Pembatasan Masalah Pembatasan dan Perumusan Masalah

Karena kesenjangan antara fakta-fakta di ataslah peneliti tergelitik untuk mengetahui jawabannya secara lebih jauh lagi, bagaimana hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap sinetron religius bernuansa mistis dengan religiusitas wanita dewasa awal.

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan Masalah

Mengingat kompleksnya permasalahan ini, perlu dilakukan pembatasan terhadap masalah yang akan diteliti. Pembatasan ini dilakukan agar penelitian berjalan di jalur yang sesuai dengan apa yang ingin diungkap oleh peneliti. Persepsi terhadap sinetron religius bernuansa mistis dapat diartikan sebagai proses pengorganisasian serta pemberian makna terhadap pola stimulus yang diindera dari sinetron religius bernuansa mistis, sehingga pemirsa dapat memahami serta memberi arti terhadap sinetron tersebut. Keberagamaan yang diukur dalam penelitian ini adalah lima dimensi keberagamaan yang disebutkan oleh Glock Stark dalam buku Jalaluddin Rakhmat Psikologi Agama: Sebuah Pengantar 2004. Kelima dimensi tersebut adalah dimensi ideologis, dimensi ritualistik, dimensi pengalaman, dimensi intelektual dan dimensi konsekuensial. Subyek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah para wanita yang masuk dalam masa perkembangan dewasa awal yang berdomisili di Kelurahan Pejuang Kecamatan Medan Satria Kotamadya Bekasi. Alasan pemilihan wanita dewasa awal sebagai subyek penelitian, di antaranya; pertama, menurut Hurlock 1980, wanita cenderung lebih mudah menerima serta mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agamanya. Ia juga menerangkan, bahwa, kedua, karena pelbagai tuntutan, wanita pada fase dewasa awal akan mengalami perubahan-perubahan sosial dan psikologis. Pada fase inilah mereka mulai mengembangkan pola-pola perilaku, sikap dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya. Hal ini juga berlaku pada aspek religiusitasnya. Batasan usia dewasa awal yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah usia 25-39 tahun, disesuaikan dengan data sensus kecamatan yang menghitung jumlah populasi dengan mengelompokkannya per lima tahun. Dalam usia ini juga, sebagaimana diacu dari teori Levinson, dalam buku Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai Bagiannya yang ditulis oleh Siti Rahayu Haditono 1999, dinyatakan bahwa individu sudah melewati masa peralihan dari remaja menjadi dewasa.

1.2.2. Perumusan Masalah