Teori Produksi Landasan Teori .1 Tanaman Jagung

20 tegalan, jagung di tanam pada musirn hujan dan di lahan sawah jagung di tanam pada awal musim hujan September - Oktober disebut jagung labuhan sedangkan bila di tanam pada. akhir musim bujan sesudah tanaman padi April - Mei disebut jagung marengan. Petani mengadopsi teknologi yang dianjurkan, tidak adanya insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi, tidak tersedianya benih yang bermutu dari varietas unggul tepat waktu dan jumlah serta harga benih jagung hibrida swasta yang tidak terjangkau oleh sebagian petani. Secara umum profit atau keuntungan dalam usaha tani jagung tersebut sangat tergantung pada tingkat produksi dan penerimaan dari hasil penjualan produksi tersebut serta besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor-faktor produksi. Tingkat produksi dan penerimaan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat 1 internal, yaitu faktor yang dapat dikendalikan seperti pupuk, obat- obatan, tenaga kerja, bibit dan 2 eksternal, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan seperti iklim. Oleh karena itu seorang petani harus dapat mengendalikan faktor-faktor internal tersebut sedemikian rupa, sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal.

2.2.3 Teori Produksi

Produksi dapat dinyatakan sebagai perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan komoditas berupa kegiatan usahatani maupun usaha lainnya penangkapan dan beternak. Sebelum dilakukan proses produksi di lahan, terlebih dahulu dilakukan, proses pengadaan saprodi sarana produksi pertanian berupa industri agro-kimia pupuk dan pestisida, industri agro otomotif mesin dan peralatan pertanian, dan industri pembenihan dan pembibitan. Untuk proses produksi di lahan, dapat digunakan faktor-faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, modal, pupuk, pestisida, teknologi, serta manajemen. Jadi, produksi komoditas pertanian merupakan hasil proses dari lahan pertanian dalam arti luas berupa komoditas pertanian pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan; peternakan, dan kehutanan dengan berbagai pengaruh faktor-faktor produksi dan faktor-faktor hasil tangkapan perahu, alat tangkap, nelayan, jumlah trip, operasional, dan musim. 21 Proses produksi atau lebih dikenal dengan budidaya tanaman atau komoditas pertanian merupakan proses usaha bercocok tanambudi daya di lahan untuk menghasilkan bahan segar raw material. Bahan segar tersebut dijadikan bahan baku untuk menghasilkan bahan setengah jadi work in process atau barang jadi finished product di industri-industri pertanian atau dikenal dengan nama agroindustri agrifood industry. Didalam produksi pertanian, faktor produksi memang menentukan besar kecilnya produksi yang akan diperoleh. Untuk menghasilkan produksi output yang optimal maka penggunaan faktor produksi tersebut dapat digabungkan. Dalam berbagai literatur menunjukkan bahwa faktor produksi produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi terpenting diantara faktor produksi yang lain Soekartawi, 2001, seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat ketrampilan dan lain-lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi pertanian dijelaskan sebagai berikut: 1 Lahan pertanian Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan yang digarap ditanami, semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan pertanian dapat dinyatakan dengan hektar ha atau are. Di pedesaan, petani masih menggunakan ukuran tradisional, misalnya patok, dan jengkal. Oleh karena itu, jika peneliti melakukan penelitian tentang luas lahan, dapat dinyatakan melalui proses transformasi dari ukuran luas lahan tradisional ke dalam ukuran yang dinyatakan dalam hektar atau are. 2 Tenaga kerja Tenaga kerja dalam hal ini petani merupakan faktor penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi komoditas pertanian. Tenaga kerja harus mempunyai kualitas berpikir yang maju seperti petani yang mampu mengadopsi 22 inovasi-inovasi baru, terutama dalam menggunakan teknologi untuk pencapaian komoditas yang bagus sehingga nilai jual tinggi. Penggunaan tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Usahatani yang mempunyai ukuran lahan berskala kecil biasanya disebut usahatani skala kecil dan biasanya pula mengunakan tenaga kerja keluarga. Lain halnya dengan usahatani berskala besar. Selain menggunakan tenaga kerja luar keluarga, juga memiliki tenaga kerja ahli. Ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja HOK atau hari kerja orang HKO. Menurut Soekartawi 2002, dalam analisis ketenagakerjaan diperlukan standardisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut hari kerja setara pria HKSP. 3 Modal Setiap kegiatan dalam mencapai tujuan membutuhkan modal apalagi kegiatan proses produksi komoditas pertanian. Dalam kegiatan proses tersebut modal dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap fixed cost dan modal tidak tetap variabel cost. Modal tetap terdiri atas tanah, bangunan, mesin, dan peralatan pertanian dimana biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi tidak habis dalam sekali proses produksi, sedangkan modal tidak tetap terdiri dari benih, pupuk, pestisida, dan upah vang dibayarkan kepada tenaga kerja. Besar kecilnya skala usaha pertanian atau usahatani tergantung dari skala usahatani, macam komoditas, dan tersedianya kredit. Skala usahatani sangat menentukan besar kecilnya modal yang dipakai. Makin besar skala usahatani makin besar pula modal yang dipakai, begitu pula sebaliknya. Macam komoditas tertentu dalam proses produksi komoditas pertanian juga menentukan besar kecilnya modal yang dipakai. Misalnya, usaha perkebunan kelapa sawit memerlukan biaya relatif besar dibanding usaha perkebunan kopi yang pada luas lahan yang sama. Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan usahatani, walaupun produsen mengetahui bahwa usaha perkebunan kelapa sawit memerlukan modal besar. Namun, jika modal tersebut tidak disediakan oleh kredit bank, usaha tersebut tidak dapat berkembang. 23 4 Pupuk Seperti halnya manusia, selain mengonsumsi nutrisi makanan pokok, dibutuhkan pula konsuinsi nutrisi vitamin sebagai tambahan makanan pokok. Tanaman pun demikian, selain air sebagai konsumsi pokoknya, pupuk pun sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Jenis pupuk yang sering digunakan adalah pupuk organik dan anorganik. Menurut Sutejo 2002: 92, pupuk organik atau pupuk alam merupakan hasil akhir dari perubahan atau penguraian bagian-bagian atau sisa-sisa tanaman dan binatang, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bungkil, guano, dan tepung tulang. Sementara itu, pupuk anorganik atau pupuk buatan merupakan hasil industri alau hasil pabrik-pabrik pembuat pupuk, misalnya pupuk urea, TSP, dan KCl. 5 Pestisida Pestisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi hama dan penyakit yang menyerangnya. Pestisida merupakan racun yang mengandung zat-zat aktif sebagai pembasmi hama dan penyakit pada tanaman. 6 Bibit Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Bibit yang unggul biasanya tahan terhadap penyakit, hasil komoditasnya berkualitas tinggi dibandingkan dengan komoditas lain sehingga harganya dapat bersaing di pasar. 7 Teknologi Penggunaan teknologi dapat menciptakan rekayasa perlakuan terhadap tanaman dan dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi. Sebagai contoh, tanaman padi dapat dipanen dua kali dalam setahun, tetapi dengan adanya perlakuan teknologi terhadap komoditas tersebut, tanaman padi dapat dipanen tiga kali setahun. 8 Manajemen Dalam usahatani modern, peranan manajemen menjadi sangat penting dalam mengelola produksi komoditas pertanian, mulai dari perencanaan planning, pengorganisasian organizing, pengendalian controlling, dan evaluasi evaluation. 24

2.2.4 Teori Biaya dan Pendapatan Usahatani