Bahan Yang Dikeringkan Perencanaan Sistem Pemanas dan Pemvakuman Spesifikasi Perencanaan Cara Kerja Pengering Vakum:

Hendrik Donal Parapat : Rancang Bangun Konstruksi Alat Pengering Vakum, 2009.

BAB III PENETAPAN SPESIFIKASI

3.1 Bahan Yang Dikeringkan

Bahan yang dikeringkan pada perancanganan alat pengering vakum ini adalah irisan buah pisang dengan ketebalan ± 2 mm.

3.2 Perencanaan Sistem Pemanas dan Pemvakuman

Untuk memanaskan ruang vakum direncanakan sistim pemanas heater menggunakan panas dari api kompor minyak tanah dan besar nyala api dapat disesuaikan dengan yang diinginkan. Dalam perencanaan pengering vakum ini temperatur ruang vakum saat proses pengeringan berlangsung direncanaka 45 C , 55 C dan 55 C . Untuk memvakumkan ruang vakum digunakan sebuah pompa vakum yang digerakkan oleh motor listrik. Tekanan ruang vakum yang direncanakan adalah -76 cmHg.

3.3 Spesifikasi Perencanaan

Bahan yang dikeringkan : Irisan buah pisang Dimensi ruang pengering : P = 40 cm, L = 40 cm, T = 40 cm. Sumber kalor : Kompor minyak tanah. Tekanan : Maks. -76 cm Hg. Hendrik Donal Parapat : Rancang Bangun Konstruksi Alat Pengering Vakum, 2009.

3.4 Cara Kerja Pengering Vakum:

1. Irisan-irisan pisang yang diletakkan kedalam rak1, 2 dan 3. masing-masing rak terisi 1 ons irisan buah pisang. Rak tersebut dimasukkan kedalam ruang pengering dan ditutup rapat. 2. Nyalakan pompa vakum pastikan katup no. 9 terbuka dan katup 2, 15, 17 tertutp. Pada saat pompa vakum bekerja udara diruang pengering terhisap keluar dan tekanan diruang pengering menurun hal ini dapat ditandai dengan bergeraknya jarum barometer menuju -76cmHg. Matikan pompa dan tutup katup 9. Ketika jarum barometer telah menunjukkan angka -76 cmHg. 3. lakukan proses pemanasan dengan menyalakan api kompor dan meletakkannya kedalam dudukan ruang vakum. nyala api jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil. Saat proses pemanasan berlangsung jarum termometer bergerak searah jarum jam. Bila. Jarum termometer telah menunujukan temperatur yang diinginkan sesuai dengan percobaan I, II, dan III kecilkan api kompor. Hal ini bertujuan untuk menjaga temperatur agar tetap pada posisi yang diinginkan. 4. Saat proses pemanasan berlangsung tekanan di ruang vakum naik, hal ini dapat dilihat pada jarum barometer yang bergerak searah jarum jam. Untuk menjaga agar tekanan diruang pengering tetap pada tekanan -76 cmHg maka mesin pompa sesekali dinyalakan untuk menghisap udarauap didalamnya. 5. Bila termometer talah menunjukkan temperatur yang diinginkan sesuai dengan percobaan I, II, III.temperatur tersebut dipertahankan 15, 20 menit dan 25 menit. Hendrik Donal Parapat : Rancang Bangun Konstruksi Alat Pengering Vakum, 2009. 6. Pada saat proses pengeringan berlangsung air yang tekandung pada irisan pisang akan menguap menghasilkan uap basa, tekanan diruang pengering naik hal ini dapat dibuktikan dengan bergeraknya jarum barometer searah jarum jam Untuk menjaga agar tekanan tetap pada posisi -76 cmHg, maka uap basa harus dipompa keluar. Pada prosese pemompaan ini katup 2 dan 17 dibuka sedangkan katup 9 dan 15 tertutup. 7. Agar pompa terhindar dari kerusakan-kerusakan pompa, sebelum uap basah terhisap keluar melalui pompa vakum, maka uap ini harus diubah menjadi uap kering. Proses pengubahan uap basah menjadi uap kering berlangsung pada filterisasi. 8. Bila lama proses pengeringan telah mencapai waktu yang diinginkan matikan api kompor, buka tutup ruang pengering dan keluarkan rak dari ruang pengering. Menimbang dan mencatat hasil pengeringan awal. Pindahkan rak 1 keposisi rak 3, dan rak 3 pindah keposisi rak 1. hal ini dilakukan kerena temperatur rak 3 lebih tinggi dari rak 1. beda temperatur ini mengakibatkan rak 3 lebih cepat kering dari pada rak 1. 9. Masukkan kembali rak kedalam ruang pengering, ulangi percobaan dengan melakukan langkah-langkah seperti yang telah dijelaskan diatas. Bila semua langkah telah selesai maka proses pengeringan berakhir . Hasil pengeringan akhir ditimbang untuk mengetahui berat akhirnya. Hendrik Donal Parapat : Rancang Bangun Konstruksi Alat Pengering Vakum, 2009.