25
tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai Soekartawi, 1989.
c. Pengalaman Berusahatani
Adanya tenaga kerja yang memiliki pengalaman kerja diharapkan memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahliannya. Semakin lama seseorang dalam pekerjaan yang
sesuai dengan keahliannya maka diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitasnya. Maka dapat dikatakan bahwa pengalaman kerja memiliki pengaruh
positif terhadap produktivitas tenaga kerja Adhadika, 2013. d.
Sarana Produksi Pupuk Faktor ketersediaan dan harga faktor produksi benar-benar tidak dapat dikuasai oleh
petani sebagai individu berapapun dana tersedia. Namun, jika faktor produksi berupa pupuk tidak tersedia atau langka di pasaran maka petani akan mengurangi
penggunaan faktor produksi. Demikian pula jika harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau. Semuanya itu pasti berpengaruh pada biaya, produktivitas, dan
pendapatan dari usahatani Suratiyah, 2009.
2.3 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Dila Zoriska 2002 tentang Analisis Curahan Tenaga Kerja Usahatani Karet di Desa Sukarame, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhan
Batu menyimpulkan bahwa ada perbedaan curahan tenaga kerja pada lahan sempit dan lahan luas pada usahatani karet.
Hasil penelitian Rini Astuti Nasution 2004 tentang Analisis Curahan Tenaga Kerja Pada Tanaman Kelapa Sawit RakyatBelum Menghasilkan TBM dan Tanaman
26
Menghasilkan TM di Desa Tanjung Medan, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu menyimpulkan bahwa produktivitas rata-rata tenaga kerja
rata-rata per Ha pada tanaman menghasilkan TM diperoleh sebesar 386,79 KgHKP.
Hasil penelitian Muhammad Akmal Agustira 2004 tentang Analisis Optimasi Penggunaan Input Produksi Pada Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang
menyebutkan bahwa biaya tenaga kerja rata-rata per Ha pada lahan sempit usahatani padi sawah lebih rendah daripada biaya tenaga kerja rata-rata per Ha pada usahatani
berlahan luas.
2.4 Kerangka Pemikiran
Dalam mengelola usahatani, kesediaan faktor produksi yang terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen sangat diperlukan untuk dapat menentukan lancar atau
tidaknya suatu usahatani tersebut. Dalam hal ini, penelitian hanya dibatasi pada faktor produksi tenaga kerja yang pada prakteknya diperlukan tenaga kerja yang produktif
dalam mengelola usahatani. Tahapan-tahapan budidaya padi organik dan padi non organik meliputi pengolahan
tanah, pembibitan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pemeliharaan, panen sampai kepada pasca panen.
Di dalam pencurahan tenaga kerja terdapat dua jenis pencurahan tenaga kerja, yaitu pencurahan tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan pencurahan tenaga kerja luar
keluarga TKLK. Dari dua jenis pencurahan tenaga kerja tersebut penulis
27
menggunakan analisis uji beda rata-rata Independent-sample untuk mengetahui pencurahan tenaga kerja yang nyata lebih besar.
Dalam menjalankan usahataninya, petani harus dapat mengalokasikan tenaga kerja yang tersedia dengan sebaik dan seefisien mungkin dengan tujuan untuk
menghasilkan produksi yang optimal. Efisiensi tenaga kerja di sini artinya adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh petani untuk menemukan kombinasi tenaga kerja
yang baik sehingga diperoleh produksi yang maksimal sesuai dengan ketersediaan tenaga kerja tersebut.
Dalam penelitian ini, usaha tani padi sawah dibagi menjadi 2 bagian yaitu usaha tani padi organik dan usaha tani padi non organik. Untuk mengusahakan tanaman padi
sawah, petani menggunakan tenaga kerja. Dari penggunaan tenaga kerja ini, petani membayar upah yang kemudian dimasukkan ke dalam biaya tenaga kerja.
Keterkaitan antar variabel-variabel yang telah disebutkan di atas adalah bahwa produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara jumlah produksi total yang
dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja per satuan waktu yang dicurahkan untuk memproduksi output. Tenaga kerja dinilai produktif apabila mampu menghasilkan
output yang banyak dalam satuan waktu. Secara teoritis dan praktis faktor-faktor yang menentukan produktivitas tenaga kerja antara lain pendidikan, pengalaman,
keterampilan, keahlian, umur dan etnis tenaga kerja, etos kerja, tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, peralatanmekanisasi pertanian, metode kerja, daya dukung lahan
misalnya skala usahaluas lahan, topografi, kesesuaian lahan, potensi tanaman, umur
28
tanaman, penggunaan sarana produksi misalnya pupuk. Adapun variabel yang tergolong praktis yang terukur dan mudah dikerjakan adalah daya dukung lahan
skala usahaluas lahan, umur tanaman, penggunaan sarana produksipupuk, umur tenaga kerja, dan peralatanmekanisasi pertanian.
29
Keterangan :
= Menyatakan Pengaruh Usahatani
Padi Organik
Usahatani Padi Non
Organik Usahatani
Padi Sawah
Curahan Tenaga Kerja
Curahan Tenaga Kerja
Curahan Tenaga Kerja Luar
Curahan Tenaga Kerja Dalam
Curahan Tenaga Kerja Luar
Total Curahan Tenaga Kerja
Curahan Tenaga Kerja Dalam
Total Curahan Tenaga Kerja
Gambar. Skema Kerangka Pemikiran
Komparasi Produktivitas dan
Biaya Tenaga Kerja
30
2.4. Hipotesis Penelitian 1. Terdapat perbedaan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga secara dan tenaga
kerja luar keluarga pada usahatani padi organik maupun padi non organik. 2. Terdapat perbedaan produktivitas tenaga kerja pada usahatani padi organik dan
padi non organik. 3. Terdapat perbedaan biaya penggunaan tenaga kerja pada petani yang berusahatani
padi organik dan padi non organik.
31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditetapkan secara purposive, artinya daerah penelitian didasarkan atas adanya tujuan tertentu Arikanto, 2010. Penelitian dilakukan di Desa Lubuk
Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai yang merupakan daerah dengan luas lahan padi organik terbesar di Sumatera Utara. Perolehan data tentang
luas lahan dan produksi padi organik belum terdapat di dinas pertanian Sumatera Utara, namun data dapat diperoleh dari LSM BITRA Lembaga Swadaya Masyarakat
Binaan Keterampilan Desa yang merupakan institusi yang memberi binaan pertanian padi organik di Sumatera Utara. Berikut disajikan pada Tabel 4. Luas lahan dan
produksi padi organik di Provinsi Sumatera Utara 2012.
Tabel 4. Luas lahan dan Produksi Padi Organik di Provinsi Sumatera Utara 2012
No. Desa
Kabupaten Luas Lahan
Ha Produksi ton
1. Lubuk Bayas Serdang
Bedagai 21
35
2. Karang Anyar Deli Serdang
5 22
3. Namu Landor Deli Serdang
5 30
Sumber : BITRA INDONESIA 2014
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Jumlah Petani padi anggota Kelompok Tani Subur di Desa Lubuk Bayas 62 petani, terdiri dari 18 petani organik dan sisanya sebanyak 44 orang petani padi non organik.
Pengambilan sampel pada petani padi organik ditentukan dengan metode sensus,