3.1.2.1.2. Batasan operasional: adalah skor yang didapat sebagai respon
dari skala tentang persepsi terhadap sinetron religius bernuansa mistis yang meliputi faktor fungsional dan struktural.
3.1.2.2.Variabel Kedua V2
Variabel kedua dalam penelitian ini adalah religiusitas
.
3.1.2.2.1. Batasan konseptual: keyakinan dan pemahaman yang dapat
dihayati oleh individu untuk mengetahui siapa atau apa YMS sehingga mendorong individu untuk bertingkah laku sesuai dengan agamanya
dalam semua aspek kehidupan.
3.1.2.2.2. Batasan operasional: skor yang didapat sebagai respon dari
skala religiusitas yang yang meliputi lima aspek dari Glock Stark, yaitu dimensi ideologis, ritualistik, intelektual, eksperiensial dan konsekuensial.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita dewasa awal yang berdomisili di Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria Kotamadya Bekasi. Berdasarkan data
statistik yang didapat dari Kantor Kecamatan Medan Satria, banyaknya wanita dewasa awal berusia 25-39 tahun yang berdomisili di Kelurahan Pejuang adalah
sebanyak 8574 orang.
3.2.1. Sampel
Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 wanita dewasa awal berusia 25-39 tahun yang tinggal di Kelurahan Pejuang Kecamatan Medan
Satria Kotamadya Bekasi. Jumlah subyek tersebut melebihi ukuran minimum yang diberikan oleh Gay dalam Sevilla et.al. 1993 untuk penelitian korelasi, yaitu
sebanyak 30 subyek.
Pemilihan wanita di daerah ini dengan pertimbangan bahwa mereka termasuk kategori wanita yang kerap menonton sinetron religius bernuansa mistis.
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel, menurut Sevilla et.al 1993, adalah kelompok kecil yang diamati dan populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi. Sedangkan
sampling atau pengambilan sampel merupakan proses yang meliputi pengambilan sebagian dari populasi, melakukan pengamatan pada populasi secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini, jenis pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah metode nonprobability sampling, dengan teknik pengambilan sampel secara
purposive bertujuan.
Nonprobability sampling menurut Kerlinger 2004 adalah suatu jenis
sampling yang tidak menggunakan sampling acak. Pengambilan sampel secara
purposif disebut Kerlinger 2004 memiliki ciri penilaian dan upaya cermat untuk memperoleh sampel representatif dengan cara meliputi wilayah-wilayah atau
kelompok-kelompok yang diduga sebagai anggota sampelnya.
Subyek yang valid sebagai responden adalah yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Wanita.
Wanita cenderung lebih berminat pada agama daripada pria Hurlock, 1980.
2. Usia berkisar 25-39 tahun dewasa awal.
Pada kisaran usia ini diharapkan mereka sudah bisa beradaptasi dengan harapan-harapan dan juga tugas-tugas yang diembannya, dan yang
terpenting mereka telah melewati masa peralihan dari remaja menjadi dewasa Levinson dalam Haditono, 1999.
3. Beragama Islam.
Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang terkandung dalam sinetron-sinetron religi bernuana mistis adalah nilai-nilai yang ada dalam agama Islam
www.nupakistan.or.id, 2005. 4.
Menonton televisi minimal 4 jam dalam sehari. Menurut Gerbner dalam Astuti, 2004 orang yang menonton televisi
minimal empat jam dalam sehari tergolong heavy viewers atau pecandu
berat televisi. Dengan demikian, kecenderungan untuk belajar dari televisi semakin besar.
5. Menonton Sinetron Religi bernuana mistis minimal tiga kali dalam
seminggu. Diharapkan frekuensi tiga kali dalam seminggu ini cukup bagi sampel
untuk menyerap informasi dan membentuk persepsi tentang sinetron religi bernuansa mistis.
3.3. Teknik Pengumpulan Data