Dissolved Oxygen Standar Kualitas Air Minum Kerangka Konsep

Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

e. Nitrat

Adanya nitrat dalam sumber air minum menunjukkan adanya bekas pencemaran yang lama dan batasan yang diperbolehkan tidak lebih dari 10mgl.

f. Oxygen Adsorbed

Kadar oksigen yang diabsorpsi oleh air dapat digunakan sebagai approximate test terhadap kadar oksigen yang diabsorpsi oleh bahan-bahan organik dalam air. Kadar Oksigen yang diabsorpsi oleh air pada temperatur 37 C dalam waktu 3 jam tidak boleh 1mgl.

g. Dissolved Oxygen

Kadar oksigen yang dilepaskan oleh air tidak boleh 5mgl Chandra, 2007

2.7 Standar Kualitas Air Minum

Saat ini dikenal beberapa standar kualitas air minum, baik yang bersifat Nasional maupun Internasional. Standar kualitas air yang bersifat Nasional hanya berlaku bagi sutu negara yang menetapkan standar tersebut sedangkan yang bersifat Internasional berlaku bagi negara yang belum memiliki atau menetapkan standar kualitas secara tersendiri. Standar kualitas air minum bagi negara Indonesia terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 01 BIRHUKMAS I 1975 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. Beberapa standar kualitas air minum lainnya antara lain : 1 World Health Organization’s European Standards For Drinking Water, 1961. 2 World Health Organization’s International Standards For Drinking Water, 1963. 3 Public Health Service Drinking Water Standard, 1962. 4 American Water Works Association’s Quality Goals For Potable Water, 1968. Adapun Parameter penilaian kualitas air minum yang tercantum pada berbagai peraturan tentang Estándar koalitas air minum tersebut di atas khususnya yang tertera dalam Permenkes RI No.01 BIRHUKMAS I 1975, yaitu : - pengaruh adanya unsur-unsur tersebut dalam air - sumber asal unsur-unsur tersebut - beberapa sifat yang perlu diketahui dari unsure tersebut - efek yang dapat ditimbulkan terhadap kesehatan manusia - alasan mengapa unsur tersebut dicantumkan dalam standar kualitas. Sutrisno, 2006

2.8 Nitrat

Adanya nitrat NO 3 dalam air adalah berkaitan erat dengan siklus nitrogen dalam alam. Dalam siklus tersebut dapat diketahui bahwa nitrat dapat terjadi baik dari N 2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk fertilizer yang digunakan dan dari oksidasi NO 2 − oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Nitrat yang terbentuk dari proses- proses tersebut merupakan pupuk bagi tanaman. Nitrat yang lebih dari yang dibutuhkan oleh kehidupan tanaman akan terbawa oleh air yang merembes melalui Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. tanah, sebab tanah tidak memiliki kemampuan untuk menahannya yang mengakibatkan konsentrasi Nitrat pada air tanah relatif tinggi Sutrisno, 2006.

2.8.1 Sumber Nitrat

Sumber pencemaran nitrat dalam air umumnya berasal dari limbah industri, septic tanks, limbah hewan misalnya burung dan ikan, dan limbah dari angkutan air perahu, kapal, dan lain-lain. Selain itu limbah dari lahan-lahan pertanian akibat aktivitas pemupukan, penggunaan pestisida, dan lain-lain memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap polusi nitrat di dalam air permukaan surface water dan air bawah tanah groundwater Steenvoorden, 1989. Nitrat yang terdapat di dalam sumber air seperti air sumur dan sungai umumnya berasal dari pencemaran bahan-bahan kimia pupuk urea, ZA, dan lain- lain di bagian hulu. Pencemaran ini disebabkan oleh tingkat kehilangan pupuk N yang tinggi, diantaranya melalui proses pencucian dan aliran permukaan. Besarnya kehilangan dari pupuk N yang diberikan, diperkirakan sekitar 20-40 di India, 37 di California, 68 di Lousiana, 25 di Filipina, dan 52-71 di Indonesia Ismunadji dan Roechan, 1988. Nitrat NO3- dan nitrit NO2- adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di permukaan. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah. Pada daerah dimana pupuk nitrogen secara luas digunakan, sumur-sumur perumahan yang ada disana hampir pasti tercemar oleh nitrat. Diperkirakan 14 juta rumah tangga di Amerika Serikat menggunakan sumur pribadi untuk memenuhi kebutuhan air minumnya Badan Sensus Amerika Serikat 1993. Pada daerah pertanian, pupuk nitrogen merupakan sumber utama pencemaran terhadap air bawah tanah yang digunakan sebagai air minum. Sebuah penelitian oleh United States Geological Survey menunjukkan bahwa 8200 sumur di seluruh AS terkontaminasi oleh nitrat melebihi standar air minum yang telah ditetapkan oleh Envrironmental Protection Agency EPA, yaitu 10 ppm. Sumber nitrat lainnya pada air sumur adalah pencemaran dari sampah organik hewan dan rembesan dari septic tankUtama, 2007.

2.8.2 Nitrifikasi

Nitrifikasi dapat didefenisikan sebagai konversi biologis dan nitrogen dari komponen organik atau anorganik dari bentuk tereduksi ke bentuk teroksidasi. Pada penanganan polusi air, nitrifikasi adalah proses biologis yang akan mengoksidasi ion amonium menjadi bentuk nitrit atau nitrat. Bakteri yang mengoksidasi amonium menjadi nitrit adalah bakteri dari genus Nitrosospira, Nitrosococcus, Nitrosocystis. Sedangkan bakteri yang mengoksidasi nitrit menjadi nitrat adalah Nitrobacter juga dari genus Nitrosogloea dan Nitrocystis. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. Pada limbah yang belum diolah, nitrogen dijumpai dalam bentuk nitrogen organik dan komponen amonium. Nitrogen organik akan diubah oleh aktivitas mikroba menjadi ion amonium. Bila kondisi lingkungan mendukung maka mikroba nitrifikasi akan mampu mengoksidasi amonia. Mikroba tersebut bersifat autotropik yaitu mendapatkan energinya melalui proses oksidasi dari ion amonium Atau nitrit yang tersedia. Reaksinya adalah sebagai berikut : NH 4 + + 1.5 O 2 bakteri 2H ฀ + NO 2 − + H 2 O Reaksi ini membutuhkan 3.43 gram molekul oksigen untuk setiap gram molekul amonia yang akan teroksidasi menjadi nitrit. Sedangkan nitrit dapat dioksidasi menjadi nitrat dengan reaksi sebagai berikut : NO 2 − + 0.5 O 2 bakteri NO 3 − Reaksi ini membutuhkan 1.14 gram molekul oksigen untuk setiap gram nitrit yang dioksidasi menjadi nitrat Jenie, 1990.

2.8.3 Sifat Fisik dan Struktur Kimia

Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari ammonia melalui proses oksidasi katalitik. Nitrit juga merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen. Bentuk pertengahan dari nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit adalah komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan atom oksigen, nitrat mengikat tiga atom oksigen sedangkan nitrit mengikat dua atom oksigen. Di alam, nitrat sudah diubah menjadi bentuk nitrit atau bentuk lainnya Ruse M., 1999. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. Struktur kimia dari nitrat Berat molekul: 62.05 Struktur kimia dari nitrit O == N -- O- Berat molekul: 46.006 Pada kondisi yang normal, baik nitrat maupun nitrit adalah komponen yang stabil, tetapi dalam suhu yang tinggi akan tidak stabil dan dapat meledak pada suhu yang sangat tinggi dan tekanan yang sangat besar. Biasanya, adanya ion klorida, bahan metal tertentu dan bahan organik akan mengakibatkan nitrat dan nitrit menjadi tidak stabil. Jika terjadi kebakaran, maka tempat penyimpanan nitrit maupun nitrat sangat berbahaya untuk didekati karena dapat terbentuk gas beracun dan bila terbakar dapat menimbulkan ledakan. Bentuk garam dari nitrat dan nitrit tidak berwarna dan tidak berbau serta tidak berasa. Bersifat higroskopis Parrot, 2002.

2.8.4 Dosis dan Kadar Normal

Dosis letal dari nitrat pada orang dewasa adalah sekitar 4 sampai 30 g atau sekitar 40 sampai 300 mg NO 3 -kg. Dosis antara 2 sampai 9 gram NO 3 - dapat mengakibatkan methemoglobinemia. Nilai ini setara dengan 33 sampai 150 mg NO 3 - kg. Dosis letal dari nitrit pada orang dewasa bervariasi antara 0.7 dan 6 g NO 2 - atau sekitar10 sampai 100 mg NO 2 -kg Ruse M., 1999. Dengan dosis yang lebih kecil akan dapat membahayakan neonatus karena belum lengkapnya pembentukan dan regenerasi hemoglobin didalam tubuh mereka. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. Kebanyakan kasus membukt ikan bahwa neonatus langsung mengalami methemoglobinemia setelah minum air formula yang tinggi nitrat atau nitrit Ruse M, 1999.

2.8.5 Farmakokinetik

Nitrat dan nitrit yang diberikan secara oral akan diabsorbsi oleh traktus digestivus bagian atas dan dipindahkan ke dalam darah. Di dalam darah, nitrit mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin yang kemudian teroksidasi menjadi nitrat. Normalnya methemoglobin akan langsung diubah menjadi hemoglobin kembali melalui proses enzimatik. Nitrat tidak diakumulasikan didalam tubuh. Nitrat kemudian didistribusikan ke cairan-cairan tubuh seperti urin, air liur, asam lambung, dan cairan usus. Sekitar 60 dari nitrat oral diekskresikan melalui urin. Sisanya belum diketahui, tetapi metabolisme bakteri endogen mengeliminasi sisanya Argonne National Laboratory, 2005. Apabila nitrat dan nitrit yang masuk bersamaan dengan makanan, maka banyaknya zat makanan akan menghambat absorbsi dari kedua zat ini dan baru akan diabsorbsi di traktus digestivus bagian bawah. Hal ini akan mengakibatkan mikroba usus mengubah nitrat menjadi nitrit sebagai senyawa yang lebih berbahaya. Karena itu, pembentukan nitrit pada intestinum mempunyai arti klinis yang penting terhadap keracunan. Nitrit dapat mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh darah, hal ini mungkin diakibatkan karena adanya perubahan nitrit menjadi nitrit oksida NO atau NO-yang mengandung molekul yang berperan dalam membuat relaksasi otot-otot polos Thompson, 2004. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. Selain itu, nitrit di dalam perut akan berikatan dengan protein membentuk N- nitroso, komponen ini juga dapat terbentuk bila daging yang mengandung nitrat atau nitrit dimasak dengan panas yang tinggi. Sementara itu, komponen ini sendiri diketahui menjadi salah satu bahan karsinogenik seperti timbulnya kanker perut pada manusia Parrot, 2002.

2.8.6 Klasifikasi Berdasarkan Besar Tidaknya Kemungkinan Paparan Zat Nitrat dan Nitrit Pada Manusia

Klasifikasi yang dibuat adalah berdasarkan besar tidaknya kemungkinan paparan zat nitrat dan nitrit pada manusia Ruse M, 1999. o Paparan yang tidak disengaja: Kontak secara tidak sengaja dengan komponen nitrat maupun nitrit, baik secara inhalasi maupun tertelan. o Paparan yang terus-menerus. Pekerja yang sering berhubungan dengan nitrit, misalnya petugas yang selalu berada di dalam laboratorium. Pekerja yang bekerja ditempat pembuatan pupuk dan bahan peledak sangat mungkin terpapar nitrat secara inhalasi karena terhisap debu yang mengandung garam nitrat. Debu nitrat ini dapat dengan mudah bercampur dengan gula dan kulit. Hal ini juga terjadi pada para petani yang sering menggunakan pupuk yang mengandung nitrat. o Paparan medis, diakibatkan penggunaan sodium nitrit intravena secara berlebihan sebagai antidotum keracunan sianida. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

2.8.7 Gejala Dan Manifestasi Klinis

Nitrat yang masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan atau air minum, tetapi yang terbanyak adalah melalui air minum. Nitrat yang berlebih dari sisa pemupukan akan mengalir bersama air menuju sungai atau meresap ke dalam air tanah. Nitrat yang berlebih akan terakumulasi di dalam tanah. Selain peroral, nitrat dan nitrit dapat masuk ke dalam tubuh dalam bentuk debu secara inhalasi. Nitrat dan nitrit sulit untuk diabsorbsi kulit. Belum ada penelitian yang menjelaskan apakah nitrat dan nitrit dapat masuk melalui kulit. Tetapi absorbsi dapat terjadi bila terjadi kerusakan kulit misalnya adanya luka bakar Mancl K, 1998. Belum ada laporan yang jelas mengenai efek racun dari nitrat. Selama ini yang diketahui efek racunnya adalah konversi dari nitrit. Efek racun yang akut dari nitrit adalah methemoglobinemia, dimana lebih dari 10 hemoglobin diubah menjadi methemoglobin.Bila konversi ini melebihi 70 maka akan sangat fatal Ruse M, 1999. Tabel 2.1 Kadar Methemoglobin Kadar Methemoglobin Gejala yang Timbul 3 3-10 10-15 15-20 20-45 45-55 55-65 65 Kadar Normal Tidak ada gejala klinis Kemampuan darah untuk mengangkut oksigen berkurang dan menyebabkan darah menjadi cokelat Terjadi sianosis dimana tubuh berwarna biru – abu-abu, biasanya asymptomatic Sakit kepala, pusing, lemah, kurangnya produktivitas, kesulitan bernafas Peningkatan depresi pada CNS Sistem Saraf Pusat Koma, seizures, cardiac failure, cardiac arrhythmias, metabolic asidosis Resiko tinggi yang dapat mengakibatkan kematian. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. Nitrit juga dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah karena efek vasodilatasinya.Gejala klinis yang timbul dapat berupa nausea, vomitus, nyeri abdomen, nyeri kepala, pusing, penurunan tekananan darah dan takikardi, selain itu sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus yang ringan, sianosis hanya tampak disekitar bibir dan membran mukosa. Adanya sianosis sangat tergantung dari jumlah total hemoglobin dalam darah, saturasi oksigen, pigmentasi kulit dan pencahayaan saat pemeriksaan. Bila mengalami keracunan yang berat, korban dapat tidak sadar seperti stupor, koma atau kejang sebagai akibat hipoksia berat. Prognosis sangat tergantung dari terapi yang diberikan Morris D, 1998. Mula-mula timbul gangguan gastrointestinal dan sianosis tanpa sebab akan sering dijumpai. Pada kasus yang berat, koma dan kematian dapat terjadi dalam satu jam pertama akibat timbulnya hipoksia dan kegagalan sirkulasi. Akibatnya, terjadi iskemia terutama organ-organ yang vital. Efek vasodilatasi ini tidak dapat di blok oleh atropin atau obat-obatan lain. Tubuh seharusnya mengkompensasinya dengan takikardi tetapi karena pada korban dapat terjadi vasovagal reflex yang mengakibatkan bradikardi. Pada sistem pernafasan mulai tampak takipneu dan hiperventilasi disertai dengan sianosis. Apabila dibiarkan maka akan timbul koma dan kejang sebagai akibat anoksia serebri Thompson, 2004. Di Amerika Serikat konsentrasi nitrat NO 3 sebanyak 45 mgl merupakan konsentrasi maksimum yang boleh ada pada air minum. Konsentrasi maksimum nitrat yang diperbolehkan dalam minuman tersebut menggambarkan perhatian terhadap Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. kesehatan masyarakat dan konsentrasi maksimum tersebut bervariasi tergantung berbagai hal. Konsentrasi nitrat yang tinggi akan mengakibatkan methemoglobinemia pada bayi dan akan mempengaruhi kesehatan hewan. Pengaruh negatif tersebut adalah penghambatan transport oksigen dalam darah. Nitrat dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meninggal. Keracunan kronis dapat menyebabkan depresi, sakit kepala. Methemoglobin adalah hemoglobin yang di dalamnya ion Fe + 2 diubah menjadi ion Fe + 3 dan kemampuannya untuk mengangkut oksigen telah berkurang dan menyebabkan darah menjadi coklat. Methemoglobin dapat terjadi apabila hemoglobin terpapar oksidator termasuk nitrat. Sebenarnya darah manusia secara normal mengandung methemoglobin pada konsentrasi tidak lebih dari 2 tetapi jika methemoglobin meningkat sampai menjadi 10-20 akan mengakibatkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen menjadi sangat terganggu. Darah mengandung methemoglobin yang tinggi disebut methemoglobinemia dengan gejala tubuh berwarna biru sianosis, sesak nafas, mual dan muntah-muntah dan shock. Kematian dapat terjadi kalau kadar methemoglobin mencapai 70 Silalahi, 2003. Bayi pada umumnya lebih sensitif terhadap methemoglobin daripada orang dewasa. Hal ini disebabkan beberapa faktor yakni : 1 Sebagian besar 60 kandungan hemoglobin dalam darah bayi merupakan tipe yang sangat peka terhadap nitrat. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. 2 Enzim methemoglobin reduktase yang terdapat dalam darah bayi untuk merubah methemoglobin menjadi hemoglobin menjadi terbatas jumlahnya. 3 Percernaan bayi merupakan pH yang paling sensitif yang akan menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri yang mengubah nitrat menjadi nitrit Harris dan Karmas, 1989. Bakteri pereduksi nitrat dalam usus manusia atau hewan akan mengubah nitrat menjadi nitrit. Nitrit tersebut akan mengoksidasi hemoglobin pada darah menjadi methenoglobin yang tidak dapat mengikat oksigen. Walaupun nitrit penyebab masalah pada tubuh manusia, namun karena sangat jarang dijumpai dalam makanan dan air maka standar didasarkan pada nitrat yang dapat dijumpai pada makanan, air seperti halnya pada sayuran daun dan bayam Jenie Winiati, 1990. US EPA menyimpulkan bahwa ada bukti konflik dalam literatur tentang apakah paparan nitrat atau nitrit berhubungan dengan kanker pada orang dewasa atau anak-anak. Paparan nitrat atau nitrit selama kehamilan kemungkinan berhubungan dengan insiden kanker pada anak-anak. Dua hasil studi melaporkan bahwa peningkatan resiko tumor otak memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan konsumsi ibu terhadap daging yang mengandung nitrat selama masa kehamilan. Kemungkinan adanya hubungan antara anak yang terpapar nitrat dengan kanker telah diinvestigasi. Kadar nitrat yang tinggi dalam air minum yang dikonsumsi selama masa kanak-kanak berhubungan dengan semakin tingginya insiden kanker testikular atau kanker urogenital. Nitrat juga telah dideteksi dalam air susu ibu meningkat dengan meningkatnya konsentrasi konsumsi nitrat oleh ibu US EPA, 2007. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. 2.9 Sumur Gali 2.9.1 Pengertian Sumur Gali Sumur gali adalah satu sarana yang paling umum digunakan oleh masyarakat kecil untuk mengambil air tanah dangkal dan dipergunakan sebagai sumber air bersih. Air tanah dangkal adalah air yang paling mudah terkontaminasi oleh rembesan yang berasal dari sarana pembuangan air kotor, jamban, dan kotoran hewan. Sumur gali umumnya dibuat untuk mengambil air tanah bebas sehingga sangat dipengaruhi oleh musim.

2.9.2 Persyaratan Konstruksi Sumur Gali

Sumur gali memiliki permukaan air yang relatif dekat dengan permukaan tanah sehingga mudah terkontaminasi rembesan yang umumnya berasl dari buangan- buangan kotoran manusia kakus dan hewan juga dari limbah sumur itu sendiri baik karena lantainya maupun bangunan air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber kontaminasi misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air sumur dengan timba. Mengingat bahwa sumur gali banyak digunakan oleh masyarakat, maka perlu beberapa usaha penyempurnaan yang berkaitan dengan lokasi maupun konstruksi sumur gali untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap air sumur Dir.Jen PPM dan PLP,1997. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh sumur gali yang dikemukakan oleh Pusdiklat Pegawai Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu : a. Dinding sumur setinggi 300 cm dari permukaan tanah dan kedap air b. Lantai sumur selebar 1 meter c. Saluran limbah 10-12 m dari sumur d. Dilengkapi tutup sumur Persyaratan tersebut di atas digunakan untuk pembangunan sumur gali yang baru. Untuk sumur gali yang sudah dibangun tentunya sulit untuk menerapkan syarat- syarat tersebut terutama yang berhubungan dengan masalah lokasi sumur gali. Secara umum, syarat-syarat utama sumur gali agar tercegah dari pencemaran air sumur adalah : 1 Jarak sumur gali dari sumber pencemaran seperti kakus, lubang galian sampah, lubang galian untuk air kotor minimal 10 meter dan letaknya tidak berada di bawah sumber pencemaran tersebut. 2 Dinding sumur cincin minimal 3 meter dari permukaan tanah dan terbuat dari bahan kedap air. 3 Lebar minimal lantai sumur 1 meter dari tepi bibir sumur dan terbuat dari bahan kedap air. 4 Tinggi bibir sumur minimal 0,8 meter dari permukaan tanah 5 Mempunyai saluran pembuangan air bekas minimal sepanjang 10 meter dan terbuat dari bahan kedap air. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009. Untuk mencegah pengotoran dan pencemaran maupun kecelakaan pada saat sumur gali tidak digunakan maka sumur gali perlu mamiliki tutup sumur yang kuat dan rapat. Penentuan persyaratan dari sumur gali didasarkan pada beberapa hal yaitu : 1 Kemampuan hidup bakteri patogen selama tiga hari dan perjalanan air dalam tanah 3 meter per hari 2 Keadaan porositas tanah yang sangat berpengaruh pada pergerakan air di dalam tanah 3 Kemampuan bakteri patogen menembus tanah secara vertikal sedalam 3 meter 4 Kemampuan bakteri patogen menembus tanah secara horizontal sejauh 1 meter 5 Kemungkinan terjadinya kontaminasi pada saat sumur digunakan maupun tidak digunakan 6 Kemungkinan runtuhnya tanah dinding sumur Pusdiklat Pegawai Departemen Keseatan RI, 1986. Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

2.10 Kerangka Konsep

Memenuhi Syarat Kesehatan MS Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan TMS Air Sumur Gali Uji Kualitatif Nitrat laboratorium Ada Tidak Ada Uji Kuantitatif Nitrat Laboratorium Memenuhi syarat Permenkes RI No.416 Per IX 1990 Tidak Memenuhi syarat Permenkes RI No.416 Per IX 1990 - karakteristik sumur gali dinding sumur, bibir sumur, jarak jamban terhadap sumur - Jarak TPA sampah terhadap sumur gali - Jarak septick tank terhadap sumur gali - Jarak kandang ternak terhadap sumur gali Henni Ompusunggu : Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui kandungan nitrat air sumur gali masyarakat desa Namo Bintang di sekitar TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kab.Deli Serdang. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kab.Deli Serdang. Adapun alasan dipilihnya lokasi tersebut sebagai tempat penelitian adalah karena: a. Desa Namo Bintang mudah dijangkau baik dari segi lokasi maupun dari segi biaya b. Belum pernah ada penelitian tentang kandungan nitrat air sumur gali masyarakat desa Namo Bintang c. Lokasi TPA dekat dengan pemukiman penduduk. d. Masyarakat di sekitar TPA banyak menggunakan air tanah sebagai sumber air minum.

Dokumen yang terkait

Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

8 87 99

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

5 82 169

Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) “Namo Bintang” terhadap Masyarakat (Studi Kasus: Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang)

0 8 94

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 14

Korelasi Jarak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah ke Sumur Gali dengan Kandungan Kadmium pada Air Sumur Gali di TPA Namobintang Pancur Batu

0 0 11

Korelasi Jarak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah ke Sumur Gali dengan Kandungan Kadmium pada Air Sumur Gali di TPA Namobintang Pancur Batu

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Air Bersih - Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupat

0 1 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Ser

0 1 7

Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 16

TAHUN 2012 DALAM RUMAH DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) NAMO BINTANG KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 14