bawahan tetapi tetap menetapkan anggaran
secara sendiri dengan atau tanpa mempertimbangkan masukan dari bawahan.
2. Anggaran Biaya Variable
Dalam perusahaan jasa, biaya produk lebih lazim disebut biaya jasa meliputi biaya tenaga kerja, keperluan kantor dan biaya lainnya yang berkaitan
langsung dengan penyerahan jasa kepada pelanggan atau klien. Dalam proses kegiatannya perusahaan harus dapat mengoptimalkan
efisiensi anggaran guna peningkatan laba yang merupakan tujuan perusahaan. Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke jasa
tertentu. Biaya ini mirip dengan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang. Biaya langsung merupakan biaya penyediaan jasa yang dapat dijual
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1 kepada seseorang atau pelanggan. Biaya langsung untuk pelaksanaan jasa
tertentu dikaitkan dengan pendapatan yang dihasilkannya. Keberhasilan perusahaan jasa sangatlah tergantung pada mutu jasa yang
dilakukan sehingga kecakapan dan talenta orang-orang yang terlibat didalamnya sangatlah vital. Dalam industri-industri jasa tidak terdapat persediaan produk
dan semua biaya berkaitan dengan periode waktu dimana biaya tersebut dipakai. Dengan demikian perbedaan antara biaya produk dan biaya periode tidaklah
berfaedah bagi perusahaaan-perusahaan jasa. Dalam perusahaan jasa, biaya-
biaya pada umumnya dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
E. Anggaran Biaya SDM sebagai alat pengawasan
Salah satu tujuan perusahaaan adalah kelangsungan usaha. Dengan demikian perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang lama. Agar tujuan ini
dapat tercapai maka perusahaan harus dapat beroperasi secara sehat. Untuk menjadi Perusahaan yang sehat, efisiensi usaha perusahaan
menjadi salah satu fokus sentral, disamping biaya operasional, biaya variable juga merupakan pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang harus direncanakan
dan diawasi dengan sebaik-baiknya. Menurut Collins 2000:89 “ Efisiensi menyangkut hubungan antara
faktor input yang langka dengan output barang dan jasa. Hubungan ini dapat diukur secara fisik atau secara biaya. Konsep efisiensi digunakan sebagai
kriteria dalam penilaian seberapa baik pasar mengalokasikan sumber dana “.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina PERSERO Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT Pertamina Persero Pemasaran Region I Medan yang beralamat di JL.K.L Yos Sudarso No.8-10 Medan 20114.
B. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang secara langusung didapat dari sumber pertama, dalam hal ini adalah PT Pertamina Persero Pemasaran Region
I Medan, yang mana data tersebut masih perlu diolah peneliti. Data ini diperoleh dari teknik wawancara, yaitu berupa daftar hasil wawancara
yang kemudian akan diolah oleh peneliti untuk dijadikan bahan informasi dalam penulisan skripsi ini.
2. Data Sekunder yaitu data-data berupa uraian teoritis yang didapat dari bahan-bahan bacaan dan kepustakaan lain yang merupakan data
pendukung terhadap data primer. Data ini didapat penulis melalui buku- buku bacaan dan tulisan, jurnal, artikel, majalah, dan informasi serta
data-data lain yang mempunyai hubungan dengan skripsi ini dan yang digunakan sebagai acuan dalam analisis dan evaluasi.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :